Anda di halaman 1dari 1

leh: KSM Neurologi RSUP Dr.

Kariadi
Stroke adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah otak. Stroke bias disebabkan sumbatan
ataupun perdarahan. Diperlukan pemahaman pada seluruh masyarakat, untuk lebih waspada apabila
keluarga/orang terdekat mengalami gejala stroke. Untuk memahami gejala stroke secara
sederhana, bisa digunakan “jembatan keledai” SeGeRa Ke RS.
Se berarti Senyuman, mintalah pasien untuk tersenyum. Apabila tidak simetris, perlu dicurigai terjadi
gejala stroke.
Ge berarti Gerakan, mintalah pasien untuk menggerakkan kedua tangan atau kedua kakinya. Apabila
ada kelemahan anggota gerak satu sisi, kita perlu mewaspadai adanya gejala stroke.
Ra dari BicaRa, perhatikan apakah bicara pasien pelo atau cedal. Untuk mengetahuinya lebih mudah,
mintalah pasien mengucapkan kata dengan huruf konsonan “R” seperti “ular melingkar di pagar”. Pelo
mendadak bias menjadi salah satu tanda stroke.
Ke berarti Kebas, tanyakan pada pasien apakah tubuhnya terasa kebas/mati rasa. Hal ini biasanya
terjadi pada salah satu sisi tubuh.
R berarti Rabun, tanyakan pada pasien apakah pandangannya kabur. Perlu diperhatikan kondisi
pasien sebelumnya, apakah pandangan kabur sudah lama, atau memakai kacamata.
S berarti Sakit kepala, penderita stroke akan mengalami sakit kepala hebat yang mendadak, belum
pernah dialami sebelumnya. Bisa pula terjadi gangguan keseimbangan, seperti terasa berputar,
maupun gerakan sulit dikoordinasi.
Jembatan keledai di atas bisa digunakan untuk mendeteksi stroke sejak awal. Tidak harus semua
gejala muncul, bisa jadi hanya satu atau dua gejala saja. Hal ini disebabkan karena proses stroke
bergantung pada daerah/area otak yang terkena. Apabila area yang terkena merupakan area gerak,
maka gangguan yang ditemukan ialah kelemahan anggota gerak, dsb.
Stroke merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kecacatan. Dengan deteksi lebih awal,
dapat dilakukan manajemen tatalaksana lebih baik, sehingga meminimalisir terjadinya kecacatan.
Pada stroke sumbatan, bila gejala ditemukan dalam 3 jam, diberikan suntikan untuk memperlancar
peredaran darah otak. Tindakan ini disebut trombolisis. Tidak semua RS memiliki tindakan trombolisis,
RSUP dr. Kariadi ialah salah satu RS yang melayani tindakan tersebut. Dikenal istilah “time is brain”,
yang menunjukkan pentingnya kecepatan waktu dalam penanganan stroke.
Untuk mencegah stroke, dimulai dengan menghindari factor risikonya. Faktor risiko yang bias dicegah
antara lain:penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, jantung, merokok, konsumsi alkohol,
kegemukan, kurang olahraga, serta henti napas saat tidur. Mencegah stroke dapat dilakukan dengan
cara pola hidup sehat, pola makan sehat, dan rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Secara sederhana, mencegah stroke dapat dilakukan dengan langkah 3 O dan 4 G.
O yang pertama yakni Olahraga, lakukanlah olahraga secara rutin, minimal 30 menit/ hari. Olahraga
bias dimulai dengan jalan santai, berlari, senam, bulutangkis, dan lain sebagainya, sesuai dengan
hobi.
O yang kedua dan ketiga ialah Olahseni dan Olahbatin. Stroke dapat diperburuk dengan kondisi
stress. Dengan melakukan hobi, seperti berkarya di bidang seni, maupun meluangkan waktu untuk
rileks sejenak di sela padatnya aktivitas, diharapkan mampu menyegarkan pikiran.
Selain itu, dapat dilakukan 4G, yakni kurangi Gula, kurangi Garam, kurangi Gorengan, dan hindari
keGemukan. Pada dasarnya, keempat komponen 4G ini dapat dicapai dengan pola makan yang
sehat, yakni dengan memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang cukup.
Dengan menjalankan pola hidup yang sehat, diharapkan dapat mencegah terjadinya stroke. Salam
sehat.

Anda mungkin juga menyukai