Anda di halaman 1dari 10
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 872/M-IND/12/2019 Jakarta,31 Desember 2019 Lampiran 4 (Satu) berkas Hal Kebijakan Zero Over Dimension Over Load (Zero ODOL) Yth. Menteri Perhubungan Republik Indonesia di- Jakarta Sehubungan dengan rencana pemberlakuan kebijakan Zero ODOL secara penuh pada tahun 2021 oleh Kementerian Perhubungan, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kementerian Perindustrian dan industri nasional mendukung pemberlakuan kebijakan Zero ODOL sebagai penegakan hukum tehadap peraturan perundangan yang berkaitan dengan lalu lintas dan angkutan barang yang bertujuan untuk meminimalisir dampak buruk dari over dimension over load. 2. Logistik dan distribusi bahan baku maupun produk industri nasional sangat bergantung dengan moda transportasi darat yaitu truk, mengingat moda transportasi laut maupun perkeretaapian hingga saat ini belum mampu mengurangi beban dari transportasi darat tersebut 3. Dampak dari pemberlakukan kebijakan Zero ODOL secara penuh pada tahun 2021 cenderung akan menurunkan daya saing industri nasional dikarenakan penambahan jumlah angkutan akan memerlukan tambahan waktu dan investasi, menambah kemacetan, meningkatkan kebutuhan bahan bakar, meningkatkan emisi CO2, berpotensi meningkatkan kecelakaan mengingat masih banyak infrastruktur jalan yang belum sesuai, dan terutama meningkatkan biaya logistik yang cukup besar, sebagaimana pendalaman yang dilakukan bersama pelaku industri nasional (terlampir) 4, Sehubungan dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan No. 21 tahun 2019 tentang Pengawasan terhadap Mobil Barang atas Pelanggaran Muatan Lebih (Over Loading) dan/atau Pelanggaran Ukuran Lebih (Over Dimension) yang dimaksudkan sebagai persiapan penerapan kebijakan Zero ODOL secara penuh, kami harap dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan keresahan pada industri nasional. 5. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka kiranya Saudara dapat mempertimbangkan dan meninjau kembali pemberlakuan kebijakan Zero ODOL secara penuh pada tahun 2021 serta menyesuaikan waktunya hingga industri siap pada tahun 2023-2025 dengan memperhatikan Jenis dan karakteristik dari industri Demikian, atas perhatian dan kerjasama Saudara disampaikan terima kasih, * MENTERI PERINDUSTRIAN Se AGUS GUMIWANG KARTASASMITA Tembusan: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 3, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Hasil Pendalaman Permasalahan Bersama Industri Terkait Dampak Pelaksanaan Penerapan Kebijakan Zero Over Dimensioan Over Load (Zero ODOL) Jakarta, 3 Desember 2019 A. Analisis Dampak Resiko 1. Latar Belakang Angkutan barang merupakan tulang punggung dalam kegiatan perdagangan dan industri. Perpindahan barang memastikan raw material bisa didapatkan oleh industri dan industri dapat mendistribusikan barang kepada konsumen. Salah satu konsep dalam mentransportasikan barang adalah economics of scale, yaitu penurunan biaya unit barang yang ditransportasikan akibat jumlah atau volume barang. Semakin besar volume barang maka biaya unit akan semakin kecil begitu pula sebaliknya. Hal inilah yang menjadi dasar mayoritas perusahaan angkutan untuk bisa menaikan barang semaksimal mungkin pada alat angkut. Alat angkutan barang di Indonesia, 90% didominasi oleh angkutan darat dan dalam hal ini adalah truk. Terdapat lebih dari 70% truk barang melakukan pelanggaran dan lebih dari setengahnya berkaitan dengan berlebihnya muatan serta dimensi dari yang seharusnya. Tingginya pelanggaran karena dimensi dan muatan berlebih mengakibatkan kerugian secara material pada prasarana angkutan darat (jalan dan jembatan) serta peningkatan potensi kecelakaan, Berdasarkan hal tersebut, pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan menjadi leading sector dalam program Zero Over Dimension dan Over Load (ODOL) untuk memastikan tidak ada lagi pelanggeran terkait dengan muatan angkutan darat. Program ODOL mendapatkan payung hukum berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Barang disebutkan bahwa pengemudi atau perusahaan angkutan wajib memenuhi tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi, dan