Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dalam kehidupan adalah hal mutlak yang selalu

diharapkan oleh manusia, karena semua kegiatan atau rutinitas manusia

dapat berjalan dengan lancar apabila rohani dan jasmaninya sehat. Hidup

sehat dengan mengatur pola makan, memakan makanan yang bergizi,

istirahat yang cukup dan berolah raga mampu menghindarkan dari

berbagai penyakit. Namun adakalanya penyakit datang tanpa kita sadari

dan terkadang tanpa kita rasakan, salah satunya adalah penyakit di dalam

tubuh manusia. Leukemia atau kanker darah yang sangat berbahaya

memiliki gejala umum seperti penyakit ringan ternyata dapat diketahui

tanpa sengaja dalam ”general check up”.

Leukemia terjadi karena penyakit kanker yang menyerang sel-sel

darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow) sehingga

sel darah putih memproduksi sel yang abnormal menjadi sel leukemia.

Berbahaya karena produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal)

akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah

perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila

berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya.

Para ahli kedokteran sampai saat ini masih meraba penyebab

terjadinya penyakit tersebut karena banyak faktor penyebab namun belum

ada yang mendominasi hingga terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena

itu untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita harus mengenal lebih

1
jauh tentang leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari penyakit

leukemia, cara diagnosa dan penyembuhannya.

Dari uraian tersebut, maka penulis akan mencoba membahas tentang

“ Penyakit Leukemia”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit leukemia ?

2. Apa penyebab timbulnya penyakit leukemia ?

3. Bagaimana patofisiologi penyakit leukemia ?

4. Bagaimana geajala klinis dari penyakit leukemia ?

5. Bagaimana cara mengdiagnosis penyakit leukemia ?

6. Jelaskan jenis-jenis penyakit leukemia ?

7. Pengobatan apa sajakah yang dilakukan untuk mengatasi penyakit

leukemia ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit leukemia.

2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penyakit leukemia.

3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit leukemia.

4. Untuk mengetahui geajala klinis dari penyakit leukemia.

5. Untuk mengetahui cara mengdiagnosis penyakit leukemia

6. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit leukemia.

7. Untuk mengetahui pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi

penyakit leukemia.

2
D. Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian dari penyakit leukemia.

2. Dapat mengetahui penyebab timbulnya penyakit leukemia.

3. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit leukemia

4. Dapat mengetahui geajala klinis dari penyakit leukemia

5. Dapat mengerahui cara mengdiagnosis penyakit leukemia

6. Dapat mengetahui jenis-jenis penyakit leukemia

7. Dapat mengetahui pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi

penyakit leukemia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Penyakit Leukemia

Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan

kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah.

Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih

(leukosit ) dan keping darah ( trombosit ). Komposisi plasma dalam darah

sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 % l. Sel dan

keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan

melalui prosedur yang di sebut sentrifugasi.

Leukemia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit

yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah yang

berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya

berakhir fatal.

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa

kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah

memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau

abnormal. Dalam keadaan normal, sel darah putih mereproduksi ulang bila

tubuh memerlukannya atau sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan

tubuh, akan terus membelah dalam suatu kontrol yang teratur. Tubuh

manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah

diharapkan bereproduksi kembali.

4
Pada penderita leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah

putih yang tidak normal yang disebut sel leukemia. Sel leukemia yang

terdapat dalam sumsum tulang akan terus membelah dan semakin

mendesak sel normal, sehingga produksi sel darah normal akan mengalami

penurunan, sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang

diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal)

akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah

perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila

berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya.

B. Etiologi Penyakit Leukemia

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a) Faktor Endogen

Faktor Herediter

Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia

meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada

sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma

Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter,

D-Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan

neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-

kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan

informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy,

atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.

5
Kelainan Genetik

Mutasi genetik dari gen yang mengatur sel darah yang tidak

ditururnkan

b) Faktor Eksogen

Virus

Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia

pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia

yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia .

Bahan Kimia dan Obat-obatan

Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen )

dihubungkan dengan peningkatan insidensi leukemia akut, misal

pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen. Selain benzen

beberapa bahan lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML,

antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene oxide,

herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik.

Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor

topoisomere II ) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom

yang menyebabkan AML. Kloramfenikol, fenilbutazon, dan

methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum

tulang yang lambat laun menjadi AML.

6
Radiasi

Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL )

ditemukan pada pasien-pasien anxylosing spondilitis yang

mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti peningkatan

insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari

ledakan bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada

pasien yang mendapat terapi radiasi misal : pembesaran thymic,

para pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis.

C. Patofisiologi Penyakit Leukemia

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang

menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang

(bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh

manusia memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih

(berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah

(berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil

sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal

dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan

tidak terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel

pertama-tama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam

sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ

hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga

mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa


7
perifer serta mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya,

hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah

leukosit, eritrosit, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat

rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.

Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel

hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan

trombositopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh

ptekie dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau

perdarahan hidung, hematoma dalam membrane mukosa, serta

perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan

lunak yang disebabkan oleh infark tulang.

8
Skema Patofisiologi Dari Penyakit Leukemia

9
D. Gejala Klinis

Gejala penderita leukemia bevariasi tergantung dari jumlah sel

abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut. Gejala umum

penderita leukemia yaitu :

1. Demam atau keringat malam.

2. Sering mengalami infeksi, sel darah putih berperan sebagai

pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi.

Pada penderita leukemia, sel darah putih yang terbentuk adalah tidak

normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya

tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan

dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam,

keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

3. Anemia, penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan

bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan

oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat

sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh)

4. Pucat.

5. Sakit kepala.

6. Mudah berdarah atau memar. Misalnya gusi mudah berdarah saat

sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan).

7. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi

dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita

akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik

merah lebar/kecil dijaringan kulit).

10
8. Nyeri pada tulang dan/atau sendi, hal ini disebabkan sebagai akibat

dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah

putih.

9. Pembengkakan Kelenjar limfa. Penderita kemungkinan besar

mengalami pembengkakan pada kelenjar limfa, baik itu yang

dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas

menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan

menyebabkan pembengkakan.

10. Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di leher dan ketiak.

11. Penurunan berat badan, di akibatkan oleh nyeri perut dimana sel

leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang

menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah

nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan

penderita leukemia.

12. Penurunan konsentrasi.

13. Kehilangan kendali otot, dan kejang.

14. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan

gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka

harus segera mendapatkan pertolongan medis.

15. Sel leukemia juga dapat berkumpul di buah zakar dan menyebabkan

pembengkakan.

11
E. Diagnosis Penyakit Leukemia

1. Pemeriksaan fisik, yaitu dengan pemeriksaan pebengkakan nodus-

nodus getah bening, limfa dan hati.

2. Tes darah dan tes laboratorium untuk memeriksa tingkat sel-sel darah.

3. Biopsy. Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel-sel

kanker.

4. Pemeriksaaan darah complete blood count (CBC). Dari pemeriksaan

darah, dapat ditemukan kadar sel darah putih yang meningkat atau

berkurang dan adanya sel leukemia.

F. Jenis-jenis Leukemia

 Leukemia Mielositik Akut (LMA)

LMA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemia

granulositik akut (LGA) yang di karakteristikkan oleh produksi

berlebihan dari mieloblast. Sering terjadi pada semua usia, tetapi

jarang terjadi pada anak-anak. Mieloblast menginfiltrasi sumsum

tulang dan ditemukan dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan

terjadinya anemia, perdarahan, dan infeksi, tetapi jarang disertai

keterlibatan organ lain.

 Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA sering menyerang pada masa anak – anak dengan presentase

75% - 80%. LLA menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel limfoblastik

yang menyebabkan anemia, memar (trombositopeni), dan infeksi

(neutropenia). Limfoblas biasanya di temukan dalam darah tepi dan

12
selalu ada di sumsumtulang, hal ini mengakibatkan terjadinya

limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali, tetapi 70% anak

dengan leukemia limfatik akut kini bisa disembuhkan.

 Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati generalisata dan

peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis, Perjalanan penyakit

biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul

gejala.

 Leukemia Mielositik Kronis (LMK)

LMK sering juga disebut leukemia granulositik kronik (LGK),

gambaran menonjol adalah :

a. Adanya kromosom Philadelphia pada sel-sel darah. Ini adalah

kromosom abnormal yang ditemukan pada sel-sel sumsum tulang.

b. Krisis blast fase yang dikarakteristikkan oleh poroliferasi tiba-tiba

dari jumlah besar mieloblasT.

G. Pengobatan Penyakit Leukemia

1. Kemoterapi dengan obat; penggunaan ini bersifat menyerang dan

menghancurkan sel-sel kanker patologis yang menyerang akan tubuh.

Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat mengakibatkan kanker

baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini ditambahkan

dengan obat penghambat munculnya penyakit baru. Terdapat tiga fase

13
pelaksanaan kemoterapi yaitu fase induksi, fase Profilaksis Sistem

saraf pusat, dan konsolidasi.

a) Fase Induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase

ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-

asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda

penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang

ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.

b) Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan

hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel

leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada

pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

c) Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk

mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia

yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan

dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon

sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum

tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat

dikurangi.

2. Radiasi; Penggunaannya sendiri dengan dosis tinggi yang nantinya

diakumulasikan pada daerah berakumulasinya sel leukemia.

14
3. Transplantasi Sumsung tulang belakang; biasanya adalah sumsum

tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat.

Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh

sel hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan

berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan

baik dalam waktu yang singkat.

15
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Leukemia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit

yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah

yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan

biasanya berakhir fatal.

2. Etiologi dari penyakit leukemia yaitu dapat berupa faktor endogen dan

faktro eksogen. Faktor endogen terdiri dari bersifat herediter dan

kelainan genetik. Sedangkan faktor eksogen terdiri dari radiasi, zat

kimia dan infeksi virus.

3. Patofisisologi dari penyakit leukemia yaitu Sejumlah besar sel

menggumpal pada tempat asalnya lalu menyebar ke organ

hematopoetik dan berlanjut organ yang lebih besar menyebabkan

hematomegali Hepatomegali dan splenomegali. Limfosit imatur

berproliferasi mengganggu perkembangan sel normal. Hematopoesis

normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit,

dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau

tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur. Proliferasi dari satu jenis sel

sering mengganggu produksi normal sel hematopoetik lainnya dan

mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan penurunan jumlah.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh


16
ptekie dan ekimosis, epistaksis, hematoma dalam membrane mukosa,

serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang mungkin

sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.

4. Gejala klinis penyakit leukemia yaitu demam atau keringat malam.

Sering mengalami infeksi, anemia, penderita akan menampakkan cepat

lelah, pucat, sakit kepala, mudah berdarah atau memar, perdarahan,

nyeri pada tulang dan/atau sendi, pembengkakan Kelenjar limfa,

penurunan berat badan, di akibatkan oleh nyeri perut dimana sel

leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang

menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah

nyeri. Penurunan konsentrasi, kehilangan kendali otot, dan kejang,

kesulitan Bernafas (Dyspnea).

5. Diagnosis penyakit leukemia yaitu dengan Pemeriksaan fisik, Tes

darah dan tes laboratorium, biopsy, pemeriksaaan darah complete

blood count (CBC). CT or CAT scan, magnetic resonance imaging

(MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

6. Jenis-jenis penyakit leukemia yaitu leukemia mielositik akut, leukemia

limfositik akut, leukemia limfositik kronis, dan Leukemia Mielositik

Kronis.

7. Pengobatan penyakit leukemia dilakukan dengan kemoterapi, radiasi

dan transplantasi sum-sum tulang belakang.

17
B. Saran

Sebaiknya kita menjaga kesehatan dengan baik. Selain itu penyakit

leukemia dapat dicegah dengan mengonsumsi vitamin A dan C, buah

maupun sayuran yang kaya akan serat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mehta Atul & Victor Hoffbrand. 2006. Hematologi. Erlangga. Jakarta.

Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. Ilmu Bedah. Erlangga. Jakarta.

Simon, Sumanto. 2003. Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia. Fakultas


Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta.

Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. EGC. Jakarta.
Suriadi & Rita. 2005. Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Sagung Seto : Jakarta.

Wilkinson, M. Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasli NOC. EGC : Jakarta

Wiwik H. & Andi Sulistyo H. 2008. Pengertian Leukemia. EGC. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai