Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis membandingkan antara teori dengan hasil asuhan
kebidanan pada Ny.S dengan G1P0A0 . penulis melaksanakan asuhan kebidanan
kepada klien pada tanggal 19 januari 2019 di Puskesmas Tanah Sareal Bogor, Jl
kesehatan No.3 Bogor. Penulis membahas kasus ini dari masa persalinan, Nifas,
dan bayi baru lahir.

Dalam melakukan pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa, Tindakan,


Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi penulis tidak menemukan kesulitan yang
berarti, baik dalam pengumpulan data Subjektif, objektif, primer dan sekunder,
dimana didukung oleh peralatan dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang
baik dan pembimbing klinik yang bersedia memberi masukan dan arahan

A. INC
1. Kala 1
Ny.S datang saat inpartu tanggal 19 januari 2019 pukul 06.00 WIB pada
Usia kehamilam 39 minggu 6 hari. Selama persalinan ibu didampingi oleh
orang terdekat seperti suami. Pada pemeriksaan dalam pembukaan serviks
telah mencapai 8 cm, artinya sudah memasuki fase aktif.
Selama kala I dilakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf yang dimulai dalam fase aktif untuk memastikan
ibu dan bayi mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu, meliputi
persiapan fisik dan psikis ibu, persiapan alat, obat, dan penolong, observasi
tanda-tanda vital, tanda-tanda kala I, dan menilai kemajuan persalinan.
Kala I berlangsung. Menurut Manuaba,1998: 165 lama kala I pada
primigravida adalah 12 jam dan pada multigravida 8 jam. Menurut Kurva
friedman lama pembukaan pada primigravida adalah 1 cm/jam dan pada
multigravida 2 cm/jam.
Pada Ny.S dilakukan pemasangan infus, karena ibu mengalami
kelelahan dan kekurangan asupan cairan.
Dalam kasus tersebut, asuhan kebidanan yang dilakukan di lahan praktek
sudah sesuai dengan teori.
2. Kala II
Tanggal 19-01-2019 pukul 14.00 WIB ibu mengatakan ingin bab, dan
mulas semakin meningkat. pada pemeriksaan dalam pemeriksaan serviks
sudah lengkap, artinya ibu memasuki kala II.
Kala II berlangsung selama 35 menit. Hal ini sesuai teori, menurut
Hanif Wiknjosastro dalam ilmu kebidanan tahun 1998, yaitu berlangsung
selama 30 menit, dengan demikian pada dasarnya proses kala II
berlangsung normal. Hal ini dapat dilihat dari persalinan bayi tidak asfiksia,
langsung menangis, kulit kemerahan, dan gerakan aktif.
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan Kala II dilahan praktek sudah sesuai
dengan teori , dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
3. Kala III
Dalam pelaksanaan kala III dilakukan managemen aktif kala III yang
meliputi pemberian oksitosin 10 iu/IM sebelum 1 menit, Peregangan tali
pusat terkendali, dan masase fundus uteri (Asuhan Persalinan Normal,
Depkes RI, 2018).
Kala III berlangsung selama 10 menit, dengan cara Brandt Andrew,
Plasenta lahir pukul 14.45 WIB, 10 menit setelah bayi lahir, berat 300
gram, diameter 14 cm, tebal 2 cm, incersio centralis panjang tali pusat 40
cm.
Hasil pemeriksaan, TFU sejajar dengan pusat, kontraksi baik, Perdarahan
setelah plasenta lahir >150 cc.
4. Kala IV
Pada kala IV dilakukan penatalaksanaan yang meliputi penilaian tanda-
tanda vital, tanda-tanda khusus kala IV, meliputi TFU, Kontraksi
uterus,perdarahan.pada saat pemantauan kala IV uterus terasa lembek dan
tidak berkontraksi dengan baiksetelah 15 detik plasenta lahir. Kandung
kemih kosong ada laserasi jalan lahir, perdarahan kala IV sebanyak 550 cc.
Pada kasus ini ibu mengalami tanda atonia uteri, seperti kontraksi
lemah,TFU setinggi pusat, Perdarahan > 500 cc, . Dalam menangani kasus
ini lahan praktek melakukan penangan yang sesuai dengan teori, tetapi
ksenjangan tetap ada, seperti:
1) melakukan KBI dan KBE, tetapi ada kasus KBE tidak dilakukan oleh
keluarga karena adanya rekan tenaga kesehatan lain yang
melakukannya.
2) Memberikan suntikan Methylergometrin 0,2 ml untuk mengatasi
perdarahan. Hal ini sudah sesuai teori.
3) Memberikan kebutuhan cairan seperti memberikan air minum, dan
mengganti infus + oksitosin 10 iu 40 tpm.

