Anda di halaman 1dari 8

Khutbah I

ِ ‫ي ال َك‬
،‫ريم‬ ّ ‫ َوأ َ ْف َه َمنَا بِش َِر ْيعَ ِة النَّ ِب‬،‫سالَ ِم‬ ّ ‫سبُ َل ال‬ ُ ‫اْل َح ْم ُد هللِ اْل َح ْم ُد هللِ الّذي َه َدانَا‬
‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّن‬،‫ ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫أ َ ْش َه ُد أ َ ْن ََل اِلَهَ ِإ ََّل هللا َو ْح َدهُ َل ش َِريك لَه‬
َ ‫علَى‬
‫س ِيّدِنا‬ َ ‫بار ْك‬ ِ ‫س ِلّ ْم َو‬ َ ‫ص ِّل و‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫ع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ َ ‫س ِيّ َدنَا َونَ ِبيَّنَا ُم َح َّمدًا‬َ
‫ فيايها‬:‫ أما بعد‬،‫سان إلَى يَ ْو ِم ال ّدِين‬ ِ ‫إح‬ ْ ِ‫صحا ِب ِه َوالتَّابِعينَ ب‬ ْ ‫ُم َح ّم ٍد وعلى اله وأ‬
‫ قال هللا‬،‫ أوصيكم و نفسي بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون‬،‫اإلخوان‬
‫ بسم هللا الرحمان‬،‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬:‫تعالى في القران الكريم‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ْ ُ‫ ي‬،‫سدِيدًا‬ َ ‫ َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل‬:‫الرحيم‬
‫ع ِظي ًما وقال تعالى‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ ُ ‫َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِطعِ هللا َو َر‬
َ‫هللا َح َّق تُقَا ِت ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
َ ‫ َيا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا‬.
‫صدق هللا العظيم‬
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Setiap 17 Agustus kita merayakan peringatan HUT
Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita semua wajib bersyukur
kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada bangsa Indonesia sehingga para
pejuang kita berhasil meraih kemerdekaan itu dengan segala
pengorbanannya. Berjuang melawan penjajah merupakan
keharusan karena pada dasarnya hanya kepada Allah SWT
makhluk-makhluk yang diciptakan-Nya, terlebih manusia,
menghambakan dirinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam surah Adz-Dzariat, ayat 56:

ِ ‫نس إِ ََّل ِليَ ْعبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اإل‬
Artinya: “Dan aku tidak mencipatakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepa-Ku.”

1
Ayat di atas menjadi landasan teologis bahwa sebuah
bangsa harus memiliki kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan
manusia akan terus menerus ditindas oleh manusia lain untuk
mengabdi kepada kepentingan mereka demi mewujudkan
ambisi dan keserakahannya. Hilangnya kemerdekaan
manusia akibat penindasan dan penjajahan sesama manusia
menjadikannya jauh dari melaksanakan perintah-perintah
Allah SWT. Justru karena itulah, maka berjuang dengan
berperang melawan penjajah agar dapat memiliki
kebebasan beribadah kepada Allah SWT menjadi wajib
hukumnya. Mereka yang gugur dalam perjuangan itu disebut
para syuhada dan disediakan surga sebagai tempat
terkahirnya yang layak.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,


Kalau kita kembali kepada sejarah Islam, kita akan tahu
bahwa Rasulullah SAW adalah seorang tokoh agung pejuang
pembebasan dan kemerdekaan. Beliau telah membebaskan
umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan
penghambaan kepada sesama manusia. Sejarah
membuktikan kepada kita bahwa di saat beliau diutus
menjadi nabi dan rasul, umat manusia telah terlalu jauh dari
bimbingan para rasul terdahulu.
Mereka menjadi hamba bagi hawa nafsunya sendiri.
Mereka sesat dalam mencari arah dan tujuan hidup dan
berlaku bodoh dalam memenuhi tuntutan kerohaniahan
sehingga menyembah patung dan berhala yang mereka
buat sendiri. Golongan yang kuat bertindak sewenang-
wenang dengan merebut atau merampas hak orang lain

2
yang lemah. Golongan yang lemah terus tertindas dan
terjajah. Kebodohan karena ketidaktahuan mana yang benar
dan mana yang salah terus mencengkeram sehingga jaman
itu dikenal dengan jaman jahiliyah.
Oleh karena itu, diutuslah Rasulullah SAW untuk
memerdekakan masyarakat dari segala bentuk penjajahan
baik secara jasmani maupun rohani. Perjuangannya bermula
di Mekah dan direalisasikan sepenuhnya dengan membentuk
umat Islam di Madinah yang kemudian menjadi model
masyarakat madani. Model dan strategi perjuangan beliau ini
menjadi acuan dalam membina sebuah negara yang
merdeka dan berdaulat.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Peringatan hari kemerdekaan menuntut kita untuk
merenung sejenak apakah yang telah kita kerjakan dalam
mengisi kemerdekaan ini. Tuntutan ini telah diabadikan dalam
Al-Qur’an dalam surah At-Taubah, ayat 105, yang berbunyi:

‫عا ِل ِم‬ َ ‫سولُهُ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ َو‬


َ ‫ست ُ َر ُّدونَ إِلَى‬ ُ ‫ع َملَ ُك ْم َو َر‬ َ ُ‫سيَ َرى هللا‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
َ‫ش َها َدةِ فَيُنَ ِّبئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُون‬ ِ ‫ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬

Artinya: “Dan katakanlah (wahai Muhammad): Bekerjalah


kamu, maka sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha
Mengetahui perkara-perkara yang gaib dan yang nyata,
kemudian Dia menerangkan kepada kamu tentang apa
yang telah kamu kerjakan.”

3
Ayat tersebut menegaskan bahwa kita harus mengisi
hidup ini dengan beramal dan bekerja baik untuk
kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Tidak ada alasan
untuk mengabaikan kedua amal tersebut karena Allah SWT
telah memberi kita kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu
kita memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk beribadah
kepada Allah SWT karena memang tujuan Allah menciptakan
manusia di dunia ini tak ada lain adalah agar kita semua
senantiasa menyembah atau beribadah kepada-Nya.
Ibadah itu sangat luas yang memungkinkan seseorang
mampu beribadah selama 24 jam sehari. Hal ini dimungkinkan
ketika kita memaknai ibadah sebagai segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa ucapan,
perbuatan maupun sikap, lahir maupun batin. Allah SWT telah
membuka pintu-pintu kebaikan. Rasulullah SAW telah
menjelaskan kepada kita amal-amal kebaikan yang bisa
mendekatkan diri kita kepada Allah. Bukankah beliau telah
bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim:

‫ش ْي ٌء يُقَ ِ ّربُ ُك ْم‬ َ ‫ َولَي‬, ‫ش ْيءٍ يُقَ ِ ّربُ ُك ْم الي ْال َجنَّ ِة إِ ََّل قَ ْد أ َ َم ْرت ُ ُك ْم بِ ِه‬
َ ‫ْس‬ َ ‫ْس ِم ْن‬ َ ‫إِنَّهُ لَي‬
ُ‫الي النَّار ِإ ََّل قَ ْد نَ َه ْيت ُ ُك ْم َع ْنه‬

Artinya: “Tidak satu pun amal yang bisa mendekatkan kalian


ke surga melainkan aku memerintahkannya kepada kalian.
Dan tidak satupun amal yang bisa mendekatkan kalian ke
neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.”

4
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat
kemerdekaan yang telah dianugerahkan kepada kita
sebagai rahmat-Nya. Dengan kemerdekaan itu kita bebas ke
mana saja untuk beribadah, bekerja, belajar, dan menjalani
kehidupan yang aman dan damai. Bisa kita bayangkan
betapa mengerikan dan sulitnya hidup di sebuah negara
yang dilanda peperangan. Peperangan dengan latar
belakang apapun, seperti perang melawan penjajah, perang
saudara, konflik antar etnis dan golongan, pasti sangat
mengerikan.
Kita bersyukur kepada Allah SWT karena dengan
kemerdekaan, maka keamanan lebih bermakna dalam diri
kita. Kita dapat menikmati berbagai kemakmuran,
pembangunan dan kemajuan. Kita berdoa semoga Allah SWT
terus memberikan nikmat ini dan menambahkannya. Semoga
pula kita mampu menunjukkan rasa cinta kita yang terus
bertambah kepada agama dan negara tercinta ini. Allah SWT
telah menegaskan di dalam Al-Qur’an, Surat Ibrahim, ayat 7
sebagai berikut:
‫شدِي ٌد‬ َ ‫ش َك ْرت ُ ْم ََل َ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَ ِئن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ َّن‬
َ َ‫ع َذابِي ل‬ َ ‫لَئِن‬

Artinya: “Sekiranya kamu bersyukur, niscaya Aku akan


tambahkan nikmat-Ku, dan sekiranya kamu kufur,
sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih.”
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Sebagai tanda syukur kita kepada Allah yang telah
menganugerahkan kemerdekaan dan terima kasih kita
kepada para pejuang dan pahlawan kita yang telah berhasil
meraihnya, maka tidak sepatutnya kita menyia-nyiakan
5
nikmat dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam
rangka mengisi kemerdekaan. Pemerintah telah menetapkan
tema peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72 ini adalah
“Disiplin Kerja dan Cinta Budaya”. Tema ini sejalan dengan
firman Allah dalam Surat Al-Insyirah, ayat 7-8:

ْ َ‫صبْ َوإِلَى َربِ َّك ف‬


ْ‫ارغَب‬ َ ‫فَإ ِ َذا فَ َر ْغ‬
َ ‫ت فَان‬
Artinya: “Maka apabila kamu telah selesau dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap,”

Ayat ini melandasi upaya kita bahwa setelah


kemerdekaan kita capai, kita harus mengisinya dengan
disiplin kerja yang tinggi dan tetap mencintai budaya bangsa
sendiri. Kemerdekaan sesungguhnya bukan tujuan tetapi
merupakan jembatan emas untuk mencapai cita-cita luhur.
Bangsa Indonesia telah bercita-cita menjadi bangsa
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bangsa
Indonesia memiliki budaya sendiri yang memungkinkan untuk
tetap menjaga dan merawat negeri ini berdasarkan
Pancasila, UUD 1945, Binneka Tungga Ika dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk itu, marilah sesuai dengan peran dan fungsi kita
masing-masing di masyarakat, kita isi kemerdekaan ini
dengan beramal dan bekerja sebaik-baiknya sehingga
Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun
warabbul ghafur, yakni sebuah negara yang elok dimana
Allah senantiasa memberikan ampunan dan ridha-Nya para
pemimpin dan rakyatnya. Sudah pasti ampunan dan ridha-
Nya akan kita peroleh selama kita bertahuhid, yakni selama
6
‫‪kita menyembah dan tunduk hanya kepada Allah SWT.‬‬
‫‪Semoga kita semua menjadi orang-orang merdeka yang‬‬
‫‪senantiasa men-tauhidkankan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫اآلم ِنين‪َ ،‬وأ ْد َخلَنَا و ِإيَّاكم فِي ُز ْم َرةِ ِع َبا ِد ِه‬ ‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَائِ ِزين ِ‬
‫ال ُمؤْ ِم ِنيْنَ ‪ :‬أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‪ ،‬بسم هللا الرحمن الرحيم‪ :‬يَا أَيُّ َها‬
‫الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ َ‬
‫َّللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل َ‬
‫سدِيدًا‬
‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‪.‬‬ ‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َو ِإيّا ُك ْم ِباآليا ِ‬‫با َ َر َك هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر ِ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ‫إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َم ِلكٌ َب ٌّر َر ُؤ ْو ٌ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى ت َ ْو ِف ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَا ِن ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ اِلَهَ ِإَلَّ‬


‫ع َ‬‫ش ْك ُر لَهُ َ‬
‫سا ِن ِه َوال ُّ‬
‫لى ِإ ْح َ‬
‫ع َ‬‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َ‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ِيّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ َلَ ش َِري َْك َلهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫أن َ‬
‫س ِلّ ْم‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫ص ِّل َ‬
‫إلى ِرض َْوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬
‫َ‬
‫ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬

‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬


‫هللا‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫أ َ َّما َب ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫أ َ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر َب َدأ َ فِ ْي ِه ِب َن ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن َ‬
‫هللا‬
‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬‫ع َ‬‫صلُّ ْونَ َ‬
‫َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيّدِنا َ ُم َح َّم ٍد‬ ‫س ِلّ ْم َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫ع َل ْي ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص ِّل َ‬
‫الل ُه َّم َ‬
‫اء‬ ‫ض اللّ ُه َّم َ‬
‫ع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫س ِل َك َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِ َك َو ُر ُ‬
‫َو َ‬

‫‪7‬‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ‬
‫ع ْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬
‫ع ِلى َو َ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى َب ْك ٍر َو ُ‬
‫ع َمر َو ُ‬ ‫َّ‬
‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك َيا‬
‫ض َ‬ ‫ان اِلَى َي ْو ِم ال ِ ّدي ِْن َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫س ٍ‬‫َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِعيْنَ لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬
‫اح ِميْنَ‬‫الر ِ‬‫أ َ ْر َح َم َّ‬
‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬
‫ص ْر‬ ‫ت الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ‬
‫َواَْلَ ْم َوا ِ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ّم ْر‬ ‫ص َر ال ِ ّديْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَا َد َك اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫أ َ ْع َدا َء ال ِ ّدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َما ِت َك إِلَى يَ ْو َم ال ِ ّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء‬
‫طنَ َع ْن بَلَ ِدنَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َ‬‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫َو َّ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً َيا َربَّ اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ر َّبنَا آ ِتنا َ‬ ‫سا ِئ ِر اْلب ُْل َد ِ‬
‫صةً َو َ‬‫اِ ْندُو ِن ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫سنَا‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬
‫ع َذ َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬ ‫ِفى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫هللا َيأ ْ ُم ُرنَا‬
‫اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪ِ .‬ع َبا َدهللاِ ! ِإ َّن َ‬
‫َو ْ‬
‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي‬
‫ع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬
‫بى َو َي ْن َهى َ‬ ‫ان َو ِإي ِ‬
‫س ِ‬‫ِباْل َع ْد ِل َواْ ِإل ْح َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه‬
‫ع َ‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا َ‬
‫هللا اْل َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬ ‫يَ ِع ُ‬
‫يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ْر‬

‫‪8‬‬

Anda mungkin juga menyukai