Abstraksi:
Hilda merupakan siswa kelas 9 di SMA Ruang Raya, Bandung. Dia merupakan
anak pendiam yang jarang bersosialisasi dengan teman-temannya. Ia
merupakan anak tunggal, sementara kedua orang tuanya sibuk bekerja. Bahkan
dalam kesehariannya di sekolah, Hilda juga jarang berkumpul dengan
temannya.
Orientasi:
Suatu hari, Hilda akan menghadapi ulangan yang paling tidak dia sukai, yaitu
mata pelajaran Fisika. Selena adalah teman sekelas Hilda yang juara Fisika.
Setiap ulangan, dia selalu mencetak nilai terbaik di kelasnya. Hilda sebenarnya
ingin meminta bantuan Selena untuk mengajarinya belajar Fisika, tapi dia tidak
berani bertanya.
Komplikasi:
Resolusi:
Suatu hari, Selena menyadari jika Hilda tidak berani menyapanya duluan.
Waktu jam istirahat, Selena menghampiri Hilda dan mengajaknya mengobrol.
Setelah beberapa lama, akhirnya Hilda berani mengungkapkan keinginannya
untuk belajar Fisika bersama Selena.
Setelah pulang sekolah, Hilda mengajak teman-temannya untuk belajar
bersama untuk persiapan ulangan Fisika besok. Hilda juga diajak untuk
bergabung dengan teman-teman lainnya. Selama belajar bersama, mereka
semua akhirnya bisa memahami soal-soal Fisika yang dianggap sulit dikerjakan.
Koda:
Abstraksi:
Sejak SD, Adinda telah mengenal istilah "menabung pangkal kaya". Sejak saat
itu, Adinda menjadi gemar menabung. Ia menyimpan uangnya di celengan
ayam, plastik, dan berbagai celengan lainnya.
Orientasi:
Tidak ada kesulitan bagi Adinda untuk menyisihkan sebagian uangnya agar
dapat menabung setiap hari. Namun, sejak keluarganya mengalami kesulitan,
Adinda terpaksa membuka tabungannya. Ada saja yang dialami di keluarganya,
baik kakaknya yang sakit, lalu ibu dan juga ayahnya.
Komplikasi:
Ada rasa kekesalan pada diri Adinda saat uang yang selama ini dia sisihkan
untuk ditabung harus habis begitu saja. Ia juga kesal, kenapa kakaknya tidak
menabung seperti dirinya. Dia juga menyayangkan kenapa kedua orang tuanya
juga tidak memiliki tabungan sama sekali.
Resolusi:
Pikiran-pikiran tersebut terus menghantui Adinda. Namun, Adinda sadar bahwa
lebih baik jika dia lebih rajin menabung. Sejak saat itu, Adinda memisahkan
tabungannya. Satu tabungan untuk keluarganya dan satunya lagi untuk dirinya.
Koda:
Abstraksi:
Rival adalah lulusan SMK jurusan Teknik Mesin. Ibunya bekerja sebagai
pedagang nasi kuning, sedangkan ayahnya adalah kuli bangunan. Rencananya,
setelah lulus Rival ingin sekali masuk ke jenjang perkuliahan agar bisa
mendapatkan gelar ijazah untuk bekerja nantinya.
Orientasi:
Namun, beberapa waktu lalu, orang tua Rival memintanya untuk bekerja.
Apalagi adiknya masih kelas 6 SD dan membutuhkan biaya besar karena tahun
depan, adiknya masuk ke jenjang SMP. Hal inilah yang membuat Rival dilanda
pilihan berat. Karena sebenarnya, Rival ingin kuliah dan belum siap jika harus
bekerja.
Komplikasi:
Setelah itu, Rival melamar ke sejumlah pabrik yang ada di dekat rumahnya.
Bahkan, dia juga mengirimkan lamaran pekerjaan di luar kota, namun belum
juga mendapatkan panggilan. Akhirnya, saat sedang galau, Rival memutuskan
untuk bermain ke beberapa teman sekolah dulu untuk menanyakan lowongan
pekerjaan.
Tibalah di rumah Rudi, salah satu teman sekelasnya dulu. Rudi kini bekerja
bersama ayahnya, salah satu orang pemilik pabrik besar. Kebetulan, di pabrik
ayah Rudi sedang membutuhkan karyawan untuk mengisi beberapa lowongan
yang kosong.
