Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENYULUHAN RABIES

1.1 Latar Belakang


Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang bersifat zoonosis
(menular ke manusia).. Rabies disebabkan oleh virus rabies, dari genus Lyssavirus, famili
Rhabdoviridae (OIE, 2008). Virus rabies termasuk virus yang memiliki genom RNA untai
tunggal berpolaritas negatif (ss-RNA virus), memiliki ukuran diameter 75 nm dan panjang
180 nm. Virus rabies memiliki lima jenis partikel protein yang berbeda yakni glikoprotein
(G), matrik protein (M), RNA polymerase (L), nukleoprotein (N), dan phosphoprotein (P)
(Coll, 1995). Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan ditularkan
melalui gigitan, cakaran atau melalui kulit yang terluka (Bingham, 2005; Kang et al.,
2007).
Menurut laporan WHO (2005), penyakit rabies dapat timbul akibat kelalaian
manusia “neglected disease” karena penyakit ini sebenarnya dapat dicegah sebelum
muncul. Penyakit rabies tersebar di seluruh dunia dengan perkiraan 55.000 kematian
pertahun, hampir semuanya terjadi di negara berkembang. Jumlah yang terbanyak dijumpai
di Asia sebesar 31.000 jiwa (56%) dan Afrika 24.000 jiwa (44%). Diperkirakan 30% – 50%
proporsi dari kematian yang dilaporkan terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun
(WHO, 2006).
Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) rabies merupakan salah satu upaya
preventif yang berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat gigitan
anjing yang sampai saat ini masih belum dapat dituntaskan. Pelaksanaan program ini
merupakan program yang melibatkan multi sektoral baik oleh seluruh unit pelayanan
kesehatan (UPK) seperti Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Instansi dan
Organisasi lain yang turut mendukung program ini, di samping juga peran serta masyarakat
secara paripurna dan terpadu (Depkes RI, 2001).
Pengendalian penyakit rabies umumnya dilakukan dengan vaksinasi dan eliminasi
anjing liar/diliarkan, disamping program sosialisasi, dan pengawasan lalu lintas hewan
penular rabies (HPR). Vaksinasi massal merupakan cara yang efektif untuk pencegahan dan
pengendalian rabies.Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan serta tindakan-tindakan
preventif terkait bahaya yang ditimbulkan akibat penyakit anjing gila ini sehingga
dimungkinkan penyakit anjing gila ini dapat diatasi dan sebagai informasi untuk
mengambil kebijakan pengendalian wabah penyakit rabies dalam program pencegahan
penyakit rabies.
Selanjutnya dapat meningkatkan surveilance terpadu dengan perlu dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat dalam penanganan kasus tersangka maupun penderita
rabies.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat   data   prevalensi,penulis   terinspirasi   untuk   menerapkan   suatu   metode

penyuluhan   kepada   masyarakat   dalam   upaya   promotif   dan   preventif.   Maka   penulis

bermaksud memberikan penyuluhan dengan judul “Rabies dan Pencegahan”

Adapun  pada   penyuluhan   tersebut  akan   disampaikan  materi   yang  berkaitan  dengan

rabies diataranya adalah :

1. Apakah pengertian penyakit rabies ?


2. Apakah etiologi (virus penyebab) penyakit rabies ?
3. Bagaimanakah tanda-tanda dan gejala penyakit rabies ?
4. Bagaimana cara penularan penyakit rabies ?
5. Apakah akibat dan bahaya dari penyakit rabies ?
6. Bagaimanakah cara penanggulangan penyakit rabies ?
7. Bagaimanakah peraturan perundang-undangan tentang penyakit rabies ?

1.3 Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan masyarakat terhadap

penyakit Rabies dan Pencegahannya.

2. Tujuan khusus

- Setelah dilakukan penyuluhan pada klien diharapakan klien mengetahui tentang

penyakit Rabies

- Setelah dilakukan penyuluhan pada klien diharapakan klien mengetahui tentang

pencegahan penyakit Rabies.


LAMPIRAN MATERI RABIES

2.1 Penyakit Rabies


Rabies adalah penyakit menular khas pada hewan tertentu khusunya anjing dan
srigala yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan
hewan yang tertular (Kamus Kedokteran : 295)
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh
anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.

2.2 Etiologi Penyakit Rabies


Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan
genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki
satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan
yang berperan sebagai perantara penularan..
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia
melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang
terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang
belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui
saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang
terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/
ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam
barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati.
Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau
kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas,
serta menunjukkan kegalakan.
Virus Rabies selain terdapat di susunan syaraf pusat, juga terdapat di air liur hewan
penderita rabies. Oleh sebab itu penularan penyakit rabies pada manusia atau hewan lain
melalui gigitan. Gejala-gejala rabies pada hewan timbul kurang lebih 2 minggu (10 hari - 8
minggu). Sedangkan pada manusia 2-3 minggu sampai 1 tahun. Masa tunas ini dapat lebih
cepat atau lebih lama tergantung pada :
­ Dalam dan parahnya luka bekas gigitan.

­ Lokasi luka gigitan.

­ Banyaknya syaraf disekitar luka gigitan.

­ Pathogenitas dan jumlah virus yang masuk melalui gigitan.

­ Jumlah luka gigitan.


Di Indonesia hewan-hewan yang biasa menyebarkan penyakit rabies adalah :
­ Anjing

­ Kucing

­ Kera
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara
yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah
mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua
kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana
ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena
tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

2.3 Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Rabies


Gejala yang terlihat pada umumnya adalah berupa manifestasi peradangan otak
(encephalitis) yang akut baik pada hewan maupun manusia. Pada manusia keinginan untuk
menyerang orang lain pada umumnya tidak ada.
Masa inkubasi rabies pada anjing dan kucing berkisar antara 10 sampai 8 minggu.
Pada sapi, kambing, kuda dan babi berkisar antara 1 sampai 3 bulan.
Tanda klinis pada hewan pemamah biak dapat dilibat seperti gelisah, gugup, liar dan
adanya rasa gatal pada seluruh tubuh, kelumpuhan pada kaki belakang dan akhirnya hewan
mati. Pada hari pertama atau kedua gejala klinis terlihat biasanya temperatur normal,
anorexia, eskpresi wajah berubah dari biasa, sering menguak dan ini merupakan tanda yang
spesiftk bagi hewan yang menderita rabies.

Gejala-gejala rabies pada hewan ada dua :


1. Rabies Ganas

o Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada
tuannya.
o Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.
o Nafsu makan berkurang.
o Suara menjadi parau.
o Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.
o Ekornya ada diantara kedua pahanya.
o Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).
o Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.
o Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama.

2. Rabies Tenang

o Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang terlihat.
o Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.
o Tidak dapat menelan.
o Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus, disusul kematian dalam
waktu singkat.

Gejala-gejala rabies pada manusia dibagi menjadi empat stadium :


1. Stadium Prodromal
o Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,
anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari,
dsb.
2. Stadium Sensoris

o Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup,


anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsang sensorik.

3. Stadium Eksitasi

o Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala


hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
o Bersamaan dengan stadium eksitasi ini penyakit mencapai puncaknya, yang
sangat khas pada stadium ini ialah adanya macam-macam phobi, yang
sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi (takut dengan air).
o Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan
oleh rangsang sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau
dengan menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk tangan didekat
telinga penderita.
o Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi.
Tindak-tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai
dengan saat-saat responsif.
o Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita
meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-
otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
4. Stadium Paralitic

o Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-


kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang
belakang, yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
2.4 Cara Penularan Penyakit Rabies
Masa inkubasi pada anjing dan kucing kurang lebih dua minggu (10 hari sampai 8
minggu). Pada manusia 2 sampai 3 minggu, yang paling lama satu tahun tergantung pada
jumlah virus yang masuk melalui luka gigitan, dalam atau tidaknya luka, luka tunggal atau
banyak dan dekat atau tidaknya luka dengan susunan syaraf pusat.
Virus ditularkan terutama melalui luka gigitan, oleh karena itu bangsa carnivora
adalah hewan yang paling utama (efektif) sebagai penyebar rabies antara hewan dan
manusia.
Pada hewan percobaan virus masih dapat ditemukan ditempat suntikan selama 14
hari. Virus menuju ke susunan syaraf pusat melalui syaraf perifer dengan kecepatan 3mm
per jam (dean dkk, 1963) kemudian virus berkembang biak di sel-sel syaraf terutama di
hypocampus, sel purkinye dan kelenjar ludah akan terus infektif selama hewan sakit.

2.5 Akibat dan Bahaya Penyakit Rabies


Rabies hampir selalu berakibat fatal jika post-exposure prophylaxis tidak diberikan
sebelum onset gejala berat. Virus rabies bergerak ke otak melalui saraf perifer. Masa
inkubasi dari penyakit ini tergantung pada seberapa jauh jarak perjalanan virus untuk
mencapai sistem saraf pusat, biasanya mengambil masa beberapa bulan. Setelah mencapai
sistem saraf pusat, orang yang terinfeksi rabies akan mulai menunjukkan gejala yang kita
kenali sebagai fase prodromal. Tahap awal gejala rabies adalah malaise, sakit kepala dan
demam, kemudian berkembang menjadi lebih serius, termasuk nyeri akut, gerakan dan
sikap yang tidak terkendali, depresi dan ketidakmampuan untuk minum air (hydrophobia).
Akhirnya, pasien dapat mengalami periode mania dan lesu, diikuti oleh koma. Penyebab
utama kematian biasanya adalah gangguan pernapasan.

2.6 Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Rabies


Untuk melakukan pencegahan penyebaran virus rabies ini, ada baiknya kita
mengenali ciri-ciri anjing piaraan maupun anjing liar yang terjangkit virus rabies atau
anjing gila. Agar kita tidak menjadi korban gigitan anjing rabies, ada baiknya kita perlu
lebih waspada dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya pertama adalah
merawat anjing kesayangan kita dengan baik dan rutin melakukan vaksinasi ke dokter
hewan minimal 1- 2 kali dalam setahun, mengikat atau memberi kandang anjing piaraan
kita. Jangan biarkan anjing kesayangan kita berkeliaran di jalanan dan bergaul dengan
anjing-anjing liar agar terhindar dari penularan virus rabies.
Agar terhindar dari gigitan binatang yang terjangkit virus rabies, alangkah baiknya
kita tidak berada terlalu dekat dengan binatang seperti anjing, kucing, dan kera liar, karena
ketiga hewan ini merupakan hewan yang dapat menularkan panyakit rabies (HPR). Selain
itu, kita sebaiknya bisa mengetahui sedini mungkin ciri-ciri anjing yang terjangkit virus
rabies atau anjing gila. Ciri-ciri tersebut antara lain terjadi perubahan perilaku pada anjing
yang sebelumnya jinak berubah menjadi galak, dan sebaliknya dari galak menjadi jinak.
Langkah yang perlu ditempuh jika kita maupun orang di sekitar kita digigit anjing
adalah mengambil langkah cepat yaitu mencuci luka gigitan hewan tersebut dengan sabun
selama kurang lebih 5-10 menit di bawah air mengalir atau di guyur. Kemudian memberi
luka gigitan dengan alkohol 70 persen atau yodium tincture, serta segera pergi ke
puskemas, rumah sakit, atau dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang lebih
optimal.
A. PENANGANAN LUKA GIGITAN
Setiap luka gigitan oleh hewan yang tertular penyakit rabies harus segera diambil
tindakan yang efektif karena penyebaran virus yang cepat. usaha yang paling efektif untuk
mengurangi/mematikan virus rabies ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air
mengalir) dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik
(alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain).
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang
perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti Rabies (SAR)
sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan
sisanya disuntikan secara intra muskuler. Disamping itu harus dipertimbangkan perlu
tidaknya pemberian serum/vaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan
pemberian analgetik.

B. PENCEGAHAN PENULARAN RABIES


Pencegahan rabies pada hewan adalah tanggung jawab Dinas Peternakan dan dalam
pelaksanaannya akan bekerja sama dengan semua instansi. Pencegahan dilakukan dengan
menghindari gigitan anjing atau binatang-binatang liar. Bila sudah terjadi maka binatang
tersebut harus diobservasi oleh dokter hewan untuk kemungkinan rabies. Bila binatang
tersebut menunjukkan tanda-tanda rabies atau bahkan mati dalam waktu 10 hari maka harus
dilakukan pemeriksaan laboratorik terhadap otak binatang tersebut untuk memastikan
diagnosa.

Agar pencegahan dan pemberantasan lebih efektif, maka disusun pedoman khusus
berlandaskan pada surat keputusan bersama antara Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian
dan Menteri Dalam Negeri tentang pencegahan dan penanggulangan rabies.
Adapun langkah-langkah pencegahan rabies dapat diihat dibawah ini:
­ Tidak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan anjing, kucing, kera
dan hewan sebangsanya di daerah bebas rabies.
­ Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa izin
ke daerah bebas rabies.
­ Dilarang melakukan vaksinasi atau memasukkan vaksin rabies kedaerah-daerah
bebas rabies.
­ Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing, dan kera. 70% populasi
yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.

Sedangkan langkah sederhana yang dapat anda lakukan adalah sebagai berikut:
 Pastikan bahwa Anda vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan. Dalam beberapa
tahun terakhir, rabies pada kucing telah melampaui jumlah kasus rabies pada anjing.
Oleh karena itu, mencari tahu dari departemen kesehatan setempat apakah mereka
mempunyai klinik vaksinasi untuk kucing dan anjing. Atau yang lain, Anda dapat
meminta dokter hewan Anda memberi vaksin kepada hewan peliharaan Anda.
 Pastikan Anda tidak membiarkan hewan peliharaan anda untuk menjalankan
longgar. Ini akan membantu untuk menjauhkan mereka dari binatang liar, yang bisa
menjadi potensi pembawa rabies.
 Jika hewan peliharaan Anda telah digigit oleh binatang liar, pastikan Anda
memberitahukan departemen kesehatan setempat dan pengendalian hewan segera.
 Jika Anda melihat binatang liar di daerah Anda, pastikan Anda memberitahukan
departemen kesehatan sehingga petugas pengendali binatang dapat memeriksa hal.
 Pernah makan binatang liar, terutama yang tampak agresif atau sakit.
 Jika hewan liar seperti kelelawar, rakun, rubah, sigung atau Groundhog menggigit
orang atau binatang peliharaan, maka harus segera meletakkan. Kemudian kepala
binatang itu harus diserahkan kepada negara untuk pemeriksaan laboratorium
pengujian. Vaksinasi rabies akan tergantung pada hasil pemeriksaan.
 Jika hewan peliharaan Anda jatuh sakit setelah digigit anjing liar atau hewan liar,
pastikan Anda segera bawa ke dokter hewan Anda.
 Pengobatan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan imunisasi pasif dengan
serum anti rabies, dan pengobatan yang bersifat suportif dan simtomatik. Luka
gigitan dirawat dengan tehnik tertentu dengan tujuan menghilangkan dan
menonaktifkan virus. Immunisasi aktif dengan vaksin anti rabies sebelum tanda-
tanda dan gejala muncul sekaligus merupakan usaha pencegahan bila ada
kecurigaan binatang yang menggigit mengidap rabies.
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan
oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal).
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau
segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang
yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:
 Dokter hewan.
 Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
 Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies
pada anjing banyak ditemukan.
 Para penjelajah gua kelelawar.
C. VAKSINASI RABIES DAN MANFAATNYA TERHADAP ANJING, KUCING, DAN
KERA
Vaksin rabies dikenal sejak tahun 1879 dibuat pertama kali oleh Victor Galtier.
Selanjutnya pada tahun 1884 vaksin tersebut dikembangkan oleh Louis Pasteur membuat
vaksin rabies menggunakan virus yang berasal dari sumsum tulang belakang anjing yang
terkena rabies kemudian dilintaskan pada otak kelinci dan diatenuasikan dengan pemberian
KOH.
Pada tahun 1993 Kliger dan Bernkopf berhasil membiakkan virus rabies pada telur
ayam bertunas. Cara pembiakan virus tersebut dipakai oleh Koprowski dan Cox untuk
membuat vaksin rabies aktif strain flury HEP pada tahun 1955.
Dengan berkembangnya cara pengembangbiakan virus dengan biakan sel, Naguchi
pada tahun 1913 dan Levaditi pada tahun 1914 berhasil membiakan virus rabies secara in
vitro pada biakan gel.
Pada tahun 1958 Kissling membiakan virus rabies CVS pada biakan sel ginjl anak
hamster. Selanjutnya pada tahun 1963 Kissling dan Reese berhasil membuat vaksin rabies
inaktif menggunakan virus rabies yang dibiakan pada sel ginjal anak hamster (BHK).
Dengan metoda pembuatan vaksin dengan biakan sel ini dapat dihasilkan titer virus yang
jauh lebih tinggi dibandungkan dengan biakan virus memakai otak hewan yang ditulari
virus rabies.
Disamping itu metode biakan sel dapat menghasilkan virus dengan jumlah yang
lebih banyak untuk produksi vaksin rabies dengan skala besar.
Pengendalian penyakit rabies dapat dilakukan antara lain dengan jalan
mengusahakan agar hewan yang peka terhadap serangan rabies kebal terhadap serangan
virus rabies. Oleh karena itu sebagian besar populasi hewan harus dokebalkan melalui
vaksin yang berkualitas baik. Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur
hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang
berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun.
Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah
satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

 Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I Edisi ketiga FKUI 1996
 Dr. Med Ahmad Ramali, K.St. Pamoentjak. KAMUS KEDOKTERAN. Djambatan
2000

 Drh. HISWANI, Mkes, PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES,


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, 2003
 http://www.antaranews.com/berita/1256562409/waspadai-rabies
 http://dewabenny.com/2009/04/23/penatalaksanaan-gigitan-hewan-mencegah-
rabies/
 http://www.scumdoctor.com/Indonesian/research/2009/august/How-Can-You-
Prevent-Rabies.html
 http://sbhkotamjk.blogspot.com/2011/12/skk-penanggulangan-penyakit-rabies.html
 http://hanyauntukanda123.blogspot.com/2011/03/pencegahan-ciri-dan-
penanggulangan.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN

GAMBAR-GAMBAR

Gejala rabies pada manusia struktur rabies virus


Masa inkubasi virus rabies anjing terkena rabies

Cara Pengobatan Tradisional Jika Di Gigit Anjing


Etiologi rabies

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A.    BAHASAN

1.      Topik                           :  Penyakit Menular 

2.      Sub topik                     :  Penyakit Rabies                   

3.      Sasaran                        :  Masyarakat 

4.      Waktu                         :  45 Menit

5.      Hari /Tanggal              :  30 April 2019 

6.      Tempat                        :  Aula Kantor Desa Senggoro

7.      Penyuluh                     :  ARIANI ULFA
B.     TUJUAN 

1.      Tujuan instruksional umum  :

Setelah dilakukan pendidikan diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang cara

penanggulangan penyakit Rabies.

2.      Tujuan instruksional khusus :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, mahasiswa dapat : 

a.       Menjelaskan pengertian penyakit rabies 

b.      Menyebutkan kembali penyebab rabies

c.       Menyebutkan tanda penyakit rabies 

d.      Menyebutkan kembali bahaya rabies  

e.       Menjelaskan kembali bagaimana cara penaggulangan penyakit rabies

C.     MATERI : 

a.       Pengertian penyakit rabies 

b.      Penyebab rabies 

c.       Tanda­tanda penyakit rabies 

d.      Bahaya rabies

e.       Cara penanggulangan rabies 

D.    METODE dan MEDIA

1.  Metode              : Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

2.  Media                : Leaflet dan Materi

E.     TABEL KEGIATAN :

Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pembukaan  Membuka acara dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada sasaran
 Menyampaikan topik
dan tujuan Penkes  Mendengarkan
kepada sasaran penyuluh
menyampaikan topik
 Kontrak waktu untuk dan tujuan
kesepakatan  Menyetujui
pelaksanaan Penkes kesepakatan waktu
dengan sasaran pelaksanaan Penkes

 Mengkaji ulang  Menyampaikan


pengetahuan sasaran pengetahuannya
tentang materi tentang materi
penyuluhan penyuluhan

 Menjelaskan materi  Mendengarkan


penyuluhan kepada penyuluh
sasaran dengan menyampaikan
menggunakan lembar materi
balik dan leaflet
30 Menit Kegiatan Inti  Mendemonstrasikan  Memperhatikan
penyakit rabies penyuluh selama
demonstrasi
 Memberikan  menanyakan hal –
kesempatan kepada hal yang tidak
sasaran untuk dimengerti dari
menanyakan hal – hal materi penyuluhan
yang belum dimengerti
dari materi yang
dijelaskan penyuluh

10 Menit Evaluasi /  Memberikan pertanyaan  Menjawab


Penutup
kepada sasaran tentang pertanyaan yang
materi yang sudah diajukan penyuluh
disampaikan penyuluh
 Menyimpulkan materi  Mendengarkan
penyuluhan yang telah penyampaian
disampaikan kepada sasaran kesimpulan
 3. Menutup acara
dengan mengucapkan salam  Mendengarkan
serta terimakasih kepada penyuluh menutup
sasaran acara dan
menjawab salam

F.     EVALUASI  :

Lampiran soal : 

1.  Jelaskan pengertian rabies ?

2.  Sebutkan penyebab rabies ?

3.  Sebutkan 4 dari 8 tanda­tanda rabies ?

4.  Apa bahaya rabies ?

5.  Bagaimana cara penanggulangan rabies?

MATERI PENYULUHAN PENYAKIT RABIES
1.  Pengertian penyakit rabies 

Rabies adalah penyakit menular khas pada hewan tertentu khususnya anjing dan srigala

yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan hewan yang

tertular (Kamus Kedokteran : 295)

2.   Penyebab rabies

Penyebab rabies  yaitu virus rabies  (Rhabdo virus) yang terdapat  pada hewan seperti

anjing, srigala dan kucing terutama pada air liur hewan tersebut.

3.  Tanda penyakit rabies

a.   Demam 

b.  Mual dan nyeri tenggorokan selama beberapa hari 

c.  Hiperaktivitas tonus otot dan aktivitas simpatik 

d. Rasa haus yang berlebihan 

e.  Hidrofobia 

f.   Apnea 

g.  Sianosis

h.  Takikardia

4.   Akibat penyakit rabies 

Bahaya rabies yang paling penting adalah lumpuh dan dapat menyebabkan kematian 

5.   Penanggulangan penyakit rabies

a.       Hindari gigitan binatang yang terkena rabies (Anjing) 
­          Lidah menjulur dengan air liur yang terus menetes 

­          Terlihat galak/beringas.

­          Mata binatang terlihat merah

b.      Pemberian vaksin pada binatang pemeliharaan 

PROPOSAL PENYULUHAN DAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT RABIES

Disusun oleh:

ARIANI ULFA

18010106
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PMC PEKANBARU
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai