DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Mananajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1996).
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat Model Praktik Keperawatan
Professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde
keperawatan.Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat
primer, perawat asosiet serta tenaga kesehatan yang lain bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah klien, danklien dilibatkan secara langsung dalam
proses penyelesaian masalah tersebut.Ronde keperawatan diperlukan agar
masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar
klien dapat terpenuhi.
Salah satu asuhan keperawatan klien yang belum teratasi dengan baik
adalah pada pasien yang di diagnosa medis mengalami diagnosis gangren dm
tipe 2. Pasien sudah 7 hari menjalani perawatan di rumah sakit dengan asuhan
keperawatan yang telah diberikan, akan tetapi belum ada perbaikan kondisi.
Maka dari itu, kami selaku perawat ingin melakukan ronde keperawatan
untuk mengatasi masalah tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Management Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim kesehatan mampu :
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer dan tim
kesehatan lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Dengan adanya ronde keperawatan , masalah pasien dapat teratasi dan
kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
2. Bagi Perawat
Dengan adanya ronde keperawatan, akan dapat terciptanya komunitas
keperawatan yang profesional, terjalin kerja sama antar tim kesehatan, dan
perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
3. Bagi Ruwangan
.................
BAB II
RENCANA PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
A. Ronde Keperawatan
1. Pengertian
Menurut Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa
untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk
setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. Karakteristik
ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat pelaksana, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
bersama.
d. Konsuler memfasilitasi kreatifitas.
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan
perawat primer dalam meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
2. Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masalah dan kebutuhan pasien dapat teratasi dan terpenuhi
b. Terciptanya komunikasi keperawatan yang profesional
c. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
d. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
3. Kriteria Klien
Pasien yang diilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kreteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka
4. Metode yang Biasa Digunakan
.........................
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut :
1) Struktur
1) Ronde keperawatan dilaksanakan diruang Alamanda B RSUP
DR Hasan Sadikin Bandung
2) Peserta keperawatann hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelumnya
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang telah ditentukan
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
2) Masalah pasien dapat teratasi
8. Penutup
Cukup sekian dan terimakasih
.......................................
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA KLIEN
TN. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
DIAGNOSIS MEDIS GANGREN DM TIPE 2 DI RUANG MAWAR
RSUD KOTA BANDUNG
2. Sasaran
Pasien Tn. S (67 tahun) dirawat 6 hari di ruang mawar kamar 102 bet 6.
3. Materi
Teori asuhan keperawatan dengan pasien gangren tipe 2. Masalah-masalah
yang muncul pada pasien Tn. S dengan Nyeri akut yang berhubungan dengan
Post op.
4. Metode
Diskusi
5. Media
a. Dokumen pasien status pasien
b. Sarana diskusi : kertas, pulpen
6. Proses Ronde
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
pasien
1 hari Pra Pra Ronde: Penanggung Ruang
sebelum ronde 1. Menentukan kasus & topik jawab : Mawar
ronde 2. Menentukan Tim ronde -
3. Informed Consent
4. Membuat Pra planning
5. Diskusi
6. Mencari Sumber Literatur
5 menit Ronde Pembukaan: Kepala - Nurse
1. Salam pembuka ruangan station
2. Memperkenalkan tim ronde (Karu)
3. Menyampaikan identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan ronde
30 menit Penyajian masalah PP Mendengark Nurse
1. Memberi salam dan an station
memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde
2. Menjelaskan riwayat penyakit
dan keperawatan klien
3. Menjelaskan masalah klien dan
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan menetapkan
prioritas yg perlu didiskusikan
Validasi data
4. Mencocokkan dan menjelaskan Karu, PP, Memberikan Ruang
kembali data yg telah konselor respon dan perawatan
disampaikan menjawab
5. Diskusi antar anggota tim dan pertanyaan
pasien ttg masalah keperawatan Karu, PP,
konselor
6. Pemberian justifikasi primer /
konselor / karu ttg masalah
pasien serta rencana tindakan
yg akan dilakukan
7. Menentukan tindakan Karu
keperawatan pada masalah
prioritas yg telah ditetapkan
10 menit Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi Karu, Nurse
ronde intervensi keperawatan supervisor, station
2. Penutup konselor,
pembimbing
7. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Ronde keperawatan dilaksanakan diruang Alamanda B RSUP DR
Hasan Sadikin Bandung
2) Peserta keperawatann hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelumnya
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
2) Masalah pasien dapat teratasi
8. Pengorganisasian
a. Kepala ruangan : Kiki Anwar
b. Ketua Tim : Nikolaus Simon
c. PP I : Alfiah Nurjanah
d. PP II : Mardiana
e. Keluarga Pasien :
Bandung, ...........
Kepala Ruangan Perawat Primer / Katim
( ) ( )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
SURAT PERSETUJUAN
Bandung, ..............................
Perawat Yang Menerangkan
.............................................. ...........................................
Nama Perawat Nama Jelas
1. …………………………….. 1. ……………………
2. …………………………….. 2..……………………
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.S
Umur : 67 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Ruangan : Mawar Kamar 102 Bet 6
Rekam Medis No. : 127722
Diagnosa Medis : Gangren DM Tipe 2
III. SARAN
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………….
Bandung, 03 Januari 2020
Kepala Ruangan Ketua Kelompok
( ) ( )
BAB III
KONSEP DASAR TEORI KEPERAWATAN
PADA KLIENDENGAN TN.S DENGAN GANGREN DM TIPE 2
A. Materi
1. Definisi
pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan
2006).
2. Etiologi
a) Faktor endogen :
1) Genetik
2) Metabolik
3) Angiopati diabetik
4) Neuropati diabetik
b) Faktor eksogen :
1) Trauma
2) Infeksi
3) Obat
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan).
c. Paresthesia (kesemutan).
e. Paralysis (lumpuh).
terasa dingin, pulsasi pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus
atropi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang mengakibatkan
pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada kaki diabetik
daerah yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal
ini paling sering terjadi, didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima
didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-mula inti penebalan hiper
trauma disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin
dalam mencapai daerah subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut
terisi masa, sisa-sisa jaringan tanduk, lemak pus dan krusta diatas dasar
tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan
yang lebih dalam atau lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk
ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang dalam seperti kerucut, ulkus
ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi periostitis
luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa
lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari
keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal
rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin
4. Klasifikasi
Gambaran klinis :
mati rasa, oedem kaki dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba
baik.
5. Patofisiologi
Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka
luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
semua energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam
200mg/dl atau glukosa darah puasa sama dengan atau lebih dari
untuk penegakan diangnosis DM pada hari yang lain atau TTGO yang
jika kadar glukosa puasa < 100 mg/dl, jika kadar glukosa puasa = 100-
125 mg/dl menandakan adanya gangguan pada kadar glukosa puasa dan
pada pasien DM kadar glukosa puasa ≥ 126 mg/dl (Sudoyo et al. 2006).
sewaktu
puasa
8. Penatalksanaan
dilakukan.
c) Dukungan kondisi klien atau host (nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor
penyerta)
a) Mencuci luka
pada permukaan luka. Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci
luka adalah yang non toksik pada proses penyembuhan luka (misalnya
b) Debridement
(Sutjahyo A, 1998 ).
c) Nutrisi
A, 2006).
sakit saat mengganti balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu
lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara
a) Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat
h) Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae
tindakan awal
a) Pengkajian Keperawatan
1) Identitas penderita
2) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
dan bingung.
2011).
Pola eliminasi
kelelahan.
mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri.
esteem).
Maret 2011).
Pola koping toleransi
konstruktif / adaptif.
penderita.
metabolik)
Alkalosis respiratorik
fungsi ginjal.
insufisiensi insulin.
meningkat.
b. Nyeri
c. Intoleransi aktivitas
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA NIC
KRITERIA HASIL
1. Kerusakan NOC : 1) Kaji luas dan keadaan luka serta
Integritas Kulit Tercapainya proses proses penyembuhan.
penyembuhan luka. 2) Rawat luka dengan baik dan
Definisi : benar : Membersihkan luka
kerusakan Kriteria Hasil : secara aseptik menggunakan
jaringan a. Berkurangnya larutan yang tidak iritatif, angkat
epidermis dan oedema sekitar sisa balutan yang menempel
dermis luka. pada luka dan nekrotomi
b. Pus dan jaringan yang mati.
Data pendukung : jaringan 3) Kolaborasi dengan dokter untuk
- Kerusakan berkurang pemberian insulin, pemeriksaan
lapisan kulit c. Adanya kultur pus pemeriksaan gula
- Gangguan jaringan darah pemberian anti biotik.
permukaan kulit granulasi.
- Invasi struktur a. Bau busuk luka
tubuh berkurang.
Outcome
Kontrol resiko
proses infeksi
Definisi :
tindakan individu
dalam mencegah,
mengurangi dan
menurunkan
ancaman infeksi.
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
Nama : Tn.S
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Sumbersari ciparaya 02/04
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : PGA (SMA)
Pekerjaan : Guru dan penghulu
Status : Menikah
Tanggal MRS : 28 Desember 2019
Tanggal Pengkajian : 02 januari 2020
Diagnosa Medis : Gangren DM Tipe 2
II. Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 36 Tahun
Alamat : Sumbersari ciparaya 02/04
Hubungan dengan Klien : Anak
III. KELUHAN UTAMA :
Nyeri
IV. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Saat dilakukan pengkajian pada hari kamis 02 januari 2020, Pasien
mengatakan nyeri post operasi , Pasien mengantakan nyeri pada kaki
sebelah kanan, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam,
nyeri dirasakan dengan skala 5 (0 -10), nyeri dirasakan ketika
merubah posisi dan berkurang jika diistirahatkan, pasien tampak
meringis, terdapat luka post amputasi kaki sebelah kanan ± 30 cm,
dilakukan perawatan luka sehari sekali, klien mengatakan aktifitasnya
di bantu oleh keluarga,kekuatan otot Ekstrimitas atas 5 kiri dan kanan
Ekstrimitas bawah 4 kiri dan kanan, Aktifitas klien tampak dibantu.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mengalamai
penyakit yang sama dan tidak mempunyai penyakit menular.
d. Riwayat psikososial dan spiritual
1) Support Sistem
Dukungan keluarga sangat baik, terlihat dari saat keluarga
menjaga klien yang terbaring lemah di ruang perawatan. Keluarga
juga selalu mendoakan untuk kesembuhan klien.
4) Lingkungan
e. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
. CM
Gcs : 15
2) Vital sign
TD : 130/70 Mmhg RR : 20 x/mnt
N : 86x/mnt S : 36oC
3) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
- Bentuk kepala bulat, tidak ada lesi, tidak udem dan simetris
normal
- Rambut tidak rontok, warna hitam, distribusi rambut merata
b) Mata
Simetris, tidak anemis, sclera mengecil ketika ada replek cahaya,
lapang pandang normal dan tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
c) Hidung
Hidung simetris tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, bias
membedakan bau, dan tidak adaa serumen
d) Telinga
kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen,tidak ada peradangan
dan tidak menggunakan alat bantu.
e) Mulut
Simetris, gigi utuh, tidak ada karies, tidak bau, dan dapat
berkomunikasi dengan jelas.
f) Leher
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran JVP, tidak ada
teraba kelenjar tiroid dan replek menelan baik
g) Dada
Simetris, suara napas pesikuler, suara jantung lup dup, tidak ada
suara tambahan, RR: 20 X/Menit dan tidak ada retraksi otot dada.
h) Abdomen
Simetris, tidak terdapat luka.
i) Ekstremitas
Atas : warna kulit coklat, CRT kurang dari 2 detik, turgor kulit
kurang dari 2 detik, dan kekuatan otot kiri dan kanan 5.
Bawah : warna kulit coklat, turgor kulit kurang dari 2 detik,
kekuatan otot kiri 4 dan kanan (debridement) dan replek
patela normal
j) Genetalia
Simetris, terpasang kateter,dan skrotum normal.
Pola nutrisi
Perubahan BB dalam 3
Tetap Tidak ada
bln terakhir
Pola Cairan
Pola eliminasi
BAK
BAB
Frekuensi 1 x/hari -
Warna Kuning
Khas
Bau Lunak
Konsistensi tidak
keluhan
Pola Personal Hygiene
\
SKENARIO :