Anda di halaman 1dari 2

Fullday School

( Disusun oleh: M. Hilman Rizaldi / 19 / 9B )

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang pernah


menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Dr. Muhajir
Effendy, M.A.P menggagas sistem belajar Fullday School untuk tingkat SD dan
SMP. Fullday School merupakan progam sekolah yang mengharuskan para
siswanya mengikuti proses belajar mengajar secara penuh sepanjang hari karena
adanya pemberian jam tambahan. Mulai hari Senin sampai hari Jum’at Dengan
progam ini, diharapkan para siswa mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan
umum di sekolah. Namun, karena sistem ini mengharuskan siswa berada di sekolah
selama sehari penuh, maka banyak pro dan kontra terhadap program ini. Beberapa
pihak kurang setuju dengan program ini, sedangkan di sisi lain ada juga yang
mendukung. Maka dari itu, perlukah ada progam Fullday School?
Dengan adanya progam Fullday School, para orang tua sedikit tenang
terhadap anaknya. Umumnya para orangtua bekerja hingga pukul 4 sore. Karena
biasanya anaknya sudah pulang pukul 1 siang. Mereka tidak tahu siapa yang
bertanggung jawab pada anak mereka masing-masing, karena sekolah juga sudah
melepas, sementara keluarga belum ada. Sekarang mereka sudah sedikit tenang
karena sekarang pulangnya sekitar jam 4 sore. Dan juga, anaknya lebih banyak
menghabiskan waktu belajar sambil menyelesaikan tugas sekolah di lingkungan
sekolah daripada di rumah. Maka dari itu, para orangtua bisa bekerja dengan tenang
dan bisa menjemput anaknya sepulang kerja. Setelahnya, siswa bisa pulang
bersama orangtua, dan sudah aman di bawah pengawasan orangtua.
Kalaupun pada akhirnya program fullday school diterapkan,
maka siswa akan libur yaitu hari Sabtu dan Minggu. Hal ini akan memberikan
kesempatan bagi siswa agar bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga yang
membuat komunikasi antara orangtua dan anak tetap terjaga, dan membuat anak
merasa tidak jenuh. Karena sekolah dengan pelajaran formal saja akan membuat
siswa mudah jenuh dan terkadang membuat siswa terkesan ogah-ogahan ketika
akan masuk sekolah usai libur panjang. Dengan progam ini, diterapkan belajar
formal sampai setengah hari, selebihnya diisi kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
melatih karakter siswa dan membuat siswa tidak jenuh.
Namun, progam ini juga menuai berbagai respon. Sebagian pihak yang
kurang setuju dengan adanya progam full day. Karena fullday school mengharuskan
siswa berada di sekolah setengah hari penuh, maka waktu istirahat siswa pun ikut
berkurang. Para orangtua mengkhawatirkan kesehatan anaknya, karena anaknya
juga butuh istirahat yang cukup agar konsentrasinya tetap terjaga dan maksimal
untuk mampu mencernah pelajaran yang diberikan. Siswa juga berpotensi
mengalami kebosanan atau stres karena dikurung sepanjang hari di sekolah.
Apalagi jika program yang dilaksanakan sekolah kurang menarik, siswa akan
merasa jenuh. Waktu bermain anak juga menjadi berkurang, termasuk untuk
mengisi kegiatan belajar setelah belajar di sekolah, anak juga belajar atau mengaji
pada sore hari di TKA/TPA menjadi berkurang juga.
Fullday scholl dinilai juga dapat menjauhkan siswa dari lingkungan
bermainnya atau bersosialisasi dengan tetangganya. Hal ini dapat menimbulkan
siswa merasa asing dengan lingkungan tempat tinggalnya, merasa minder, tidak
mau bergaul, dan tertutup terhadap tetangganya walau di sekolah anak tersebut
mungkin memiliki banyak teman. penerapan fullday school tentunya akan menjadi
kendala bagi siswa karena mereka mengalami keterbatasan tempat. Siswa yang
jarak dari rumah ke sekolahnya jauh tentunya juga akan mengalami kendala karena
dia sampai rumah pada saat magrib. Dan sesampainya di rumah pasti kesal dan
kosentrasi berkurang, yang akibatnya mereka tidak mau belajar.
Program full day school belum berhasil sepenuhnya diterapkan di Indonesia,
khususnya jika harus dibebankan untuk jenjang SD maupun SMP. Mereka akan
merasa bosan dengan sendirinya dengan pelajaran yang dilaksankan lama. Mereka
juga akan merasa terbebani, karena disuruh berfikir terus yang bisa membuat anak
menjadi stres. Hal seperti inilah yang membuat siswa mudah bosan dan pelajaran
tidak akan efektif. Jadi sebaiknya, mari jadikan kegiatan fullday school denagn
kegiatan yang menarik dan menyenangkan agar para siswa tidah merasa jenuh dan
tidak bosan.

Anda mungkin juga menyukai