B. PNC
PNC dilakukan setelah 2 jam, dalam hasil pemeriksaan keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, TTV: TD: 110/70 mmHg, Nadi: 85 x/menit,
Rr: 20 x/menit, Suhu: 36,5 ºC, TFU: 2 jari bawah pusat. Lochea rubra,
perdarahan ± 10 cc,
Pemberian ASI Eksklusif mulai diberikan dari 1 jam post partum. Tidak
didapati adanya demam, tanda-tanda infeksi, atau perdarahan yang abnormal.
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan teori yang ada, seperti menjelaskan hasil pemeriksaan, mengajarkan
mobilisasi dini, menganjurkan untuk tidak menahan BAK/BAB, menyusui
bayinya, mengajarkan cara menjaga personal hygiene/merawat genetalianya,
dan menganjurkan ibu untuk istirahat.

C. BBL
Bayi lahir spontan pada tanggal 19 januari 2019 pukul 14.35 WIB,
menangis kuat, kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, BB: 3100
gram, PB: 48 cm, pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan
congenital.
Jam pertama bayi diberikan salep mata dan Vit K, menurut Saiffudin AB
buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal tahun
2002, Perawatan mata dan Vit K dengan dosis 0,5 mg IM untuk mencegah
adanya perdarahan intra cranial pada BBL diberikan pada jam pertama setelah
melahirkan dan ini sudah sesuai dengan teori. Inisiasi menyusu dini telah
dilakukan selama 1 jam.
Tetapi di lahan praktek terdapat kesenjangan yaitu tidak dilakukan
pembungkusan tali pusat menggunakan kasa steril untuk mencegah infeksi,
tidak sesuai dengan teori yang didapat di institusi yang seharusnya dilakukan
pembungkusan pada tali pusat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV
tentang asuhan kebidanan pada klien dengan persalinan, Nifas, dan
Bayi baru lahir di Puskesmas Tanah sareal Bogor :
1. Persalinan
Persalinan berlangsung normal, bayi lahir spontan dengan BB
3100 gram dan tidak didapati kelainan. Dalam menilai kemajuan
persalinan ini, penulis melakukan pemantauan dengan
menggunanakan partograf dan penulis juga melakukan manajemen
aktif kala III untuk mencegah terjadinya perdarahan, tetapi pada
kala IV adanya kelainan terjadinya Atonia uteri, tetapi telah
dilakukan penanganan oleh pembimbing lahan praktek sesuai
dengan teori sehingga masalah yang terjadi dapat teratasi dengan
baik. Oleh karena itu pemantauan dengan partograf dan melakukan
manajemen kala III sangatlah penting untuk dilakukan dalam
menolong persalinan.
2. Nifas
Nifas berlangsung normal. Asuhan post natal 2 jam sudah
dilakukan, tidak ditemukan kelainan, dan tanda-tanda infeksi nifas.
Ibu sudah menyusui bayinya.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi lahir sesuai masa kehamilan dan tidak ada kelainan. Bayi
mendapat colostrum pada 24 jam pertama, dan diberikan salep
mata, mendapat Vit K 0,5 mg IM. Bayi di imunisasi HB 0 setelah 6
jam.

B. Saran
1. Bagi Klien
Dimasa yang akan datang diharapkan klien dapat tetap dan lebih
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dalam
menangani masalah kesetan terutama masalah kesehatan ibu dan
anak.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan agar bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan standar pelayanan yang telah ada. Diharapkan agar
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan terus mengikuti
inovasi baru ilmu kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan
agar menghasilkan lulusan tenaga bidan yang terampil dan inovatif.

Anda mungkin juga menyukai