Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PENYULUHAN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : FASRIANTI

NIM : 142 2016 0003

KELAS : B1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

KONSEP PENYULUHAN
A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN / PENYULUHAN
KESEHATAN
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. (Asfar &
Asnaniar, 2018)
Definisi promosi/ penyuluhan kesehatan juga tertuang dalam keputusan
mentri kesehatan nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005 tentang pedoman
pelaksanaan promosi kesehatan / penyuluhan kesehatan adalah “ upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari , oleh untuk
dan bersama masyarakat , agar menekan dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat , sesuai sosial
budaya kebijakan publik yang berawasan kesehatan . (Nurmala, 2018)
B. TUJUAN DAN STRATEGI PROMOSI/ PENYULUHAN KESEHATAN
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik
individu, keluarga , kelompok, dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut. (Nurmala, 2018)
Upaya uatntuk mewujudkan promosi/ penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi/penyuluhan kesehatan
sebagai penunjang dari program” kesehatan yagn lainnya, seperti kesehatan
lingkungan, , peningkatan status gizi masyarakat , pemberantasan penyakit
menular , pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan
anak , serta pelayanan kesehatan. (Nurmala, 2018)
Berdasarkan piagam ottawa(1984) , misi promosi / penyuluhan
kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sbb:
1. Advokasi
Kondisi politik, ekonomi, sosial, , budaya , lingkungan , perilaku dan
faktor biologis dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Promosi/
penyuluhan kesehatan berupaya untuk mengubah kondisi tersebut
sehingga menjadi kondusif untuk kesehatan masyarakat melalui advokasi.
2. Mediasi
Promosi/ penyuluhan kesehatan juga mempunyai misi sebagai mediator
atau menjembatangi antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain
sebagai mitra.
3. Memampukan
Promosi / penyuluhan kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan
sumber daya kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini
mencakup memastikan setiap orang di masyarakat memiliki linkungan
yang kondusif Untuk berperilaku sehat , memiliki akses pada informasi
yang dibutuhkan untuk kesehatannya , memiliki keterampilan dalam
membuat keputusan yang dapat meningkatkan status kesehatan mereka.

Strategi promosi/ penyuluhan kesehatan menurut WHO ( 1994)secara


global terdiri dari 4 hal sbb:

1. Advokasi
Advokasi merupakan kegiatan membuat keputusan sebagai bentuk
memberikan bantuan kepada masyarakat dari penentu kebijakan dalam
bidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai
pengaruh terhadap masyarakat.
2. Dukungan sosial
Promosi/ penyuluhan kesehatan akan mudah dilakukan jika
mendapat dukungan dari barbagai lapisan yang ada di masyarakat.
Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal , tokoh
agama, dan tokoh adat yang mempunyai pengaruh di masyarakat serta
unsur formal, seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah.
Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai perantara
antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan
masyarakat sebagai penerima program kesehatan , dengan kegiatan
mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah
untuk mensosialisasikan program” kesehatan agar masyaraka menerima
dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut.
3. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah strategi promosi/ penyuluhan kesehatan yg
ditujukan kepada masyarakat secara lansung. Tujuan utama pemberdayaan
adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Strategi dalam melaksanakan upaya promosi/ penyuluhan kesehatan


juga telah dirumuskan dalam piagam ottawa . dalam piagam ottawa tersebut
disebutkan bahwa upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat
dilakukan melalui kegiatan sbb:

