Disusun Oleh:
Dinar Putri Wardana (P27824417030)
2.1 Definisi
Asma bronkial adalah sindroma yang kompleks dengan berbagai tipe klinis yang
dapat menyerang ibu hamil dan pada saat persalinan. Penyakit asma bronkial di masyarakat
sering disebut sebagai bengek. Asma, mengi, ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal
lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik ataupun faktor lingkungan (virus,
allergen, perubahan cuaca, stress, kurangnya aktivitas/olahraga maupun paparan bahan kerja).
Pada asma bronkial terdapat penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh spasme
otot polos saluran nafas, odema mukosa dan adanya hipersekresi yang kental. Penyempitan
ini menyebabkan gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi tidak merata dalam
sirkulasi darah pulmonal dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akhirnya akan
berkembang menjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis pada tingkat lanjut.
Asma ditandai dengan dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus
terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut: seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstitial
paru yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang
menghirup alergen makan antibodi Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibody yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
berbagai macam zat, diantaranya histamine, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
menyebabkan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhiolus kecil
maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhiolus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Gambar 1. Penampang saluran nafas pada keadaan normal dan pada asma bronkial.
Tanjung, D. (2003). Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses 24 September 2008 dari
USU digital library: http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf
Manuaba, I. B. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta: EGC.
Robson, S. E., Waugh, J., & Yulianti, D. (2011). Patologi pada kehamilan : manajemen &
asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan 4 : patologi. Jakarta: Trans Info
Media.