KESEHATAN
PERPRES
JAMINAN KESEHATAN TELAH TERBIT,
Penyelenggaraan JKN-KIS Diharapkan Makin Berkualitas
Direktur Utama
Fachmi Idris
SALAM REDAKSI
Perkuat Regulasi Untuk Kokohkan Program JKN-KIS
Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,
Pemerintah menyadari pentingnya Program JKN-KIS, sebagai komitmen untuk memastikan program ini berkelanjutan
dan berkualitas, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan. Dalam Perpres tersebut sebagian besar telah mengakomodir bauran kebijakan yang diharapkan mampu
memperkuat serta memenuhi semangat kesinambungan Program JKN-KIS.
Hal-hal apa saja yang menjadi highlite penting yang harus diketahui masyarakat seiring dengan terbitnya Perpres ini,
dalam edisi ini Media Info BPJS Kesehatan akan membahasnya lengkap hampir disetiap rubriknya. Kehadiran Perpres
ini juga diharapkan dapat mempersatukan stakeholder yang terkait dengan Program JKN-KIS, sehingga tidak ada lagi
ego sektoral yang menghambat keberlangsungan Program JKN-KIS.
Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan
tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan Media ini informasi yang berkualias, baik, akurat
dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS
Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.
Redaksi
FOKUS
perpres jaminan kesehatan telah terbit, penyelenggaraan jkn-
kis diharapkan makin berkualitas
6
BENEFIT
bayi baru lahir langsung dijamin bpjs kesehatan selama 28 hari 12
PELANGGAN
Begini prosedur TERBARU PENJAMINAN BAYI BARU LAHIR 14
TESTIMONI
MUDAHNYA URUS KEPESERTAAN BAYI BARU LAHIR 16
INSPIRASI
BERMITRA DENGAN DUKUN TEKAN KEMATIAN IBU DAN BAYI 18
PERSEPSI
Benarkah Penataan Layanan Sebabkan Peserta JKN Dapat 19
Layanan Substandar ?
BINCANG
SEHAT & GAYA HIDUP
dinamika penerbitan perpres
nomor 82 tahun 2018 10 SOSIAL MEDIA DAN KESEHATAN JIWA 20
PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN
REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani
Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani,
Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam
Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto
KILAS & PERISTIWA
DIRUT BPJS KESEHATAN PIMPIN KOMISI KESEHATAN
ORGANISASI JAMINAN SOSIAL INTERNATIONAL
Jenewa – Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi bidang kesehatan. Ini merupakan kepercayaan dunia
Idris, dipercaya memimpin Komisi Kesehatan Organisasi internasional atas kemampuan bangsa Indonesia untuk
Jaminan Sosial Internasional. “Ini merupakan bentuk memimpin dalam lembaga internasional tersebut.
kepercayaan internasional terhadap Indonesia,” kata
Fachmi, Senin (27/08). “Sudah sejak 2 bulan lalu Indonesia berkomitmen dan
menerima untuk menjadi acting chairperson dalam salah
Fachmi diangkat sebagai ketua komisi dalam rapat satu sidang di rapat tahunan tersebut. Dan alhamdulillah,
tahunan International Social Security Association kita menjadi salah satu dari 13 Ketua Komite yang
(ISSA) di Jenewa, Swiss, yang diadakan 27-28 Agustus kedudukannya langsung di bawah Presiden ISSA, dalam
2018. ISSA adalah asosiasi lembaga jaminan sosial hal ini mengisi posisi Chairperson of Health Technical
yang beranggotakan 158 negara di dunia. Rapat Commission yang mengkoordinir area Jaminan Sosial
bertajuk 12th ISSA Forum for Technical Commission itu bidang Kesehatan dunia di bawah ISSA. Posisi tersebut
membahas beberapa tema utama dalam jaminan sosial cukup strategis untuk semakin memperkenalkan
seperti perluasan jaminan sosial bagi pekerja informal, Indonesia, dan memperkuat posisi global program JKN-
peningkatan kualitas pelayanan, peranan teknologi KIS di mata dunia," lanjut Fachmi.
informasi serta issu error, evasion, fraud (kesalahan dan
kecurangan) dalam jaminan sosial. Secara terpisah, Deputi Perwakilan Tetap Republik
Indonesia untuk PBB yang berkedudukan di Jenewa,
Fachmi yang ditemui di sela rapat tersebut menyampaikan Andreano, memberikan apresiasi yang tinggi atas
bahwa setidaknya ada dua hal utama yang menjadi partisipasi aktif Indonesia di organisasi jaminan sosial
misi utama dari satu-satunya organisasi internasional internasional tersebut. Ditemui di sela informal meeting
dalam bidang jaminan sosial ini. Pertama, menyediakan dengan delegasi Indonesia, Andreano secara spesifik
guidelines terkait penyelenggaraan jaminan sosial menilai bahwa Indonesia memang secara konsisten
terbaik berbasis pengalaman seluruh anggota ISSA. perlu untuk menunjukkan ke kalangan dunia international
Kedua, memberikan berbagai peningkatan kompetensi terkait kapasitas institusi Indonesia. Selain itu,
teknis bagi anggotanya, seperti terciptanya kerja sama kepercayaan ini makin memperkenalkan program Kartu
multilateral dan bilateral dari seluruh negara yang Indonesia Sehat.
tergabung dalam ISSA.
