Anda di halaman 1dari 20

Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

06/10/2009

Kesenjangan dan kemiskinan masih merupakan problem bangsa Indonesia. Angka


pengangguran pada tahun 2009 sekitar 8,1%; sedangkan angka kemiskinan 14,14%
atau 32,5 juta dari total penduduk Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini seraya
berusaha mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah Indonesia telah
melaksanakan Triple P Strategy: Pro Growth, Pro Poor, Pro Job. Pemerintah juga
berusaha mengevaluasi efektivitas kebijakan dan program Triple P tersebut.
Demikian diutarakan Deputi Menneg PPN/ Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,
Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA,
ketika memberi pengantar pada Seminar Sehari Strategi Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia, Selasa (6/10) di ruang SG 3-4, pukul 09.30WIB hingga
selesai.

Bersamaan dengan itu, Indonesia menghadapi globalisasi yang mendorong


liberalisasi pada setiap lini perekonomian, apakah pada faktor produksi atau
komoditas. Indonesia juga menghadapi masalah korupsi dan pelimpahan
kewenangan dari pusat ke daerah (desentralisasi). Berbagai masalah ini dibahas
dalam seminar sehari, yang bertujuan antara lain mengumpulkan lebih banyak data
dan informasi agar pemerintah dapat memperbaiki desain kebijakan dan program-
program penanggulangan kemiskinan.

Tampil sebagai pembicara seminar adalah Direktur Pelaksana AKADEMIKA Dr.


Edy Priyono, yang membawa makalah Pro Poor Growth, Pertumbuhan dan
Penyediaan Lapangan Pekerjaan yang Berkualitas bagi Penduduk Miskin; Presiden
Direktur Dompet Dhuafa Ismail A. Said, dengan makalah Penanggulangan
Kemiskinan melalui Pemberdayaan Ummat; dan anggota Panel Ahli Gerakan Anti
Pemiskinan Rakyat Indonesia Andik Hardiyanto, dengan makalah Advokasi
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah.

Moderator seminar adalah Direktur Penanggulangan Kemiskinan Bappenas Dr. Ir.


Endah Murniningtyas, MSc. Ibu Endah berharap Indonesia memiliki program
penanggulangan kemiskinan yang berkesinambungan, kemudian muncul
masyarakat yang makin mandiri kreatif, inovatif, dan produktif. (Humas)
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
BAB I
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamndulillah senantiasa kita bersyukur kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia sudah dilanda oleh kemiskinan baik itu
kemiskinan secara individu maupun kemiskinan absolut serta kemiskinan relatif.
Sejak itulah bangsa Indonesia bertekad untuk menghapuskan kemiskinan dari bumi
pertiwi bahkan dituangkan dalam konstitusi negara yaitu dalam Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat.
Pemerintah berusaha tahun demi tahun dalam merencanakan penanggulangan
kemiskinan misalnya, Impres Desa Tertinggal (IDT), Perkreditan Rakyat, Bantuan
Langsung Tunai (BLT), Bantuan Beras, Raskim, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri dan lain sebaginya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Betapa banyaknya program-program kemiskinan yang dilakukan selama ini namun
hingga hari ini kemiskinan itu masih melilit di bangsa ini. Untuk itu penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Program Pemerintah dalam menangani
masalah kemiskinan yaitu pada Program Nasional Pemberdayaan Kemiskinan.
Didalam karya tulis ini penulis mengangkat tema tema tentang Penanggulangan
Kemiskinan ditinjau dari program pemerintah khusunya PNPM Mandiri.
DAFTAR ISI
BAB I
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
RINGKASAN ..............................................................................................
BAB II
A. Pendahuluan .......................................................................................
1. Latar Belakang .............................................................................
2. Rumusan Masalah ........................................................................
3. Gagasan Penulis ...........................................................................
4. Tujuan dan Manfaat .....................................................................
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................
2.1 Konsep Kemiskinan di Indonesia ................................................
2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan ................................................................
C. Metode Penulisan ...............................................................................
D. Analisis dan Sintesis ...........................................................................
1.1 Penyebab Kemiskinan ..................................................................
1.2 Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ...........
E. Kesimpulan dan Rekomendasi ...........................................................
BAB III
Daftar Pustaka .........................................................................................

DAFTAR BAGAN
Bagan 1 ...................................................................................................

RINGKASAN
Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di
perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil
maupun spiritual.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan di indonesia baik
secara langsung maupun tidak langsung antara lain sebagai berikut yaitu:
Tingkat kemiskinan cukup banyak.
Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas tenaga kerja).
Tingkat inflasi.
Tingkat Infestasi.
Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
Tingkat dan jenis pendidikan.
Etos kerja dan motivasi pekerja.
Pemerintah ridak hal tersebut terjadi secara terus menerus sehingga ia melakukan
program-program penanggulangan kemiskinan seperti Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat.
PNPM Mandiri yang dilaksanakan selama ini juga masih menuai masalah antara
lain:
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perlu dibenahi tentang
pendataan warga miskin agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan
kecemburuan sosial bagi masyarakat miskin lainnya.
2. PNPM Mandiri masih menimbulkan masalah yang baru dalam penanggulangan
kemiskinan yaitu masih banyaknya penyelewengan dana yang dilakukan oleh
penerima bantuan khususnya bagi dana bergulir.
Penulis juga merekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menunjang keberhasilan PNPM Mandiri yaitu sebagai berikut:
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ini sangat baik bila di
dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat ekonomi produktif baik dalam skala
kecil maupun skala menengah.
2. PNPM Mandiri sebaiknya dapat menyelenggarakan pelatihan berwirausaha
disamping pelatihan lain yang telah dilakukan selama ini agar dalam menerima
bantuan dapat efektif dalam kelangsungan hidup mereka dan bersifat usaha jangka
panjang.
Di sisi lain dapat menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat miskin yang bisa
digunakan dikesempatan lain dalam menjalani hidupnya.
3. PNPM Mandiri sebaiknya bisa melakukan pendataan yang akurat disamping
mendapat data dari kelurahan atau RW sehingga dalam pelaksanaan program dapat
benar-benar mereka yang mayoritas dalam tataran kemiskinan.

BAB II
A. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan keadaan dimana tidak terpenuhinya kebutuhan, baik


berupa harta, pendidikan, pekerjaan, teknologi dan sebagainya. Di tanah air kita
sejak awal hingga sekarang persoalan kemiskinan tak kunjung juga selesai
walaupun dalam data statistik menunjukkan bahwa angka kemiskinan setiap
tahunnya menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional menyebutkan
bahwa Angka prosentase kemiskinan di Indonesia berturut-turut dari 2001 hingga
2007 adalah 18,40%, 18,20%, 17,42%, 16,66%, 15,97%, 17,75% dan 16,58%.
Jika melihat lebih jauh dari data di atas bahwa angka rata-rata penurunan setiap
tahun hanya turun berkisar 1, 1 %. Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah sejak
pertama bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat
Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan
selama ini juga selalu memberikan andil yang besar terhadap upaya
penanggulangan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya program-program pemerintah


dalam menanggulangi kemiskinan: pertama, program- program penanggulangan
kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial
untuk orang miskin. Seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Beras Raskim,
Bantuan Eksodus dan lain-lain. Hal ini merupakan hanya bantuan yang akan
berindikasi pada ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan karena tidak
didasarkan pada pemberdayaan masyarakat menuju masa depan yang bisa mandiri
tanpa bantuan secara terus menerus hingga menimbulkan utang luar negari.
Pemerintah juga harus dapat menciptakan program-program yang lebih ke arah
ekonomi produktif sehingga masyarakat dapat membuat sebuah usaha secara
permanen dengan bantuan dari program pemerintah dan ini tidak berdampak pada
kerugian.
Kedua, minimnya pemahaman dari pihak yang terkait karena dalam pembuatan
program ditentukan secara nasional padahal tanah air kita memiliki banyak pulau,
suku dan kebudayaan yang pasti akan berbeda-beda terhadap kelangsungan hidup
masyarakatnya. Contoh kasus yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur. Pemerintah
Kabupaten Sumba Timur merasa kesulitan dalam menyalurkan beras untuk orang
miskin karena adanya dua data angka kemiskinan yang sangat berbeda antara
Badan Pusat Statistik dan Badan Koodinasi Keluarga Berencan Nasional
(BKKBN) pada saat itu.
Di satu pihak angka kemiskinan Sumba Timur yang dihasilkan BPS pada tahun
1999 adalah 27%, sementara angka kemiskinan dihasilkan BKKBN pada tahun
yang sama mencapai 84%. Dari kedua angka ini cukup menyulitkan pemerintah
dalam menyalurkan bantuan-bantuan karena data yang digunakan untuk target
rumah tangga adalah data BKKBN, sementara alokasi bantuan didasarkan pada
angka BPS.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi seperti di atas tentang
penanggulangan kemiskinan di indoensia maka penulis ingin mengkaji lebih
mendalam tentang penanggulangan kemiskinan di Indonesia dari perspektif
program pemerintah secara nasional khususnya Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat masalah tentang
bagaimana kemiskinan di Indonesia yang belum terhapus hingga hari ini padahal
sudah banyak program telah dilaksanakan termasuk PNPM Mandiri oleh
pemerintah maupun pihak yang terkait?
Berdasarkan data persentase kemiskinan di Indonesia berturut-turut mulai dari
tahun 2001 hingga tahun 2007 adalah 18,40%, 18,20%, 17,42%, 16,66%, 15,97%,
17,75% dan 16,58%. Hal ini mencerminkan bahwa tingkat keberhasilan dari
program-program yang telah dilaksanakan pemerintah selama ini masih belum
efektif secara menyeluruh meskipun itu telah mengurangi persentase angka
kemiskinan pertahunnya.
1.3 Gagasan Penulis
Berkaitan dengan itu maka penulis menawarkan gagasan dalam menyusun sebuah
program penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang selama ini tidak
diberdayakan oleh pemerintah maupun pihak yang terkait. Program tersebut antara
lain bantuan ekonomi produktif bagi masyarakat miskin yang terlebih dahulu
mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh dinas yang
mempunyai keahlian di bidang ini agar dalam melakukan sebuah usaha di tengah
persaingan global dapat bersaing secara kompetitif dengan pengusaha yang lain
yang telah lama memulai usaha. Hal ini tentunys tidak terlepas dari minat dan
potensi masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Sulawesi Tenggara
pada khususnya, karena walaupun dilaksanakannya program tersebut tetapi ini
kembali kepada individu atau mayarakat yang menjalankan program tersebut.

Karena keberhasilan dari sebuah program akan terwujud ketika masyarakat sudah
maju dan mandiri serta tidak bergantung sepenuhnya kepada donatur dalam hal ini
pemerintah baik ditingkat pusat, daerah, maupun ditingkat kelurahan.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan karya tulis ini adalah menjelaskan
bagaimana kemiskinan di Indonesia agar terhapus dengan adanya program-
program pemerintah maupun pihak yang terkait. Sedangkan manfaat yang akan
dicapai adalah dapat menjadi solusi yang tepat dalam penanggulangan kemiskinan
di Indonesia khususnya pada bidang program pemerintah pada masa yang akan
datang. Sebagai bangsa Indonesia tidak ada kata terlambat dalam berwirausaha
demi mencapi masyarakat yang sejahtera adil dan makmur sesuai dengan amanah
konstitusi negara kita.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan satu sama lain diantaranya tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi
lingkungan.
Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang baik laki-laki
maupun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Konsep ini beranjak dari
pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai
hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya, dalam hal ini
layaknya orang mampu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan atau pengeluaran. Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan dari pendapat para pakar ekonomi melihat bahwa kemiskinan yang
terjadi di Indonesia saat ini adalah kemiskinan periodik atau kemiskinan musiman
artinya kemiskinan dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau
rendah. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap anggota
masyarakat, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, dan
kelompok kelompok lanjut usia.
Pengertian lain disampaikan oleh Prof. Mubiyarto menyebutkan bahwa konsep
kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada
di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan. Dari konsep-konsep di atas
dapat disimpulkan bahwa kemiskinan tersebut secara global dapat disebutkan :
Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di
perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil
maupun spiritual.
1.2 Jenis-Jenis Kemiskinan
Ada berbagai jenis kemisikinan yang terjadi pada bangsa Indonesia antara lain
sebagai berikut: Pertama adalah kemiskinan absolut yaitu kemiskinan yang terjadi
pada masyarakat dimana kebutuhan-kebutuhan yang minimum tidak dapat
terpenuhi. Kedua adalah kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang terjadi akibat
dari distribusi pendapatan rata-rata. Hal ini tergantung pada perspektif individu
terhadap pendapatan yang dihasilkan perbulan dengan orang lain. Misalnya ketika
anda mengetahui seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang mempunyai
level yang sama terhadap anda dan memiliki gaji di atsa 7 juta perbulan sedangkan
anda hanya sekitar 5 juta perbulan maka pada situasi inilah anda telah mengalami
kemiskinan relatif.

Kemiskinan relatif ini terjadi pada siapa saja kecuali yang tidak mempunyai
penghasilan karena sifatnya yang bergantung pada persperktif pikiran seseorang.
Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut
antara lain sebagai berikut:
a) Kesenjangan sosial yang berlebihan, ini mungkin berhubungan dengan strata
sosial.
b) Ketidakadilan Strukural.
c) Efek Pameran Barang-barang konsumtif (demonstration effects).

Kemiskinan ini juga memiliki dampak yang lebih besar daripada kemiskinan
absolut. Karena dapat membakitkan emosi dan kemarahan yang lebih cepat dari
apa yang belum dipikirkan seseorang yang berakibat pada kerusuhan, kejahatan
dan tindakan kekerasan.

Inilah yang terjadi di negeri ini, pemerintah tidak mampu dalam mengatasi
kemiskinan Absolut. Secara tidak sadar pemerintah dari tahun ke tahun terus
menurus menciptakan kebijakan-kebijakan yang dapat menimbulkan terjadinya
kemiskinan relatif. Sebagai contoh adanya pemberian tunjangan bagi pejabat baik
itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), birokrat dan sebagainya yang
nilainya lebih besar bahkan berlipat ganda dengan nilai penghasilan setahun oleh
masyarakat miskin di Indonesia.
Maka ada sebuah kelompok yang paling ditakuti oleh pemerintah saat ini yaitu
kaum muda miskin yang berpendidikan tinggal di kota. Karena kelompok inilah
yang harus dicegah dan dijaga oleh pemerintah agar tidak menimbulkan
kemarahan yang instan dan untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
1.2 Penanggulangan Kemiskinan
Dalam menangani kemiskinan bangsa Indonesia adalah hal yang menarik untuk
dipahami secara seksama karena menyangkut kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa ini sehingga dapat keluar dari belenggu kemiskinan yang selama ini
melanda bangsa ini.Untuk itu bangsa ini harus dapat melakukan terobosan-
terobosan yang cepat dan tepat dalam menangani masalah kemiskinan khususnya
pada aspek ekonomi masyarakat.
Dalam teori ekonomi menjelaskan bahwa untuk memutuskan mata rantai lingkaran
kemiskinan dapat dilakukan dengan peningkatan keterampilan sumber daya
manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi.
Diharapkan bahwa dengan adanya bantuan-bantuan yang dilakukan oleh
pemerintah dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keadaan
ekonomi masyarakat sehingga dapat menigkatkan produktifitas hidupnya. Di
negara-negara maju seperti Amereka Serikat, penanggulangan kemiskinan ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara bagian,
memperbaiki kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan, perluasan kesempatan
pendidikan dan kerja untuk para pemuda, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan bagi orang dewasa, dan pemberian bantuan kepada kaum miskin usia
lanjut.
Dalam penanganan kemiskinan juga bukan hanya pemerintah yang melaksanakan
namun harus didukung oleh seluruh elemen-elemen yang ada baik itu dari pihak
masyarakat sendiri maupun dari pihak instansi lain yang berkaitan langsung
dengan masalah kerakyatan agar dalam penentasannya dapat menuai hasil yang
maksimal sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan bersama.
C. Metode Penulisan
Dalam karya tulis ini metode yang digunakan adalah metode perspektif atau
pendekatan, yaitu dengan melihat bagaimana program-program yang dilakukan
oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan dibangsa ini yang
mempunyai titik kajian pada program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri.
Sedangkan dalam pengumpulan data-data yang mendukung dalam karya tulis ini
adalah dengan studi pustaka, hasil investigasi dan dokumen-dokumen elektronik
yang relevan dengan masalah penangggulangan kemiskinan khususnya di
Indonesia.
Untuk pengolahan data tentang angka kemiskinan di Indonesia dan Sulawesi
Tenggara pada khususnya yaitu didasarkan pada pengolahan data Badan Pusat
Statistik (BPS). Dan dalam pembahasan masalah dalam karya tulis ini
menggunakan analisis sintesis untuk dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat
dan akhirnya direkomendasikan dengan harapan bahwa dapat menjadi solusi
kedapan dalam penanggulangan kemiskinan.
D. Analisis dan Sintesis
1.1 Penyebab Kemiskinan di Indonesia
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan di indonesia baik
secara langsung maupun tidak langsung antara lain sebagai berikut yaitu:
Tingkat kemiskinan cukup banyak.
Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas tenaga kerja).
Tingkat inflasi.
Tinggat Infestasi.
Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
Tingkat dan jenis pendidikan.
Etos kerja dan motivasi pekerja.
1.2 Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Kemiskinan merupakan hal yang tak terelakkan bagi negara berkembang tak
terkecuali bagi negara Indonesia. Sejak setelah kemerdekaan bangsa ini tidak
terlepas dari belenggu kemiskinan.
Namun pemerintah selama ini tidak hanya tinggal diam terhadap masalah
kemiskinan yang melanda masyarakat bangsa ini bahkan mereka telah berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Misalnya dengan
meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Bantuan Langsung
Tunai, menyediakan fasilitas kredit yang diperuntukkan untuk warga miskin,
membangun infrastruktur di tempat permukiman yang kumuh, dan lain-lain.
Pertanyaan kemudian yang muncul adalah apakah seluruh program tersebut dapat
terlaksana dengan benar? sejauh mana keefektifan seluruh program-program
tersebut? dapatkah mensejahterakan masyarakat miskin?
Untuk menjawab pertanyaan tadi kita mereview kembali terhadap program-
program pemerintah yang telah dilaksanakan selama ini sehingga dapat
menemukan jawaban yang sebenarnya. Pemerintah tidak salah dalam memberikan
bantuan kepada masyarakat miskin, tetapi kita tidak dapat ingkari bahwa sebagian
dalam pelaksanaan program tersebut masih belum mendapat hasil yang maksimal
dan benar-benar menentaskan kemiskinan.
Pada umumnya masyarakat miskin di indonesia tidak memiliki surplus pendapatan
untuk bisa ditabung bagi pembentukan modal masa yang akan datang hanya bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bukan hanya itu tetapi juga porsi
anggaran penanggulangan kemiskinan pada APBD masih belum memadai, rata-
rata sekitar 8 – 12 % dari total APBD Provinsi (TKPK, 2006).
Sebab lain yang menyebabkan kurang efektifnya keberhasilan program yang
dilakukan pemerintah adalah kurangnya ruang gerak bagi masyarakat miskin untuk
memberdayakan dirinya. Bantuan yang selama ini sebagian hanya bersifat satu
arah yaitu masyarakat hanya menerima bantuan tersebut tanpa berperan serta
dalam pembuatan program tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang salah terhadap bantuan yang dperuntukkan bagi
masyarakat miskin hanya saja perlu diadakan perubahan termasuk dalam
pelaksanaan program tersebut. Misalnya program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri perkotaan (PNPM M-P). Program ini baik dalam hal
pelaksanaan dan langusung menyentuh masyarakat miskin tetapi ada beberapa
kendala yang terjadi di masyarakat. Menurut pengamatan saya selama ini
kebanyakan bantuan yang diberikan hanya bersifat bantuan fisik yang tidak bisa
diberdayakan hanya ada satu atau dua kelompok saja yang bisa diberikan bantuan
ekonomi produktif, mengapa hal demikian bisa terjadi? Ada beberapa hal yang
melatarbelakangi hal tersebut yaitu:
1. Tidak terdapat dalam Rencana Program Jangka Mengenah (RPJM) Pronangkis
dan Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) yang telah diputuskan sebelumnya.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat miskin dalam penentuan keputusan yang akan
dituangkan dalam Rencana Program Jangka Menengah dan Rencana Program
Jangka Panjang (RPJP).
3. Kurangnya ilmu pengetahuan tentang bagaimana berwirausaha.
Dari tiga hal di atas saling berkaitan satu sama lainnya karena bila salah satu point
saja tidak terpenuhi maka akan terjadi kendala-kendala di dalam pelaksanaan
program bahkan akan menimbulkan masalah baru. Pengelolaan program atau
kegiatan berjalan tidak efektif karena menimbulkan tumpang tindih dalam
melakukan pendataan dan juga ada desa-desa atau kelompok masyarakat yang
tidak terlayani.
Dalam hal ini sebaiknya pemerintah atau pihak yang mempunyai kewenangan
terhadap pelaksanaan program ini dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
sebelum memutuskan program-program yang akan diberikan kepada masyarakat
agar dalam pelaksanaan dapat meminimalisir terjadinya masalah.
Pihak yang berwajib dalam hal ini Koordinator dan Fasilitator lapangan sebaiknya
sebelum memberikan bantuan kepada warga miskin dapat melakukan survei dan
pengambilan data yang akurat sehingga di dalam pelaksanaan program tersebut
tidak menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat yang belum tersentuh
bantuan.
Di sisi lain hal itu telah dilaksanakan dengan benar tetapi kembali lagi kepada
individu yang menikmati, menjalankan bantuan tersebut. Salah satunya adalah
kurangnya minat dan potensi masyarakat miskin untuk berwirausaha. Hal ini
tentunya tidak didukung oleh kapasitas keilmuan yang memadai sehingga dalam
minat dan potensi ada tetapi sangat minim.
Alangkah baiknya ketika bantuan itu diluncurkan masyarakat telah siap dan
mampu mengembangkan bantuan misalnya bantuan ekonomi produktif seperti
pengadaan tenda pengantin, bengkel las, usaha warnet dan sebagainya. Artinya
bahwa tidak selamanya mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan
usaha yang telah terbentuk kecuali kelompok masyarakat tersebut yang membiayai
seluruh aspek keberlangungan sebuah usaha baik itu skala kecil dan menengah.
Mengingat keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
sudah berjalan 3 tahun silam dan akan berakhir pada tahun 2015. Dengan demikian
pemerintah bersama aparatnya harus memikirkan dan menyusun program baru lagi
demi untuk memberantas masalah kemiskinan di bangsa ini.
Tentunya semua itu tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari
semua pihak baik stekholder, pemerintah, swasta, maupun masyarakat secara
umum agar Indonesia benar-benar keluar dari kemiskinan dan utang-utang luar
negeri. Karena dana yang digunakan oleh program pemerintah khususnya Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri berasal dari Bank Dunia.
Ini merupakan utang yang harus dibayar oleh pemerintah dan ketika program itu
kurang begitu efektif maka mulailah kita berpikir secara rasional demi
kemakmuran bangsa ini dan tidak akan menamba utang-utang yang ada tetapi
bagaimana kita berpikir seberapa besar kontribusi yang kita berikan kepada negara.
Dengan demikian apabila kita berbuat kesalahan dalam melakukan sebuah kegiatan
yang sifatnya demi kepentingan orang banyak apalagi masyarakat miskin dan telah
melampaui batas kewajaran maka cepatlah mengambil sebuah keputusan yang
tepat agar bangsa jangan terus terpuruk di mata lokal, regional, nasional maupun di
kanca internasional.

