Anda di halaman 1dari 8

Semangkuk Bakso

Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Rianti, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan
menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si
Rianti, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya
tersedia di sana. Rianti kesal, marah, dan jengkel.

“Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri,
sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam
sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!”

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada
yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Rianti pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut
kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat
melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Rianti sadar,
betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

“Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.

“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya tersipu malu.

“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super
enak.”

Rianti pun segera duduk di dalam.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, “Lho, kenapa menangis, neng?” tanya si
abang.

“Saya jadi ingat ibu saya, bang. Sebenarnya… hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang
tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku
apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.”

“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai
nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai
segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar
nyesel lho.”

Rianti seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Rianti bergegas pergi.
Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,

“Rianti, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Rianti,
selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Rianti. Rianti pasti
lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”

“Ibu, maafkan Rianti, Bu,” Rianti pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang
membuat Rianti semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik
dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Rianti membuatkan pesta kejutan untuk Rianti
kesayangannya.
Tukang kayu

Alkisah, seorang Tukang Kayu yang merasa sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesinya
sebagai Tukang Kayu yang sudah ia jalani selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tuanya
bersama istri serta anak cucunya. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya
menyadari bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun
itu, ia lebih merasakan dan mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa tidak
dapat lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.

Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada mandornya. “Saya mohon maaf
Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk menopang beban-
beban berat di pundak saya saat bekerja..”.

Setelah sang mandor mendengar niat Tukang Kayu tersebut, ia merasa sedih. Karena sang mandor
akan kehilangan salah satu Tukang Kayu terbaiknya, ahli bangunan handal yang dimiliki dalam
timnya. Namun apalah daya, mandor tidak dapat memaksa untuk mengurungkan niat si Tukang Kayu
untuk berhenti bekerja.

Terlintas dalam fikiran sang mandor, untuk meminta permintaan terakhir sebelum dirinya pensiun.
Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya.
Untuk sebuah proyek dimana sebelum Tukang Kayu tersebut berhenti bekerja.

Akhirnya, dengan berat hati Tukang Kayu menyanggupi permintaan mandornya meskipun ia merasa
kesal karena jelas-jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.

Di balik pengerjaan proyek terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan
mengerjakannya dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan mengatakan pada Tukang
Kayu pada hari pertama ketika proyeknya dikerjakan, “Seperti biasa, aku sangat percaya denganmu.
Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau bekerja denganku. Bahkan, dalam
proyek terakhir ini kamu bebas membangun dengan semua bahan-bahan yang terbaik yang ada”.

Tukang Kayu itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan. Bahkan dengan
asal-asalan ia membuat rangka bangunan. Ia malas mencari, maka ia menggunakan bahan-bahan
bangunan berkualitas rendah. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk
mengakhiri karirnya.

Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, rumah itupun selesai. Ditemani Tukang Kayu tersebut, sang
mandor datang memeriksa. Ketika sang mandor memegang gagang daun pintu depan hendak
membuka pintu, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu”.

Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang
membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, sekarang ia
harus tinggal di sebuah rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.
Cerita Motivasi – Belajar Dari Sebuah Kepompong

Hidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan menjadi manusia sukses
maka anda pun harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah
menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu
sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan
ini. Pada artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh sangat
inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik dan sudah lama saya
beli, tetapi baru sempat saya baca beberapa waktu yang lalu, buku tersebut berjudul,”setengah isi
setengah kosong” karya parlindungan marpaung.

Berikut adalah kutipannya :

Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah.
Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.

Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang
berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu
berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar
melalui lubang kecil di ujung kempompongnya.

Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu
keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong
dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.

Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki
tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya
lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa
membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.

Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut
terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan
sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak
mampu terbang seumur hidupnya.

Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk
membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari
tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh
kebebasan.


Cerita Motivasi – Perlombaan Kancil Dan Kera

Disuatu desa yang sejuk dan nyaman. hiduplah dua sahabat kecil,namanya keri dan kanci. mereka
berdua sedang menikati hangatnya cahaya matahari yang terasa hangat menyentuh mereka di balik
pepohonan. tiba – tiba muncul ide iseng di kepala si keri untuk mengajak si kanci berlomba
membuktikan diri,siapa yang lebih hebat diantara mereka berdua.

Karna merasa tertantang akhirnya si kancipun menerima tantangan temannya. keri yang merasa lebih
hebat dalam memanjat langsung mengajak sahabatnya menemui si tucil (tupai kecil) yang tinggal di
batang pohon “inspirasi” dan berniat menjadikannya sebagai juri. begitu tiba di tempat tupi,mereka
menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk menjadikannya sebagai juri dalam perlombaan
yang mereka rencanakan.

