Anda di halaman 1dari 2

Membuang Ayam Ketika Ada Penganten Yang Melewati Jembatan

Zaman dahulu di tanah jawa mayoritas penduduknya adalah beragama Hindu dan
Budha sehingga orang jawa zaman dahulu terpengaruh oleh kepercayaan dan cara berpikir
mereka. Hingga sampai sekarang pun masih mempercayai bahwa benda-benda mati memiliki
kekuatan ghaib. Masyarakat jawa mempercayai tentang adanya ruh yang ada pada tumbuhan
atau hewan. Dan sampaii sekarang masyarakat jawa belum merasakan kemantapan ketika
menjalankan agama islam tanpa dibarengi dengan nilai-nilai atau kepercayaan yang telah
didapat dari nenek moyangnya. Seperti ketika ada pengantin yang mendapatkan suami/istri luar
kota dan ketika perjalanan menuju kerumah besan melewati jembatan maka harus membuang
ayam.

Kata harus menurut pandangan islam adalah tidak diharuskan (di wajibkan) karena
tidak ada dalil dari Al-Qur’an atau Hadits yang mengharuskan atau menjadi persyaratan
tentang hal tersebut. Karena kepercayaan yang sudah melekat pada diri mereka maka hal
tersebut (membuang ayam) sudah menjadi tradisi bagi orang jawa, jika tidak membuang ayam
di jembatan akan terjadi suatu hal yang tidak dinginkan dalam perjalanannya. Seharusnya tidak
akan terjadi apa-apa bila kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi itu karena kehendak
Allah bukan karena hal-hal semacam itu.

Membuang ayam ketika ada penganten yang melewati jembatan itu tidak ada dalam
hukum islam. Tetapi karena menghormati orang-orang hindu jadi kegiatan membuang ayam di
jembatan itu lama kelamaan menjadi tradisi orang jawa. Orang jawa menganggap bahwa ketika
membuang ayam itu akan menjadi syarat sebagai keselamatan atau supaya tidak terjadi apa-
apa dalam perjalanannya menuju ke tempat si besan. Karena sugesti sudah masuk dalam fikiran
maka hal tersebut dipercayai begitu saja. Seperti contoh ketika mau ujian nasional mendatangi
orang pintar atau kyai dan meminta do’a supaya mengerjakan ujian bisa dengan mudah,
kemudian sang kyai tersebut memberi do’a di dalam pencil yang akan digunakan untuk ujian
supaya bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan mudah. Tindakan seperti itu adalah salah.
Bukan pencil itu yang membuat mudah dalam mengerjakan soal ujian. Tapi karena dia mantap
dan meyakini bahwa pencil tersebut ada do’anya maka dia bisa mengerjakan. Sebetulnya itu
tidak dibenarkan dalam hukum islam. Karena sugesti sudah memasuki alam bawah sadar hal
tersebut diyakini begitu saja.

Kembali lagi pada tradisi pembuangan ayam di jembatan, jika membuang ayam tanpa
ada yang menemukan ayam tersebut maka itu bisa menjadi mubadzir dan bisa menyiksa ayam
yang telah di buang tadi. Maka lebih baik ayam itu di berikan kepada seseorang yang ada di
situ tanpa disadari itu akan menjadi shodaqoh.

Tidak ada hukum syarak yang mengharuskan membuang ayam di jembatan ketika ada
pengantin yang mendapat orang luar kota dan melewati jembatan maka harus membuang
ayam. Jika di cari dalil dari Al-Qur’an maupun hadits tidak ditemukan karena tidak ada yang
menjelaskan tentang hal tersebut, itu bukan termasuk hukum syarak, melainkan hukum adat.
Asalkan hukum adat tidak bertentangan dengan hukum syarak sah sah saja melakukan hal itu.
Akan tetapi membuang ayam itu bisa menjadi unsur shodaqah jika ketika membuang
ayam itu ditemukan oleh seseorang atau diberikan kepada seseorang. Dan bisa dihukumi haram
ketika orang yang membuang ayam tadi mengikat kaki ayam dengan alasan supaya ayam itu
tidak lari dan bisa ditarik kembali oleh orang yang membuang tadi. Yang dihukumi haram
(berdosa) adalah perbuatan orangnya (yang mengikat kaki ayam lalu menarik kembali ayam
tersebut) bukan karena ayam yang dibuang (di lempar) karena hal semacam itu menyiksa
hewan.

Diluar dari hukum adat bisa menjadi unshur shodaqah. Sesuai dengan hadits
”َ‫” ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﺗَﺮُﺩُّ ﺍﻟﺒَﻼَﺀ ﻭَﺗُﻄَﻮِّﻝُ ﺍﻟﻌُﻤْﺮ‬. Nilai-nilai yang terkandung dalam islam adalah dengan
adanya tradisi pembuanagan ayam bisa dijadikan sebagai unsur shodaqoh, dan juga bisa
diambil hikmahnya bahwa kita sebagai generasi masa depan harus tidak boleh meyakini bahwa
hewan tumbuhan ataupun benda-benda mati mempunyai ruh atau kekuatan ghaib.

Anda mungkin juga menyukai