Resolusi:
Keesokan harinya, Rival diminta datang ke pabrik milik ayah Rudi. Setelah ada
interview singkat, akhirnya Rival diterima bekerja di pabrik. Ayah Rudi juga
sangat baik dan sangat memahami kondisi keluarga Rival.
Koda:
Beberapa bulan setelah bekerja, akhirnya Rival bisa menabung dari gaji yang
sudah ia kumpulkan. Biaya sekolah adiknya bisa ditanggung, dan bisa
menyisihkan uang untuk membayar biaya pendaftaran kuliah. Akhirnya pada
tahun berikutnya, Rival bisa bekerja sambil kuliah setelah memiliki penghasilan
sendiri.
Abstraksi:
Tak perlu menjadi siapa-siapa, tetaplah jadi diri sendiri karena setiap orang itu
unik dengan kehidupan yang masing-masing mereka jalani. Begitulah kiranya
kisah perjalanan seorang manusia untuk menemukan dirinya sendiri.
Orientasi:
Komplikasi:
Resolusi:
Namun, tidak demikian di hadapan orang yang baru aku kenal ini. Ia
menyadarkanku bahwa menjadi diri sendiri bukanlah sebuah kesalahan.
"Tetaplah jadi dirimu sendiri, tapi kamu harus tahu bagaimana cara
mengendalikannya," begitu katanya.
Koda:
Tak perlu takut menjadi diri sendiri, sebab ketika kamu melakukannya, kamu
bisa menembus batas-batas dirimu dan menjadi lebih baik.
Abstraksi:
Gerai bunga milik Pak Dimas tengah ramai dikunjungi oleh pembeli. Ia pun
sibuk memindahkan ratusan karangan bunga ke atas mobil pikap miliknya.
Orientasi:
"Maaf, Pak, apakah ada yang tiga puluh ribu saja?" balas bocah itu.
Kali ini, pak Dimas menatap wajah bocah itu dan tersadar. Tampaknya bocah
itu masih duduk di bangku SD. Pak Dimas kemudian melanjutkan percakapan,
"Untuk siapa bunganya, Dik? Bunganya boleh diambil dengan tiga puluh ribu
saja," jawabnya sambil tersenyum.
Awalnya, bocah itu tampak ragu, namun akhirnya menerima tawaran Pak
Dimas.
Pak Dimas lantas berangkat bersama dengan bocah yang membeli satu
karangan bunga tersebut.
Komplikasi:
Tak lama, dari kejauhan, Pak Dimas melihat kerumunan di dekat gapura
pemakaman umum.
"Inalillahi, sepertinya ada yang sedang dimakamkan, Dik", ucap Pak Mulham
sambil memelankan laju kendaraannya.
Bocah itu tidak menggubrisnya dan malah meminta pak Dimas untuk
menghentikan mobilnya.
Pak Dimas terdiam sejenak sambil melihat bocah itu memasuki gerbang
pemakaman.
Resolusi:
Sudah dua tahun lebih Pak Dimas belum sempat pulang untuk menjenguk
ibunya. Melihat peristiwa tadi, ia sadar betapa beruntungnya bahwa ibunya
masih diberi kesehatan, sehingga masih mampu menginjakkan kakinya di dunia
ini. Padahal, bocah laki-laki tadi masih kecil dan kemungkinan besar ibunya pun
meninggal di usia yang jauh lebih belia dibandingkan dengan orang tua Pak
Dimas. Terkadang, apa yang kita miliki baru terasa ketika cerminan pahitnya
berdiri di depan kita.
Abstraksi:
Orientasi:
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor
kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui
lubang tersebut. Lalu, tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba. Kupu-kupu
itu kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar
melalui lubang kecil di ujung kepompongnya.
Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk
membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil
gunting, lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-
kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.
Komplikasi:
Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba.
Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak
di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta
tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu
terbang seumur hidupnya.
Koda:
Abstraksi:
Suatu hari, ada orang bijak yang dikunjungi beberapa orang yang mengeluh
tentang masalah yang sama berulang-ulang kali. Orang bijak itu menceritakan
lelucon kepada mereka, hingga mereka tertawa terbahak-bahak.
Orientasi:
Setelah diam beberapa menit, orang bijak itu kemudian menceritakan lelucon
yang sama lagi dan hanya sedikit yang tersenyum. Beberapa dari mereka
bahkan mulai memasang wajah masam.
Komplikasi:
Setelah beberapa detik, orang bijak itu kembali menceritakan lelucon yang
sama. Kali ini tidak ada satu pun yang tersenyum maupun tertawa.
Resolusi:
Merasakan kesenangan akan hal yang sama berulang kali saja terasa sulit. Maka
jangan pula mengeluhkan hal yang sama berulang kali, karena itu pasti
menyulitkan dirimu dengan lebih parah. Berhenti membuang waktumu dengan
mengeluh, karena itu tidak berguna.
Abstraksi:
Ada seorang petani yang sering menjual mentega ke seorang tukang roti. Si
petani juga rutin membeli satu pon roti dari tukang roti itu.
Orientasi:
Suatu hari, tukang roti menimbang mentega yang ia beli dari si petani untuk
mengetahui apakah ia mendapatkan jumlah yang sesuai dengan
permintaannya. Ia mendapati bahwa jumlahnya kurang. Jadi, ia membawa
petani itu ke pengadilan.
Komplikasi:
Resolusi:
Petani itu menjawab, "Yang Mulia, jauh sebelum tukang roti itu mulai membeli
mentega saya, saya telah membeli satu pon rotinya. Setiap saat ia
membawakan roti, saya menimbangkannya dan memberikan mentega dengan
berat yang sama. Jadi, jika memang ada yang harus disalahkan, itu adalah si
tukang roti."
Koda:
Dari cerita teks inspiratif di atas, dapat ditarik pembelajaran bahwa di dalam
kehidupan, kamu akan mendapatkan apa yang kamu berikan. Jadi, jangan
pernah coba menipu orang lain.
Abstraksi:
Beberapa tahun lalu, ketika harga es krim di Amerika masih jauh lebih murah,
seorang anak kecil memasuki kedai es krim. Setelah ia menduduki salah satu
kursi, seorang pelayan menanyakan pesanannya.
Orientasi:
Komplikasi:
Melihat para pelanggan lainnya yang sedang menunggu, si pelayan jadi tak
sabar dan menjawabnya dengan ketus, "35 sen." Anak itu kembali menghitung
uangnya lalu berkata, "Baiklah, aku pesan es krim biasa." Setelah
mengantarkannya, si pelayan pergi melayani yang lain.
Resolusi:
Saat ia kembali ke meja itu untuk membersihkannya, anak itu sudah pulang
usai menghabiskan es krimnya. Namun, ia menemukan sesuatu di samping
piring kosong. Betapa kaget dirinya ketika mendapati bahwa itu adalah tip
untuknya sejumlah 15 sen.
Koda:
Dari cerita inspiratif di atas, dapat ditarik pembelajaran bahwa, jangan pernah
menghakimi, apalagi menghina seseorang dari penampilan atau bahkan
hartanya. Mungkin saja, orang yang kamu hakimi dan hina itu menjadi
penolongmu di masa depan, sehingga kamu akan merasa tak enak.
Abstraksi:
Seorang anak kecil yang pemarah tinggal bersama ayahnya yang mulai muak
dengan sikapnya. Ingin memberinya pelajaran. Sang ayah akhirnya
memberinya sekantong paku. Setiap anak itu marah, ia harus menancapkan
satu paku ke pagar.
Orientasi:
Komplikasi:
Akhirnya, tibalah saatnya anak itu tidak marah sama sekali. Ia pun
memberitahu ayahnya. Kemudian, sang ayah menyarankannya untuk
melepaskan paku-paku yang telah tertancap itu agar amarahnya semakin
terkendali lagi.
Resolusi:
Hari-hari pun berlalu, akhirnya anak itu bisa memberitahu ayahnya bahwa
semua paku telah terlepas. Sang ayah mengajaknya ke pagar itu. Saat sampai di
depan pagar, sang ayah berkata, "Kamu berhasil melakukannya, Nak. Tetapi
lihat lubang-lubangnya. Kini pagar itu berbekas dan tak akan menjadi sama lagi.
Begitu pula ketika kamu menancapkan amarah kepada orang lain."
Koda:
Dari cerita inspirasi di atas, dapat ditarik pelajaran bahwa, tak peduli berapa
kali kamu minta maaf, hati orang yang kamu marahi akan tetap terluka. Jadi,
kendalikan emosimu, jangan sampai kamu menyesal karena sesuatu
yang kamu katakan ketika sedang marah dan tak bisa berpikir jernih. Jadi,
ketika kamu ingin marah, tenangkan dulu dirimu agar bisa berpikir jernih dan
menemukan solusi terbaik.