kelas jalan. Peraturan ini jabarkan lebih jauh pada Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan. Pada PP ini disebutkan apabila muatan barang melebihi 5% maka pengemudi wajib menurunkan muatan. Payung hukum terakhir adalah Permenhub No PM 134 Tahun 2015 dan Perdirjen Hubdat SK.736/AJ.108/DRJD/2017. Dengan diberlakukannya peraturan Zero ODOL tentunya aktivitas transportasi akan terkena dampaknya karena muatan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama untuk industri berat (keramik, semen, dan galian non logam). Beberapa dampak yang terjadi adalah penambahan moda transportasi untuk mengangkut barang serta, kenaikan kebutuhan solar, dan emisi gas CO2, Pemberlakuan Zero ODOL juga berpotensi berdampak pada biaya logistik secara total untuk mengangkut barang karena salah satu komponen biaya logistik adalah biaya transportasi. Biaya ini menjadi salah satu indikator daya saing industri, termasuk industri semen, keramik, dan galian non logam karena biaya logistik yang tinggi akan menyebabkan kenaikan biaya produk industri di pasar. Saat ini moda transportasi alternatif seperti kapal laut dan kereta api masih belum mampu mengurangi beban transportasi darat berupa truk. Padahal potensi Angkutan laut dan kereta api untuk mengurangi beban transportasi darat berupa truk hingga 80%. Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan tersebut diperlukan suatu pembahasan yang komprehensif terkait dengan dampak penerapan Zero ODOL untuk aktivitas angkutan darat dan daya saing industri yang terdampak, dalam hal ini adalah industri berat (keramik, semen, dan bahan galian non-logam) dengan harapan dampak penerapan Zero ODOL teridentifikasi sejak dini dan dapat dipersiapkan inisiatif untuk meningkatkan daya saing industri setelah kebijakan Zero ODOL. 2. Definisi masalah Berdasarkan pemaparan pada bagian latar belakang, permasalahan yang coba diangkat dalam focus group discussion ini adalah adanya beberapa kondisi yang perlu disesuaikan saat penerapan Zero ODOL di lingkungan Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam. Secara khusus, masalah yang dibahas adalah bagaimana pengaruh kebijakan Zero ODOL terhadap Industri Semen, Keramik, dan Bahan Galian Non-Logam dalam lingkup daya saing industri. 3. Tujuan Focus Group Discussion memiliki tujuan untuk mengidentifikasi_pengaruh kebijakan Zero ODOL terhadap Industri Semen, Keramik, dan Bahan Galian Non- Logam dan lembaga lain yang berkaitan dalam lingkup daya saing industri, serta merumuskan inisiatif yang dapat dilakukan setelah kebijakan Zero ODOL efektif dilaksanakan 4. Op: Pada focus group discussion (FGD), didiskusikan dan diidentifikasi beberapa opsi untuk mengupayakan implementasi Zero ODOL agar tetap sejalan dengan peningkatan daya saing industri sebagai berikut a. Permberlakuan Zero ODOL dilakukan secara bertahap setelah tahun 2021 berdasarkan ketersediaan angkutan darat yang akan mendistribusikan barang. b. Perubahan sistem Keur/Kir disesuaikan dengan desain dan kapasitas jalan Meningkatkan jalan provinsi menjadi kelas 1 dan kelas 2 d. Memodifikasi truk yang ada dengan menambah sumbu truk sehingga Keur/Kir untuk kapasitas angkutan bertambah besar (naik 25/30 ton per truk) untuk Keur/Kir jalan kelas 2/3 . Penambahan fasilitas angkutan kereta api untuk semen dengan menambah gerbong kereta api f. Kesiapan penyediaan bahan bakar karena kebutuhan bahan bakar untuk angkutan semen akan naik 2 kali lipat dari sebelumnya (tambahan bahan bakar sebesar 774.6 juta liter per tahun) g. Kajian analisis dampak regulasi teknis (regulation impact analysis) h, Simulasi jenis angkutan teroptimal dan ukuran kaca yang baru i, Penundaan penerapan Zero ODOL selama tiga tahun (penghematan biaya 4 T pertahun) j. Perbaikan sistem rantai pasok untuk bahan baku k. Pemberatasan oknum yang melakukan kegiatan pungutan liar 1. Melakukan moratorium industri yang sudah oversupply m.Penyediaan skema khusus/insentif kepada perusahaan truk yang menerapkan 100% Zero ODOL n, Peningkatan teknologi moda transportasi untuk Zero ODOL melalui penggunaan ban radial ©. Shifting dari moda transportasi truk menjadi kereta api dan short sea shipping dan kesiapan moda transportasi lain