Anda di halaman 1dari 7

BAB III

HASIL KUNJUNGAN

3.1 Daftar Permasalahan


Kunjungan dilakukan ke rumah pasien di Banjar Blah Tanah,
Batuan Kaler, Sukawati, Gianyar, pada tanggal 11 Juni 2018 pukul 18.00
WITA. Saat diwawancarai, pasien mengatakan tidak mengalami nyeri.
Nafsu makan pasien dikatakan baik. Pasien sudah dapat mengeluarkan
ASI sejak inisiasi menyusui dini di ruang VK RSUP Sanglah dengan
lancar dan volume yang cukup. Pasien mengatakan mampu melakukan
aktivitas dengan sendirinya dan beberapa perlu dibantu juga oleh
suaminya.

Kamar rumah pasien cukup bersih, namun terlihat sangat penuh


dan ventilasi serta ukuran ruangan pasien dirasakan masih kurang. Kamar
rumah pasien jaraknya sangat berdekatan dengan kamar kos yang lain
dengan kamar mandi di luar. Rumah tersebut memiliki tiga kamar yang
penghuninya masing-masing keluarga pasien. Saat kunjungan, didapatkan
pasien, suami dan bayinya menggunakan kasur sebagai alas tidurnya.
Selain itu pasien juga mengatakan pakaian bayi yang dimiliki mencukupi.

3.2 Analisis Kebutuhan Pasien


3.2.1 Kebutuhan Fisik Biomedis
Kecukupan Gizi
Keadaan gizi pasien dikatakan cukup. Pasien mengatakan dalam sehari
pasien biasa makan 2 – 3 kali dengan menu berupa nasi, daging, dan sayuran
yang dimasak sendiri oleh pasien. Perubahan nafsu makan mulai dirasakan
oleh pasien pada usia kehamilan sekitar 8 minggu dimana nafsu makan
pasien menurun disertai rasa mual dan muntah. Nafsu makan pasien mulai
seperti awal kembali setelah minggu ke 12 dan seterusnya hingga pasien
melahirkan bayinya. Pasien mengaku tidak ada mengonsumsi susu khusus
ibu hamil. Pasien mengatakan mengonsumsi vitamin-vitamin dan mineral
yang diberikan oleh bidan yang merawatnya. Pasien mengatakan tidak
memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan.

Akses Pelayanan Kesehatan


Akses pasien ke tempat pelayanan kesehatan dikatakan cukup mudah. Pasien
seringkali berjalan kaki ke puskesmas yang berjarak sekitar 200 meter dari
tempat tinggal pasien. Pasien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan di puskesmas tersebut dari sejak awal usia kehamilannya. Hingga
saat melahirkan, pasien telah memeriksakan kehamilannya sebanyak empat
kali. Akses ke RSUP Sanglah dari tempat tinggal pasien cukup jauh. Pasien
biasanya diantar oleh suami menggunakan sepeda motor dengan menempuh
waktu sekitar 45 menit menuju RSUP Sanglah.

Lingkungan
Pasien tinggal di kamar kos bersama dengan suami, anak pertama, dan
bayinya. Kamar kos pasien terdiri dari 1 ruang tidur serta kamar mandi
dengan teras dan dapur menjadi milik bersama penghuni kos yang berada di
bagian luar kamar kosnya. Dinding kamar pasien terbuat dari batu bata dicat
berwarna putih dan lantai sudah dilapisi dengan keramik. Ventilasi dan
penerangan ke dalam kamar cukup baik karena sudah dilengkapi dengan
jendela, kipas angin serta ventilasi. Secara umum, tingkat kebersihan area
kamar, dapur, dan kamar mandi sudah cukup baik dan bersih. Sumber air
untuk membersihkan diri dan peralatan dikatakan berasal dari sumur.
Sementara, untuk keperluan memasak dan konsumsi, pasien menggunakan air
minum isi ulang. Di sekitar kamar kos pasien, terdapat 3 kamar lainnya yang
ditempati oleh keluarga pasien tersebut. Tempat tinggal pasien berada pada
kawasan padat penduduk. Pasien dan keluarga mengenal dengan baik dan
sering berinteraksi dengan tetangga yang berada di sekitar rumah-rumah.
Pasien telah menempati rumah tersebut selama 18 tahun.

Kebutuhan Emosi / Kasih Sayang

2
Pasien tinggal bersama suami, anak pertamanya, dan bayinya. Keluarga
pasien selalu dapat mendukung dan menemani pasien selama proses
persalinan hingga pasien di rawat inap. Suami pasien sering mengantar pasien
memeriksa kehamilan ke puskesmas. Suami pasien hampir selalu menemani
pasien ketika dirawat inap di RSUP Sanglah setelah melahirkan. Perlakuan
ini menunjukkan kebutuhan kasih sayang pasien dapat dipenuhi oleh suami
dan keluarganya.

3.2.2 Analisis Biopsikososial


Lingkungan Biologis
Pasien seorang wanita usia 33 tahun, pernah hamil sebelumnya. Ini
merupakan kehamilan kedua pasien. Pasien tinggal dengan suami, anak
pertama, dan bayinya di sebuah rumah. Suami pasien merupakan seorang
pembuat kerajinan perhiasan. Pasien sehari-hari membantu suami untuk
bekerja dan mengurus kebutuhan rumah tangga. Pasien mengatakan kondisi
kesehatan pasien dan keluarganya dalam keadaan baik.

Gizi
Keadaan gizi pasien dikatakan cukup. Pasien mengatakan dalam sehari
pasien biasa makan 2 – 3 kali dengan menu berupa nasi, daging, dan sayuran
yang dimasak sendiri oleh pasien. Perubahan nafsu makan mulai dirasakan
oleh pasien pada usia kehamilan sekitar 8 minggu dimana nafsu makan
pasien menurun disertai rasa mual dan muntah. Nafsu makan pasien mulai
seperti awal kembali setelah minggu ke 12 dan seterusnya hingga pasien
melahirkan bayinya. Pasien mengaku tidak ada mengonsumsi susu khusus
ibu hamil. Pasien mengatakan mengonsumsi vitamin-vitamin dan mineral
yang diberikan oleh bidan yang merawatnya. Pasien mengatakan tidak
memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan.

Akses Pelayanan Kesehatan


Akses pasien ke tempat pelayanan kesehatan dikatakan cukup mudah. Pasien
seringkali berjalan kaki ke puskesmas yang berjarak sekitar 200 meter dari

3
tempat tinggal pasien. Pasien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan di klinik tersebut dari sejak awal usia kehamilannya. Hingga saat
melahirkan, pasien telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali. Akses
ke RSUP Sanglah dari tempat tinggal pasien juga dikatakan jauh. Pasien
biasanya diantar oleh suami menggunakan sepeda motor dengan menempuh
waktu sekitar 60 menit menuju RSUP Sanglah. Pasien tidak pernah
memeriksakan diri ke RSUP Sanglah selama kehamilan saat ini.

Faktor Psikososial
Pasien merupakan seorang pegawai swasta dengan pendidikan terakhir SMA.
Setelah menikah, pasien sehari-hari mengurus pekerjaan rumah tangga.
Pasien jarang keluar rumah kos dan lebih sering mengobrol dengan tetangga-
tetangga kosnya di teras depan kamar kos pasien. Pasien selalu mendapat
dukungan dari suami dan keluarganya. Hubungan pasien dengan keluarga
suami dan keluarga kandung dikatakan harmonis. Hubungan pasien dengan
tetangga juga dikatakan baik.

3.3 Saran
1 Memberikan saran kepada pasien dan keluarganya agar selalu menjaga
kebersihan lingkungan beserta selalu mencuci tangan sebelum memegang bayi
karena bayi rentan terhadap infeksi
2 Memberikan informasi mengenai pemberian ASI eksklusif yang benar dan
waktu yang tepat dalam pemberian makanan tambahan bagi bayi
3 Memberikan informasi kepada pasien agar menjaga kesehatan dan istirahat
yang cukup
4 Menyarankan kepada pasien agar mengkonsumsi makanan empat sehat lima
sempurna karena nutrisi yang bagus dapat mempengaruhi memberian ASI
eksklusif kepada bayi. Ibu juga disarankan agar menyusui bayinya secara
teratur, karena ASI mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi. Selain itu pemberian ASI juga dapat membantu
ibu dalam proses pemulihan pasca melahirkan serta mengurani pemberian
susu formula untuk bayinya.

4
5 Untuk kontrasepsi pasca persalinan kami memberikan informasi bahwa bila
ibu menyusui secara maksimal 8-10 kali selama sehari, ibu akan mendapatkan
efek kontrasepsi dari Lactational Amenorrhoea (LAM) selama 6 minggu.
Setelah 6 minggu diperlukan kontrasepsi alternatif seperti alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR-IUD), atau metode barier yaitu kondom
6 Menyarankan kepada pasien dan keluarga apabila ada keluhan seperti
perdarahan pasca persalinan segera untuk dibawa kepelayanan kesehatan
terdekat.
7 Menyarankan kepada keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien
dalam mengasuh atau merawat bayinya.
8 Menyarankan kepada pasien untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat
besi, seperti daging merah, ikan, dan kacang untuk menghindari gejala akibat
kekurangan darah.
9 Menyarankan kepada pasienuntuk rutin memeriksakan luka jahitan ke bidan
atau rumah sakit agar terhindar dari infeksi.
10 Menyarankan kepada pasienuntuk teratur memeriksakan tumbuh kembang
bayi dan memenuhi jadwal imunisasi untuk bayi.
11 Menyarankan kepada keluarga untuk selalu mendukung dan memperhatikan
kesehatan pasien dan bayinya.
12 Menyarankan kepada keluarga dan pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan, higienitas makanan dan sanitasi lingkungan.

5
DENAH RUMAH

kamar pintu
kamar mandi masuk

teras kamar

kamar

Gambar 1. Denah Rumah Pasien

LAMPIRAN FOTO

Gambar 2. Foto pemeriksa bersama pasien

6
Gambar 3. Foto kamar mandi pasien

Gambar 4. Foto teras kamar kos pasien

Anda mungkin juga menyukai