Anda di halaman 1dari 16

ASESMEN PEMBELAJARAN

PEMBERIAN NILAI DENGAN PENGGUNAAN PAP DAN PAN

Disusun Oleh :
Kelompok 2

05. Rita Pratiwi ( 06131181722006 )


12. Ayu Dita Maharani ( 06131181722033 )
21. Widia ( 06131281722014 )
24. Ayu Aulia Zaqqia Kholfi ( 06131281722018 )
35. Rezqia Rahma Putri ( 06131281722035 )
40. Viola Miftakhul Nurjanah ( 06131281722040 )
44. Anjarria Lestari Sari (06131281722051 )

Dosen Pengampuh : Dra. Siti Hawa, M.Pd

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.

Makalah ini membahas tentang pemberian nilai dengan penggunaan pap dan pan .
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam memahami sebuah materi pembelajaran haruslah
dimulai dari yang dasar terlebih dahulu, tidak bisa langsung pada pembelajaran level tinggi
melainkan dengan mempelajari materi atau level dasar terlebih dahulu agar mampu
memahami materi-materi lain yang lebih tinggi levelnya.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

Indralaya, Maret 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

B Rumusan Maslah

C Tujuan

BAB II. ISI

A Penilaian Acuan Patokan (PAP)

B Penilaian Acuan Norma (PAN)

C Penilaian Acuan Gabungan (PAG)

D Contoh soal pemberian nilai PAP

E Contoh soal pemberian nilai PAN

Bab III PENUTUP

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan salah satu aspek dalam proses belajar mengajar di sekolah.
penilaian adalah sala satu proses untuk mengambil suatu keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasl belajar yang menggunakan instrument tes
maupun non tes. Jadi tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa,
tetapi lebih ditekankan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu
proses atau suatu hasil yang di peroleh seseorang atau suatu tim
Pengukuran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan penilaian.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian agka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu
yang dimiliki seseorang, hal atau objek tertentu menurut aturan yang jelas. Dalam bidang
menenah, dosen dapat mengukur penugasaan peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu yang telah dilatih, tetapi tidak mengukur peserta didik itu sendiri. Tanpa kemampuan
melakukan pengukuran seorang guru tdak dapat mengetahui dimana ia berada dalam suatu
kegiatan
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas
yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikanyang setiap butir
pertanyaan mempunyai jawaban yang dianggap benar.
Tes, penilaian dan pengukuran merupakan suatu rangkaian kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan anta rtes , pengukuran dan
penilaian adalah penilaian hasil belajar baru dilakukan dengan baik dan benar bila
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Oleh karena itu, kajian tentang Penilaian Acuan Pokok (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN) ini penting dilakukan ntuk memberikan bekal kepada guru
dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemberian Acuan Patokan?
2. Apa itu pemberian nilai acuan norma?
3. Apa itu pemberian nilai acuan gabungan?
4. Bagaimana contoh soal pemberian nilai PAP?
5. Bagaimana contoh soal pemberian nilai PAN?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pemberian Acuan Patokan
2. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian nilai acuan norma
3. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian nilai acuan gabungan
4. Untuk mengetahui contoh soal pemberian nilai PAP
5. Untuk mengetahui contoh soal pemberian nilai PAN
BAB II
ISI

A. Penilaian Acuan Patokan (PAP)


1. Pengertian Penilaian Acuan Patokan
PAP adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar
atau norma absolut.[5] PAP pada umumnya digunakan untuk menafsirkan hasil tes
formatif. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh
peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh
peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program.
Jadi, PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan
membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan
suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat
pengalaman belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, kriteria yang digunakan 75%
atau 80%. Bagi peserta didik yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah
ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial.

2. Tujuan Penilaian Acuan Patokan


Tujuan PAP adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. PAP sangat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai
standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat
pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus (passing grade) dengan pendekatan ini,
setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh
peserta didik.

B. Penilaian Acuan Norma (PAN)


1. Pengertian PAN
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
 Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar dokumen
normatif yang diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan dalam
penerapan standar. Data dokumen normatif yang diacu dalam standar yang sangat
diperlukan dalam penerapan standar.
 Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu
pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan norma (PAN).
 PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses
pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya
pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
 Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang
siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam
kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.

Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma
adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-nilai
yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk
di dalam kelompok itu.

2. Ciri Penilaian Acuan Normatif

1. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta


didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan
Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di
dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.

2. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya,


selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu
tersebut.

3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat


kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan,
tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam
komunitasnya (kelompoknya).

4. Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan


tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.

5. Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan


kelompok.
PAN adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan standar
atau norma relatif. Karena apabila seorang siswa yang terjun ke kelompok A
termasuk “Hebat”, mungkin jika pindah ke kelompok lainnya hanya menduduki
kualitas “Sedang saja”. PAN digunakan untuk menafsirkan hasil tes sumatif. Dalam
PAN, makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara
membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam
satu kelompok/kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar
sehingga dapat diketahui kedudukan relatif seorang peserta didik dibandingkan
dengan teman sekelasnya. Tujuan PAN adalah untuk membedakan peserta didik atas
kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai yang
tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok
menggambarkan suatu kurva normal.

Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan
ini dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai sampel
dari bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagian mana
yang lebih urgen. Untuk itu, guru harus dapat membatasi jumlah soal yang
diperlukan, karena tidak semua materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat
dimunculkan soal-soalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat
kesukaran yang bervariasi, mulai dari yang mudah sampai dengan yang sukar
sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat
menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan lainnya.

Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan PAN lebih banyak mendorong
kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Lagi pula tidak menolong
sebagian besar peserta didik yang mengalami kegagalan. Dengan kata lain,
keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. PAN biasanya
digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil belajar
peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN sama
dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam menghitung rata-rata
dan simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-rata dan simpangan baku dihitung
dengan rumus statistik sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik.

Dengan kata lain PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai
sekelompok siswa dalam satu proses pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan
pada kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada
kelompok itu.

Dalam hal ini “norma” berarti kapasistas atau prestasi kelompok, sedangkan
“kelompok” adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut dapat kelompok siswa
dalam satu kelas, sekolah, rayon, propinsi, dan lain-lain. Pan juga dapat dikatakan
penilaian “apa adanya” dengan pengertian bahwa acuan pembandingnya semata-mata
diambil dari kenyataan yang diperoleh (rata-rata dan simpangan baku) pada saat
penilaian dilakukan dan tidak dikaitkan dengan hasil pengukuran lain.

PAN menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada kurva normal. Hasil-


hasil perhitungannya dipakai sebagai acuan penilaian dan memiliki sifat relatif sesuai
dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan pada saat
itu.

Penggunaan sistem PAN membiarkan siswa berkembang seperti apa adanya.


Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) sesuai
dengan tuntutan kompetensi. TKP yang berorientasi pada kompetensi tetap dipakai
sebagai tumpuan dalam penyusunan evaluasi akan tetapi pada saat pemberian skor
yang diperoleh siswa maka TKP tidak dipergunakan sebagai pedoman. Batas
kelulusan tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap kompetensi yang
ditetapkan dalam TKP, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan
baku yang dihasilkan kelompoknya.

Dengan demikian kelemahan sistem PAN dapat terlihat jelas bahwa tes
apapun, dalam kelompok apapun, dengan kadar prestasi yang bagaimanapun
pemberian nilai dengan model pendekan PAN selalu dapat dilakukan. Oleh karena itu
penggunaan model pendekatan ini dapat dilakukan denga baik apabila memenuhi
syarat antara lain: a). skor nilai terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai
dengan pencaran kurva normal; b). jumlah yang dinilai minimal 50 orang atau lebih
dari 100 orang dalam arti sampel yang digunakan besar.

Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
banyaknya siswa yang akan lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di
dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu jumlah
yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap siswa
disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan
nilai rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva
normal atau jumlah anak yang diluluskan.

3. Kelebihan PAN

a. Dapat digunakan untuk menetapkan nilai secara maksimal

b. Dapat membedakan kemampuan peserta didik yang pintar n kurang pintar.


