Kelas: 12 IIS 2
Kelompok 4
Nama Anggota:
Faisal Erlangga
Saziba Olan
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas kelompok dengan judul “Dampak Globalisasi Politik Di Indonesia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Sosiologi kami
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.
Pendahuluan
II.Rumusan masalah.........................................................................................................
III.Batasan masalah............................................................................................................
BAB II.
Isi Materi
2.4. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik Indonesia………
BAB III.
Masalah Globalisasi bidang politik membawa pengaruh besar terhadap kehidupan politik
didunia, termasuk Indonesia. Dengan adanya globalisasi, perkembangan politik telah merujuk
pada sistem konglomerasi antara negara-negara maju, Negara berkembang dan Negara-
negara terbelakang. Di Indonesia, perkembangan politik ditandai dengan semakin besarnya
tuntutan masyarakat terhadap pemerintah untuk mewujudkan keterbukaan, kebebasan dan
demokrasi. Globalisasi mendorong terwujudnya pemerintahan yang demokratis, terbuka,bersih,
dan berwibawa. Selanjutnya rakyat dapat merasa semakin memiliki kebebasan untuk
menyampaikan semua aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah. Selain itu, dengan
berlangsungnya eraglobalisasi, perhatian pemerintah terhadap penegakan HAM semakin
meningkat, hal inidikarenakan isu HAM merupakan isu penting yang menjadi sorotan di dunia
internasional.Tenaga kerja dibawah umur, kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan
merupakan contohpermasalahan yang seharusnya mendapatkan ruang agar segera
diperhatikan oleh pemerintahdan mendapatkan cara untuk mengatasinya meskipun dalam
praktiknya hal tersebut belumdapat dituntaskan malahan pemerintah seperti tidak peduli dan
lebih mementingkan masalahmereka sendiri.
2. Untuk Mengetahui Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi terhadap Politik Indonesia
PEMBAHASAN
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (workingdefinition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Pengertian politik sendiri adalah, politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis”yang
artinya Negara kota.Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan
dalam Negara/kehidupan Negara. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan
tatacara pemerintahan ,dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara.
Politikpada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik
biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat
disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka
proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Globalisasi politik adalah proses masuknya suatu pola atau nilai-nilai yang diterima
secara menyeluruh Karena membawa pembaharuan dan menguntungkan di bidang
politik,seperti kerja sama-kerja sama politik antar Negara dengan membentuk suatu organisasi
internasional multilateral. Globalisasi politik disebut juga global governance.
2.4. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik Indonesia
1. Dampak Positif
2. Arah kebijakan dalam pemantapan Politik Luar Negeri dan peningkatan kerja sama
Internasional dijabarkan dalam program-program pembangunan.
Tujuan: Meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan kontribusi
bagi proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional dan lebih memperkuat
kinerja Diplomasi Indonesia”.
Tujuan: Memanfaatkan secara lebih optimal yang ada pada forum-forum kerja sama
Internasional terutama melalui kerja sama ASEAN, APEC, dan kerja sama multilateral lainnya
dan antara negara-negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.
>Kerjasama Indonesia-Australia
Pemerintah Australia dan Indonesia hari Senin menandatangani proyek kerjasama untuk
mencegah masalah perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara.
Proyek ini menitikberatkan pemberian bantuan pada aparat hukum Indonesia dalam menangani
kejahatan perdagangan manusia.
Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa
lebih berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka
lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus
meningkat dewasa ini.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima
kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, meminta dan berharap agar
normalisasi hubungan militer Indonesia-AS yang sudah berjalan penuh dapat berlangsung
permanen.
Harapan ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang
pertahanan kedua negara memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman,
saat Presiden Soekarno menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian Barat,
AS tidak memenuhi permintaan Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap politik AS lebih
berpihak ke Belanda sebagai bagian dari NATO.
Bagi Indonesia, sebagai Negara yang juga terlibat dalam hubungan antar Negara,
hubungan internasional memiliki arti penting tersendiri. Arti penting hubungan internasional bagi
Indonesia antara lain karena lingkup hubungannya mencakup semua interaksi yang
berlangsung lintas batas negara. Dalam konsep baru hubungan internasional, berbagai
organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor
yang berperan penting dalam politik internasional. Sehingga jelaslah hubungan internasional
sangat penting bagi Indonesia.
2. Dampak Negatif
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam
seperti dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang
”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis. Semakin
lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan
gotong royong. Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual,
kelompok, oposisi, rofessi mayoritas atau tirani minoritas.
1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara
jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan
positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja
yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
Perkembangan politik juga berarti modernisasi politik atau di sebut juga terjadinya
pembangunan politik, sebagaimana yang telah di rumuskan oleh Lucian Pye, pada dasarnya
mereka memahami perkembangan politik sebagai upaya mencipatakan adanya kemakmuran
negara melalui perkembangan ekonomi, pemusatan kekuasaan pada negara (integrasi
nasional), adanya diferensiasasi atau kekuasaan itu terbagi artinya kekuasaan tidak berada
pada satu tangan otoriter, adanya peningkatan partsipasi warga negara dalam kehidupan
politik, adanya otonom pada subsistem.
Perkembangan politik dan sistem politik suatu negara dapat disimpulkan, salah satunya,
dari perkembangan partai-partai politiknya. Perkembangan partai politik di Indonesia dimulai
sejak zaman Belanda. Ini menjadi manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Pola kepartaian
pada masa itu menunjukkan keanekaragaman, ada yang bertujuan sosial (Budi Utomo dan
Muhammadiyah), ada yang menganut asas politik berdasarkan agama, seperti Masyumi, Partai
Sarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Katolik, dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan ada
juga partai-partai yang mendasarkan diri pada suatu ideologi tertentu, seperti Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang berasaskan nasionalisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
berasaskan komunisme. Di masa penjajahan Jepang, kegiatan partai politik tidak
diperbolehkan, kecuali pembentuk partai golongan Islam (Masyumi).
Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Peranan
partai-partai politik sangat dominan dalam menentukan arah tujuan negara melalui badan
perwakilan. Masa ini berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Masa ini ditandai dengan adanya persaingan (rivalitas) tiga kutub, yaitu antara Soekarno
(Presiden RI) yang didukung oleh partai-partai berhaluan nasionalis, PKI yang didukung oleh
partai-partai berhaluan sosialis, dan pihak militer yang dimotori oleh TNI AD. Saat itu, partai
politik memiliki posisi tawar (bargaining position) yang lemah sehingga kurang menunjukkan
aset yang berarti dalam pencaturan politik di Indonesia. Puncak periode ini adalah terjadinya
Pemberontakan G-30-S/PKI tanggal 30 September 1965.
Sistem politik hasil amandemen UUD 1945 tidak mengenal adanya lembaga tertinggi
negara. Semua lembaga berada pada posisi yang sebanding. Selain itu, ada lembaga negara
yang dihapuskan, yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung), dan ada pula beberapa lembaga
negara yang baru, yaitu DPD (Dewan Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY
(Komisi Yudisial). Sistem politik setelah Amendemen UUD 1945 sebagai berikut.
a) Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintah adalah republik yang terdiri dari 33
provinsi dengan asas desentralisasi sehingga terdapat pemerintahan daerah dan pemerintahan
pusat.
b) Parlemen terdiri dari dua kamar (sistem bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah. Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu dan merupakan
perwakilan dari rakyat,sedangkan anggota DPD adalah perwakilan provinsi yang anggotanya
dipilih oleh rakyat di daerah yang bersangkutan melalui pemilu. Masa jabatannya adalah lima
tahun. DPR memiliki kekuasaan membuat undang-undang, menetapkan APBN, dan mengawasi
jalannya pemerintahan.
d) Eksekutif dipegang dan dijalankan oleh Presiden yang berkedudukan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilu untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali dalam jabatan
yang sama. Presiden sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet yang terdiri dari
menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak dapat
membubarkan parlemen dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
e) Kekuasaan yudikatif dipegang dan dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya bersama Mahkamah Konstitusi. Adapun Komisi Yudisial berwenang memberikan
usulan mengenai pengangkatan Hakim Agung.
f) Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPD, juga memilih Presiden dan
Wakil Presiden dalam satu paket.
g) Sistem kepartaian adalah multipartai. Jumlah partai yang mengikuti Pemilu pada tahun 2004
adalah 24 partai dan pada tahun 2009 adalah 34 partai politik.
h) BPK merupakan badan yang memiliki kekuasaan untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR.
Anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan memerhatikan
pertimbangan dari DPD dan selanjutnya diresmikan oleh Presiden.
i) Pada pemerintahan daerah, yaitu provinsi dan kabupaten/kota dibentuk pula badan/lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
(2) Kekuasaan eksekutif pada provinsi dipegang oleh gubernur, sedang pada daerah
kabupaten/kota dipegang oleh bupati/wali kota yang semuanya dipilih langsung oleh rakyat di
daerah masing-masing melalui Pemilu.
(3) Kekuasaan yudikatif pada provinsi dijalankan oleh pengadilan tinggi dan untuk
kabupaten/kota dijalankan oleh pengadilan negeri.
Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. dapat di artikan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk
masyarakat seluruhnya.
Selain budaya politik itu dapat bertahan, budaya politik juga dapat terbentuk dengan
adanya pengaruh-pengaruh paham yang masuk kedalam budaya politik asli, sehingga
menimbulkan globalisasi atau perubahan-perubahan yang tidak disadari secara langsung
terhadap sistem politik yang berkembang pada saat ini.
Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari
budaya politik partisipan, subjek, dan paroikal.
Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah.
· Ciri-ciri :
· Apatis
· Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas
· Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam
masyarakatnya rendah
Contoh budaya politik parokial yakni masyarakat pada suku-suku pedalaman yang mana
mereka belum mengenal betul siapa pemimpin negara mereka dan tidak ikut serta sama sekali
dalam pemilu
Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan
sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik
suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap
pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai
penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
Ciri-ciri :
· Warga negara cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah
Contoh Budaya Politik Subjek/Kaula yakni masyarakat jawa (keraton) di jogja. Dimana
rakyat sudah ada pemahaman & kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam politik,
namun mereka tidak berdaya dan tidak kritis (hanya mengikuti perintah, tidak memberikan
aspirasi). Dapat diratikan tidak adanya pengaruh ideologi politik modern yang bisa masuk
kedalam suatu systemnya meskipun era globalisasi politik sangat berkembang pesat.
3. Budaya politik partisipan (Modern)
Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik
yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik.
Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam
proses politik yang berlangsung
Ciri-ciri :
· Warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan
politik.
· Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnya
· Warga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap
pemerintah.
· Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan
tanpa perasaan tertekan
· Contoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain
Budaya politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral dan modern
sehingga budaya ini telah banyak menyerap unsur-unsur politik luar negeri yang diakibatkan
oleh globalisasi politik, dimana masyarakat memiliki pola pikir dan kebebasan dalam hubungan
yang sangat luas pada setiap bidang tanpa mendasarkan pada budaya atau agama tertentu.
Budaya politik ini dikembangkan pada masa pemerintahan Orde Baru yang bertujuan
untuk stabilitas keamanan dan kemajuan negara.
Harold Laswell mengemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan ciri-ciri masyarakat yang
demokratis.
1. Open ego (sifat keakuan yang terbuka). Artinya, tingkah laku yang terbuka terhadap
keberadaan orang lain.
2. Kapasitas untuk membentuk sejumlah nilai dengan orang lain.
1. Kekuatan Finansial
Ekonomi Indonesia termasuk 20% yang pertumbuhannya paling pesat di dunia. Dengan
kondisi itu maka posisi tawar Indonesia sebagai negara tujuan investor untuk menanamkan
modalnya menjadi sangat sentris dan penting. Kekuatan finansial ini mempengaruhi kondisi
politik Indonesia. Para elit politik melihat peluang kekuasaan pemerintah cukup besar dalam
menguasai pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kesinambungan
pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh stabilitas kondisi politik Indonesia. Sehingga kedua
hal ini saling berhubungan dan tarik menarik yang besar.
Tanpa stabilitas politik yang kuat maka kekuatan finansial menjadi lumpuh begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu pengambilan kebijakan ekonomi perlu mempertimbangkan aspek-
aspek yang terkait. Kebijakan ekonomi yang diambil terus mengupayakan tumbuhnya iklim
bisnis yang kondusif.
Sebagus apapun sebuah Undang-Undang dan peraturan, tidak akan lebih baik
dibanding Undang-Undang dan Peraturan yang ditegakkan dan dijalankan oleh seluruh
komponen yang terlibat. Proses penegakan hukum Indonesia yang berjalan lancar dan
memberikan manfaat sebagaimana cita-cita pembuat undang-undang akan memperngaruhi
persepsi rakyat terhadap ketegasan dan keadilan penguasa. Penegakan hukum yang runcing
ke 'bawah' namun tumpul ke 'atas' justru dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan
rakyat kepada pemegang kekuasaan. Prioritas penegakan hukum menjadi sorotan publik
terhadap kinerja penegak hukum. Seberapa besar manfaat yang dihasilkan dari penegakan
hukum bisa dinilai dari manfaat ekonomi bagi negara. Contoh dalam kasus korupsi yang
merebak di kalangan elit politik, maka penegakan hukum harus diprioritaskan bagaimana
mengurangi dampak kerugian negara melalui penyitaan harta hasil korupsi dan pemiskinan
koruptor itu sendiri dari pada hukuman penjara yang beberapa tahun. Efek jera terhadap tindak
pidana korupsi merupakan hal yang krusial di mata publik.
Dengan demikian jelas penegakan hukum akan mempengaruhi kondisi politik Indonesia.
Para elit politik melihat peluang ini secara tajam untuk mengambil hati rakyat melalui pola
pencitraan.
Langkah pemerintah dalam mengambil kebijakan politik baik dalam maupun luar negeri
langsung berdampak kepada kondisi politik Indonesia. Kebijakan politik Indonesia yaitu bebas
dan aktif harus memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Peran Indonesia sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan
kebijakan politik tersebut maka Indonesia harus bisa mengurangi dampak tekanan asing
terutama negara adikuasa.
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Jadi menurut kami dari adanya globalisasi yang dalam hal ini melibatkan suatu Negara
masuk kedalam suatu perubahan atau perkembangan yang tidak dapat dihindari. Atau juga
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses
yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi
adanya batas-batas yang mengikat secara nyata.
Jadi Globalisasi sangat Mendominasi suatu perubahan politik di suatu Negara maupun
Daerah, tetapi banyak juga yang masih kental akan kebudayaan yang di pegang teguh
selamanya.
3.2. Saran
Globalisasi perlu adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dan itu berarti dimulai dari
pendidikan yang memadai untuk membentuk tenaga manusia yang berpotensi, yang pertama
untuk pengembangan ekonomi, Politik Negara karena diantara salah satu tuntutan globalisasi
adalah daya saing ilmu.
Pemerintah harus tetap berperan pro aktif serta berdasarkan konstitusi dalam melakukan suatu
hubungan Diplomatik dengan Negara lain, sehingga peran Indonesia di mata Dunia sangat
penting dan menguntungkan keduanya sehingga menimbulkan dampak positif terhadap
perekonomian dan kemajuan suatu pola pikir Bangsa dalam berpolitik di dalam maupun diluar.
Dari hubungan-hubungan dengan Negara lain banyak sekali nilai-nilai yang bermanfaat yang
dapat di ambil dan di terapkan kedalam suatu tatanan pemerintahan disini, contoh ketika kita
melakukan hubungan dengan Negara maju, seperti Jepang kita dapat mengadopsi suatu
keunggulanya yang terkenal dengan kemajuan teknologinya secara maju.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
http://restilestarinilovekorea.blogspot.com/2010/09/pkn-budaya-politik.html
http://www.tuliskan.com/2013/03/pengertian-dan-pentingnya-globalisasi-bagi-Indonesia.html
http://pelajaran-lengkap.blogspot.com/2013/09/pengertian-macam-macam-budaya-politik.html