p. Insentif untuk keringanan peremajaan truk q. Depresiasi dipercepat r. Melakukan riset timeline bersama dengan seluruh industri 5. Resiko dan Manfaat: Opsi 1: Penundaan pemberlakuan Zero ODOL dan membuat kajian rencana timeline penerapan Zero ODOL untuk semua industri Stakeholder Risiko Manfaat + Kementerian + Perlambatan © Memberikan Perhubungan penerapan Zero persiapan bagi * Direktorat Jenderal | ODOL industri untuk Angkutan Darat melakukan * Pemerintah Daerah persiapan operasional ©) Memberikan | persiapan bagi industri untuk melakukan penyesuaian biaya operasional * Memberikan persiapan bagi industri karoseri untuk Opsi 2: Perubahan Sistem Keur/Kir (Disesuaikan dengan desain dan kelas jalan) Stakeholder Risiko Manfaat + Kementerian * Penambahan cost |* Memberikan Perhubungan karena evaluasi terhadap * Direktorat Jenderal || pemberlakuan kapasitas truk yang Angkutan Darat sistem dan uji yang | — beroperasi * Pemerintah Daerah | baru * Memberikan evaluasi terhadap penggunaan kelas jalan Opsi 3: Meningkatkan Kualitas Jalan Provinsi Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian PUPR | Alokasi cost * Meningkatkan + Kementerian perbaikan jalan kelancaran arus Perhubungan bertambah transportasi © Direktorat Jenderal |* Peningkatan volume |* Meningkatkan Angkutan Darat kendaraan di jalan konektivitas dan * Pemerintah Daerah jejaring transportasi Opsi 4: Mempersiapkan pengadaan truk dengan kapasitas angkut lebih besar (menambah sumbu) dan penggunaan ban radial yang tidak memberikan beban pada jalan Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian PUPR |* Alokasi costuntuk |* Mempertahankan © Direktorat Jenderal peremajaan jumlah kendaraan Angkutan Darat angkutan yang beroperasi * Pemerintah Daerah | Kapasitas produksi |* Dengan perusahaan menggunakan ban penyedia angkutan radial, potensi belum memadai ODOL dapat diantisipasi dan beban jalan dapat berkurang Opsi 5: Penambahan fasilitas sarana menambah gerbong kereta api untuk mengangkut barang Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian Perhubungan * Direktorat Jenderal Angkutan Darat + Direktorat Jenderal Perkeretaapian ° PT KAI * Pemerintah Daerah Alokasi cost untuk pembelian relasi yang baru Alokasi cost untuk menghubungkan jalur kereta ke pusat-pusat industri Pemindahan beban angkutan darat dari jalan ke rel kereta api Penambahan opsi pengangkutan barang Opsi 6: Mempersiapkan ketersediaan bahan bakar setelah kebijakan Zero * Direktorat Jenderal Angkutan Darat + Pertamina spekulasi harga ODOL Stakeholder Risiko Manfaat « Kementerian | Pedagang yang * Memastikan tidak | Perhubungan melakukan ada kelangkaan dan kekurangan bahan bakar Opsi 7: Melakukan kajian analisis dampak regulasi dari aspek ekonomi, lingkungan dan teknis sebelum pemberlakuan kebijakan Zero ODOL * Kementerian Perindustrian didapatkan hasil kajian yang komprehensif Stakeholder Risiko Manfaat + Kementerian + Ditundanya * Menjadi masukan Perhubungan pemberlakuan dalam * Direktorat Jenderal kebijakan Zero merencanakan Angkutan Darat ODOL hingga impelementasi Zero ODOL secara menyeluruh Memberikan referensi pola persiapan industri dalam hal penyesuaian biaya dan operasional Opsi 8: Melakukan kajian dan simulasi jenis angkutan terbaik dan teroptimal untuk mengirimkan barang sebelum pemberlakuan kebijakan Zero ODOL | Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian * Ditundanya * Menjadi masukan | Perhubungan pemberlakuan bagi industri untuk |* Direktorat Jenderal kebijakan Zero mempersiapkan Angkutan Darat ODOL hingga rencana operasional |* Kementerian didapatkan hasil setelah | Perindustrian kajian yang implementasi Zero | komprehensif | ODOL | * Memberikan | alternatif pelaksanaan angkutan barang Opsi 9: Melakukan kajian dan implementasi perbaikan sistem rantai pasok barang dan bahan baku sebelum pemberlakuan kebijakan Zero ODOL Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian + Ditundanya © Memberikan Perencanaan dan pemberlakuan alternatif masukan Pembangunan kebijakan Zero uuntuk perbaikan | Nasional ODOL hingga sistem rantai pasok + Kementerian didapatkan hasil bahan baku Perindustrian kajian yang * Memberikan + Kementerian komprehensif alternatif Perdagangan penyelesaian masalah rantai pasok industri dari segi biaya dan operasional Opsi 10: Pemberantasan oknum yang melakukan kegiatan pungutan liar Stakeholder Risiko Manfaat + Kementerian [+ Kesiapan pihak + Mengurangi biaya Perhubungan terkait dalam overhead * Direktorat Jenderal | perbaikan sistem transportasi Angkutan Darat dan peningkatan transparansi Opsi 11: Melakukan moratorium industri yang oversupply Stakeholder Risiko | Manfaat + Kementerian + Realisasi + Menjaga kestabilan | Perindustrian penanaman modal permintaan dan © Kementerian asing dan dalam penawarang produk Koordinator negeri menurun industri di pasar Perekonomian * Menajaga * Badan Koordinasi kestabilan harga Penanaman Modal dari sisi konsumen | maupun produsen Opsi 12: Melakukan pemberian insentif kepada perusahaan transportasi yang memproduksi kendaraan dengan spesifikasi yang mendukung Zero ODOL Stakeholder Risiko Manfaat « Kementerian * Peningkatan alokasi |* Memastikan Perindustrian dana untuk penerapan Zero * Kementerian pemberian insentif ODOL dilakukan Perhubungan * Sistem kontrol dari sisi hulu * Direktorat Jenderal | kualitas angkutan Angkutan Darat darat yang belum siap | * Masih tingginya beban jalan karena penggunaan truk masih dilakukan Opsi 13: Memberikan insentif pada industri yang melakukan peremajaan truk Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian + Peningkatan alokasi |* Memastikan Perindustrian dana untuk penerapan Zero « Kementerian pemberian insentif ODOL dilakukan Perhubungan * Sistem kontrol dari sisi hulu * Direktorat Jenderal | kualitas angkutan | Angkutan Darat darat yang belum | siap | * Masih tingginya beban jalan karena penggunaan truk masih dilakukan Opsi 14: Melakukan persiapan pemindahan angkutan barang dari moda truk menjadi modal lainnya (kereta dan kapal) Stakeholder Risiko Manfaat * Kementerian * Belum siapnya * Mengurangi beban Perindustrian infrastruktur moda jalan + Kementerian angkutan lain * Meningkatkan Perhubungan * Waktu persiapan alternatif angkutan * Direktorat Jenderal | koordinasi dan barang Angkutan Darat | pembangunan | * Direktorat Jenderal | — infrastruktur antar Perkeretaapian | moda yang cukup * Direktorat Jenderal | lama Angkutan Laut 6. Rekomendasi Berikut ini rekomendasi yang dapat dilakukan dari sisi pelaku industri dalam proses penerapan Zero ODOL, Pelaku Industri 1. Mempersiapkan produksi angkutan truk untuk mengimbangi jumlah muatan yang perlu diangkut setelah Zero ODOL. Beberapa industri menyampaikan persentase (%) kesiapannya dalam penerapan kebijakan Zero ODOL sebagai berikut: No Industri 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Pemberlakuan 1 | Semen 20 | 40 | 60 | 80 | 100 2025 2 | Baja 20 | 40 | 60 | 80 | 100 2025 3 |Kacalembaran [20 | 50 | 80 | 100 2024 4 | Beton ringan 40 | 80 | 100 2023 [5 | Air Minum 20 | 40 | 80 | 100 2024 Dalam Kemasan 2. Mulai mempertimbangkan truk dengan modifikasi penambahan sumbu sehingga dapat meningkatkan kapasitas angkut. 3. Melakukan kajian ekonomis dan teknis secara detail terkait dengan peningkatan biaya akibat Zero ODOL serta perbandingannya dengan biaya maintenance jalan Pemerintah 1. Implementasi Zero ODOL dilakukan secara bertahap sesuai studi dengan kesiapan dari sisi; a. Ekonomi, yaitu berapa besar peningkatan biaya yang akan terjadi saat penerapan Zero ODOL b. Lingkungan, yaitu berapa banyak emisi karbon yang bertambah saat jumlah truk meningkat c. Operasional dan logistik, yaitu kemungkinan kelangkaan dan penurunan waktu delivery dari produk ke konsumen 2. Perbaikan dan penguatan sisi infrastruktur transportasi meliputi; a. Persiapan kenaikan kelas jalan agar dapat digunakan oleh moda angkutan darat, b. Peningkatan kapasitas angkut relasi kereta api sebagai alternatif modal share truk, c. Peningkatan layanan moda angkutan laut serta infrastrukturnya sebagai alternatif modal share truck. 3. Melakukan kajian pemberian insentif bagi perusahaan angkutan yang memberlakukan desain dengan mempertimbangkan peraturan 100% Zero ODOL dan industri yang melakukan peremajaan truk untuk Zero ODOL. 4. Analisis Regulasi, Teknis, dan Simulasi jenis angkutan optimal untuk mengirimkan barang

Anda mungkin juga menyukai