Abstraksi:
Orientasi:
Walaupun Mbak Mayang sudah begitu sepenuh hati selama bekerja, namun
tetap saja di lingkungan pekerjaannya kerap kali disepelekan karena usianya
masih dianggap muda. Ia sering dianggap belum mempunyai pengalaman yang
mumpuni.
Tentu saja hal ini membuatnya sakit hati. Akan tetapi, ia menguatkan niatnya
untuk terus bekerja dengan baik dan sepenuh hati agar semua pasiennya bisa
sembuh.
Komplikasi:
Nasib Mbak Mayang sudah ditakdirkan untuk tidak seenak saat dia tinggal di
rumah orang tuanya. Karena bukan hanya di rumah sakit dianggap sepele oleh
orang-orang yang berada di sekelilingnya, nyatanya di lingkungan sekitar
kontrakannya pun, begitu sering orang menjauh melihatnya.
Orang-orang merasa takut jika dia akan membawa virus dan menular
kepadanya. Bahkan, Mbak Mayang pernah dengar kalau corona adalah sebuah
konspirasi.
Resolusi:
Walaupun seperti itu, dari semua masalah yang dihadapinya, ia tetap berusaha
untuk fokus bekerja ketika akan membantu orang yang sedang membutuhkan
jasanya. Bahkan, beberapa pasien yang telah sembuh memuji kinerja Mbak
Mayang dan rekannya.
Mereka mengatakan, jika pahlawan itu ternyata para dokter, perawat, serta
tenaga medis yang merawat mereka. Orang-orang telah melayani para pasien
dengan baik dan totalitas. Mbak Mayang berharap, semoga dunia segera
kembali seperti semula. Ia juga berharap supaya semua orang bisa mematuhi
protokol kesehatan dan mulai peduli akan kesehatan.
Koda:
Dari teks inspiratif di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa, kerja dengan
sepenuh hati yang diaplikasikan Mbak Mayang akhirnya memunculkan
keikhlasan. Diuji oleh berbagai ujian, namun terbukti ia tetap kuat. Dia lah salah
satu pahlawan yang memang layak di apresiasi.
Abstraksi:
Kisah ini menceritakan seorang anak bernama Jordan. Sejak kecil, ia sudah
tertarik dalam bidang olahraga, yaitu bermain basket. Ini adalah salah satu
cabang olahraga yang selalu dia cita-citakan.
Orientasi:
Ketika masih SMA, ia pernah ditolak untuk ikut tes masuk tim basket di
sekolahnya. Alasannya karena badannya yang terlalu pendek. Bukan hanya itu
saja, ia juga dinilai kurang mahir dalam permainan ini.
Komplikasi:
Jordan sangat sedih mendengar hal itu, namun ia tidak pernah menyerah. Ia
selalu berlatih dengan rutin setiap harinya di rumah. Bukan hanya mengatasi
masalah tekniknya, namun ia juga melatih fisiknya dengan disiplin setiap
harinya. Hingga beberapa tahun berikutnya, ia pun kembali mengikuti tes di
sekolahnya dan akhirnya diterima.
Resolusi:
Pada kompetisi SMA di tahun 1981, Jordan pun akhirnya membuktikan kerja
kerasnya selama ini. Pada game pertamanya, ia berhasil mencetak 40
angka. Bahkan, ia mampu meraih rekor yang mengesankan. Dimana mendapat
rata-rata 25 angka per game serta memenangkan kompetisi SMA di tahun yang
sama juga.
Koda:
Tapi, ia pensiun tahun 2003 dan tercatat sebagai satu dari pemain yang mampu
mencetak angka terbanyak kedua di dalam satu musim. Saat ini, Jordan
menjadi pemilik klub NBA, pebisnis, juga salah satu legenda basket sepanjang
masa.
Abstraksi:
Suatu hari, ada seorang pria dan keledainya yang jatuh ke dalam lubang yang
cukup dalam. Pria itu tidak bisa menarik keledainya keluar. Namun, seperti
apapun situasinya, ia tidak peduli dan tetap mencobanya. Akhirnya, ia
menyerah dan memilih untuk mengubur diri dan keledainya hidup-hidup.
Orientasi:
Tanah itu pun ditimbun ke lubang tempat keledai berada. Ketika keledainya
tertimpa tanah, ia mulai menggoyangkan tubuhnya untuk menjatuhkan tanah
yang ada di atas tubuhnya. Lalu, secara perlahan melangkah di atas tanah
tersebut.
Komplikasi:
Keledai itu pun mengibaskan kembali tubuhnya dan menaiki tanah yang
ditimbun itu. Sebab semakin tanah ditimbun, maka semakin tinggi tanah
tersebut sehingga keledai bisa naik.
Resolusi:
Akhirnya menuju sore hari, ia dan keledainya bisa keluar dari lubang. Keledai itu
pun bisa kembali makan rumput di padang rumput yang hijau.
Koda:
Dari teks inspiratif di atas, bisa ditarik pembelajaran bahwa, setiap ada masalah
dan kamu berusaha melangkah, maka suatu saat ketika terlepas dari masalah
tersebut, kamu akan mampu meraih apa yang sedang dimimpikan.
Abstraksi:
Ada kisah mengenai dua orang sahabat yang sudah kenal sejak lama, yaitu Fuji
dan Fauzan. Fuji adalah orang yang pendiam dan selalu mengerti bagaimana
karakter Fauzan. Sebaliknya, Fauzan adalah orang yang blak-blakan dan apa
adanya.
Orientasi:
Komplikasi:
Di suatu hari, Fuji pernah menasehati Fauzan supaya ia harus merubah sifatnya
dengan berkata,
“Fauzan, cobalah untuk merubah sifatmu. Jika kelakuan terus seperti ini,
banyak orang yang di sekitar akan menjauh, termasuk juga aku!”
“Kamu itu sahabatku. Pastilah sudah sejak dulu memahami sifatku seperti ini.
Tapi kalau kamu sudah tidak tahan dengan karakterku, tidak apa-apa jika ingin
menyudahi pertemanan ini”.
Resolusi:
Fuji memang memiliki sifat yang baik sebagai sahabat. Ia memberikan nasehat
untuk Fauzan agar berubah karena karakternya yang terlalu blak-blakan dan
tidak memahami situasi.
Meskipun Fuji kerap kali kesal, jika mengingat kebaikan Fauzan selama ini, dia
akan meredakan rasa kesalnya itu.
Di hari-hari selanjutnya, bahkan hingga mereka lulus kuliah, Fuji tidak meminta
Fauzan untuk merubah sikapnya lagi. Ia yakin meskipun tanpa diminta, Fauzan
pasti akan sadar bahwa sifatnya yang terlalu blak-blakan dan tidak melihat
perasaan orang lain akan berubah.
Koda:
Dari cerita inspiratif di atas, dapat disimpulkan bahwa, dalam sebuah hubungan
persahabatan, memang sesekali harus memberikan nasehat untuk sahabat.
Namun, saat dia mengatakan dengan mudah ingin memutuskan ikatan
persahabatan, pikirkan kembali. Alasannya, bisa jadi sahabat tersebut memang
sudah memberikan begitu banyak kebaikan untuk kita. Seiring berjalannya
waktu dan tumbuh dewasa, pasti sifatnya akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Abstraksi:
Seorang lelaki berjalan melewati tenda gajah. Dia menemukan gajah itu tidak
dimasukkan ke dalam kandang atau diikat menggunakan tali.
Orientasi:
Sesuatu yang menahan si gajah untuk keluar dari tenda hanyalah seutas tali
yang diikat ke salah satu kaki gajah tersebut.
Komplikasi:
Ketika lelaki itu memandangi gajah itu, dia benar-benar bingung mengapa
gajah itu tidak menggunakan kekuatannya untuk memutus tali agar bisa
melarikan diri dari kemah. Gajah itu dapat melakukan ini dengan mudah. Tetapi
sebaliknya, mereka tidak bekerja keras sama sekali.
Resolusi:
Kemudian pelatih itu menjawab, "Ketika mereka (gajah) kecil, kami mengikat
mereka dengan seutas tali berukuran sama. Meskipun gajah tumbuh besar,
mereka masih percaya bahwa mereka tidak dapat melarikan diri dari tali
tersebut dan dapat menangkapnya, sehingga mereka tidak pernah mencoba
untuk melarikan diri".
Satu-satunya alasan gajah tidak bisa melarikan diri dari tenda adalah karena
mereka pikir itu tidak mungkin terjadi.
Koda:
Dari teks inspirasi di atas, dapat kita peroleh pembelajaran bahwa, tidak peduli
berapa banyak dunia berusaha untuk menghentikan, selalu percaya bahwa apa
yang ingin dicapai adalah mungkin. Percaya bahwa bisa sukses adalah langkah
paling penting untuk mencapai kesuksesan.