Penkes ASI New
Penkes ASI New
ASI EKSKLUSIF
Disusun oleh :
Kelompok 7
NAMA NIM
Devi Selvia Saputri, S.Kep P1908081
Hardi Firmansyah, S.Kep P1908089
Heldi Estiyani, S.Kep P1908091
Linawati Dwi Lestari, S.Kep P1908100
Muhammad Isran.W, S.Kep P1908107
Nurlia S.Kep P1908116
Renny Chandra Kumala, S.Kep P1908119
Ruyun Wardaniyati, S.Kep P1908122
Santi Wijaya, S.Kep P1908124
Laporan satuan acara penyuluhan ASI eksklusif di Ruang Lily RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda
Hari : Kamis
Tanggal : 16 Januari 2020
Tempat : Ruang Lily
A. Identifikasi Masalah
Mendapatkan Air Susu Ibu atau ASI adalah proses pemenuhan hak pertama yang
harus diterima oleh anak ketika baru lahir dan sebelum mendapatkan hak yang lain.
Namun pada kenyataannya hak dasar anak ini banyak yang belum terpenuhi.
Penyebabnya bermacam-macam, misalnya karena ASI belum atau tidak keluar, kondisi
ibu yang belum memungkinkan menyusui satu jam pasca melahirkan maka bayi diberi
susu formula. Alasan tersebut sering digunakan untuk tidak memberikan ASI pada saat
bayi baru lahir, sehingga mengakibatkan bayi tidak terpenuhi haknya. Hal ini banyak
terjadi pada bayi dimanapun, tidak terkecuali di kota Samarinda saja.
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu faktor untuk mengukur kualitas
kesehatan.Sampai saat ini, tingginya angka kematian bayi masih merupakan prioritas
dibidang kesehatan. Salah satu penyebab kematian bayi adalah penyakit diare yang
ditimbulkan dari pemberian susu formula secara dini. Pemberian susu formula secara
dini masih terjadi di Kota Samarinda. Keadaan sosial masyarakat kota Samarinda masih
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari pola pemenuhan pemberian ASI
ekslusif yang kurang. Mereka lebih memilih memberikan susu formula pada bayi
karena susu formula dinilai lebih praktis dan efektif. Masyarakat sekitar mempunyai
kepercayaan bahwa dengan menyusui secara ekslusif (6 bulan) dan
menyebabkan payudaranya kendor sehingga kecantikannya berkurang. Hal tersebut
semakin memperkuat bahwa masih banyak masyarakat yang tidak menyadari
pentingnya ASI bagi bayi. Sehingga mereka cenderung tidak memberikan ASI secara
ekslusif.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang ASI Eksklusif di ruang lili selama
40 menit, diharapkan ibu menyusui dapat memahami dan mampu melaksanakan
ASI eksklusif.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyeluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat :
a. Mengetahui definisi dan kandungan ASI eksklusif
b. Mengetahui keuntungan ASI untuk ibu
c. Mengetahui keuntungan ASI untuk bayi
d. Mengetahui teknik cara menyusui bayi dengan benar
e. Mengetahui cara pemberian dan penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja
f. Mengetahui masalah dalam menyusui dan penanganannya
C. Metode
A. Ceramah
B. Diskusi
C. Tanya jawab
D. Media
A. Materi SAP
B. Leaflet
C. PPT
E. Proses kegiatan penyuluhan
= Dokumentasi
= Moderator
= Penyaji
= Peserta
= Fasilitator
= observer
LCD
Meja
G. Evaluasi
1. Proses
a. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta diharapkan memperhatikan
materi yang disampaikan.
b. Pada saat penyuluhan dilaksanakan peserta diharapkan nyaman dengan keadaan
ruangan.
c. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta dapat tenang dan rileks
dengan kegiatatan penyuluhan ini.
2. Struktural
a. Lefleat yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan sudah cukup
dan benar-benar siap.
b. Kursi diharapkan cukup untuk setiap peserta.
3. Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab dengan hasil :
a. Orangtua mampu menjelaskan pengertian dan kandungan ASI eksklusif
b. Orangtua mampu menyebutkan 8 dari 10 keuntungan ASI bagi ibu
c. Orangtua mampu menyebutkan 3 dari 4 keuntungan ASI bagi bayi
d. Orangtua mampu menjelaskan teknik cara menyusui bayi dengan benar
e. Orangtua mampu menjelaskan cara pemberian dan penyimpanan ASI bagi ibu
yang bekerja
f. Orangtua mampu menjelaskan masalah dalam menyusui dan penanganannya
H. Pengorganisasi
A. Moderator : Santi Wijaya., S.Kep
B. Penyaji : Heldi Estiyani., S.Kep
C. Fasilitator : Devi Selvia Saputri, S.Kep
D. Fasilatator : Nurlia., S.Kep
E. Fasilitator : Renny Chandra Kumala., S.Kep
F. Fasilitator : Ruyun Wardaniyati., S.Kep
G. Dokumentasi : Linawati Dwi Lestari., S.Kep
H. Observasi : Hardi Firmansyah., S.Kep
c. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe.
Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
1) Susui bayi segera setelah bayi lahir
2) Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
3) Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
4) Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
Penanganannya:
1) Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
2) Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
3) Lakukan pengurutan atau massage payudara
f. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada
minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada
putting yang terinfeksi.
Penanganannya:
1) Kompres air hangat
2) Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
3) Cukup istirahat
4) Minum air putih minimal 2 liter/hari
5) Minum antibiotik
6) Lakukan perawatan payudara
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.
FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan
1, 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
http: //depkes.go.id
http://d34info.wordpress.com/2010/04/29/asi-eksklusif/