1. Kebijakan berwawasan kesehatan


Kegiatan promosi / penyuluhan kesehatan tidak menyangkut kegiatan
yang dilakukan oleh sektor kesehatan . promosi/ penyuluhan kesehatan
membutuhkan semua upaya yang ada untuk bermuara ke kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung
Setiap aktivitas yg dilakukan oleh masyarakat harus memperhatikan
dampak pada lingkungan oleh masyarakat hurus memerhatikan dampak
pada lingkungan sikitar agar mempermudah pelaksanaan kegiatan
promosi/ penyuluhan kesehatan , lingkungan yang dimaksud bukan
hanya lingkungan fisik, tetapi lingkungan nonfisik, tetapi lingkungan
nonfisik yang kondisif terhadap kesehatan masyarakat.
3. Resorientasi pelayanan kesehatan
Dalam mererorientasikan pelayanan kesehatan , peran promosi
keseahatan sangat penting. Hal ini dikarnakan masyarakat selama ini
menganggap pelayanan keseahatan terdiri atas provider dan costumer,
dimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah , pemerintah,
sedankan swasta dan masyaraakat hanya pemakai atau pengguna
pelayanan kesehatan .
4. Keterampilan individu
Setiap individu yang berada dalam masyarakat diharapkan memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan , mengenai faktor penyebab penyakit, cara
mencegah penyakit dan mampu mencari pengobatan yg layak jika
mereka atau anggota keluarga mereka sedang sakit.
5. Gerakan masyarakat
Gerakan atau kegiatan masyarakat yang mau , mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya merupakan wujud dari visi dalam promosi/
penyuluhan kesehatan . oleh sebab itu , promosi/ penyuluhan kesehatan
harus mendorong serta memacu kegiatan kegiatan di masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan mereka . tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan , tidak akan mungkin terwujud perilaku yang kondusif
untuk kesehatann atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara
serta meningkatkan kesehatan mereka. (Nurmala, 2018)
C. SASARAN PROMOSI / PENYULUHAN KESEHATAN
Sasaran dari promosi/ penyuluhan kesehatan menurut notoatmodjo (2012)
antara lain sbb:
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
lansung maupun media massa
b. Mempunyai pengetahuan , kemauan dan kemampuan untuk
memelihara serta meningkatkan serta melindungi kesehatannya.
2. Masyarakat atau LSM
Upaya peningkatan kesehatan dan saling bekerja sama serta saling
membantu untuk mewujudkan lingkungan sehat
3. Lembaga pemerintah
Kepedulian dan dukungan sehat, membuat kebijakan yang berhubungan
dengan bidang kesehatan
4. Institusi
Peningkatan mutu kesehatan yang dapat memberi kepuasan pada
masyarakat. (Nurmala, 2018)
D. RUANG LINGKUP PROMOSI/PENYULUHAN KESEHATAN
Ruang lingkup promosi/ penyuluhan kesehatan secara umum menurut
fitriani (2011) adalah sebagai berikut:
1. Healthy public policy
Atau pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yaitu upaya
mengembangkan kebijakan pembangunan di setiap sector dengan
memerhatikan dampak negative terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan sekitar.
2. Create partnership and supportive environment
Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung, yaitu
melakukan pembangunan kesehatan dengan memberikan motivasi kepada
masyarakat dalam mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung tersebut.
3. Strengthen community action
Memperkuat kegiatan masyarakat, yaitu dengan memberikan dukungan
serta bantuan pada kegiatan yang berjalan dimasyarakat, sehingga
masyarakat yang melakukan kegiatan tidak hanya berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan, tetapi dapat berkembang serta memberikan
peluang yang lebih besar.
4. Personal skill
Atau keterampilan individu, yaitu memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan cara memberikan keterampilan dalam
bentuk informasi tentang cara memelihara, mencegah, dan mengobati
suatu penyakit.
5. Reoriented Health Services
Atau reorientasi pelayanan kesehatan, yaitu masyarakat tidak hanya
sebagai pengguna atau penerima pelayanan kesehatan tetapi juga sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan. Penyelenggara pelayanan kesehatan
harus melibatkan pemberdayaan masyarakat agar dapat ikut serta dalam
menerima dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat.

Cakupan promosi kesehatan, baik sebagai ilmu maupun seni dibagi


menjadi dua dimensi yaitu (notoatmodjo, 2012):

