Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS YURIDIS ANCAMAN HUKUMAN BAGI

PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA


YANG DIDAHULUI PEMERKOSAAN

A. Latar Belakang
Setiap warga negara wajib “menjunjung hukum”. Dalam kenyataan sehari-
hari, warga negara yang lalai/sengaja tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
merugikan masyarakat, dikatakan bahwa warga
negara tersebut “melanggar hukum” karena kewajiban tersebut telah ditentukan
berdasarkan hukum.[1]
Berawal dari pemikiran bahwa manusia merupakan serigala bagi
manusia lain (Homo homini lupus), selalu mementingkan diri sendiri dan tidak
mementingkan orang lain[2], sehingga bukan hal yang mustahil bagi
manusia untuk melakukan kesalahan-kesalahan, baik itu disengaja
maupun tidak disengaja, sehingga perbuatan itu merugikan orang lain
dan tidak jarang pula melanggar hukum, kesalahan itu dapat berupa suatu tindak
pidana (delik).
Salah satu tindak pidana yang dilakukan oleh masyarakat adalah
tindak pidana pembunuhan. Pembunuhan adalah setiap perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan/merampas jiwa
orang lain. Selain itu pembunuhan dianggap perbuatan yang sangat
terkutuk dan tidak berperikemanusiaan. Dipandang dari sudut agama,
pembunuhan merupakan suatu yang terlarang bahkan tidak boleh dilakukan.
Didalam tindak pidana pembunuhan yang menjadi sasaran si pelaku adalah jiwa
nyawa seseorang yang tidak dapat diganti dengan apapun.
Dan perampasan itu sangat bertentangan dengan Undang-Undang
1945 yang berbunyi: “setiap orang berhak untuk hidupserta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”. Apabila kita melihat ke dalam kitab Undang-
Undang Hukum Pidana
yang selanjutnya disingkat KUHP, segera dapat diketahui bahwa
pembentuk undang-undang telah bermaksud mengatur ketentuan-ketantuan pidana
tentang kejahatan-kejahatan yang ditujukan terhadap
nyawa orang itu dalam Buku ke II Bab ke-XIX KUHP yang terdiri dari tiga belas
pasal, yakni dari Pasal 338 sampai dengan Pasal 350.[3]
Salah satu masalah yang sering muncul dimasyarakat adalah tindak
pidana pembunuhan, tindak pidana pembunuhan adalah suatu bentuk
kejahatan dalam jiwa seseorang dimana perbuatan tersebut sangat
bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarkat yaitu norma agama
dan adat-istiadat, sekaligus bertentangan dengan norma
ketentuan hukum pidana dan melanggar hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup.
Sebenarnya yang menjadi masalah dari tindak pidana pembunuhan adalah faktor
pendidikan di mana kurangnya pendidikan yang dimiliki pelaku kejahatan juga menjadi
salah satu faktor pendukung pelaku dalam melakukan kejahatan. Kurangnya pendidikan
yang dimiliki pelaku membuat pelaku menjadi tidak berfikir terlebih dahulu akan akibat
dari tindakannya kemudian.
Dalam hal penegakan hukum, walaupun aparat penegak hukum telah melakukan
usaha pencegahan dan penanggulangannya, namun dalam kenyataannya masih saja tetap
terjadi dan bahkan beberapa tahun terakhir ini nampak bahwa laju perkembangan
kejahatan pembunuhan dan pemerkosaan di Indonesia pada umumnya dan di kota-kota
lain pada khususnya cenderung meningkat baik dari segi kuantitas maupun dari segi
kualitas dengan modus operandi yang berbeda.
Terjadinya pembunuhan juga tidak terlepas dari kontrol sosial masyarakat, baik
terhadap pelaku maupun terhadap korban pembunuhan dan pemerkosaan sehingga tidak
memberi peluang untuk berkembangnya kejahatan ini.
Apa lagi terhadap pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu, ancaman
hukumannya lebih berat dari pembunuhan biasa karena adanya unsur yang direncanakan
terlebih dahulu (Pasal 340 KUHP). Masalah pembunuhan berencana inipun setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh tingkat pendidikan, moral,
akhlak dan agama yang tidak berfungsi lagi terhadap sesama manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis akan membahas pertimbangan hakim
dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana pembunuhan berencana yang di
dahului pemerkosaan dan juga membahas dakwaan dan tuntutan dari jaksa melalui
tinjauan yuridis, tentu saja dengan mengaitkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara kita. Agar kita mengetahui apakah sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada.
Mendasarkan pada latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas serta berbagai
fenomena kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di lingkungan sekolah
saat ini , masalah tindak pidana kekerasan di lingkungan sekolah yang kerap dilakukan
oleh guru terhadap anak didik perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Oleh karena
itu penulis memilih judul : “ANALISIS YURIDIS ANCAMAN HUKUMAN BAGI
PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DIDAHULUI
PEMERKOSAAN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat ditarik
beberapa masalah yang menarik untuk dikaji, yaitu:
1. Bagaimana ketentuan hukum yang mengatur tentang pembunuhan dan pemerkosaan ?
2. Bagaimana praktik ancaman hukuman bagi pelaku pembunuhan berencana
yang didahului pemerkosaan ?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana lazimnya setiap penulisan karya ilmiah tentunya mempunyai beberapa
tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui ketentuan hukum yang mengatur tentang pembunuhan dan
pemerkosaan ?
2. Untuk mengetahui praktik ancaman hukuman bagi pelaku pembunuhan berencana yang
didahului pemerkosaan ?
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian dalam penulisan ini antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para mahasiswa hukum
mengenai penerapan hukum pidana materiil terhadap tindak pidana pembunuhan berencana yang
didahului pemerkosaan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dalam perkembangan ilmu hukum pada
umumnya dan hukum pidana pada khususnya yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian.
3. Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi atau masukan bagi proses pembinaan
kesadaran hukum bagi masyarakat untuk mencegah terulangnya peristiwa yang serupa.
E. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini digunakan 3 (tiga) teori utama yaitu Teori Keadilan, Teori Ancaman,
dan Teori Pencegahan.
Pertama, Teori Keadilan yang bersumber dari Teori Keadilan Perbaikan Aristoteles. Teori
Keadilan Perbaikan adalah keadilan yang dimaksudkan mengembalikan suatu keadaan atau
status kepada kondisi yang seharusnya, yang dikarenakan perlakuan tindakan hukum.[4]
Kedua, Teori Pemidanaan, Teori-teori pemidanaan berhubungan langsung dengan hukum
pidana dalam arti subjektif. Karena teori-teori ini menerangkan mengenai dasar-dasar dari hak
negara dalam menjatuhkan dan menjalankan pidana. Korelasi antara teori ini dengan
permasalahan dalam skripsi ini adalah ancaman pidana yang diberikan kepada pelaku yang
melakukan tindak pidana pembunuhan yang didahului pemerkosaan.
Ketiga, Teori Pencegahan, yaitu Teori Pencegahan Umum dan Pencegahan Khusus. Teori
Pencegahan Umum menyatakan bahwa pidana yang dijatuhkan pada penjahat ditujukan agar
orang-orang menjadi takut untuk berbuat kejahatan. Sedangkan, Teori Pencegahan Khusus
menyatakan bahwa mencegah pelaku kejahatan yang telah dipidana agar ia tidak mengulang lagi
melakukan kejahatan dan mencegah agar orang yang telah berniat buruk untuk tidak
mewujudkan niatnya itu.
Pencegahan harus dilakukan untuk membuat efek jera bagi pelaku dan pencegahan bagi
orang lain yang mempunyai niat melakukan tindak pidana yang sama.
F. Metode Penelitian
Dalam upaya mencapai tujuan dari penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Metode Pendekatan
Pendekatan yuridis normatif dalam penelitian merupakan pendekatan utama yakni
mengungkap kaidah-kaidah normatif dan asas-asas hukum yang merupakan kebijakan dalam
merumuskan tindak pidana pembunuhan yang terkait dengan perundang - undangan hukum
pidana di Indonesia.
2. Bahan hukum
Bahan hukum yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, meliputi :
a. Bahan hukum primer dalam bentuk antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), Undang-Undang Hak Asasi Manusia, Putusan Pengadilan.
b. Bahan hukum sekunder dalam bentuk antara lain Rancangan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, hasil - hasil penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana dalam bidang
pendidikan, dan pendapat para sarjana.
c. Bahan hukum tersier berupa kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia hukum, dan ilmu
lain yang terkait.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum (Penelitian Kepustakaan atau library research).
Baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dikumpulkan berdasarkan
topik permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan sistem bola salju dan diklasifikasi
menurut sumber dan hierarkinya untuk dikaji secara komprehensif. Secara diskreptif dilakukan
mulai dari penelitian terhadap ketentuan dalam UUD 1945 dan peraturan perundangan yang
berkaitan antara lain Kitab Undang Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Hak Asasi
Manusia, Putusan Pengadilan.
b. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer sebagai data
pendukung/penjelas melengkapi studi kepustakaan. Studi lapangan ini diperlukan untuk
mendapatkan data tentang bagaimana terjadinya tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru
kepada anak didik di lingkungan sekolah.
4. Analisa Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh baik bahan hukum primer maupun sekunder dan
membahas permasalahannya yang menggunakan metode kualitatif. Analisis kualitatif ini
dilakukan secara deskriptif karena penelitian ini tidak hanya bermaksud mengungkapkan atau
menggambarkan data kebijakan hukum pidana sebagaimana adanya, tetapi juga bermaksud
menggambarkan tentang kebijakan hukum pidana yang diharapkan dalam undang-undang yang
akan datang. Karena itu untuk pengolahan data menyatu dengan proses pengumpulan data dalam
suatu siklus, artinya bahwa hubungan data yang satu dengan yang lain senantiasa dipertahankan
baik pada studi kepustakaan, analisis bahan kepustakaan maupun penyusunan hasil penelitian.
G. Sistematika Penelitian
Penulisan skripsi ini akan dijalankan dalam 5 (lima) bab yang merupakan satu kesatuan,
dan antara masing-masing bab merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan mengisi
satu sama lainnya, yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan secara sistematis mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode
penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KETENTUAN HUKUM
YANG MENGATUR TENTANG PEMBUNUHAN DAN
PEMERKOSAAN
Pada bab ini mencakup uraian mengenai ruang lingkup ketentuan hukum pidana, masalah
kebijakan hukum pidana, masalah pokok hukum pidana tentang pembunuhan dan beberapa
masalah tentang pidana pembunuhan serta pendekatan dalam ketentuan hukum pidana
pembunuhan yang didahului pemerikosaan.
BAB
III TINJAUAN PRAKTIK ANCAMAN HUKUMAN BAGI
PELAKU PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DIDAHULUI

PEMERKOSAAN
Pada bab ini berisi tentang beberapa praktik ancaman dalam perbuatan pidana dan beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan sanksi pidana.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini sebagai bagian akhir yang memuat simpulan dan saran. Simpulan sebagai jawaban
singkat dari identifikasi masalah serta saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

Amir Ilyas, 2011, Asas-Asas Hukum Pidana, Yogyakarta: Rangkang Education dan Pukap
Indonesia
Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyidikan dan Penyelidikan),
Cetakan Ketiga, Jakarta, Sinar Grafika, 2011
Topo Santoso dan Eva Achani Zulfa, Kriminologi, Cetakan Kesepuluh, Raja Grafindo
Persada, 2011
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
[1] Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyidikan dan Penyelidikan), Cetakan
Ketiga, Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hlm 22
[2] Topo Santoso dan Eva Achani Zulfa, Kriminologi, Cetakan Kesepuluh, Raja Grafindo Persada,
2011, hlm 3
[3] P.A.F.,Lamintang, Theo Lamintang, Kejahatan Tarhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan,
CetakanKedua, Jakarta, Sinar Grafika, 2012, hlm 11
[4] http://www.siswamaster.com/2016/01/teori-keadilan-menurut-aristoteles-dan-contoh.html

Anda mungkin juga menyukai