Kepercayaan internasional ini makin membuktikan
Selain itu, Fachmi juga memberikan penjelasan bahwa BPJS Kesehatan adalah institusi negara yang
bahwa pertemuan kali ini menjadi istimewa karena dihormati di kalangan negara-negara yang menjalankan
BPJS Kesehatan secara resmi ditunjuk menjadi salah jaminan sosial.
satu pimpinan komisi yang bergengsi yaitu komisi di
PERPRES
JAMINAN KESEHATAN TELAH TERBIT,
Penyelenggaraan JKN-KIS Diharapkan Makin Berkualitas
Pemerintah telah menerbitkan Perpres Jaminan lebih besar kepada pemerintah daerah (pemda)
Kesehatan sebagai komitmen untuk memastikan bersama pemerintah pusat menjalankan program
penyelenggaraan JKN-KIS berkelanjutan dan JKN. Sebagaimana diketahui kesehatan bagian dari
berkualitas. kewenangan yang diserahkan kepada pemda.
M
asyarakat telah merasakan manfaat Selain itu Perpres mengatur pemanfaatan pajak rokok
program Jaminan Kesehatan Nasional- yang diterima daerah provinsi/kaupaten/kota. Ketentuan
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang ini selaras amanat UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak
diluncurkan sejak 1 Januari 2014. Walau Daerah dan Retribusi Daerah yang intinya menyebut
begitu pelaksanaannya belum sempurna, masih penerimaan pajak rokok bagian provinsi maupun
dibutuhkan perbaikan. Pemerintah menyadari pentingnya bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50%
program JKN-KIS, sebagai komitmen untuk memastikan untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan
program ini berkelanjutan dan berkualitas, pemerintah penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.
telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No.82
Tahun2018 tentang Jaminan Kesehatan. “Ya memang sudah kita keluarkan. Yang pertama itu ada
amanat Undang-Undang bahwa 50 persen dari (pajak,-
Sebagaimana dilansir presidenri.go.id Presiden Joko red) rokok digunakan untuk hal yang berkaitan dengan
Widodo mengatakan Perpres ini memberikan peran pelayanan kesehatan,” ujar Presiden Joko Widodo.
syarat untuk memperoleh pelayanan publik. Mengenai menyampaikan kompilasi berita acara kesepakatan
dukungan kepatuhan pembayaran iuran, pemda dapat secara tertulis kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
melaksanakan melalui pembayaran iuran secara Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat pada
tepat jumlah dan tepat waktu. Dalam hal peningkatan tanggal 31 Maret setiap tahun. Kompilasi ini dapat
pelayanan kesehatan, pemda dapat menyediakan disampaikan secara elektronik dan diikuti dengan
fasilitas kesehatan, pemenuhan standar minimal dan penyampaian dokumen fisik.
peningkatan mutu layanan kesehatan. Dukungan lainnya
yang bisa dilakukan pemda berupa kontribusi pajak rokok. Mekanisme pemotongan penerimaan pajak rokok yang
disetorkan ke rekening BPJS Kesehatan dilakukan
Besarnya kontribusi pajak rokok itu 75 persen dari 50 dengan 3 ketentuan. Pertama, apabila anggaran
persen realisasi penerimaan pajak rokok bagian hak kontribusi Jaminan Kesehatan pemerintah provinsi/
masing-masing daerah. Kontribusi ini langsung dipotong kabupaten/kota yang tercantum dalam kompilasi berita
untuk dipindahbukukan dalam rekening BPJS Kesehatan. acara yang diserahkan oleh pemerintah provinsi, sebesar
Mekanisme pemotongan pajak rokok untuk kontribusi 37,5% atau lebih, tidak dilakukan pemotongan Pajak
JKN-KIS itu telah diatur melalui Peraturan Menteri Rokok.
Keuangan No.128 Tahun 2018. Dalam regulasi ini
pemerintah daerah diamanatkan untuk merencanakan Kedua, apabila anggaran kontribusi Jaminan Kesehatan
dan menganggarkan kontribusi untuk mendukung pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang tercantum
program JKN-KIS dalam APBD setiap tahun. Penyusunan dalam kompilasi berita acara yang diserahkan oleh
perencanaan dan penganggaran kontribusi berkoordinasi pemerintah provinsi, kurang dari 37,5%, pemotongan
dengan BPJS Kesehatan. Besaran anggaran kontribusi Pajak Rokok dilakukan sebesar selisih kurang dari
sebagaimana dimaksud pada memperhitungkan Jaminan 37,5 persen. Ketiga, apabila pemerintah provinsi tidak
Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang diintegrasikan ke menyampaikan kompilasi berita acara kesepakatan
dalam program JKN-KIS. dikenakan pemotongan Pajak Rokok sebesar 37,5% (tiga
puluh tujuh koma lima persen).
Rencana dan anggaran kontribusi masing-masing
daerah dituangkan dalam berita acara kesepakatan Anggota DJSN, Asih Eka Putri, melihat Perpres yang
antara pemerintah daerah dengan BPJS Kesehatan diundangkan Presiden Joko Widodo pada 17 September
yang memuat rencana penerimaan Pajak Rokok dan 2018 itu tidak mengubah besaran iuran dan manfaat
rencana anggaran jaminan kesehatan daerah yang peserta. Artinya, pemerintah harus menyiapkan dana
diintegrasikan ke BPJS Kesehatan. Berita acara cadangan yang cukup untuk membantu BPJS Kesehatan
kesepakatan ditandatangani kepala daerah atau pejabat mengatasi defisit DJS program JKN-KIS.
yang ditunjuk dengan pejabat BPJS Kesehatan. Berita
acara kesepakatan ini disampaikan kepada gubernur. Potensi defisit yang akan terjadi ke depan bisa jadi
lebih besar karena dalam 2 tahun terakhir tidak ada
Berita acara kesepakatan dari daerah provinsi dan daerah penyesuaian besaran iuran JKN-KIS, padahal biaya untuk
kabupaten/kota dalam satu provinsi dikompilasi oleh pelayanan kesehatan sudah naik misalnya harga obat.
pemerintah provinsi. Kompilasi berita acara kesepakatan “Kami perkirakan defisit tahun ini bisa mencapai Rp16
ditandatangani oleh gubernur atau pejabat yang ditunjuk triliun atau lebih,” ujar Asih.
dengan pejabat BPJS Kesehatan. Pemerintah provinsi
DINAMIKA
PENERBITAN PERPRES 82 TAHUN 2018
Asdep Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga Sekretariat Negara, Teguh Supriady
P
emerintah telah itu hasil dari RTM, sebelum akhirnya kalangan. Pasti alot. Demikian pun
menerbitkan Peraturan dimasukkan dalam Rancangan Perpres 82 Tahun 2018. Mulai dari
Presiden (Perpres) Nomor Perpres. penyusunan hingga pembahasannya
82 Tahun 2018 tentang melibatkan banyak gagasan, saran,
Perubahan Ketiga Atas Perpres Pembahasan Rancangan Perpres dan masukkan. Karena Perpres
12 Tahun 2013 tentang Jaminan ini bisa dikatakan cukup lama, ini juga harus mengakomodir
Kesehatan. Perubahan kedua kurang lebih dua tahun. Seperti kepentingan banyak pihak.
dilakukan lewat Perpres 19 Tahun apa dinamikanya ?
2016, dan perubahan pertama lewat Secara umum, banyak perbaikan
Perpres 111/2013. Memang cukup lama, karena dibanding Perpres sebelumnya.
lumayan banyak revisinya. Draf Banyak hal baru yang diatur dalam
Dalam Perpres 82, ada beberapa Rancangan Perpres mengalami Perpres 82 ini, terutama beberapa
point perubahan dan penambahan beberapa kali perubahan. Bisa langkah bauran kebijakan untuk
dari Perpres sebelumnya. Misalnya, dibilang yang paling lama atasi defisit Program JKN-KIS. Sekali
diatur jaminan kesehatan bagi bayi pembahasannya itu soal langkah lagi saya contohkan masalah pajak
baru lahir dari peserta selama 28 hari bauran kebijakan untuk mengatasi rokok. Sampai draf terakhir pun,
tanpa mempermasalahkan status defisit Program JKN-KIS. Khususnya belum disetujui oleh beberapa pihak.
kepersetaan orang tuanya. tentang kontribusi daerah melalui Alasannya nanti ada keberatan dari
pajak rokok. pemda. Tetapi akhirnya disetujui
Perpres 82 yang resmi ditanda- Presiden.
tangani Presiden Joko Widodo Sekitar Agustus 2018 draf final
pada 17 September 2018 ini melalui Rancangan Perpres dikirim ke Pasal lain yang juga alot dalam
pembahasan alot selama kurang Sekretarian Kabinet (Setkab). Dalam pembahasannya, dan tidak mudah
lebih dua tahun. Seperti apakah draf final ini pun masih ada persoalan untuk menyamakan persepsi adalah
dinamika pembahasan hingga soal pajak rokok. Sudah ada di draf soal jaminan bayi baru lahir. Di
penerbitannya ? Berikut kutipan terakhir, tetapi masih ada masukan aturan sebelumnya sama sekali tidak
wawancara INFO BPJS dengan dari kementerian/lembaga supaya dijamin. Sedangkan pada Perpres
Asdep Bidang Agama, Kesehatan, pajak ini tidak dicantumkan. Karena 82 Tahun 2018, Pasal 16 ayat 1,
Pemuda dan Olahraga Sekretariat dikhawatirkan mendapat penolakan disebutkan bahwa bayi baru lahir dari
Negara, Bapak Teguh Supriyadi, di dari pemerintah daerah. Kemudian peserta jaminan kesehatan wajib
Jakarta, baru-baru ini. kami panggil kembali kementerian didaftarkan kepada BPJS Kesehatan
dan lembaga terkait untuk paling lama 28 hari sejak dilahirkan.
Sebetulnya latar belakang memastikan bahwa tidak ada lagi
perubahan Perpres 82 ini berawal persolan atau keberatan pihak lain. Sebenarnya, kalau kita mengacu
dari mana ? pada UU SJSN, yang disebut peserta
Meski belum disetujui soal pajak adalah setiap orang yang membayar
Sebenarnya Perpres ini hanya rokok ini, kami tetap laporkan draf iuran. Setelah jadi peserta baru
pernyempurnaan dari peraturan final kepada Presiden. Kami juga dapat layanan. Tetapi khusus untuk
yang lama. Perpres 19 tahun 2016 memberikan masukkan, bahwa bayi diberikan toleransi sampai
dalam penerapannya masih banyak pajak rokok sebagai bauran kebijakan berusia 28 hari sejak dilahirkan.
persoalan yang perlu diperbaiki. untuk mengatasi defisit Program Artinya bayi langsung mendapat
Jadi Perpres 82 ini penyempurnaan JKN-KIS dimungkinkan dalam jaminan tanpa mempermasalahkan
dari konsep JKN yang sudah ada Undang-Undang 28 tahun 2009 status kepesertaan orang tuanya.
sebelumnya. Awal perubahan tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Paling 28 hari itu, orang tua harus
Perpres ini dimulai dari hasil UU ini mengamanatkan bahwa 50% mendaftarkan bayinya sebagai
rapat terbatas Presiden dengan dari pajak rokok digunakan untuk peserta JKN-KIS. Aturan ini
menteri sekitar November 2016. kesehatan. dikhususkan untuk peserta mandiri.
Presiden minta untuk dilakukan
penyempurnaan terhadap Perpres Kami laporkan semua hal krusial Di sinilah pertentangannya.
19 Tahun 2016 . Pertimbangannya kepada Presiden, termasuk soal Sebetulnya kami ingin mendorong
waktu itu sudah ada persoalan pajak rokok ini. Presiden meminta adanya efisiensi dalam pelayanan
defisit Program JKN-KIS. untuk dilakukan audit terhadap JKN-KIS, tetapi seolah bertentangan
defisit BPJS Kesehatan. Masih dengan program pemerintah untuk
Setelah itu, permintaan Presiden melalui beberapa proses sebelum menurunkan angka kematian balita.
itu dirapatkan dalam Rapat Tingkat akhirnya Rancangan Perpres ditanda- Karena kematian pada balita di
Menteri (RTM) yang dipimpin oleh tangani Presiden pada tanggal 17 Indonesia disumbangkan paling
Menko PMK, ibu Puan Maharani. September 2018. tinggi dari neonatus atau dari bayi
RTM dilakukan beberapa kali berusia hingga 28 hari.
selama 2016 sampai 2017 untuk Pembahasan Perpres 82 disebut-
sinkroninisasi. Penyusunannya sebut cukup alot, di bagian Beberapa pasal lain di Perpres 82
pararel. Misalnya, beberapa mana yang tidak mudah untuk ini juga alot pembahasannya. Tetapi
perubahan atau kebijakan dibahas menyamakan persepsi ? semua bisa menyamakan persepsi,
bersama dalam RTM kemudian dan pada akhirnya Perpres 82 segera
coba disusun dalam draf Rancangan Dalam setiap pembuatan regulasi disahkan.
Perpres. Seperti pajak rokok daerah, sudah pasti melibatkan banyak
Sejak bayi dilahirkan, peserta harus segera Peraturan Presiden (Perpres) itu diterbitkan dalam rangka
mendaftarkan dan membayar iuran untuk bayi yang membenahi pelaksaan JKN-KIS. Ada berbagai ketentuan
baru lahir paling lambat 28 hari sejak bayi dilahirkan. baru yang diatur dalam Perpres antara lain mengenai
P
penjaminan bayi baru lahir dari orang tua yang merupakan
rogram Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu peserta JKN-KIS dengan status aktif. Penjaminan
Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan itu tidak berlaku jika orang tua dari bayi baru lahir itu
BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2014 telah belum menjadi peserta JKN-KIS. Mengingat pentingnya
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir, setiap peserta
Indonesia. Masyarakat tidak perlu khawatir untuk diimbau untuk segera mendaftarkan jabang bayinya
mengakses pelayanan kesehatan selama menjadi sebagai peserta JKN-KIS.
peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran. Semua
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan peserta sesuai Jika peserta belum mendaftarkan bayinya dalam jangka
diagnosa medis dan prosedur pasti dijamin BPJS waktu 28 hari sejak bayi dilahirkan, penjaminan itu tidak
Kesehatan. berlaku. Akibatnya, pelayanan kesehatan yang sudah
diberikan untuk bayi yang bersangkutan tidak dijamin
Program JKN-KIS sudah berjalan sekitar 4 tahun, tapi BPJS Kesehatan, peserta menanggung sendiri biayanya.
pelaksanaannya belum sempurna. Masih butuh perbaikan Selain itu peserta dapat dikenakan denda pelayanan saat
agar lebih optimal memberikan pelayanan kepada bayinya mengakses pelayanan rawat inap.
peserta. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
untuk menjaga keberlanjutan program JKN-KIS sehingga Penjaminan itu juga tidak berlaku jika ibu dan bayinya
mampu memberi pelayanan yang lebih baik kepada sudah pulang ke rumah tapi belum mendaftarkan
peserta. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dan membayar iuran untuk bayinya yang baru lahir
yakni membenahi regulasi dengan mengundangkan dalam jangka waktu 28 hari. Misalnya, bayi dilahirkan
Peraturan Presiden No.82 Tahun 2018 tentang Jaminan 1 Januari 2019, peserta dan bayinya sudah menjalani
Kesehatan pada 18 September 2018. masa perawatan dan pulang ke rumah 5 Januari 2019.
Bayi yang baru lahir dari ibu yang belum menjadi peserta
JKN-KIS, penjaminan selama 28 hari sejak dilahirkan ini
tidak berlaku. Baik ibu dan bayinya dihimbau untuk segera
mendaftarkan diri beserta seluruh anggota keluarganya.
Untuk kasus ini berlaku mekanisme verifikasi kelayakan
pendaftaran selama 14 hari.
Kelima, bayi lahir meninggal tidak dikenakan tagihan didaftarkan dalam waktu 28 hari maka iuran ditagihkan
iuran namun Rumah Sakit tidak dapat menagihkan sejak bayi lahir, dan biaya pelayanan kesehatan bayi
biaya pelayanan bayi tersebut kepada BPJS Kesehatan. selama dirawat dijamin. Ketujuh, penjaminan bayi tidak
Keenam, bayi lahir hidup kemudian meninggal selama diberikan apabila status ibu belum menjadi peserta JKN.
S
etiap peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu harus menanggung sendiri biaya pelayanan kesehatan
Indonesia Sehat (JKN-KIS) berhak memperoleh yang diberikan untuk bayinya yang baru lahir.
manfaat jaminan kesehatan yang bersifat
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup Tapi jika peserta mendaftarkan dan membayar iuran untuk
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bayi baru lahir setelah lewat 28 hari, maka ketentuan
termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan yang berlaku yakni harus melalui masa verifikasi
medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang pendaftaran selama 14 hari. Selain itu akan dikenakan
diperlukan. denda pelayanan jika mengakses pelayanan rawat inap.
Manfaat jaminan kesehatan itu juga berlaku bagi bayi baru Prosedur pendaftaran bayi baru lahir bagi peserta
lahir dari peserta JKN-KIS. Amanat itu tertuang dalam JKN-KIS yakni mendaftar ke BPJS Kesehatan dengan
Perpres No.82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. melampirkan kartu JKN-KIS, KTP/KK orang tua dan surat
Untuk mendapatkan manfaat itu, peserta JKN-KIS keterangan lahir dari bidan/RS.
yang bersangkutan harus memenuhi kewajibannya
Berikut ini beberapa contoh kasus mengenai mekanisme penjaminan bayi baru lahir:
Bayi (anak ke-4 dan seterusnya) dari ibu peserta Mendaftarkan bayi baru lahir, kepesertaan langsung
JKN-KIS dengan status Pekerja Penerima Upah aktif. Persyaratan yang perlu dibawa saat pendaft-
(PPU) Badan Usaha (BU) aran yakni surat keterangan lahir dari bidan/RS, dan
KTP/KK orang tua serta kartu JKN KIS orang tua.