Karna tidak tahu maksud kedua temannya si tupi asal saja berkata “baiklah,siapa yang lebih dulu
mencapai puncak pohon inspirasi ini akan diakui sebagai orang hebat.” si keri langsung melompat dan
tidak lama dia melambai – lambai kebawah dengan tatapn mengejek. kanci yang tidak bisa memanjat
pohon inspirasi langsung protes dan mengajak temannya untuk mangadakan pertandingan ulang!
dengan menjadikan paku (pak kuda) sebagai jurinya.

Pak kuda yang tinggal di lereng gunung motivasi terkaget – kaget mendengar ide jahil mereka berdua.
lalu dengan asal saja paku mengatakan “baiklah,siapa yang lebih dulu mencapai puncak gunung
“motivasi” ini,akan diaku sebagai yang terhebat” tanpa pikir panjang si kanci berlari secepat -cepatnya.
setiba di atas dia berteriak kebawah dan melambaikan kakinya dengan tatapan yang tak kalah
mengejek.

Pak beruang yang sedari tadi memperhatikan tingkah dua warga hutan itu mendekat dan bicara pada
mereka berdua “kalian sedang apa si?” keri yang merasa di kalahkan menjawab “si kanci tu pak,masa
ngajak saya lari ke puncak gunung motivasi. yah mana kuat saya mengejarnya? ” si kanci yang merasa
tidak begitu ceritanya langsung protes “gak koq pak,si keri tu yang ngajak lomba,tadi dia ngajak saya
lomba manjat pohon inspirasi. yah jelas saya kalah lah.”

Pak beruang langsung mengerti duduk masalahnya,dan berkata “kalian lihat pulau di kaki gunung
motivasi itu?” mereka berdua serentak menjawab “iya pak.”
“baiklah,bagaimana kalo kalian berdua berlomba mencapai pulau itu dan siapa yang bisa mengambil
buah inspirasi di pohonnya yang ada di pulai itu,dia yang menang! setuju?” setelah keduanya meng-
iya-kan pak beruang langsung menghitung “1… 2… 3…”
mereka berdua pun langsung berlari secepat – cepatnya untuk mencapai pulau di kaki gunung
motivasi dan memetik buah diatas pohon inspirasi seperti mana di nyatakan oleh pak beruang.

Kancil dengan gesit menyebrangi sungau kecil yang terbentang antara pulai kecil dan gunung motivasi
dengan melompat2 kecil. sementara si keri tertinggal karna tidak ada dahan yang bisa di jadikan
ayunan untuk menyebrang ke pulau itu.
sesampainya di sebrang pulau si kanci malah bingung sendiri. bagaimana caranya memetik buah
inspirasi yang tergantung tinggi itu? pada saat yang bersamaan si keri berteriak pada sahabatnya
“kanci,jemput aku disini! dan aku akan mengambilkan buah inspirasi itu untuk kamu!” kanci berpikir
sejenak. setelah yakin untuk menjemput keri diapun melompat dan menjemput temannya disebrang.
keri menaiki punggung kanci dan mereka berdua pun sampai di pulau sebrang. sesuai janjinya keri
memanjat pohon itu untuk sahabatnya!.

Di kejauhan pak beruang bertepuk riang menyaksikan kerja sama mereka berdua! “kalian sudah liat
sendiri? kalian berdua berbeda dan masing – masing memiliki peran yang uniq dalam tim! kita tidak
bicara siapa yang terhebat diantara kita. tapi bagaimana mengorganisir semua kelebihan kita untuk
dijadikan sebuah kekuatan yang tidak terkalahkan!”

Si kanci dan keri kemudian sadar bahwa kerja sama tim harus lebih diutamakan. mereka berdua
bersalaman,kembali ke bawah pohon dan menikmati hangatnya cahaya matahari.

Cerita Motivasi – Sifat Kepiting

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat
kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan


kepiting sawah.

Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah
ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.

Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap


untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan
ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,
sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.

Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil
buruannya selalu berusaha meloloskan diri.

Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.

Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom,
teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar.

Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya
akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.

Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah
sekawanan kepiting yang dengki itu.

Begitu pula dalam kehidupan ini…


tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.

Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami


kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih
dengan jalan yang nggak bener.

Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi,
sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera
kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.

Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau
persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting
dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.

Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam
suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:

1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi)
yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam
bertindak

2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan


3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan
dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang
akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.

..Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom,


namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…

Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara
menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama.
Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda
menjadi pribadi yang sehat dan sukses.


Cerita Motivasi – Kesempatan Kedua

Alkisah, di kesepian malam, tampak seorang pemuda berwajah tampan sedang memacu laju
kendaraannya. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan
gubraaak…..mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah pohon
besar.

Karena benturan yang keras di kepala, si pemuda sempat koma dan dirawat di rumah sakit. Saat
kesadarannya mulai kembali, terdengar erangan perlahan. “Aduuuh…kepalaku sakit sekali. Kenapa
badanku tidak bisa digerakkan. Oh..ada di mana ini?”. Nanar, tampak bayangan bundanya sedang
menangis, memegangi tangan dan memanggil-manggil namanya.

Lewat beberapa hari, setelah kesadarannya pulih kembali, ia baru tahu kalau mobil yang
dikendarainya ringsek tidak karuan bentuknya dan melihat kondisi mobil, seharusnya si pengemudi
pasti meninggal dunia. Ajaibnya, dia masih hidup (walaupun mengalami gegar otak lumayan parah,
tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini; hal ini membuatnya harus menjalani
operasi dan proses terapi penyembuhan yang lama dan menyakitkan).

Saat pamannya datang menjenguk, si pemuda menggerutu tidak puas pada kehidupannya, “Dunia
sungguh tidak adil! Sedari kecil aku sudah ditinggal oleh ayahku. Walaupun aku tidak pernah hidup
berkekurangan tetapi teman-temanku jauh lebih enak hidupnya. Gara-gara Bunda membelikan mobil
jelek, aku jadi celaka bahkan kini cacat pula wajah ini. Oh…sungguh sial hidupku..”

Pamannya yang kenal si pemuda sedari kecil menegur keras, “Anak muda. Wajahmu rupawan, tetapi
jiwamu ternyata tidak. Bundamu bekerja keras selama ini hingga hidupmu berkecukupan. Lihatlah
sekelilingmu, begitu banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Tidak perlu menyalahkan orang lain.
Kecelakaan ini karena kesalahanmu sendiri! Pernahkan kamu pikirkan, seandainya kecelakaan itu
merenggut nyawamu, bekal apa yang kamu bawa untuk mempertanggungjawabkan seluruh
perbuatanmu di hadapan Sang Khalik? Tuhan begitu baik, memberi kesempatan kedua kepadamu
untuk hidup lebih lama. Itu artinya, kamu harus hidup lebih baik! Apakah kamu mengerti?”

Si pemuda terpana sesaat dan lirih menjawab, “Terima kasih paman. Saya akan mengingat nasihat
paman. Biarlah luka di wajah ini sebagai pengingat agar aku tahu diri dan mampu untuk bersyukur”.

Netter yang LuarBiasa,

Setiap hari di setiap tarikan napas kita sesungguhnya adalah “kesempatan kedua” di dalam kehidupan
kita. Kesempatan untuk selalu mengingat kebaikan yang telah kita terima dan mengingatkan kita untuk
selalu berbuat bajik kepada sesama.

Mari, manfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan menjalankan ibadah dan amanah.

Salam sukses luar biasa!


Cerita Motivasi – Tukang Tambal Ban

Pernah suatu ketika ban motor saya kempes sepulang dari mengikuti kajian Islam rutin tiap pekan di
rumah teman. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah sebelas malam. Malam terasa begitu dingin
sekali, karena saat itu musim hujan, akan tetapi segala puji bagi Allah saat itu hujan tidak turun.

Sambil menuntun sepeda motor, saya berjalan menulusuri jalan untuk mencari tukang tambal ban.

“Ada apa mas?” tanya seorang pemuda yang duduk-duduk di depan rumah.

“Ban saya bocor. Daerah sini mana ya, tukang tambal ban yang masih buka?” tanya saya.

“ Wah sudah pada tutup semua mas! Adanya di dekat jalan raya, tapi cukup jauh!” jawab nya.

“Makasih mas!” ucapku, sambil menghela nafas, karena cukup jauh saya harus bejalan ke jalan raya.

Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustadz saya, pak Nur Yulianto yang tak tega meninggalkanku
sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal ban.

Setengah jam berjalan akhirnya saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, ujian lagi dari Allah. Sang
tukang tambal ban tidur tidak bisa dibangunkan…mungkin memang beliau tidak mau bangun, karena
sudah saya gooyang-goyang tubuhnya, tetap saja tidak bangun… sayapun mencoba memahaminya,
malam-malam begini mungkin beliau sudah terlalu kecapean untuk membantu kami…

Perjalananpun kami lanjutkan, hingga akhirnya kami menemukan tukang tambal ban, yang sedang
menambal ban sebuah motor…

”Alhamdulillah…. ” batinku denga rasa senang yang luar biasa, sambil menuntun motor honda prima
tuaku dengan semangat.

Sambil menunggu tukang tambal ban menyelesaikan pekerjaannya, saya merenung, betapa mulianya
pekerjaan bapak tukang tambal ban tersebut,… karena saya baru merasakan bahwa sangat
berharganya keberadaan mereka…! Coba kalo tidak ada mereka…?

***

Demikianlah kumpulan cerita motivasi dan cerita pemberi inspirasi yang bisa dibagikan kali ini,
semoga daftar cerita diatas bisa menjadi bacaan singkat yang mewarnai hidup anda dan memberikan
semangat baru dalam menjalani kehidupan yang berat.

Anda mungkin juga menyukai