BAB I. PENDAHULUAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum.
2. Untuk mengetahui kedudukan kurikulum dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui fungsi dan peran kurikulum.
4. Untuk mengetahui komponen kurikulum.
5. Untuk mengetahui hakikat pengembang kurikulum.
6. Untuk mengetahui fungsi dan peranan pengembangan kurikulum.
7. Untuk mengetahui tim pengembang kurikulum.
8. Untuk mengetahui prinsip pengembang kurikulum.
9. Untuk memnuhi tugas mata kuliah telaah kurikulum.
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
dilakukan dan penilaian terhadap pendidikan yang telah dilaksanakan dalam bentuk hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluaraga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam lingkungan
keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai
peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis.
Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai
pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari
yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk kursus-kursus,
sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya
juga bervariasi dari yang memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai
dengan yang melaksanakan tugas sebagai pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga
bervariasi. Dari yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran
yang hanya ada pada pikiran penceramah atau moderator serasehan.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan pendidikan
formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis
yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua, dilaksanakan secara formal, terencana,
ada yang mengawasi dan menilai. Ketiga, diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki
ilmu dan ketrampilan khusus dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan
berlangsung dalam lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan
permainan tertentu pula.
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan dengan
pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. pertama, pendidikan formal disekolah
memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan
segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah
dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena
memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan disekolah
dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari. Karena yang memiliki
rancangan atau kkurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan disekolah.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis
merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat
mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak , hal itu berarti
bahwa kurikulum merupakn bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
6
Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran
disekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan suatu rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta
proses pendidikan. Disamping itu kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang
ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau
memberian landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan. Dalam lingkungan sekolah pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang
direncanakan, terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal
dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru dalam pengembangan kurikulum juga
sangat penting.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses
pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan
tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis
bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan sebagai
sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah tujuan pendidikan,
kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra sarana, manajemen, serta
teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas bahwa kurikulum mempunyai
kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem pendidikan nasional .
Dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional , bab X tentang kurikulum
pasal 36 dikemukakan bahwa :
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan
republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak
7
mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah
dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global
dan persatuan nasional serta nilai-nilai kebangsaan.
a) Fungsi Kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru berfungsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Sementara bagi kepala sekolah dan
pengawas kurikulum berfungsi pedoman dalam melakukan supervisi atau pengawas. Bagi
orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman guna membimbing anaknya belajar di
rumah. Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi peserta didik berfungsi
sebagai pedoman belajar (Mida Latifatu, 2013) :
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fumgsi
kurikulum (Mida Latifatu, 2013: 19-24) yaitu:
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan setiap peserta didik agar memiliki sifat well adjusted yaitu
kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, baik lingkunganfisik
maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan
bersifat dinamis. Oleh karena itu, peserta didik pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Tanpa bekal yang
cukup, susah bagi peserta didik untuk melakukan penyesuaian diri padahal jika ingin
konsisten maka dibutuhkan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi – pribadi yang utuh. Setiap peserta didik pada dasarnya
merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, peserta didik pun
harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
8
masyarakat. Sehingga dengan demikian peserta didik tidak asing di tempat di mana ia
tinggal.
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik. Setiap peserta
didik memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan
dilayani dengan baik. Karena itu seorang guru dibutuhkan kesabaran dan wawasan yang luas
guna menampung setiap peserta didiknya. Tanpa bekal yang baik sulit bagi seorang guru
untuk memahami setiap karakter atau sifat yang melekat pada setiap peserta didiknya.
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya. Selain itu, kurikulum juga juga diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena suatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya. Sebab banyak pula diantara masyarakat Indonesia yang hidupnya masih
menengah kebawah sehingga dengan demikian sangat sulit bagi mereka untuk bisa
membiayai putra putrinya guna mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi .hal ini
dikarenakan keterbatasan ekonomi. Karenanya dengan kurikulum yang direncanakan
dengan baik maka akan menghasilkan pribadi yang baik yang siap menghadapi kehidupan
yang sebenarnya di masyarakat.
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya. Sebab setiap peserta didik memiliki minat dan bakatnya
masing-masing, sehingga dengan demikian peserta didik dapat mengasah potensi yang ia
miliki dan bisa mengembangkan bakat yang menonjol bagi mereka. Fungsi pemilihan ini
juga sangat erat hubungannya dengan fungsi difererensiasi, karena pengakuan atas adanya
perbedaan individual peserta didik berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut
untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan
kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
9
Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
( potensi ) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memhami
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan
peserta didiknya dapat mengembangngkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau
memperbaiki kelemahan-kelemahnnya.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan (hendyar
soetopu dan wasty soemanto, 1993:18)
Sedangkan menurut zulfanur z. firdaus dan rosmid rosa (1997:1.10) fungsi kurikulum bagi
guru yaitu sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan pelajaran.
Adapun fungsi kurikulum bagi kepala sekolah yang diungkapkan oleh Hendyat Soetopo dan
Wasty soemanto (Zulfanur Z. Firdaus dan Rosmid Rosa (1997:1.10) adalah sebagai berikut:
2. Pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam memberikan bantuan kepada guru
untuk memperbaiki situasi belajar.
b) Peranan kurikulum
1. Peranan konservatif
10
Peranan konsrvatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda. Peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan
kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi lebih mendasar,
disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah proses social.
2. Peranan kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senan tiasa terjadi setiap saat.
Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan suatu yang
baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat
membantu semua siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara
berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang
hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai
dan budaya masalalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada
masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa yang
akan mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan
kurikulum tidak hanya mewariskan nilai budaya yang ada atau menerapkan hasil
perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan
memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam
hal ini, kirukulum harus terus aktif berpartisipasi dalam control atau filter social. Nilai-nilai
social yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan
modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis
agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi penimpangan-penimpangan
yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang
terkait dalam proses pendidikan, di antaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua,
siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat
memahami betul apa yang menjadi tujuan da nisi dari kurikulum yang diterapkan sesuai
dengan bidang tugas masing-masing.
11
2.4 Komponen-komponen Kurikulum
Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala
makro,rumusan tujuan kurikulum erat kaiatannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-
citakan, misalkan, filsafat atau nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka
tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang
pancasilais. Dalam sekala mikro, tujuan kurikulum berhuungan dengan visi dan misi sekolah
serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses
pembelajaran.
12
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi,
dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagain mana yang harus
disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
Dlam konteks kurikulum,evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui pakah tujuan yang telah
detetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan.
Kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian kepada peserta didik
setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar
bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi.
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang
tak formal, yang akhir ini disebut kegiatan ekstra-kurikuler. Ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan, akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan
pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum
formal.
13
Definisi kurikulum yang akan digunakan yaitu kurikulum yang dipandang sebagai
suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah
tujuan pendidikan tersebut. Kurikulum diartikan 2 macam, yaitu:
2. Sejumlah materi pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau
jurusan.
Hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta
didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, sasaran strategi belajar
mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.
Kurikulum merupakan syarat mutlak dan ciri utama pendidikan sekolah atau pendidikan
formal, sehingga kurikulum adalah bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan dan
pembelajaran.
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut:
14
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik fisik
maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
Islam.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya
lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju
manusia indonesa seutuhnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri serta bagi orang lain.
Dalam proses belajar mengajar kedudukan kurikulum menjadi sangat penting, karena
dengan kurikulum anak sebagai individu yang berkembang akan mendapat manfaat. Namun
disamping kepentingan anak didik, krikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan
yang lain antara lain:
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang didiinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk
dicapai. Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang
selama ini digunakan oleh sekolah bersangkutan. Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara bertahap yang saling mendukung.
Sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Guru merupakan pendidik, ia telah dibekali dengan pengetahuan tentang seluk beluk
dan teori-teori pendidikan anak. Seperti pengembangan kurikulum, ilmu jiwa belajar, dan
strategi belajar mengajar dan lain-lain. Guru juga telah diberi ketrampilan praktis untuk
memiliki kepribadian yang baik sebagai pendidik. Ia telah diberikan kepercayaan dan
pengakuan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, dan menjalankan tugasnya secara
profesional dengan menyiapkan rencana yang matang melalui kurikulum yang tertulis.
· Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak
didik.
· Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
16
· Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar.
5) Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua
dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan yang
dimaksud dapat berupa konsultasi langsung ke sekolah atau guru mengenai masalah-
masalah menyangkut anak-anaknya. Adapun bantuan berupa materi dari orang tua anak
dapat melalui lembaga BP-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para
orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka.
Sehingga partisipasi orang tua inipun tidak kalah pentingnya dalam menyukseskan proses
belajar-mengajar di sekolah.
Meskipun orang tua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah supaya
diajarkan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya,
orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Namun demikian, tidak berarti
tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total diserahkan kepada sekolah atau
pendidik. Sebenarnya, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari dari sistem kerjasama
berdasarkan fungsi masing-masing, meliputi: orang tua, sekolah, dan guru. Oleh karena
itu, pemahaman orang tua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.
6) Fungsi bagi Sekolah Tingkat di Atasnya
Fungsi kurikulum dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua, sebagai berikut:
a. Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.
b. Penyiapan tenaga guru.
7) Fungsi Bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah
Kesesuaian antara program kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus benar-
benar diusahakan. Hal itu mengingat seringnya terjadi kenyataan bahwa lulusan sekolah
belum siap pakai atau tidak sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan dalam lapangan
pekerjaan. Akibatnya, walaupun semakin menumpuk tenaga kerja yang ada, kita tidak
dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia karena ketrampilan yang dimilikinya
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pada lapangan pekerjaan.
17
Peranan para administrator di tingkat pusat dalam pengembangan kuriku-lum
adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti
kurikulum (Sukmadinata, 2004). Kerangka dasar dan program inti tersebut akan
menentukan minimum course yang dituntut. Atas dasar kerangka dasar dan program inti
tersebut para administrator daerah dan administrator lokal mengembangkan kurikulum
sekolah bagi daerahnya yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Administrator pendidikan
terdiri dari:
c. Peranan Guru
18
Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan
belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki
ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahan
yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah dialaminya. Pengembangan kurikulum
dari segi pengelolaannya dibedakan menjadi :
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi: Disini guru
tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat makro, mereka
berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus, guru
menyusun kurikulum dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru
untuk menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan
pelajaran sesuai kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memilih metode dan
media mengajar yang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan
memudahkan guru dalam implementasinya.
Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal, pertama dalam penyusunan
kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta
hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar
belakang yang memadai. Kedua, dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan kerja sama yang
sangat erat antara guru dengan para orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang
dituntut kurikulum dilaksanakan dirumah. Dan orang tua mengikuti atau mengamati
kegiatan belajar anakanya dirumah.
19
Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami
perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat
dalam mendukung dan mewujud-kan mutu pendidikan. Komite Sekolah adalah badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.
Mengacu pada peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan, sudah
barang tentu memerlukan dana. Dana dapat diperoleh melalui iuran anggota sesuai
kemampuan, sumbangan sukarela yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak bertentangan
dengan maksud dan tujuan pembentukan Komite Sekolah. Sekolah bukanlah suatu
lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam
konteks sosial. Sekolah mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga
keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu,
hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam
keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.
f. Peran Pengusaha
20
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi
sosilogis).
21
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
22
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
h. Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali
terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.
Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada
pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum. Padahal jauh lebih penting adalah
perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam
pengembangan kurikulum.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum memiliki kedudukan yang penting dalam dunia pendidikan. Hal ini
dikarenakan adanya keterkaitan antara teori-teori pendidikan yang berkembang dengan konsep-
konsep kurikulum yang dikembangkan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh karena
itu, kepada teman-teman, para pembaca, dan dosen pembimbing, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.asikbelajar.com/pihak-
yhttps://www.google.com/url?q=https://www.academia.edu/11643524/Kedudukan_Kurikulum_dal
am_Pendidikan
https://www.google.com/url?q=https://www.academia.edu/35673569/Pengertian_Kurikulum_Fungs
i_manfat_dan_Landasan_Pengembangan_Kurikulum
ang-terlibat-dalam-pengembangan-kurikulu/
http://lesmananugraha.blogspot.com/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-komponen.html?m=1
https://www.academia.edu/31676607/Makalah_Prinsip-Prinsip_Pengembangan_Kurikulum
http://educasimerko.blogspot.com/2013/04/makalah-fungsi-dan-peranan-pengembangan.html?m=1
25