Membedakan kelompok atas dan bawah.

c. FLEKSIBEL : dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda-beda

d. Mudah menilai karena tdk ada patokan

e. Dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif, afektif dan psikomotor

C. Penilaian Acuan Gabungan


Penilaian acuan gabungan merupakan kombinasi dari penilaian acuan normatif dan
patokan. Nurhasan (2000:317) menjelaskan sebagai berikut: “Dalam penerapan penilaian
acuan gabungan (PAP dan PAN), dalam pembuatan norma penilaiannya menggunakan dua
tahap yaitu tahap pertama menerapkan prosedur penilaian acuan patokan dengan terlebih
dahulu menentukan batas minimal skor yang harus dicapai (passing-grade) dan tahap kedua
menerapkan prosedur penilaian acuan norma terhadap skor-skor yang berada di atas batas
minimal skor yang harus dicapai (passing-grade).”

Pada pembuatan norma penilaian gabungan menggunakan dasar hasil


penghitungan rata-rata dan simpangan baku dari skor-skor yang berada di atas
passing-grade. Selanjutnya dalam pembuatan norma penilaiannya dapat menggunakan
standar penilaian 1 – 10, 10 – 100, atau standar penilaian dengan huruf (A, B, C, D,
dan E).

Langkah-langkah penentuan PAG :

Tentukan terlebih dahulu persentase minimal penguasaan materi.

Membuat kurva normal khusus bagi mereka yang sudah melampui batas minimal.
Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala.

Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala sigma, dengan jarak masing-masing 1,5 S
A = +1,5 S sampai dengan +3,0 S
B = 0,0 S sampai dengan +1,5 S
C = -1,5 S sampai dengan 0,0 S
D = -3,0 S sampai dengan -1,5 S

D. Contoh Soal pemberian nilai PAP


Seorang guru merencanakan tes hasil belajar dalam bidang studi Fiqh. Soal-
soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut terdiri atas 75 butir soal tes obyektif dan 1
butir soal tes uraian dengan rincian sbb :

Nomor Butir Bentuk Tes/Model Soal Jumlah Butir Bobot Skor


Soal Soal Jawaban
Betul

01-10 Tes Obyektif bentuk True- 10 1 10


False

11-20 Tes Obyektif bentuk 10 1 10


Matching

21-30 Tes Obyektif bentuk 10 1 10


Completion

31-40 Tes Obyektif bentuk MCI 10 1 10


model melengkapi lima
pilihan

41-50 Tes Obyektif bentuk MCI 10 1½ 15


model melengkapi berganda

51-60 Tes Obyektif bentuk MCI 10 1½ 15


model asosiasi dengan lima
pilihan

61-70 Tes Obyektif bentuk MCI 10 2 20


model analisis hubungan
antarhal

71-75 Tes Obyektif bentuk MCI 5 4 20


model analisis kasus

76 Tes Uraian 1 10 10
Skor Maksimum Ideal 120

Berdasarkan rincian butir-butir soal diatas tersebut dapat diketahui bahwa


Skor Maksimum Ideal (SMI) dari tes hasil belajar tersebut adalah = 120. Kemudian
Skor-skor mentah hasil THB bidang studi Fiqh yang dicapai oleh 20 orang siswa
setelah diubah (dikonversi) menjadi nilai standar dengan menggunakan standar
mutlak (penilaian beracuan kriterium).

Dengan menggunakan Rumus : Nilai = Skor Mentah/Skor Maksimum Ideal X


100

No Skor Mentah Nilai


.
1 60 60/120 X 100 = 50

2 40 40/120 X 100 = 33

3 80 80/120 X 100 = 67

4 30 30/120 X 100 = 25

5 75 75/120 X = 62

6 52 52/120 X 100 = 43

7 59 59/120 X 100 = 49

8 71 71/120 X 100 = 59

9 41 41/120 X 100 = 34

10 58 58/120 X 100 = 48

11 61 61/120 X 100 = 51

12 56 56/120 X 100 = 47
13 53 53/120 X 100 = 44

14 63 63/120 X 100 = 52

15 85 785/120 X 100 = 71

16 54 54/120 X 100 = 45

17 60 60/120 X 100 = 50
18 49 49/120 X 100 = 41

19 55 55/120 X 100 = 46

20 43 43/120 X 100 = 36

Dari nilai-nilai yang telah diperoleh, maka jika diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan
patokan adalah :

Rentang Skor Nilai


Nilai 80% s.d. 100% = A

Nilai 70% s.d. 79% = B

Nilai 60% s.d. 69% = C

Nilai 45% s.d. 59% = D

Nilai < 44% E / Tidak lulus

Maka dari 20 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar tersebut tidak ada
seorang pun yang mendapat nilai A, yang mendapat nilai B hanya 1 orang (%), Nilai
C dicapai oleh 2 orang siswa (2,5 %), Nilai D ada 5 orang siswa (%) dan siswa yang
tidak lulus pada tes bidang studi Fiqh ini ada 7 orang siswa (%).

