Kelompok 5
Anggota Kelompok :
Aghnia Silviani Effendi (1)
Annisa Kinanti (6)
Lukas Abiyoso (16)
Qisthon Ad Dari (24)
Rahayu Asriyani (25)
Kelas : 8-2
A. Latar Belakang
Pemerintah menjalankan aktivitas keuangannya melalui mekanisme APBN. Berbeda
dengan perusahaan swasta yang memiliki tujuan untuk memperoleh laba atau profit, tujuan
keuangan pemerintah adalah untuk membiayai kegiatan operasional pemerintah dan
melakukan belanja demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam APBN, pemerintah
memiliki anggaran, dari sisi pendapatan dan belanja negara. Pada sisi pendapatan, APBN
berisi target pemerintah atas sumber dana masukan yang dapat diperoleh dari sektor
perpajakan, PNBP, dan hibah. Pada sisi belanja, APBN berisi rencana pengeluaran pemerintah
untuk berbagai jenis belanja, misalnya belanja pegawai, belanja barang, belanja subsidi, dan
lain-lain. Selain itu terdapat pula sisi pembiayaan, yang berisi pengeluaran yang akan diterima
kembali atau pendapatan yang akan dikeluarkan kembali. Umumnya, sisi pembiayaan ini berisi
sumber pendanaan defisit baik melalui mekanisme pinjaman dalam negeri, pinjaman luar
negeri, Surat Berharga Negara, dan lain-lain.
Dalam perjalanan realisasi APBN, pemerintah mengalami banyak tantangan. Tantangan
tersebut sering menyebabkan realisasi APBN tidak berjalan sesuai apa yang direncanakan
sehingga tak jarang pemerintah harus membuat APBN-P pada tahun berjalan untuk
menyesuaikan APBN dengan kondisi yang sebenarnya. Selain itu, pemerintah juga harus
mengelola defisit anggaran serta menerapkan strategi pembiayaan yang tepat untuk menutupi
ketidakseimbangan antara pendapatan dan belanja pemerintah. Pengelolaan pembiayaan
menjadi salah satu hal penting untuk diperhatikan karena hal tersebut dapat menimbulkan krisis
seperti yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1998, dimana nilai rupiah melemah dan
seluruh pembiayaan yang berasal dari luar negeri dengan menggunakan mata uang asing
nilainya meningkat menjadi berkali - kali lipat. Krisis tersebut dapat mendorong Indonesia
mengalami fiscal distress.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin pengelolaan keuangan yang baik
agar krisis tersebut tidak terulang kembali. Pada beberapa negara didunia, ketidakmampuan
pemerintah dalam mengelola anggarannya dapat memicu terjadinya fiscal distress atau krisis
yang berkepanjangan yang menyebabkan suatu negara mengalami kebangkrutan dan kondisi
ekonomi negara tersebut menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk
dapat meramalkan anggaran dengan baik di tengah kondisi negara yang dinamis dan penuh
ketidakpastian agar Indonesia dapat terhindar dari fiscal distress.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu financial distress dan fiscal distress?
2. Apa saja indikator terjadinya fiscal distress?
3. Apa penyebab dari fiscal distress?
4. Apa dampak dari fisccal distress?
5. Bagaimana contoh fiscal distress yang terjadi di berbagai negara?
6. Bagaimana cara mencegah fiscal distress?
6. Bagaimana cara menangani fiscal distress?
PEMBAHASAN
2. Tahapan Reform
Melaksanakan rencana pemulihan jangka pendek, mengembangkan dan menerapkan
rencana jangka panjang.
Pada tahapan ini, pemerintah mulai melaksanakan Fiscal recovery plan yang telah di
tetapkan. Pelaksanakan rencana pemulihan jangka pendek, mengembangkan dan
menerapkan rencana jangka panjang yang telah ada. Dalam memilih rencana jangka
panjang, pemerintah harus dapat mengatasi masalah yang menjadi penyebab dari fiscal
distress. Fokus pada akar masalah yang harus dapat dikendalikan atau diatasi antara lain :
a. Politik internal
Termasuk diantaranya krisis kepemerintahan, biaya biaya personnel yang terlalu mahal
dan model gaji/dana pensiun yang tidak berkelanjutan
b. Teknikal ekonomi internal
Termasuk lemahnya praktik penganggaran yang representatif, kurangnya inovasi dan
ketahanan terhadap perubahan dan tantangan terhadap manajemen yang baik.
c. Politik eksternal
Termasuk penolakan publik untuk membayar pajak, penurunan pendapatan antar negara
dan ketidakefektifan komunikasi dengan masyarakat.
d. Teknikal ekonomi internal
Termasuk resesi/kelesuan ekonomi global, perubahan pokok dalam tatanan ekonomi
dalam negeri dan perubahan demographics.
Cara cara yang dapat ditempuh untuk menanggulangi hal tersebut diantaranya :
a. Politik internal
Adopsi kebijakan perekonomian negara lain yang sesuai, meningkatkan kerja sama dan
sinergi, melakukan reorganisasi dan review dari program pemerintah yang telah
dijalankan.
b. Teknikal ekonomi internal
Reformasi dalam penyusunan anggaran, menjadikan inovasi sebagai salah satu disiplin,
mendorong proses bisnis yang ramping dan menggunakan budget variance modelling.
c. Politik eksternal
Melakukan review kembali terhadap mandat, memahami pelayanan prioritas kepada
masyarakat dan menyelaraskan pengumpulan sumber pendapatan baru dengan
kemauan dan kemampuan masyarakat.
d. Teknikal ekonomi internal
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menekan inflasi, reformasi dalam bidang pensiun
dan membagi atau kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan pelayanan publik.
Perencanaan financial jangka panjang adalah kombinasi dari strategi dan analisis
teknikal, yang memproyeksikan dan mencegah ketidakseimbangan financial di masa yang
akan datang. Perencanaan financial jangka panjang juga mencakup estimasi keadaan di
masa depan yang menekankan kepada keberlanjutan finansial yang sehat dan
berimbang.
Dinapoli, Thomas P. 2013. Research Brief Office of the New York State Comptroller Division of
Local Gobernment and School Accountability : Fiscal Stress Drivers and Coping
Strategies. https://www.osc.state.ny.us/localgov/pubs/research/fiscalstressdrivers.pdf
S. Dwijayanti, Patricia Febrina. 2010. Penyebab, Dampak, dan Prediksi dari Financial Distress
serta Solusi untuk Mengatasi Financial Distress. Jurnal Akuntansi Kontemporer 2 (2): 191
– 205. http://journal.wima.ac.id/index.php/JAKO/article/view/102
Finegold, Kenneth. Stephanie Schardin, and Rebecca Steinbach. 2003. How Are States
Responding to Fiscal Stress? THe Urban Institute : New Federalism Issues and Options
for States Series A, No. A-58.
https://www.urban.org/sites/default/files/publication/58881/310658-How-Are-States-
Responding-to-Fiscal-Stress-.PDF
Goldberg, Jeremy M. 2014. Managing Budgets During Fiscal Stress. IBM Center of the
Business of Government.
Meyers, Roy T. Handbook of Government Budgeting. Josey-Bass Publishers.
Ncube, Mkhululi, dan Nomfundo Vacu. 2014. Measuring Fiscal Distress in South Africa Local
Government Sector.
Nursetyautami, Annisa Fisakinah. 2013. Examining the Association between Local Government
Financial Indicators and Public Service.
Sartika, Dewi. 2016. Analisis Prediksi Financial Distress Pemerintah Daerah Kabupaten/KotaDi
Indonesia Periode 2011-2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baldacci, Emanuele et. al. 2011. Assessing Fiscal Stress. IMF Working Paper WP/11/100. C.
Kurt Zorn. Financial Management Under Budgetary Stress.
Carmeli, Abraham, dan Aaron Cohen. 2001. The Financial Crisis of The Local Authorities in
Israel : A Resources – Based Analysis. Europen Forum.