Disusun Oleh :
Kelompok 2
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini membahas tentang pemberian nilai dengan penggunaan pap dan pan .
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam memahami sebuah materi pembelajaran haruslah
dimulai dari yang dasar terlebih dahulu, tidak bisa langsung pada pembelajaran level tinggi
melainkan dengan mempelajari materi atau level dasar terlebih dahulu agar mampu
memahami materi-materi lain yang lebih tinggi levelnya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Rumusan Maslah
C Tujuan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian merupakan salah satu aspek dalam proses belajar mengajar di sekolah.
penilaian adalah sala satu proses untuk mengambil suatu keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasl belajar yang menggunakan instrument tes
maupun non tes. Jadi tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa,
tetapi lebih ditekankan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu
proses atau suatu hasil yang di peroleh seseorang atau suatu tim
Pengukuran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan penilaian.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian agka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu
yang dimiliki seseorang, hal atau objek tertentu menurut aturan yang jelas. Dalam bidang
menenah, dosen dapat mengukur penugasaan peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu yang telah dilatih, tetapi tidak mengukur peserta didik itu sendiri. Tanpa kemampuan
melakukan pengukuran seorang guru tdak dapat mengetahui dimana ia berada dalam suatu
kegiatan
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas
yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikanyang setiap butir
pertanyaan mempunyai jawaban yang dianggap benar.
Tes, penilaian dan pengukuran merupakan suatu rangkaian kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan anta rtes , pengukuran dan
penilaian adalah penilaian hasil belajar baru dilakukan dengan baik dan benar bila
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Oleh karena itu, kajian tentang Penilaian Acuan Pokok (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN) ini penting dilakukan ntuk memberikan bekal kepada guru
dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemberian Acuan Patokan?
2. Apa itu pemberian nilai acuan norma?
3. Apa itu pemberian nilai acuan gabungan?
4. Bagaimana contoh soal pemberian nilai PAP?
5. Bagaimana contoh soal pemberian nilai PAN?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pemberian Acuan Patokan
2. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian nilai acuan norma
3. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian nilai acuan gabungan
4. Untuk mengetahui contoh soal pemberian nilai PAP
5. Untuk mengetahui contoh soal pemberian nilai PAN
BAB II
ISI
Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma
adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-nilai
yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk
di dalam kelompok itu.
Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan
ini dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai sampel
dari bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagian mana
yang lebih urgen. Untuk itu, guru harus dapat membatasi jumlah soal yang
diperlukan, karena tidak semua materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat
dimunculkan soal-soalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat
kesukaran yang bervariasi, mulai dari yang mudah sampai dengan yang sukar
sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat
menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan lainnya.
Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan PAN lebih banyak mendorong
kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Lagi pula tidak menolong
sebagian besar peserta didik yang mengalami kegagalan. Dengan kata lain,
keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. PAN biasanya
digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil belajar
peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN sama
dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam menghitung rata-rata
dan simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-rata dan simpangan baku dihitung
dengan rumus statistik sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik.
Dengan kata lain PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai
sekelompok siswa dalam satu proses pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan
pada kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada
kelompok itu.
Dalam hal ini norma berarti kapasistas atau prestasi kelompok, sedangkan
kelompok adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut dapat kelompok siswa
dalam satu kelas, sekolah, rayon, propinsi, dan lain-lain. Pan juga dapat dikatakan
penilaian apa adanya dengan pengertian bahwa acuan pembandingnya semata-mata
diambil dari kenyataan yang diperoleh (rata-rata dan simpangan baku) pada saat
penilaian dilakukan dan tidak dikaitkan dengan hasil pengukuran lain.
Dengan demikian kelemahan sistem PAN dapat terlihat jelas bahwa tes
apapun, dalam kelompok apapun, dengan kadar prestasi yang bagaimanapun
pemberian nilai dengan model pendekan PAN selalu dapat dilakukan. Oleh karena itu
penggunaan model pendekatan ini dapat dilakukan denga baik apabila memenuhi
syarat antara lain: a). skor nilai terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai
dengan pencaran kurva normal; b). jumlah yang dinilai minimal 50 orang atau lebih
dari 100 orang dalam arti sampel yang digunakan besar.
Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
banyaknya siswa yang akan lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di
dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu jumlah
yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap siswa
disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan
nilai rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva
normal atau jumlah anak yang diluluskan.
3. Kelebihan PAN
Membuat kurva normal khusus bagi mereka yang sudah melampui batas minimal.
Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala.
Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala sigma, dengan jarak masing-masing 1,5 S
A = +1,5 S sampai dengan +3,0 S
B = 0,0 S sampai dengan +1,5 S
C = -1,5 S sampai dengan 0,0 S
D = -3,0 S sampai dengan -1,5 S
76 Tes Uraian 1 10 10
Skor Maksimum Ideal 120
2 40 40/120 X 100 = 33
3 80 80/120 X 100 = 67
4 30 30/120 X 100 = 25
5 75 75/120 X = 62
6 52 52/120 X 100 = 43
7 59 59/120 X 100 = 49
8 71 71/120 X 100 = 59
9 41 41/120 X 100 = 34
10 58 58/120 X 100 = 48
11 61 61/120 X 100 = 51
12 56 56/120 X 100 = 47
13 53 53/120 X 100 = 44
14 63 63/120 X 100 = 52
15 85 785/120 X 100 = 71
16 54 54/120 X 100 = 45
17 60 60/120 X 100 = 50
18 49 49/120 X 100 = 41
19 55 55/120 X 100 = 46
20 43 43/120 X 100 = 36
Dari nilai-nilai yang telah diperoleh, maka jika diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan
patokan adalah :
Maka dari 20 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar tersebut tidak ada
seorang pun yang mendapat nilai A, yang mendapat nilai B hanya 1 orang (%), Nilai
C dicapai oleh 2 orang siswa (2,5 %), Nilai D ada 5 orang siswa (%) dan siswa yang
tidak lulus pada tes bidang studi Fiqh ini ada 7 orang siswa (%).
f .x
Mean = N = 33,75
f . 2
843,74
42,187 6,495
Selanjutnya, SD = N 20
Pohan, Rahmadani. 2017. Pan dan pap dalam evaluasi pembelajaran: Unnes. Pada web :
Nandang, 2008. Penilaian PAN dan PAP. Diakses pada 20 Maret 2020, dari
https://www.google.com/amp/s/blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/penilaian-
acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/amp/
Annisa, Risma Nur. 2015. PAN dan PAP dalam Evaluasi Pembelajaran. Diakses pada 20
Maret 2020, dari http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/pan-pap-dalam-
evaluasi-pembelajaran/