E. Contoh soal Pemberian nilai PAN


Dari HASIL TES 20 Peserta Didik diperoleh
Skor 45 = 2 orang
Skor 40 = 3 orang
Skor 35 = 7 orang
Skor 30 = 6 orang
Skor 20 = 2 orang
Nilai ( x ) Frekuensi x.f µ=X-M µ² f. µ²
(f)
45 2 90 11,25 126,562 253,124
40 3 120 6,25 39,062 117,186
35 7 245 1,25 1,562 10,934
30 6 180 -3,75 14,062 84,372
20 2 40 -13,75 189,062 378,124
Jumlah 20 675 843,74
Maka,

 f .x
Mean = N = 33,75

 f . 2


843,74
 42,187  6,495
Selanjutnya, SD = N 20

Tabel Berikut adalah klasisifikasi nilai berdasarkan PAN


Nilai Skor Minimal
10 M + ( 2,25 x SD ) = 33,75 + ( 2,25 x 1,086 ) = 36,195
9 M + ( 1,75 x SD = 33,75 + ( 1,75 x 1,086 ) = 35,650
8 M + ( 1,25 x SD ) = 33,75 + ( 1,25 x 1,086 ) = 35,107
7 M + (0,75 x SD ) = 33,75 + ( 0,75 x 1,086 ) = 34,564
6 M + ( 0,25 x SD ) = 33,75 + ( 0,25 x 1,086 ) = 34,021
5 M – ( 0,25 x SD ) = 33,75 – (0,25 x 1,086) = 33,478
4 M – ( 0,75 x SD ) = 33,75 – (0,75 x 1,086 ) = 32,935
3 M – ( 1,25 x SD ) = 33,75 – (1,25 x 1,086 ) = 32,392
2 M – ( 1,75 x SD ) = 33,75 – (1,75 x 1,086 ) = 31,849
1 M – ( 2,25 x SD ) = 33,75 – (2,25 x 1,086 ) = 31,306
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PAP adalah singkatan dari Penilaian Acuan Patokan. Suatu penilaian disebut PAP jika
dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan
(instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa
dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang pengajaran
sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah ditetapkan. Kriteria yang digunakanpun
bersifat mutlak. Artinya, kriteria itu bersifat tetap dan berlaku bagi semua siswa yang
mengikuti tes di lembaga terkaiT
Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian itu kita mengacu
kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (instruksional) yang telah dirumuskan
sebelumnya. Penilaian dikatakan menggunakan pendekatan PAN apabila nilai-nilai yang
diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa lain yang termasuk dalam
kelompok itu. Pendekatan acuan standar adalah penilaian dari kemampuan siswa
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Teknik konversi nilai
ada 2, yaitu: yang mengacu pada PAP dan PAN. Konversi nilai yang mengacu pada PAN
terbagi menjadi 5, yaitu: stanfive, stannine, standar eleven, stanel, z score, dan T score.
Saran Dalam melakukan teknik pemberian dan pengolahan skor, guru sebaiknya
menggunakan teknik yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sehingga bisa
mencerminkan hasil yang sebenarnya dari peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Pohan, Rahmadani. 2017. Pan dan pap dalam evaluasi pembelajaran: Unnes. Pada web :

Nandang, 2008. Penilaian PAN dan PAP. Diakses pada 20 Maret 2020, dari
https://www.google.com/amp/s/blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/penilaian-
acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/amp/

Annisa, Risma Nur. 2015. PAN dan PAP dalam Evaluasi Pembelajaran. Diakses pada 20
Maret 2020, dari http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/pan-pap-dalam-
evaluasi-pembelajaran/

Sukardi. E, dan Maramis. W. F. 1986. Penilaian Keberhasilan Belajar. Jakarta: Erlangga


University Press

Tanpa Nama. Materi PAN dan PAP. Diakses pada Staffnew.uny.ac.id


http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2017/10/19/pan-pap-dalam- evaluasi-
pembelajaran/ (diakses pada 20 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai