Anda di halaman 1dari 43

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017 1

STANDAR AKUNTANSI
TERKAIT TAX AMNESTY DAN
ISSUE-ISSUE TERKAIT

Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA,CPSAK


Agenda Hari Ini
2

 Review UU No 11 tahun 2016


 PSAK 70
 Issue-issue Penerapan PSAK 70

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


UU Pajak No 11/2016: Tax Amnesty
3
adalah….
 Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang,
 tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi
pidana di bidang perpajakan,
 dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini

 Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan


ke kas negara untuk mendapatkan Pengampunan
Pajak.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
UU Pajak No 11/2016: Tujuan
4

 a. mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi


melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan
berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik,
perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan
peningkatan investasi;

 b. mendorong reformasi perpajakan menuju sistem


perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis
data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan
terintegrasi; dan

 c. meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan


digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Tarif Tebusan 1: Harta dibawa ke DN
5

• 3 bulan pertama 3% • Januari 2017


sejak UU sampai Maret
disahkan • October sampai 2017
Desember 2016
• Sampai 30 Sept
2016

2% 5%

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Tarif tebusan 2 : Harta masih di LN
6

• 3 bulan pertama 6% • Januari 2017


sejak UU disahkan sampai Maret
• October sampai 2017
• Sampai 30 Sept Desember 2016
2016

4% 10%

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Tarif Tebusan 3 : UKM
7

• Untuk total
2%
harta • Nilai harta
dilaporkan lebih dari IDR
IDR 10 Milyar 10 Milyar

0.5%
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Harta yang diungkapkan
8

 a. nilai Harta yang telah dilaporkan dalam SPT PPh


Terakhir; dan
 b. nilai Harta tambahan yang belum atau belum
seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir.

 Yang mendapatkan pengampunan bukan hanya


harta tambahan tapi semua harta yang
diungkapkan.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Harta yang diungkapkan: Pengukuran
9

 Nilai Harta tambahan yang belum atau belum


seluruhnya dilaporkan sebagaimana dimaksud
pada ayat
 (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah
berdasarkan nilai nominal untuk Harta berupa kas
 atau nilai wajar untuk Harta selain kas pada akhir
Tahun Pajak Terakhir.

Tidak dijelaskan dalam UU yang dimaksud nilai wajar


apakah sesuai dengan PSAK 68.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Utang yang terkait langsung dengan
10
harta
 Hanya untuk keperluan menghitung uang tebusan!
 Utang yang terkait langsung dengan harta dapat
menjadi pengurang
 75% wajib pajak badan
 50% wajib pajak pribadi

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Surat Pernyataan
11

 Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri


menerbitkan Surat Keterangan dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal diterima Surat Pernyataan beserta
lampirannya dan mengirimkan Surat Keterangan
kepada Wajib Pajak.
 Dalam hal jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Menteri atau
pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri belum
menerbitkan Surat Keterangan, Surat Pernyataan
dianggap diterima sebagai Surat Keterangan.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Fasilitas utk peserta tax amnesty
12

 penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak


dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di
bidang perpajakan, untuk kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian
Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir;

 penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga, atau denda,


untuk kewajiban perpajakan

 tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan


penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, atas kewajiban perpajakan

 penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan


penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak
sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan
penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan,
sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir,
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Perlakuan Perpajakan. Pasal 14
13

 Bagi Wajib Pajak yang diwajibkan menyelenggarakan pembukuan


menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, harus membukukan selisih antara nilai Harta
dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah dilaporkan sebagai
tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca.

 Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat huruf b yang berupa
aktiva tidak berwujud, tidak dapat diamortisasi untuk tujuan
perpajakan.

 Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat huruf b yang berupa
aktiva berwujud, tidak dapat disusutkan untuk tujuan perpajakan.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Ersa Tri Wahyuni Maret 2017 14

PSAK 70: ASET DAN LIABILITAS


PENGAMPUNAN PAJAK
Latar Belakang
15

 Untuk mendukung program Pemerintah melalui


peningkatan penerimaan pajak
 18 Agustus 2016 DSAK IAI telah mengeluarkan ED
PSAK 70 untuk memberikan pengaturan perlakuan
akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan
pajak.
 Disahkan 14 September 2016

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Tujuan PSAK 70
16

Tujuan
• Mengatur perlakukan
akuntansi untuk Aset dan
Liabilitas Pengampunan pajak
sesuai UU Pengampunan
Pajak No 11/2016
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Ruang Lingkup
17

 Entitas menerapkan PSAK 70 jika entitas mengakui


aset dan liabilitas dalam laporan keuangannya
 PSAK 70 dapat digunakan juga untuk entitas yang
menggunakan SAK ETAP

Bila entitas ikut Tax Amnesty tapi tidak mau


mencatatakan aset dan liabilitasnya dalam laporan
keuangan, apakah harus tetap menerapkan PSAK
70?
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Kebijakan Akuntansi
18

 OPSI Satu
 Pengakuan, pengukuran dan penyajian aset dan
liabilitas pajak mengikuti SAK yang ada.
 Opsi Dua
 Pengakuan, pengukuran dan penyajian aset dan
liabilitas pajak mengikuti aturan khusus yang ada
dalam PSAK 70