Dari hasil investigasi dilapangan bahwa wargalah yang kurang berpartipasi dalam
program padahal sosialisasi itu sudah dilaksanakan sebelum pelaksanaan program.
Untuk itu ini merupakan tantangan yang paling berat yang harus dihadapi
peleksana program pemerintah khususnya PNPM Mandiri.
Di Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari pelaksanaan program PNPM
Mandiri Perkotaan ini sudah lama terlaksa. Namun saya tidak menjamin apakah
dalam pelaksanaan itu efektif atau tidak?
Salah satu contoh kegiatan PNPM Mandiri perkotaan misalnya program dana
bergulir yang digulirkan kepada masyarakat miskin. Kegiatan dana bergulir yang
dilaksanakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan memang dana bantuan langsung
diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang bertujuan untuk ekonomi
produktif misalnya masyarakat yang mendapat bantuan membuka usaha yang
skalanya kecil mengingat bantuan yang diberikan hanya berkisar kurang lebih
Rp.2.000.000 rupiah dalam satu kelompok masyarakat dengan jumlah tiap
kelompok sebanyak 5 orang.
Harapan bahwa dengan adanya danna bergulir tersebut dapat memberikan arah
baru dalam hidupnya namun tidak banyak menuai menimbulkan masalah yang
berdampak pada masalah yang baru yang tidak diharapkan. Hal demikian dapat
terjadi karena faktor tidak mengetahui wirausaha dengan baik dan kurangnya
pemahaman segmen pasar yang sedang berkembang di pasar-pasar lokal sehingga
menimbulkan kegagalan dalam usaha yang dirincinya dari bantuan permodalan
dari PNPM Mandiri Perkotaan. Bahkan uang yang digulirkan tidak dapat
dikembalikan lagi karena berbagai alasan.
Sebagai contoh kasus yang terjadi di kelurahan Mokoau Kecamatan Kambu Kota
Kendari tentang dana bergulir pada tahun anggaran 2009 yaitu dana yang
digulirkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan tidak dapat dikembalikan dana tersebut.
Dari data menyebutkan bahwa jumlah dana yang digulirkan pada tahap itu sebesar
77.000.000 juta rupiah dan yang tersisa di kas Unit Pengelola Keuangan Hanya
sekitar 6. 000.000 juta rupiah saja.
Dari contoh-contoh kasus diatas dapat menarik kesimpulan bahwa agar dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya harus benar-benar dilaksanankan sesuai prosedur
yang ada.
E. Kesimpulan Dan Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan yang tersebut di atas maka p[enulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri baik itu
yang dilaksanakan di tataran Kota maupun di tataran Desa sudah cukup baik
meskipun masih banyak kendala yang terjadi di masyarakat. Ada beberapa
kesimpulan yang penulis utarakan diantaranya:
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perlu dibenahi tentang
pendataan warga miskin agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan
kecemburuan sosial bagi masyarakat miskin lainnya.
2. PNPM Mandiri masih menimbulkan masalah yang baru dalam penanggulan
kemiskinan yaitu masih banyaknya penyelewengan dana yang dilakukan oleh
penerima bantuan khususnya bagi dana bergulir.

Dari pembahasan serta kesimpulan di atas penulis merekomendasikan beberapa hal


yaitu:
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ini sangat baik bila di
dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat ekonomi produktif baik dalam skala
kecil maupun skala menengah.
2. PNPM Mandiri sebaiknya dapat menyelenggarakan pelatihan berwirausahan
disamping pelatihan lain yang telah dilakukan selama ini agar dalam menerima
bantuan dapat efektif dalam kelangsungan hidup mereka dan bersifat usaha jangka
panjang.
Di sisi lain dapat menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat miskin yang bisa
digunakan dikesempatan lain dalam menjalani hidupnya.
3. PNPM Mandiri sebaiknya bisa melakukan pendataan yang akurat disamping
mendapat data dari kelurahan atau RW sehingga dalam pelaksanaan program dapat
benar-benar mereka yang mayoritas dalam tataran kemiskinan.

BAB III
Daftar Pustaka
www.bps.go.id
http://www.tkpkri.org
http://www.pnpm-mandiri.org
Dokumen PNPM Mandiri Kota Kendari Kelurahan Mokoau: 2009

Anda mungkin juga menyukai