Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana uterus terbalik dengan fundus uteri masuk sebagian atau
seluruhnya ke dalam kavum uteri, vagina atau keluar dari vulva. 3-6,13 Inversio uteri merupakan keadaan
dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri,dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini
biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim belum
berkontraksi dengan baik.Inversio uter imemberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok

KLASIFIKASI

Ada beberapa macam klasifikasi dari inversio uteri.

A. Berdasarkan gradasi beratnya.5,13

1. Inversio uteri ringan: jika fundus uteri terputar balik menonjol ke dalam kavum uteri, tetapi belum
keluar dari kavum uteri.

2.Inversio uteri sedang: jika fundus uteri terbalik masuk ke dalam vagina.

3.Inversio uteri berat: bila semua bagian fundus uteri bahkan terbalik dan sebagian sudah menonjol
keluar vagina atau vulva.

B. Berdasarkan derajat kelainannya:3-6,9,16,18

1. Derajat satu (inversio uteri subtotal/inkomplit): bila fundus uteri belum melewati kanalis servikalis.

2.Derajat dua (inversio uteri total/komplit): bila fundus uteri sudah melewati kanalis servikalis.

3.Derajat tiga (inversio uteri prolaps): bila fundus uteri sudah menonjol keluar dari vulva.
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya inversio uteri belum dapat diketahui sepenuhnya dengan pasti dan dianggap ada
kaitannya dengan abnormalitas dari miometrium. Inversio uteri sebagian dapat terjadi spontan dan
lebih sering terjadi karena prosedur tindakan persalinan dan kondisi ini tidak selalu dapat dicegah.
Berdasarkan etiologinya inversio uteri dibagi menjadi dua, yaitu inversio uteri nonobstetri dan inversio
uteri puerperalis. Pada inversio uteri nonobstetri biasanya diakibatkan oleh perlengketan mioma uteri
submukosa yang terlahir, polip endometrium dan sarkoma uteri. yang menarik fundus uteri ke arah
bawah yang dikombinasikan dengan kontraksi miometrium yang terus menerus mencoba
mengeluarkan mioma seperti benda asing.

Faktor-faktor predisposisi terjadinya inversio uteri pada yang berasal dari kavum uteri antara lain;

• Atonia uteri
• Serviks yang masih terbuka lebar
• Adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah (misalnya karena plasenta akreta, inkreta, dan perkreta)
• Adanya tekanan pada fundus uteri dari atas (Manuver Crede)
• Tekanan intraabdominal yang keras dan tiba tiba (batuk keras atau bersin)

GEJALA KLINIS
Inversio uteri sering kali tidak menampakkan gejala yang khas, sehingga dignosis sering tidak
dapat ditegakkan pada saat dini. Syok merupakan gejala yang sering menyertai suatu inversio
uteri.
Syok atau gejala-gejala syok terjadi tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terjadi, oleh
karena itu sangat bijaksana bila syok yang terjadi setelah persalinan tidak disertai dengan
perdarahan yang berarti untuk memperkirakan suatu inversio uteri.
Syok dapat disebabkan karena nyeri hebat,akibat ligamentum yang terjepit di dalam cincin
serviks dan rangsangan serta tarikan pada peritoneum atau akibat syok kardiovaskuler.
Perdarahan tidak begitu jelas, kadang-kadang sedikit, tetapi dapat pula terjadi perdarahan yang
hebat, menyusul inversio uteri prolaps dimana bila plasenta lepas atau telah lepas perdarahan
tidak berhenti karena tidak ada kontraksi uterus.Perdarahan tersebut dapat memperberat
keadaan syok yang telah ada sebelumnya bahkan dapat menimbulkan kematian. Dilaporkan
90% kematian terjadi dalam dua jam postpartum akibat perdarahan atau syok.
Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan cekungan pada bagian fundus uteri, bahkan kadang-
kadang fundus uteri tidak dijumpai dimana seharusnya fundus uteri dijumpai pada pemeriksaan
tersebut. Pada pemeriksaan dalam teraba tumor lunak di dalam atau di luar serviks atau di
dalam rongga vagina, pada keadaan yang berat (komplit). tampak tumor berwarna merah
keabuan yang kadang-kadang plasenta masih melekat dengan ostium tuba dan endometrium
berwarna merah muda dan kasar serta berdarah.
Tetapi hal ini dibedakan dengan tumor / mioma uteri submukosa yang terlahir, pada mioma
uteri. fundus uteri masih dapat diraba dan berada pada tempatnya serta jarang sekali mioma
submukosa ditemukan pada kehamilan dan persalinan yang cukup bulan atau hampir cukup
bulan. Pada kasus inversio uteri yang kronis akan didapatkan gangren dan strangulasi jaringan
inversio oleh cincin serviks.

DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis inversio uteri didapatkan tanda-tanda sbb :

A. Pada penderita pasca persalinan ditemukan :


1. Nyeri yang hebat
2. Syok / tanda-tanda syok, dengan jumlah perdarahan yang tidak sesuai
3. Perdarahan
4. Nekrosis / gangren / strangulasi

B. Pada pemeriksaan dalam didapatkan :

1. Bila inversio uteri ringan didapatkan fundus uteri cekung ke dalam

2. Bila komplit, di atas simfisis uterus tidak teraba lagi, sementara di dalam vagina teraba
tumor lunak

3. Kavum uteri tidak ada ( terbalik)

C. Pemeriksaan luar pada palpasi abdomen, fundus uteri sama sekali tidak teraba atau
teraba lekukan pada fundus seperti kawah. Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor
yangmerah di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang terbalik.

PENATALAKSANAAN

1. Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah pengganti dan pemberian
obat.
2. Berikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus yang terbalik sebelum dilakukan reposisi
manual yaitu mendorong endometrium ke atas masuk kedalam vagina dan terus melewati serviks
sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu dapat dilakukan sewaktu
plasenta sudah terlepas atau tidak.
3. Didalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil dikeluarkan dari rahim dan
sambil memberikan uterotonika lewat infus atau i.m tangan tetap dipertahankan agar konfigurasi
uterus kembali normal dan tangan operator baru dilepaskan
4. Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan keperluannya
5. Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks yang keras menyebabkan manuver diatas
tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan laparotomi untuk reposisi dan kalau terpaksa dilakukan
histerektomi bila uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis.

RUJUKAN
1. Diidy GA. Post partum haemorrhage: New management option. Clin ObstetGinecol 2002:
32-33
2. Heyl PS, Stubblefield PG, Phillippe M. Recurrent inversion of the puerperal uterusmanaged
with 15(s)-15-methyl prostaglandin F2 Α and uterine packing. ObstetGynecol 1984; 63: 263-
264
3. Eastman Nj, Hellman LM. Inversion of the uterus. In: William obstetrics. 18
Th ed, New York: Appleton & Lange, 1989; 1005-10
1. Beck AC, Rosenthal AH. Inversion of the uterus obstetrical practice. 7
Th ed,Toronto: Baltimore, Williams & Wilkins Co, 1958: 866-71
2. Mochtar R. Sinopsis obstetri I. Edisi kedua, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteraan
3. Tala MR. Inversio uteri. Workshop vaginal surgery. Jakarta: SubbagianUroginekologi
Rekonstruksi Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN-CM
4. obstetri operatif 9.Nichols DH. Inversion of the uterus. In: Gynecologic and Obstetric
Surgery.Missouri: Mosby-Year Book, 1993; 1147-51
5. Niswander KR, Evans AT. Abnormal labor and delivery. In: Manual of obstetrics.5
Th edition. Boston: Little, Brown and Company, 1983; 42511.Baskett TF. Acute uterine
inversion: a review of 40 cases. J Obstet Gynaecol Can2002; 24: 953-956
6. Moore, Keith L. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5 th ed. Williams &
Wilkins.Baltimore.

Anda mungkin juga menyukai