Anda di halaman 1dari 4

Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap Perencanaan

Asuhan Keperawatan

A. Pentingnya Menerapkan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Oleh Perawat

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang profesional dan yang paling dekat dengan pasien yang ada di
rumah sakit. Tujuan dari pengkajian ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
produktif untuk Rumah Sakit, aman dan nyaman bagi pasien, pengunjung pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan Rumah Sakit berjalan dengan baik dan lancar.
Metode yang saya gunakan adalah observasi. Perawat telah menerapkan asuhan keperawatan dan 6
sasaran untuk berlangsungnya tindakan atau sistem keselamatan pada pasien.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang
aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya.Maka dari itu K3
mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali.Upaya K3 diharapkan dapat
mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan
pekerjaan.Dalam pelaksanaan K3 sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu manusia, bahan, dan
metode yang digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
penerapan K3 yang efektif dan efisien.

Seorang perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien secara akurat, tepat,
dan aktual. Jika seorang perawat melakukan kesalahan pada tahap awal ini, maka akan terjadi pula
kesalahan pada tahap selanjutnya yang dapat mengancam keselamatan nyawa pasien. Oleh karena itu,
pada tahap ini perawat harus mampu mengidentifikasi secara benar dan meningkatkan komunikasi
secara efektif agar tidak terdapat informasi yang salah dimengerti oleh perawat atau informasi yang tidak
tepat dan tidak cukup.

 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Perencanaan Asuhan
Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan
khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian
asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian. Perencanaan merupakan dasar bagi
seorang perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan. Oleh karena itu, pada tahap ini,
perawat harus mampu menyusun rencana tindakan yang akan diberikan kepada pasien secara sistematis
dan tepat. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi risiko dan hazard yang dapat mengancam keselamatan
pasien saat proses implementasi dijalankan.
 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Diagnosa Asuhan
Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa ini merupakan dasar untuk seorang perawat merumuskan tindakan keperawatan.
Analisis data yang telah didapat oleh perawat merupakan kunci keberhasilan dari proses keperawatan.

Seorang perawat harus mampu mendiagnosa kondisi tubuh pasien dan kebiasaan pasien secara tepat
dan teliti. Jika terdapat kesalahan pada saat perawat melakukan proses diagnosa atau terdapat hal yang
terlewatkan oleh perawat, maka rencana tindakan yang akan disusun menjadi tidak tepat. Oleh karena
itu, dalam melakukan proses diagnosa, seorang perawat harus mampu berpikir secara kritis dan tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan atau risiko dan hazard yang dapat mengancam nyawa pasien.

 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Implementasi Asuhan
Keperawatan

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jalannya proses implementasi harus mendukung keselamatan
pasien.

Perawat saat melakukan proses implentasi harus menjamin bahwa tindakan yang akan dilakukan adalah
tindakan yang tepat. Perawat juga harus mampu menilai kemampuan secara pribadi dalam
melaksanakan proses impelentasi agar tidak terjadi kesalahan saat memberikan tindakan pada pasien.
Selain itu, keselamatan pasien juga ditentukan dari peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien. Hal
tersebut perlu diperhatikan agar pasien dapat terhindar dari infeksi lain akibat melakukan kontak dengan
benda asing atau lingkungan di luar tubuhnya.

 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Evaluasi Asuhan
Keperawatan

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Proses evaluasi merupakan
cermin bagi seorang perawat terhadap setiap tindakan yang telah dilakukannya.
Jika pada saat melakukan proses evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yang salah, maka
hal-hal tersebut dapat segera diperbaiki sehingga mencegah terjadinya kondisi buruk pada pasien serta
menjaga keselamatan pada pasien.

Oleh karena, proses keperawatan sangat berhubungan dengan patient safety atau keselamatan pasien.
Proses tersebut dikatakan berhubungan karena apabila seorang perawat melakukan kesalahan saat
menjalani salah satu proses keperawatan dalam menangani pasien, maka kesalahan tersebut akan
memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang dapat mengancam keselamatan pasien.

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated

Infections (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara

dunia, termasuk Indonesia. HAIs merupakan salah satu penyebab terjadinya

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).

Kementerian Kesehatan mengeluarkan pedoman pencegahan dan pengendalian

penyakit infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan untuk meminimalkan risiko

terjadinya kejadian HAIs dan terwujudnya patient safety.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Metode pengumpulan data adalah menggunakan data primer yaitu

dengan melakukan wawancara mendalam dan melakukan observasi langsung.

Informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang terdiri dari Wakil kepala

Rumah Sakit, Ketua Panitia PPI, IPCN dan 7 orang IPCLN di Rumah Sakit

tingkat IV Pematangsiantar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini pelaksanaan upaya

pencegahan dan pengendalian infeksi belum optimal dikarenakan kendala dalam

peningkatan kompetensi SDM yaitu IPCLN tidak mendapatkan pendidikan dan

pelatihan, sarana prasarana komite PPI masih ada yang tidak tersedia seperti

anggaran dana dan fasilitas penunjang lainnya, IPCN dan IPCLN melaksanakan

monitoring setiap hari namun dalam hal evaluasi tidak melakukan evaluasi

minimal sekali sebulan serta kebijakan pendidikan dan pelatihan dan kebijakan
teknis tidak tersedia.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Upaya pencegahan dan

pengendalian infeksi HAIs belum optimal dikarenakan IPCLN belum

mendapatkan peningkatan kompetensi SDM, Anggaran dana pendidikan dan

pelatihan serta fasilitas penunjang program PPI tidak tersedia, Pelaksanaan

monitoring setiap hari dilaksanakan dan dalam hal evaluasi tidak melaksanakan

rapat rutin serta tidak ada kebijakan pendidikan dan pelatihan dan kenijakan

teknis.

DAFTAR PUSTAKA

http://stikesypib.ac.id/blog/upaya-mencegah-dan-meminimalkan-risiko-dan-hazard/

Anda mungkin juga menyukai