PENDAHULUAN
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada
pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah proses dan struktur yang diarahkan untuk
mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan
terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen
risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
2. LATAR BELAKANG.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari identifikasi risiko
secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi
organisasi maupun individu, dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang
reaksioner dan penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan.Risiko yang dicegah dalam
pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.
3. TUJUAN
3.1 Tujuan umum
Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
3. Manajemen Emergensi;
4. Pengamanan Kebakaran;
5. Peralatan Medis;
6. Sistem Utilitas;
c) Bencana
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Wabah penyakit
Gempa bumi
Ledakan bom
INSIDEN WABAH DAN BENCANA
Banjir
Tanah longsor
Kecelakaan transportasi
d) Kebakaran
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Hubungan pendek arus listrik
Ledakan gas
Kebocoran gas
INSIDEN KEBAKARAN Ledakan kompor gas
Percikan api dari colokan listrik
Kebakaran akibat puntung
rokok
e) Sistem Utilitas
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
SISTEM UTILITAS Pemadaman listrik
Kerusakan/meledaknya pompa
air
Saluran air / IPAL mampet
Lift Macet
Kerusakan SIRUS
Kerusakan telepon
Kebocoran gas
Meledaknya tabung gas medis
Meledaknya sistem gas sentral
f) Peralatan Medis
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Kesalahan pembacaan hasil pada
alat medis karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat
PERALATAN MEDIS
karena belum terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat
medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru.
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola /
mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
RS. NATAR MEDIKA
Jl. Raya Natar No.4, Natar – Lampung Selatan
Telp. (0721) 9251, 92521, 92586
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan
investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu
dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root cause
analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode
effect analysis – proaktif)
Penyanderaan 3 1 3
Kehilangan kendaraan 3 2 6
bermotor
Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
RAM/tangga
Tersengat listrik 4 1 4
BENCANA
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Tanah longsor 4 1 4
Kecelakaan transportasi 4 2 8
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus listrik 2 1 4
Ledakan gas 1 1 1
Kebocoran gas 2 1 2
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan hasil 3 1 3
pada alat medis karena belum
terkalibrasi
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 4 8
Kerusakan/meledaknya 2 4 8
pompa air
Lift Macet 2 1 2
Kerusakan SIRS 2 2 4
Kerusakan telepon 1 2 2
C. EVALUASI RESIKO
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang
Sering terjadi
(bbrp Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
kali/tahun)
4
Mungkin
terjadi (1 - < 2
tahun/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang
terjadi (> 2 - <
5 th/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang
terjadi ( > 5
thn/Kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1
No Peringkat Risiko
Tot al Score
Jenis Risiko Tindakan PJ
Keselamatan dan
Keamananan
1 Penculikan Bayi 3 1 3
2 Penyanderaan 3 1 3
3 Kehilangan barang 3 2 6
milik pasien dan
keluarga
4 Kehilangan kendaraan 3 2 6
bermotor
5 Kehilangan sarana 2 2 4
prasarana RS
6 Keselamatan saat asa 2 1 2
renovasi/
pembangunan
7 Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
RAM/tangga
2
8 Terpeleset di kamar 4 8
mandi
9 Tersengat listrik 4 1 4
1 Wabah penyakit 4 1 4
2 Gempa bumi 4 1 4
3 Ledakan bom 4 1 4
4 Banjir 4 1 4
5 Tanah longsor 4 1 4
6 Kecelakaan 4 2 8
transportasi
Bencana
1 Wabah penyakit 4 1 4
No Peringkat Risiko
Tot al Score
Jenis Risiko Tindakan PJ
2 Gempa bumi 4 1 4
3 Ledakan bom 4 1 4
4 Banjir 4 1 4
5 Tanah longsor 4 1 4
6 Kecelakan transportasi 4 2 8
Kebakaran
1 Hubungan pendek arus 2 1 4
listrik
2 Ledakan gas 1 1 1
1
3 Kebocoran gas 2 1
4 Ledakan kompor gas 4 1 4
1 Kesalahan pembacaan 1 3
hasil pada alat medis 3
karena belum
terkalibrasi
2 Kesalahan penggunaan 3 1 3
alat karena belum
terkalibrasi
3 2 1 2
Kesalahan penggunaan
alat medis yang baru
karena belum dilakukan
pelatihan alat baru
Sistem untilitas
1 Pemadaman listrik 2 4 8
2 Kerusakan/meledaknya 2 4 8
pompa air
3 Saluran air/IPAL 1 2 2
mampet
4 Lift macet 2 2 4
5 Kerusakan SIRS 2 2 4
6 Kerusakan telpon 1 2 2
3. BENCANA
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan keadaan darurat bencana adalah:
a. Membentuk Tim Siaga Bencana.
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
4. KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan kebakaran adalah:
a. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama
di ruang khusus.
b. Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala.
c. Melakukan Patroli Asap secara rutin
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok.
e. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif.
f. Pemeliharaan Hidran secara rutin.
g. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan
gempa.
h. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
i. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran.
j. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.
5.SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan sistem utilisasi adalah:
6. PERALATAN MEDIS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan Sarana dan Prasarana adalah:
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru.
F. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah
satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke TIM
K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian
tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program
berikutnya dan disampaikan ke direktur RS Natar Medika.
G.MONITORING
Pengawasan progam manajemen resiko fasilitas dilakukan oleh tim K3RS secara
berkelanjutan. Apabila terjadi atau ditemukan insiden tim K3RS akan
menindaklanjuti kejadian tersebut.
H.REVIEW INSIDEN
Setiap kejadian atau insiden akan dilakukan pembahasan lebih detail keunit terkait
dengan Tim K3RS.
6. SASARAN
3. BENCANA
A. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan,
jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah
dan gambar arah evakuasi di setiap gedung terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
4. KEBAKARAN
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama
di ruang khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 50 % dalam
waktu 3 bulan.
5. SISTEM UTILITAS
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik,
dan sistem gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
6. PERALATAN MEDIS
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
7. JADWAL PELAKSANAAN
Natar,
Yang membuat Mengetahui