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Pengakuan
19

 Aset dan liabilibitas pengampunan pajak diakui


jika disyaratkan oleh SAK. Entitas tidak mengakui
suatu item sebagai aset dan liabilitas jika SAK
tidak memperkenankan pengukuran item tersebut.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Contoh kasus Pengakuan 1
20

 Sebuah wajib pajak badan ikut serta dalam


program Tax Amnesty dan satu satunya harta yang
dilaporkan adalah merek dagang (brand) yang
selama ini dikembangkan sendiri oleh entitas.
Perusahaan tidak pernah membeli merek dagang
dari pihak lain.
 Berdasarkan ketetapan pajak, harta ini dapat
diakui
 Bagaimana berdasarkan SAK?

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Contoh Kasus Pengakuan 2
21

 Entitas memiliki suatu akun bank yang selama ini


belum dilaporkan dalam SPT. Akun bank tersebut
memiliki saldo IDR 10 M. Akun bank ini dilaporkan
sebagai harta tambahan dalam program
pengampunan pajak. Ternyata akun tersebut
merupakan akun sementara, di mana uang yang
berada di dalam akun tersebut akan disalurkan
kembali ke SBU atau entitas lain.
 Berdasarkan SAK, apakah akun ini harta atau
liabilitas?

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Pengakuan Uang Tebusan
22

 Baik opsi satu dan opsi dua mengakui uang tebusan


sebagai beban operasional
 Uang tebusan tidak bisa digunakan untuk
mengurangi aset pengampunan pajak
 Uang tebusan tidak bisa dianggap sebagai
pembayaran pajak (beban pajak/tax expense)

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


23 Akuntansi OPSI SATU

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


OPSI Satu : Dianggap Kesalahan
24

 Dalam Opsi satu, harta tambahan karena TA


dianggap sebagai kesalahan, sehingga entitas
menerapkan SAK yang relevan, termasuk PSAK 25.
 Contoh: Sebuah WP Badan ikut program TA dan
melaporkan satu buah gedung yang selama ini
belum dilaporkan. Gedung tersebut dibeli 5 tahun
yang lalu dengan harga IDR 10 milyar dengan
depresiasi 20 tahun.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Perlakuan Pencatatan Sesuai Opsi
25
Satu
 Kelalaian mencantumkan gedung dalam laporan
keuangan dianggap sebagai error.
 Entitas memasukkan gedung tersebut sesuai dengan
harga perolehannya secara retrospektif (seakan-akan
gedung tersebut sudah dimiliki sejak 5 tahun lalu)
 Dampak depresiasi selama 5 tahun diakui dalam saldo
laba (Retained Earnings). Per tahun 500 juta sehingga
dalam 5 tahun total depresiasi adalah Rp. 2.5M
 Entitas menyajikan ulang Neraca 3 kolom. Akhir
periode pelaporan, perode komparatif, dan awal
periode komparatif. (lihat PSAK 25 dan PSAK 1)
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Pengukuran Selanjutnya dan Penyajian
26

 Mengikuti SAK yang berlaku.


 Misalnya : Bila aset tetap berarti harus disusutkan
sesuai dengan SAK yg berlaku.
 Penyajian disajikan sama dengan aset aset lain
dalam golongan yang sama.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Pertanyaan2 Seputar Opsi Satu
27

 Apakah menggunakan jumlah yang ada di Surat


Keterangan? Ketika mengakui pertama kali?
 Bagaimana penyajian dalam laporan keuangan?
Apakah perlu dipisahkan seperti opsi dua?

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


28 Akuntansi Opsi Dua

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Opsi Dua: Dianggap Sebagai
29
Tambahan Modal Disetor
 Bila Entitas memilih Opsi Dua maka tambahan harta
akibat tax amnesty dianggap sebagai tambahan
modal disetor.
 Dianggap sebagai transaksi ekuitas
 Sehingga selisih antara aset pengampunan pajak
dan liabilitas pengampunan pajak diakui pada
ekuitas dalam pos tambahan modal disetor.
 Tidak bisa diakui sebagai laba rugi direalisasi
ataupun di reklasifikasi ke saldo laba.
 Sampai kapan?....
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Opsi Dua : Pengakuan Awal
30

 Berapapun nilai yang tertera dalam SKPP (Surat


Keterangan Pengampunan Pajak) diakui sebagai harga
perolehan (Deemed Cost)
 Namun mengingat bahwa tidak ada persyaratan nilai
wajar sesuai dgn SAK dalam surat pernyataan harta,
maka ada kemungkinan entitas berusaha mengecilkan
nilai wajar harta untuk mengecilkan uang tebusan
 Oleh sebab itu penyajian aset TA pada opsi dua
dipisahkan dengan aset lainnya karena pengukuran
awal yang belum tentu sesuai dengan SAK
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Penyesuaian Provisi
31

 Entitas mungkin saja sedang memiliki sengketa


pajak dan memiliki provisi atau aset pajak
tangguhan.
 Bila WP ikut program tax amnesty, maka semua
pemeriksaan dan penyidikan pajak dihentikan
 Entitas tidak memiliki dasar untuk tetap
mengharapkan manfaat ekonomi dari aset tersebut
sehingga dilakukan penyesuaian
 Diakui dalam laba rugi pada periode surat
keterangan
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Pengukuran setelah pengakuan
32

 Opsi dua mensyaratkan pengukuran selanjutnya


mengikuti SAK yang relevan.
 Aset tetap disusutkan dan bisa mengalami
penurunan nilai (PSAK 16 dan PSAK 48)
 Apabila entitas ingin menilai aset dan liabilitas
sesuai dengan nilai wajar (PSAK 68), selisihnya
masuk ke tambahan modal disetor, tidak dilarang.
Silahkan.
 Nilai hasil pengukuran kembali menjadi deemed cost
baru.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Pengukuran setelah Pengakuan
33

 Bila TA mengakibatkan munculnya pengendalian


baru. Muncul investee baru.
 Entitas mengukur kembali dan menerapkan PSAK
65 Laporan Keuangan Konsolidasian
 Periode Pengukuran kembali bisa sampai dengan
31 Desember 2017
 Jika investee merupakan entitas sepengendali
maka entitas menerapkan ketentuan dalam PSAK
38.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Penghentian Pengakuan
34

Sesuai dengan SAK


yang relevan

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Penyajian Opsi 2
35

Disajikan terpisah
• Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan terpisah dari
aset dan liabilitas lainnya.
• Mirip dengan “Aset yang tersedia untuk dijual”
Boleh disajikan terpisah di golongan jangka pendek
atau jangka panjang
• Bila gak jelas, maka disajikan one line item di dalam golongan
jangka panjang

Tidak boleh saling hapus antara aset dan liabilitas

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Ilustrasi Penyajian
36

Laporan Posisi Keuangan


Aset Lancar
Kas dan setara kas
Inventory
Aset Pengampunan Pajak
Aset Tidak Lancar
Bangunan
Tanah
Aset Pengampunan Pajak
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Apakah Selamanya harus disajikan
37
terpisah?
 Tidak perlu selamanya
 Bila entitas ingin mereklasifikasi aset pengampunan
pajak, bisa dilakukan dengan syarat
 Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas
pengampunan pajak sesuai dengan SAK (bukan
sesuai dengan SKPP). Sesuai dengan paragraf 16

 Ingat alasan dipisahkan karena pengakuan


awalnya tidak sesuai dengan SAK melainkan sesuai
dengan SKPP.
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Pengungkapan
38

 Yang wajib diungkapkan:


 Tanggal SKPP
 Jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak
sesuai dengan SKPP serta jumlah liabilitas
pengampunan pajak

 Mengungkapkan hal hal lain yang dirasakan


penting agar menghasilkan informasi yang relevan
dan andal

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


Ketentuan Transisi
39

Opsi Satu
• Retrospektif sesuai dengan PSAK
25
Opsi Dua
• Prospektif
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Issue Issue Penting
40

 Mengapa SAK 70 tidak mengikuti UU Perpajakan


yang mengijinkan selisih nilai masuk ke saldo laba?
 Mengapa SAK 70 tidak mengikuti UU perpajakan
yang mengijinkan aset tetap tidak didepresiasikan?
 Mengapa uang tebusan dianggap sebagai beban?
Bukan masuk dalam harga perolehan aset?
 Mengapa provisi dan aset pajak tangguhan tidak
bisa dibuang ke saldo laba? Mengapa harus diakui
di laba rugi?
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Issue Issue Penting : Cut Off date
41

 Wajib Pajak menyerahkan surat pernyataan harta


untuk ikut TA pada tanggal 30 Desember 2016
dan membayar uang tebusan pada tanggal
tersebut. SKPP baru diterima 10 hari kemudian
tanggal 10 Januari.
 Kapan uang tebusan diakui dalam laporan laba
rugi?
 Kapan aset dan liabilitas pajak diakui?
 Apakah terbitnya SKPP adalah adjusting events
setelah tanggal neraca?
Ersa Tri Wahyuni Maret 2017
Koreksi Editorial PSAK 70
42

 DSAK melakukan koreksi editorial PSAK 70 karena dirasakan


membingungkan pembaca. Koreksi editorial PSAK 70 Sebagai berikut:

 Paragraf 13 Entitas mengakui uang tebusan yang dibayarkan dalam


laba rugi pada periode Surat Keterangan Surat Pernyataan Harta
disampaikan.

 Paragraf 14 Entitas melakukan penyesuaian atas saldo klaim, aset


pajak tangguhan, dan provisi dalam laba rugi pada periode Surat
Keterangan Surat Pernyataan Harta disampaikan sesuai UU
Pengampunan Pajak sebagai akibat hilangnya hak yang telah diakui
sebagai klaim atas kelebihan pembayaran pajak, aset pajak
tangguhan atas akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, dan provisi
pajak sebelum menerapkan Pernyataan ini.

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017


43 Thank You
Email: ersawahyuni@gmail.com
Twitter : @ersatriwahyuni

Ersa Tri Wahyuni Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai