Disusun Oleh :
Eka Irma Saputri (1700029227)
Putri Aisyah Nur’Aini (1800029216)
Vega Mellania (1800029310)
Kelas B
Assalamu’alaikum, W.W
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan petunjuk-Nya yang selalu menyertai setiap langkah penulis sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
yang berjudul “Sudah Idealkah Kondisi Ruangan Ibu Menyusui Di Mall Kota
Yogyakarta?” Project plan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Perencanaan dan Evaluasi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan.
Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan project plan ini,
karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Di samping itu, izinkan penulis untuk
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Subhan Zul Ardi, SKM.,M.Sc selaku Dosen Pengampu matakuliah
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.
3. Fotokopi yang telah membantu penulis mencetak tugas ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan project plan ini masih banyak
kekurangannya dan jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik,
saran, dan masukan yang membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Wassalamu’alaikum, W. W
Yogyakarta, Oktober 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1
ANALISIS SITUASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan yang dikeluarkan langsung dari
payudara seorang ibu untuk bayinya. ASI adalah makanan yang paling sempurna,
mudah didapat, murah, dan tidak kotor karena langsung diminum dari payudara
ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk
memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Proses pemberian ASI tanpa
makanan tambahan lain pada bayi berumur 0–6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI
eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali makanan yang
langsung diproduksi oleh ibu yaitu ASI.
Pemberian ASI secara ekslusif selama 6 bulan merupakan hak setiap bayi
karena dapat menyelamatkan kehidupan bayi dan memberikan dampak yang baik
bagi kesehatan ibu. Menyusui juga ternyata dapat menurunkan resiko infeksi
seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, Haemophilus influenza, meningitis,
infeksi saluran kemih, serta melindungi bayi terhadap penyakit kronis seperti
diabetes tipe I, ulseratif colitis dan penyakit Crohn. Selain itu juga menyusui
mengurangi kejadian sindrom kematian bayi (Suddent Infant Death Syndrome)
dan meningkatkan perkembanga kognitif bayi.
Manfaat dari ASI ini banyak dapat menguntungkan untuk ibu maupun
bayinya. Manfaat bagi bayi antara laiin dapat memberikan kehidupan yang
berkualitas bagi bayi untuk pertumbuhannya, terdapat antibodi untuk melindungi
bayi dari infeksi bakteri, virus, dan parasit, dapat meningkatkan kecerdasan, bayi
dapat terhindar dari alergi terhadap susu formula dapat membangun kasih sayang
antara ibu dan bayi serta banyak manfaat lainnya. Selain itu, pemberian ASI
eksklusif selain bermanfaat untuk bayi juga bermanfaat untuk ibu, yaitu sebagai
kontrasepsi alami saat ibu menyusui dan sebelum menstruasi, mengurangi resiko
ibu untuk terkena kanker payudara, dan mengurangi pengeluaran keluarga.
Mengingat begitu pentingnya manfaat yang diberikan maka Menteri
Kesehatan menetapkan pemberian ASI Ekslusif di Indonesia selama 6 bulan dan
dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan
tambahan. Untuk membantu dalam menyukseskan program tersebut maka dibuat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 tentang
tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah air susu ibu.
Dalam menyukseskan program ASI terutama pada pusat perbelanjaan di perlukan
tempat yang nyaman dan bersih.
2
Di tempat umum seperti Mall perlu menyediakan ruang laktasi, Menurut Rini,
dkk (2018) ruang laktasi dapat digunakan untuk mendukung tentang pemberian
ASI eksklusif. Ketika seorang ibu menyusui sedang berada di Mall dan ia ingin
memberikan ASI kepada bayinya, maka ibu dapat menggunakan ruang laktasi tersebut
dan tidak memberikan ASI di sembarang tempat. Sehingga ibu tidak perlu malu-malu lagi
ketika ingin menyusui bayinya. Selain itu terdapat PERDA Kota Yogyakarta No 1 tahun
2014 mengenai ASI eksklusif, dimana pada PERDA tersebut menjelaskan bahwa 1)
Penyelenggara tempat kerja dan tempat sarana umum wajib mendukung program
pemberian ASI Eksklusif. (2) Dalam mendukung program pemberian ASI Eksklusif
sebagaimana dimaksud ayat (1), penyediaan ruang laktasi di tempat kerja dan sarana
umum dilarang bersumber dari produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau
produk bayi lain.
Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan dan kebisingan ruang laktasi
di Mall Kota Yogyakarta sangat bervariatif. Hasil pengukuran yang dominan
menjadi masalah serius yaitu berhubungan dengan kenyamanan, seperti
Kebisingan dan Pencahayaaan. Hal ini berdasarkan pada keputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang
Persyarakat Kesehatan Perumahan. Pencahayaan yang digunakan di ruang laktasi
disesuaikan dengan kamar tidur yaitu minimal 50 lux dan maximal 60 lux (tidak
meyilaukan). Dari hasil yang didapatkan, pada Mall A didapati hasil 140 lux, Mall
B didapati 43 lux, Mall C didapati 122 lux, dan pada Mall D didapati 123 lux.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ruang laktasi di Mall Kota Yogyakarta
belum ada yang sesuai standar Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan ruang laktasi di Mall Kota
Yogyakarta dengan metode kualitatif yaitu mengandalkan pendengaran dengan
kriteria menurut Mulasari, dkk (2019) sangat tenang 20 db (suara daun bergesek),
tenang I 30 db (studio radio), tenang II 40 db (rumah tinggal), sedang 50 db
(ruang kantor), kuat I (awal kebisingan) 60 db (radio keras), kuat II (Bising) 70 db
(pasar, jalan ramai), sangat bising 80 db (suasana pabrik) dan amat sangat bising
90 db(suara mesien diesel). Hasil yang didapatkan yaitu, pada Mall A tergolong
kriteria tenang II yaitu 40 db, Mall B dengan kriteria tenang II yaitu 40 db, Mall C
tergolong kriteria kuat II (bising) yaitu 70 db, dan pada Mall D tergolong kriteria
kuat II (bising) yaitu 70 db. Dari hasil yang didapat bahwa pada Mall D termasuk
kategori bising, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kebisingan pada
ruang laktasi ini, yaitu karena dekatnya ruang laktasi dengan wahana bermain
anak dan area kamar mandi yang dilalui oleh banyak orang. Hal ini dapat
3
menyebabkan kurangnya kenyamanan untuk ibu dan bayi yang menggunakan
ruang laktasi tersebut.
Selain dari hasil pengukuran pencahayaan dan kebisingan, dapat dilihat
juga berdasarkan peralatan pendukung yang meliputi meja tulis, kursi dengan
sandaran untuk memerah ASI, konseling menyusui kit, media KIE yang terdiri
dari poster, foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui, lemari
penyimpanan alat, dispenser dingin dan panas, alat cuci botol, tempat sampah,
penyejuk ruangan (AC/ kipas angin), tisu/ lap tangan, serta bantal. Namun standar
ruang laktasi sekurang-kurangnya meliputi kursi dan meja, westafel, dan sabun
cuci. Berdasarkan pengamatan Mall Kota Yogyakarta, masing-masing Mall telah
menyediakan kursi dan meja, westafel, dan sabun cuci.
4
PRIORITAS MASALAH
Metode Hanlon
Tingkat
Efektivitas Prioritas
Masalah Besar Masalah Keseriusan
Program Masalah
(A) Masalah
(C) (A+(2 x B))/C
(B)
Kenyamanan
7 8 5 4,6
(kebisingan)
Fasilitas
5 5 7 2,14
pendukung
Media edukasi 4 4 6 2
Keterangan:
0 : Tidak serius
1-2 : Relatif tidak serius
3-4 : Sedang
5-6 : Serius
7-8 : Relatif serius
9-10 : Sangat serius
5
Berdasarkan prioritas masalah menggunakan metode hanlon yang menjadi
prioritas dari penelitian “Sudah Idealkah Kondisi Ruangan Ibu Menyusui Di Mall
Kota Yogyakarta?” yaitu:
1. Pada masalah kenyamanan (kebisingan) mendapatkan skor prioritas masalah
sebesar 4,6.
2. Pada masalah fasilitas pendukung sarana prasarana mendapatkan skor
prioritas masalah sebesar 2,14.
3. Pada masalah media edukasi mendapatkan skor prioritas masalah sebesar
2.
MAN MATERIAL
Kurangnya
poster
pengetahuan
dibeberapa
Kurangnya Mall
Minimnya fasilitas
pelatihan
ruang laktasi
sesuai standar di
Mall Kota
Yogyakarta
6
RENCANA PROGRAM
7
INPUT PROSES/ OUTPUT OUTCOMES GOAL
ACTIVITIES
Sumber SOP (Permenkes No Jumlah barang Diharapkan Menarik minat
daya 15 yang akan dengan pengunjung dalam
manusia Tahun 2013 tentang dibeli: lampu, adanya ruang menggunakan
tatacara keramik, sofa laktasi yang ruang laktasi untuk
Penyediaan fasilitas dengan sesuai mensukseskan
khusus sandaran, keberhasilan
standar dapat
Menyusui dan / atau sabun program ASI
memerah air susu ibu) memberikan eksklusif
kenyamanan
bagi ibu
menyusui
Sumber Seminar Adanya poster
daya yang dapat
finansial mengedukasi
Dukungan Melakukan sosialisasi
masyarakat program
Peralatan Peningkatan dan atau
yang perbaikan fasilitas
digunakan pada ruang laktasi di
mall kota Yogyakarta
Pihak pengelola Mall
memastikan semua
fasilitas yang ada di
ruang laktasi dapat
berfungsi dengan baik
8
MANAJEMEN SDM
9
RENCANA ANGGARAN
Upah Tukang
7 Rp 100.000 Harian 5 Rp 500.000
Bangunan
10
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
Kegiatan Start End Output PIC Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
Tahap 1:
Persiapan
data
surevy:
pencahayaa
n,
kebisingan,
luas
Pengolahan 15- 17- ruangan,
TIM
data Nov Nov ventilasi,
kelembaban
, suhu,
bebas
potensi
bahaya, dan
sebagainya
Data survey
22- 23- dalam
Visualisasi TIM
Nov Nov bentuk
dokumen
Hasil
22- 23-
Analisis pengamatan TIM
Nov Nov
data primer
Terdapat
sebanyak 4
Mall di
Kota
Yogyakarta
22- 23- yang
Informasi TIM
Nov Nov memiliki
ruang
laktasi
belum
sesuai
standar
11
Rencana
program
seminar
dan
Perencanaan 27- 29-
peningkata TIM
program Nov Nov
n dan atau
perbaikan
ruang
laktasi
Rapat internal 01- 01- Pembagian
TIM
I Des Des tugas
Persiapan
Man
(SDM),
Money,
Rapat internal 08- 08-
Material TIM
II Des Des
(bahan),
Method,
dan Mesin
(alat)
pematangan
Rapat internal 15- 15-
perencanaa TIM
III Des Des
n program
Tahap 2:
Pelaksanaan
diharapkan
dengan
adanya
seminar
dapat
meningkatk
an
pengetahua
n pihak
01- 01- terkait dan
Seminar TIM
Jan Jan dapat
meningkatk
an/
memperbai
kan fasilitas
ruang
laktasi agar
sesuai
dengan
standar
pekerja
dapat
Sosialisasi memperbai
dengan para 03- 03- ki/
TIM
pekerja/tukan Jan Jan meningkatk
g an fasilitas
sesuai
dengan
12
standar.
meningkatk
an kualitas
ruang
TIM
laktasi dan
Perbaikan dan
memberika
dan/ atau 07- 16- stakeho
n rasa
peningkatan Jan Jan lder/M
nyaman
fasilitas anajer
kepada
Mall
pengguna
ruang
laktasi.
Tahap 3:
Monitoring
memonitori
ng setiap
kegiatan TIM
yang dan
01- 16- dilakukan, stakeho
Monitoring
Jan Jan agar dapat lder/M
mencapai anajer
tujuan Mall
sesuai yang
diharapkan
Tahap 4:
Pelaporan
laporan
akhir
sebagai
bukti
bahwa
Tahap telah
18- 25-
penyusunan terlaksanan TIM
Jan Jan
laporan akhir ya
kegiatan-
kegiatan,
dan sebagai
pertanggun
gjawaban
13
MONITORING DAN EVALUASI
15
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
Mulasari, Surahma A., Dyah S., M., dan Muchsin M. 2019. Petunjuk Praktikum
Analisis Kualitas Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Ahmad Dahlan: Yogyakarta
Yusrina, A., dan Shrimarti R. D. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu
Memberikan Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal
Promkes, Vol. 4, No. 1.
17
LAMPIRAN 1
Tabel Hasil Pengamatan
18
LAMPIRAN 2
Dokumentasi
19
Gambar 3. Ruang Laktasi Mall B di Kota Yogyakarta
20
Gambar 5. Ruang Laktasi Mall D di Kota Yogyakarta
21
LOG BOOK
22
laboratorium FKM UAD
8. Jumat, 29 November 2019 Survey ruang laktasi Survey ruang laktasi di Mall
C dan D dengan melakukan
pengecekan tingkat
kebisingan, kelembaban,
pencahayaan, fasilitas
pendukung, dan
Sebagainya. Survey tersebut
dilakukan oleh Vega dan Aini
9. Minggu, 1 Desember 2019 Menganalisis situasi Menganalisis situasi ruang
laktasi di Mall Kota
Yogyakarta (Mall A, B, C,
dan D). Dikerjakan oleh Eka,
Vega, dan Aini
10. Selasa, 3 Desember 2019 Membuat prioritas Membuat prioritas masalah
masalah apa yang harus diprioritaskan.
Dikerjakan oleh Eka, Vega,
dan Aini
11. Jumat, 13 Desember 2019 Bimbingan dengan Pak Menanyakan terkait project
Subhan plan yang sudah dibuat
12. Sabtu, 14 Desember 2019 Membuat rencana Dikerjakan oleh Eka, Vega,
program dan manajemen dan Aini
SDM
13. Selasa, 17 Desember 2019 Membuat rencana Dikerjakan oleh Eka, Vega,
anggaran dan Aini
14. Kamis, 19 Desember 2019 Membuat rencana Dikerjakan oleh Eka, Vega,
anggaran dan Aini
15. Sabtu, 21 Desember 2019 Membuat rencana Dikerjakan oleh Eka, Vega,
pelaksanaan program dan Aini
16. Minggu, 22 Desember Membuat rencana Dikerjakan oleh Eka, Vega,
2019 pelaksanaan program dan Aini
17. Rabu, 25 Desember 2019 Membuat lampiran Membuat lampiran berupa
data hasil pengamatan di
ruang laktasi Mall Kota
Yogyakarta serta
dokumentasi
18. Kamis, 26 Desember 2019 Membuat bagian Dikerjakan oleh Eka, Vega,
monitoring dan evaluasi dan Aini
19. Jumat, 27 Desember 2019 Membuat kalimat Dikerjakan oleh Eka, Vega,
penutup dan daftar dan Aini
pustaka
23