Bayi (anak ke-4 dan seterusnya) dari ibu peserta Fasilitas Kesehatan meminta/mewajibkan orang
JKN-KIS dengan status peserta Bukan Pekerja tua untuk mendaftarkan bayi yang baru dilahirkan
Penerima Upah (PBPU) dengan menyerahkan formulir dan leaflet tentang
pendaftaran bayi. Melampirkan surat keterangan la-
hir dari bidan/RS dan KTP/KK orang tua, serta kartu
JKN KIS orang tua.
Bayi baru lahir dari ibu peserta penerima bantuan Kepesertaan didaftarkan dan langsung aktif den-
iuran (PBI) Jaminan Kesehatan gan membawa kelengkapan berkas berupa surat
keterangan lahir dari bidan/RS dan KTP/KK orang
tua, serta kartu JKN KIS orang tua.
MUDAHNYA
Urus Kepesertaan Bayi Baru Lahir
T
idak seperti orang dewasa, sistem kekebalan "Ketika melahirkan anak kedua di Rumah Sakit
tubuh pada bayi yang baru dilahirkan belumlah Bhayangkara Brimob, seluruh biaya pelayanan kesehatan
sempurna. Kondisi ini membuat mereka sangat dijamin oleh BPJS Kesehatan, termasuk untuk anak saya
rentan terserang berbagai penyakit. Beberapa yang waktu ini sempat dirawat di ruang Perinatologi
masalah kesehatan juga dapat terjadi pada bayi setelah karena lahir postmatur," cerita Riskawati.
dilahirkan, sehingga membutuhkan penanganan dan
perawatan khusus di rumah sakit. Agar biaya pelayanan kesehatan bayi bisa ikut
ditanggung oleh BPJS Kesehatan, sehari setelah bayinya
Karenanya, dalam program Jaminan Kesehatan Nasional dilahirkan, suami Riskawati langsung melapor ke kantor
- Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), tidak hanya ibu cabang BPJS Kesehatan untuk dicetakkan nomor
melahirkan saja yang mendapatkan jaminan pelayanan kartu sementara sang bayi. Kartu tersebut kemudian
kesehatan, tetapi juga bayi yang baru dilahirkan. ditunjukkan kepada petugas kasir rumah sakit sebagai
Penjaminan pelayanan kesehatan untuk bayi ini tentunya bukti kepesertaan BPJS Kesehatan, sehingga bisa
harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh terbebas dari biaya perawatan selama berada di ruang
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN- Perinatologi.
KIS.
"Setelah melahirkan, kami wajib lapor 3X24 jam atau
Diakui Riskawati, salah satu peserta Pekerja Penerima sebelum pulang jika dirawati kurang dari dua hari.
Upah (PPU) program JKN-KIS, mengurus kepesertaan Beberapa persyaratan yang harus dibawa seperti
bayi baru lahir agar bisa mendapatkan jaminan pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dari rumah sakit, Kartu
kesehatan setelah dilahirkan tidaklah sulit. Apalagi Keluarga, dan juga Kartu BPJS Kesehatan milik orang
sebagai peserta PPU, otomatis bayi yang baru dilahirkan tua. Prosesnya sangat cepat dan mudah. Kartunya pun
dapat dijamin pelayanan kesehatannya oleh BPJS langsung aktif saat itu juga," papar Riskawati.
Kesehatan apabila melapor ke kantor cabang BPJS
Kesehatan.
Kemudahan mengurus kepesertaan bayi baru lahir untuk "Sejak hamil tujuh bulan, bayi saya sudah langsung
Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) juga diungkapkan didaftarkan sebagai peserta. Apalagi saya kan punya
Fatmawati. Ia mengaku sudah mendaftarkan calon riwayat melahirkan sesar, dan jarak melahirkan
bayinya menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak kehamilan antara anak kedua dan ketiga tidak sampai dua tahun.
berusia tujuh bulan. Sehingga ketika anak ketiganya itu Alhamdulillah, untuk proses persalinan secara sesar dan
dilahirkan dan harus mendapatkan penanganan intensif pewatan bayi di ruang Periatologi tidak dipungut biaya
di rumah sakit, biaya pelayanan kesehatan bayinya juga sama sekali," ungkap Fatmawati.
bisa ikut dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Tri kemudian mengenang kejadian sekitar dua tahun lalu
saat melahirkan anak keduanya. Lantaran tidak memiliki
kartu JKN-KIS untuk berobat, uangnya habis terkuras
untuk biaya melahirkan sesar dan perawatan bayinya
yang mengalami penumpukan cairan di dalam otak.
Dengan keterbatas dana yang dimiliki, tidak banyak yang
bisa dilakukan Tri dan Suami, hingga akhirnya sang anak
meninggal dunia.
T
ingginya angka kematian ibu dan bayi pernah
menjadi persoalan serius di Kabupaten
Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Penyebabnya lantaran banyak masyarakat yang
masih mempercayai tenaga dukun atau non-kesehatan
untuk menolong persalinan. Ditambah lagi akses menuju
fasilitas kesehatan yang cukup sulit.
I
su pelayanan substandar atau under treatment menurut rekomendasi organisasi profesi di bidang ini.
belakangan menjadi konsumsi masyarakat awam. Kalau ada peserta yang membutuhkan lebih dari itu, bisa
Istilah layanan substandar mencuat di halaman dilakukan di lain waktu, tidak harus dalam waktu yang
berbagai media massa pun media sosial yang sama.
dilontarkan pihak-pihak yang menganggap layanan yang
diperoleh pasien peserta Program Jaminan Kesehatan Dalam prakteknya, satu pasien bahkan lebih dari 3 kali.
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di bawah Tak hanya itu. Tinddakan fisioterapi di di sejumlah RS juga
standar. tidak sesuai standar. Beberapa RS tidak memiliki dokter
spesialis rehab medik, sehingga langsung ditangani
Sebagai penyelenggara Program JKN-KIS, BPJS fisioterapis. Padahal kalau mengikuti standarnya, harus
Kesehatan tak luput dari tudingan telah memberikan ada penilaian dokter spesialis rehab medik terhadap
jaminan substandar bagi peserta. Ini sering dikaitkan kondisi pasien sebelum difisioterapi. Nah, dengan
dengan kecilnya iuran peserta, tarif Ina CBGs yang belum Perdijampelkes tersebut justru mendorong pasien dapat
sesuai nilai keekonomian, dan efisiensi yang dilakukan layanan sesuai standar.
oleh BPJS Kesehatan melalui penataan terhadap
sejumlah pelayanan di rumah sakit (RS). Contoh lainnya adalah penerapan rujukan online. Banyak
pihak beranggapan sistem rujukan online yang dibuat
Contohnya, Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan BPJS Kesehatan merugikan pasien yang selama ini
Kesehatan (Perdijampelkes) BPJS Kesehatan 2 Tahun bisa berobat langsung ke RS tipe B, tipe A atau dokter
2018 Tentang Penjaminan Pelayanan Katarak Dalam spesialis tertentu sesuai keinginannya. Padahal, rujukan
Program Jaminan Kesehatan, Perdijampelkes 3 Tahun daring ini adalah upaya BPJS Kesehatan yang semata-
2018 Tentang Penjaminan Pelayanan Persalinan Dengan mata untuk memberikan kemudahan dan kepastian
Bayi Lahir Sehat, dan Perdijampelkes 5 Tahun 2018 pasien mendapat layanan di faskes rujukan tingkat lanjut.
Tentang Penjaminan Pelayanan Rehabilitasi Medik.
Dengan rujukan online ini, faskes tingkat pertama seperti
Tiga peraturan yang sempat diperdebatkan dan ini puskesmas dan selevelnya merujuk pasien ke RS yang
dianggap membuat peserta mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medis pasien, dan sesuai kapasitas
substandar. Tetapi, benarkah penataan layanan kesehatan RS tersebut. Keuntungannya banyak, di antaranya pasien
sebabkan pelayanan yang diperoleh peserta di bawah tidak perlu mengantri lama di RS. Pasien juga tidak
standar ? perlu menunggu lama di RS dalam ketidakpastian kapan
dilayani dokter. “Tapi, saya kan biasa dengan dokter
Mengambil contoh dari Perdijampelkes tersebut, spesialis yang ini, nyaman di rumah sakit yang itu”. Banyak
pertama-tama perlu diketahui dasar dibalik kebijakan pasien mengeluhkan hal ini. Tetapi perlu diingat bahwa
penataan layanan. Tujuan BPJS Kesehatan mengeluarkan yang diutamakan dalam layanan JKN adalah memenuhi
tiga aturan tersebut cukup jelas, yaitu melakukan kebutuhan medis, bukan keinginan atau kenyamanan.
efisiensi layanan sebagaimana amanat Inpres 8 Tahun
2017 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN- Nah, hal-hal seperti inilah yang coba ditata ulang oleh
KIS. BPJS Kesehatan tanpa bermaksud mengurangi kualitas
layanan kepada pasien. Penataan ulang justru untuk
Mengapa tiga layanan tersebut perlu ditata ulang? menghadirkan layanan yang lebih efisien dan efektif
Tiga layanan ini dalam prakteknya banyak terjadi kepada pasien. Di saat bersamaan juga berdampak
ketidakefisienan. Di tahun 2017, pengeluaran untuk tiga pada keberlangsungan program JKN-KIS. Seperti halnya
layanan ini menyamai pengeluaran penyakit katastropik kredensialing, di mana fasilitas kesehatan yang bekerja
(penyakit berbiaya mahal). Misalnya layanan katarak, sama dengan BPJS Kesehatan diseleksi atau diverifikasi
biayanya mencapai mencapai Rp2,65 triliun, lebih secara ketat. Tujuannya satu untuk memastikan peserta
besar dari pembiayaan untuk gagal ginjal. Padahal JKN mendapat layanan berkualitas dan aman.
gagal ginjal adalah kegawatdaruratan yang tindakannya
untuk penyelamatan nyawa jika tidak rutin cuci darah. Lagipula, kalau BPJS Kesehatan memberikan layanan
Sedangkan operasi katarak masih bisa direncanakan lain substandar justru yang dirugikan adalah BPJS Kesehatan
waktu. sendiri. Karena dengan layanan substandar, efektifitas
pengobatan untuk penyembuhan rendah, tingkat
Meskipun tak sebesar biaya layanan katarak, tetapi kekambuhan penyakit tinggi, dan pasien harus berulang
layanan rehab medik atau fisioterapi dalam prakteknya kali ke RS. Ini akan menyedot pembiayaan yang lebih
banyak tidak efisien dan efektif. Fisioterapi yang besar, dan dalam jangka panjang tentu merugikan BPJS
dibutuhkan rata-rata pasien adalah 2 kali dalam seminggu Kesehatan serta keberlangsungan program JKN-KIS.
EDISI 66 INFO BPJS KESEHATAN 19
S E H AT & G AYA H I D U P
K
emajuan teknologi informasi berkembang pesat Tanpa disadari media sosial pun berdampak pada
dan tak dapat dihindari. Salah satunya media gangguan kejiwaan dan mental para penggunannya. Dari
sosial yang memudahkan komunikasi dan berbagai sumber diketahui gangguan kejiwaan akibat
informasi tanpa batas. Sayangnya, derasnya media sosial ternyata beragam. Ada yang dikenal dengan
arus informasi tidak diimbangi dengan kemampuan Obsessive Compulsive Personality Disorder (OCPD).
yang cukup pada semua orang untuk menyaring pesan Gangguan jiwa ini menyebabkan penggunanya merasa
yang datang. Alhasil, teknologi informasi ini telah memiliki gangguan berupa pemikiran irasional yang
mempengaruhi kehidupan nyata. Media sosial telah menganggap jika orang lain lebih ceroboh, bodoh, dan
mengubah tingkah laku, cara pandang, dan gaya hidup tidak berperilaku seperti yang seharusnya.
masyarakat.
JAWAB :
Sesuai dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2018 Pasal 37, WNI yang sudah menjadi peserta JKN-KIS dan tinggal di luar negeri selama 6
bulan berturut-turut dapat menghentikan kepesertaannya sementara. Jika sudah kembali ke Indonesia, selanjutnya peserta tersebut wajib
melapor ke BPJS Kesehatan dan membayar iuran paling lambat 1 bulan setelah kembali. Jika kewajibannya telah dilaksanakan, peserta
tersebut berhak mendapatkan kembali manfaat jaminan pelayanan kesehatan dari BPJS Kesehatan sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
02
Apakah bayi baru lahir
dari peserta JKN-KIS
wajib didaftarkan
sebagai peserta? Atau
bisa langsung otomatis
terjamin?
Andini130XXX@gmail.com
- Jakarta
JAWAB :
Bayi baru lahir dari peserta jaminan kesehatan wajib didaftarkan kepada BPJS Kesehatan paling lama 28 hari sejak dilahirkan. Aturan
ini ditetapkan untuk memberikan perlindungan jaminan kesehatan bagi bayi tersebut, sehingga apabila mendadak mengalami sakit atau
kondisi lain yang membutuhkan layanan kesehatan, biayanya dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Khusus bagi peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), status kepesertaan bayi yang dilahirkan otomatis aktif dan langsung
ditetapkan sebagai peserta PBI. Setelah didaftarkan ke BPJS Kesehatan, bayi peserta PBI tersebut dapat langsung memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan. Apabila peserta tidak mendaftarkan bayinya dalam waktu 28 hari sejak kelahiran bayi tersebut, maka dapat dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.