1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan


Para ahli membagi menjadi dua aspek yaitu aspek promotif-preventif dan
aspek kuratif-rehabilitatif. Aspek promotif dan preventif memiliki sasaran
kelompok orang sehat, sedangkan aspek kuratif dan rehabilitatif memeiliki
sasaran kelompok orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit dan
kelompok yang sakit. Sejalan dengan uraian ini maka ruang lingkup
pendidikan promosi kesehatan juga di kelompokkan menjadi dua.
a. Promosi kesehatan pada aspek preventif-promotif
Upaya promosi kesehatan aspek promotof memiliki sasaran pada
orang sehat, di mana selama ini orang sehat kurang mendapatkan
perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok
orang sehat pada suatu komunikasi mencapai 80-85% dari total
populasi. Pada kelompok ini perlu di lakukan pembinaan dan
peningkatan agar tetap hidup sehat, atau lebih meningkat lagi. Derajat
kesehatan bersifat dinamis sehingga meskipun seseorang sudah dalam
kondisi sehat, tetep perlu di tingkatkan dan bina kesehatan.
b. Promosi kesehatan pada aspek kuratif-rehabilitatif
Upaya promosi kesehatan pada aspek ini mmencangkup 3 kegiatan
yang di jelaskan sebagai berikut.
1) Primary Prevention atau pecahan tingkat pertama, dimana yang
menjadi sasaran promosi kesehatan aspek ini adalah kelompok
beresiko tinggi misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,
perokok, dengan obesitas, dan pekerja sekx.
2) Secondrary Prevention atau pencegahan tingkat kedua, di mana
yang menjadi sasaran pada promosi kesehatanaspek ini adalah
para penderita penyakit kronis, misalnya diabetes militus, asma,
tekanan darah tinggi, danlain sebagainya.
3) Tertiary Prevention atau pencegah tingkat ketiga, di mana yang
menjadi sasaran pada promosi kesehatan aspek ini adalah
kelompok pasien yang baru sembuh (recovery) dari suatu
penyakit. Pencegahan tingkat ketiga ini memiliki tujuan agar
mereka segera pulih kembali. Dengan kata lain, menolong para
penderita yang baru sembuh dari penyakit agar tidak menjadi
cacat atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin
(rehabilitasi)
2. Ruang lingkup berdasarkan tatanan pelaksanaan
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan atau tempat
pelaksanaan promosi kesehatan dapat di kelompokan menjadi lima aspek.
a. Promosi kesehatan pada tatanan rumah tangga atau keluarga
Rumah tangga atau keluarga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh
kaerna itu, untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus di
mulai dari masing-masing keluarga. Perilaku-perilaku masyarakat
mulai terbentuk di dalam keluarga. Pada tatanan ini orang tua (ayah
dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan karena
orang tua merupakan pembentuk awal perilaku dan terutama perilaku
kesehatan bagi anaknya.
b. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah dapat di jadikan sebagai perpanjangan tangan pendidikan
kesehatan setelah keluarga. Peraturan yang ada di sekolah terutama
guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid sehingga linkungan
sekolah baik linkungan fisik maupun lingkungan social yang sehat
akan dapat memengaruhi perilaku sehat anak (murid). Guru menjadi
kunci pendidikan kesehatan di sekolah; oleh sebab itu, perilaku sehat
harus dimiliki oleh guru dan harus dikondisikan melalui pelatihan-
pelatihan kesehatan, seminar, dan sebagainya.
c. Promosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di lingkungan kerja akan membantu terwujudnya
lingkungan kerja yang sehat (fisik dan nonfisik). Lingkungan kerja
yang sehat akan mendukung kesehatan pekerja atau kariawannya dan
pada akhirnya akan menghasilkan produkvitas yang optimal.
Sebaiknya lingkungan kerja yang rawan kecelakaan dan tidak sehat
akan menurunkan derajat kesehatan para pekerja dan akhirnya kurang
produktif.
d. Promosi di tempat-tempat umum
Tempat umum yang sehat tidak hanya terjaga kebersihan, tetapi juga
harus di lengkapi dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi terutama
WC umum dan sarana air bersih serta tempat sampah. Sasaran
promosi kesehatan di tempat umum adalah para pengelola, agar
mereka melengkapi tempati umum tersebut dengan fasilitas yang
dimaksud. Selain itu, promosi kesehatan yang dapat di lakukan berupa
imbauan-imbauan kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat
umum atau masyarakat melalui pengeras suara, poster, leaflet, dan
sebagainya.
e. Promosi di fasilitasi pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencangkup rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, dan sebagainya. Sangat ironis
jika di rumah sakit atau puskesmas tidak menjaga kebersihan fasilitas
pelayana kesehatan. Sasaran utama promosi kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan adalah pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut. Terlaksananya pendidikan atau promosi kesehatan di
institusinya merupakan tanggung jawab pimpinan. Kegiatan promosi
kesehatan berupa advokasi kepada para pemimpin atau manejer
institusi pelayanan ini sangat diperlukan, sedangkan bagi para
kariawan di perlukan pelatihan promosi kesehatan.
3. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan
Menurut laevel & clark, di lihat dari dimensi tingkat pelayanan kesehatan,
promosi kesehatan dapat di lakukan melalui lima tingkat pencegahan.
a. Promosi kesehatan
Health promotion merupakan tingkat pencegahan yang pertama di
mana upaya promosi kesehatan ini di tunjukan untuk seluruh lapisan
masyarakat agar mampu untuk menjaga dan meningkatkan status
kesehatan. Beberapa kegiatan dalam level yang pertama ini misalnya
dalam peningkatan status gizi masyarakat, pola hidup bersi dan sehat,
perbaikan sanitasi lingkungan, kesehtan indifidu, dan sebagainya.
b. Perlindungan khusus
Perlindungan khusus merupakan tingkat pencegahan yang kedua
menurut leavel & clark. Perlindungan khusus ini di tunjukan pada
anggota masyarakat yang terpapar pada risiko tertentu baik di
lingkungan kerja maupun di lingkungan sekitar huniannya yang dapat
menurunkan status kesehatan mereka. Beberapa contoh kegiatan
perlindungan khusus ini adalah pengunaan APD di industry dan
program imunisasi pada balita atau anggota masyarakat yang hendak
melakukan perjalanan antarnegara.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Diagnose dini dan pengobatan segera ditunjuk bagi mereka yang
memiliki factor resiko tertentu yang dapat memengaruhi status
kesehatannya. Upaya diagnose dini dan pengobatan segera termasuk
degenerative di keluarga mereka, mengenai gejala penyakit tersebut
dan melakukan pemeriksaan rutin ke pelayanan kehatan sehingga
dapat di lakukan diagnose secara dini sekaligus mendapatkan
pengobatan segera untuk penyakit tersebut. Rendahnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit membuat
penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat sulit di deteksi.
d. Pembatasan disabilitas
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang kurang tentang
kesehatan dan penyakit sering mengakibatkan masyarakat tidak
melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplet terhadap
penyakitnya.
e. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan tingkatan yang terakhir menurut leave &
clark. Pada tingkat ini upaya rehabilitasi ditujukan pada mereka yg
telah ditanyakan sembuh oleh petugas kesehatan dan diharapkan dapat
segara berkontribusi di masyarakat.
E. PRINSIP DALAM PROMOSI/PENYULUHAN KESEHATAN
Prinsip dalam pelaksanaan program promosi kesehatan berfungsi
sebagai dasar dalam pelaksanaan program tersebut. Prinsip tersebut meliputi
sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan (health promotion) memiliki arti lebih luas dari
pendidikan atau penyuluhan kesehatan karena promosi kesehatan
merupakan proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Promosi kesehatan
didalamnya meliputi kegiatan pendidikan/penyuluhan kesehatan dan
merupakan bagian penting (core) dari promosi kesehatan.
2. Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku dibidang
kesehatan dengan disertai adanya upaya untuk mempengaruhi lingkungan
atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan
kualitas kesehatan.
3. Promosi kesehatan adalah rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif,
yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan).
4. Promosi kesehatan adalah upaya advokasi dan bina suasana (social
support) yang tidak hanya menekankan pada pentingnya pendekatan
edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat.
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5
tatanan yaitu tatanan rumah/tempat tinggal (where we live), tatanan
sekolah (where we learn), tatanan tempat kerja (where we work), tempat-
tempat umum (where we play and do everything) dan fasilitas kesehatan
(where we get health services).
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan dan
berlandaskan pada kesamaan (equality), keterbukaan (transparency) dan
saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan
antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dan lembaga swadaya
masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
7. Promosi kesehatan juga menekankan pada proses atau upaya, tanpa
mengabaikan hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi, pada dasarnya sangat
sulit untuk mengukur hasil kegiatan promosi kesehatan hanya melalui
perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat saja karena
yang lebih sesuai untuk diukur adalah mutu dan frekuensi.
(Nurmala, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, A., & Asnaniar, W. S. (2018). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit HIV/AIDS Di SMP
Baznas Provinsi Sulawesi Selatan. Journal Of Islamic Nursing, 26-31.

Nurmala, I. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Universitas Airlangga (AUP).

Anda mungkin juga menyukai