Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kunci utama untuk dapat memenangkan persaingan di pasar global dan

mempertahankan kelangsungan hidup dalam perusahaan adalah dengan

menciptakan keunggulan kompetitif. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk

mampu melakukan praktik-praktik manajemen yang berorientasi pada

keterbukaan, fokus pada perubahan, inovasi secara terus menerus, dan mampu

mengembangkan kepemimpinan yang bersifat kolektif, sehingga mampu

melakukan praktik manajemen tersebut. Sistem pengelolaan perusahaan yang baik

dan setiap personil yang mampu mengedepankan etika diperlukan perusahaan

untuk melakukan praktek manajemen sehingga misi dan visi perusahaan yang

telah digariskan mampu tercapai. Adanya perubahan dan transformasi peran dan

fungsi sumber daya manusia dari yang bersifat mendasar dan tradisional menjadi

peran dan fungsi bisnis serta strategis diharapkan akan mampu mewujudkan good

corporate governance dan corporate social responsibility sehingga dapat

membawa perusahaan untuk lebih baik kedepannya dan menjawab tantangan

pasar global, sekaligus meningkatkan keunggulan bersaingnya (Barbey, 2000).

Prinsip good corporate governance merupakan kaidah, norma ataupun

pedoman yang harus digunakan oleh pimpinan perusahaan dan para pegawai agar

segala tindakan maupun keputusan yang dilakukannya dapat mendukung

kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Kaidah, norma ataupun pedoman

yang digunakan harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah

1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN |2

maupun ketentuan pengelolaan perusahaan yang telah ditetapkan pada perusahan

publik. Agar praktik-praktik good corporate governance menjadi tindakan yang

nyata dari pimpinan dan para pegawainya, maka diperlukan suatu pedoman good

corporate governance (KNKG, 2006).

Terjadinya krisis finansial di berbagai negara, khususnya Indonesia pada

tahun 1997 yang akhirnya berubah menjadi krisis finansial Asia dipandang

sebagai akibat lemahnya praktik good corporate governance di negara-negara

Asia. Tjager, et. al., (2003) menyatakan bahwa femomena ini disebabkan karena

adanya kondisi-kondisi objektif yang relatif sama di negara-negara tersebut antara

lain adanya hubungan yang erat antara pemerintah dan pelaku bisnis,

konglomerasi dan monopoli, proteksi, dan intervensi pasar sehingga membuat

negara-negara tersebut tidak siap memasuki era globalisasi dan pasar bebas.

Fenomena nyata terkait isu good corporate governance di Indonesia

antara lain yang terjadi di PT. Kimia Farma Tbk. Tahun 2002, manajemen Kimia

Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 Milyar, dan laporan

tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) akan tetapi,

Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih yang dilaporkan

tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit

ulang pada 3 Oktober 2002, laporan keuangan disajikan kembali dan terbukti

terjadi kasus penggelembungan laba bersih di laporan keuangan. Bapepam

melakukan penyidikan kepada direksi PT. Kimia Farma Tbk. dan akuntan publik

HTM. Setelah melakukan penyidikan didapatkan bahwa direksi PT. Kimia Farma

Tbk. telah terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus dugaan

penggelembungan laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |3

tahun buku 2001. Bapepam menilai kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan

PT. Kimia Farma Tbk. tahun buku 2001 dapat dikategorikan sebagai tindak

pidana di pasar modal. Kesalahan pencatatan itu terkait dengan adanya rekayasa

keuangan dan menimbulkan pernyataan yang menyesatkan. Dengan melihat kasus

PT. Kimia Farma Tbk. sangat relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang

efektivitas penerapan good corporate governance (Hermanto, 2011).

Hasil penelitian Chi-Kun Ho (2005) menunjukkan bahwa good corporate

governance telah dijadikan bagian dari keunggulan bersaing perusahaan guna

memasuki pasar global dan meraih kepercayaan dari para stakeholders (supplier,

investor, konsumen, pemerintah, karyawan dan masyarakat).

Murhadi (2009) menyatakan bahwa perusahaan go public di Indonesia

menemukan bahwa praktik GCG berpengaruh signifikan terhadap praktik earning

management yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Namun dari lima indikator

GCG yang berpengaruh signifikan hanya dua yakni CEO duality dan Top Share.

Dualisme antara pemilik yang sekaligus menjadi CEO mendorong peningkatan

terjadinya praktik earning management. Sementara itu, adanya pemegang saham

pengendali yang berbentuk institusi mendorong pengawasan menjadi lebih

profesional sehingga berdampak pada penurunan praktik earning management.

Penerapan GCG tidak hanya memberikan dukungan bagi para

stakeholders, namun juga memberikan dukungan kepada masyarakat dan

lingkungan. Salah satu wujud pelaksanaan prinsip corporate governance

merupakan implementasi corporate social responsibility. McWilliams, et. al.,

(2001) mendefinisikan CSR sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari

tindakan sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |4

hukum. Penerapan good corporate governance memiliki kaitan yang erat dengan

corporate social responsibility untuk memengaruhi nilai suatu perusahaan, karena

para investor akan lebih tertarik menginvestasikan modalnya apabila terdapat

CSR pada suatu perusahaan.

Di Indonesia, istilah CSR dikenal pada tahun 1980-an. Namun, semakin

populer digunakan sejak tahun 1990-an. Kegiatan CSR ini sebenarnya sudah

dilakukan perusahaan bertahun-tahun lamanya. Namun, pada saat itu kegiatan

CSR di Indonesia dikenal dengan nama corporate social activity atau “aktivitas

sosial perusahaan”. Kegiatan CSR ini berusaha merepresentasikan bentuk “peran

serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan di

sekitarnya. Misalnya, bantuan bencana alam, pembagian tunjangan hari raya, dan

beasiswa. Sejak tahun 2003, Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga

pemerintah yang selalu aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan

advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dalam hal ini Departemen Sosial

merupakan pelaku awal kegiatan CSR di Indonesia (Gunnaharmyani, 2013).

Fenomena nyata yang termasuk dalam corporate social responsibility

adalah Sekolah Rakyat Ancol 1 dan 2 yang telah dilakukan oleh Ancol Jakarta

Baycity, banyak program yang diberikan oleh Ancol khususnya untuk masyarakat

sekitar lingkungan Ancol. Dalam Bidang Pendidikan, Ancol mempunyai Sekolah

Rakyat Ancol 1 dan 2, sedangkan dalam Bidang Lingkungan, Ancol mempunyai

Ancol Sayang Lingkungan (ASL) dengan program pembuatan kompos serta daur

ulang kertas. Ini merupakan bukti nyata bahwa Ancol peduli dengan lingkungan

serta pendidikan di sekitar lingkungan Ancol.

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |5

Dewi, et.al., (2012) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai

keterkaitan dengan daerah lingkungan sosial yang menuntut dipenuhinya

corporate social responsibility sehingga membutuhkan good corporate

governance. Pelaksanaan CSR dan GCG diharapakan dapat meningkatkan

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, kondisi tempat kerja, hubungan

perusahaan, investasi sosial perusahaan, kinerja keuangan perusahaan dan akses

capital serta membuat image perusahaan di masyarakat menjadi lebih baik.

Penerapan GCG dan CSR akan meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan. Kinerja keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dan

kesejahteraan perusahaan pada periode waktu tertentu. Penilaian kinerja keuangan

biasanya dilakukan melalui analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan

digunakan untuk mengukur dan menilai baik buruknya prestasi kerja dibidang

keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Rasio yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ROE (Return On Equity). Indrawan (2011) dalam Rosaliana.

et.al., (2014) menjelaskan bahwa ROE merupakan alat yang paling sering

digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi karena ROE dapat

memberikan gambaran mengenai tiga hal pokok, yaitu: (a) Kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba, (b) Efisiensi perusahaan dalam mengelola

laba, (c) Utang yang dipakai dalam melakukan usaha.

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang pengaruh CSR pada kinerja

perusahaan telah dilakukan oleh Rosiliana, et.al., (2014) yang menyatakan bahwa

CSR mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROE.

Penelitian Wati (2012) menyatakan bahwa GCG berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Hasil penelitian Setianingsih, et.al., (2014) menemukan

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |6

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap GCG dan CSR terhadap

kinerja perusahaan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh GCG dan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2016. Penelitian ini dilakukan karena

masih terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu yang sejenis.

Penelitian ini memilih perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur

sebagai objek penelitian dengan alasan karena perusahaan manufaktur adalah jenis

usaha yang bergerak disektor riil dan memiliki jumlah perusahaan paling banyak

dibandingkan jenis usaha lain, serta terdiri dari beberapa sektor.

Variabel GCG dalam penelitian ini diproksikan dengan ukuran komisaris

independen, ukuran dewan direksi, dan ukuran komite audit, sedangkan variabel

CSR diukur menggunakan standar Global Reporting Initiative 3.1 yang terdiri

dari enam indikator, yaitu indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja

lingkungan, indikator praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, indikator hak

asasi manusia, indikator masyarakat, indikator produk (Fitriani, 2015).

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan kajian atas penelitian-

penelitian terdahulu, maka penulis terinspirasi untuk meneliti tentang pengaruh

GCG dan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur dengan

judul “PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA

KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2016)”.

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur?

2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur?

3. Apakah good corporate governance dan corporate social responsibility

berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur.

2. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur.

3. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dan corporate

social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

manufaktur.

Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN |8

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada beberapa pihak diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan studi mengenai akuntansi keuangan dan pasar modal

khususnya mengenai pengaruh Good Corporate Governance dan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam pentingnya

penerapan Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility di perusahaan yang go public.

b. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membuat perusahaan yang di teliti dapat

mempertimbangan dalam meningkatkan implementasi Good Corporate

Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam aspek

sosial dan lingkungan sekitar perusahaan.

c. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain agar dapat

membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan yang

sebenarnya dalam suatu perusahaan, serta menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan.

Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai