Anda di halaman 1dari 9

pSaat seseorang merasakan sesak napas, awalnya mungkin Anda menganggap hal ini biasa.

Bisa jadi, Anda malah berpikir bahwa ini hanyalah asma ringan dan membiarkannya. Padahal
bisa jadi sesak napas adalah tanda dari penyakit paru obstruktif kronis alias PPOK. Lantas, apa
perbedaan asma dan PPOK? Bagaimana cara membedakan keduanya?

Mengapa Asma dan PPOK Sering Tertukar?


Gejala PPOK dan asma bisa tampak serupa, terutama sesak napas yang menjadi tanda dari
kedua penyakit ini. Respon saluran napas yang berlebihan (saat saluran napas Anda sangat
sensitif terhadap apa yang Anda hirup) adalah gejala yang umum dari asma dan PPOK.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah istilah umum yang menggambarkan penyakit
pernapasan progresif, seperti emfisema dan bronkitis kronis. PPOK ditandai dengan
berkurangnya aliran udara dari waktu ke waktu, serta pembengkakan jaringan yang melapisi
saluran napas.

Sementara itu, asma adalah penyakit yang berbeda sekalipun sama-sama menyerang sistem
pernapasan Anda. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan (radang pada saluran napas)
sehingga mengganggu suplai oksigen ke paru-paru. Meski berbeda, asma sering sebagai
PPOK karena kemiripan gejalanya. Beberapa gejala asma dan PPOK yang umum muncul
adalah batuk kronis, mengi, dan sesak napas.

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 24 juta warga Amerika menderita PPOK.
Namun, setengahnya tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi itu. Memperhatikan
gejala—terutama pada orang yang merokok—bisa membantu mereka dengan PPOK untuk
didiagnosis sedini mungkin. Deteksi dini PPOK menjadi sangat penting karena dapat
mempertahankan fungsi paru dengan lebih baik pada penderita PPOK.

Ketika seseorang memiliki PPOK, biasanya ia juga memiliki asma. Penelitian menunjukkan
bahwa sekitar 40 persen penderita PPOK juga memiliki asma. Asma dianggap sebagai salah
satu faktor risiko untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis ini. Anda juga lebih berisiko terkena
kedua penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia.

Apa saja perbedaan asma dan PPOK?


Asma dan PPOK memiliki kemiripan gejala. Walapun mirip, bukan berarti Anda bisa meredakan
gejalanya dengan memberikan perlakuan yang sama. Anda tetap harus mengetahui perbedaan
asma dan PPOK karena terdapat beberapa perbedaan dalam pengobatan kedua kondisi ini.

Beberapa perbedaan asma dan PPOK yang mungkin dapat membantu Anda mengenali kedua
penyakit itu adalah sebagai berikut.

Usia

Kedua penyakit ini sama-sama mengalami gangguan pada saluran napas, yaitu saluran
pernapasan yang mengalami penyempitan. Gangguan ini akan memunculkan gejala berupa
sesak napas atau mengi. Usia kemunculan gejala ini sering kali menjadi penanda perbedaan
asma dan PPOK.
Umumnya, asma biasanya dapat didiagnosis sejak mereka masih kanak-kanak, mengutip Dr.
Neil Schachter, direktur medis dari departemen perawatan pernapasan di Mount Sinai
Hospital di New York. Sebaliknya, menurut NIH, sesak napas yang tak kunjung hilang yang
muncul pada orang dewasa di atas 40 tahun bisa jadi merupakan pertanda PPOK. Apalagi jika
orang tersebut adalah perokok aktif atau mantan perokok.

Faktor pemicu

Oleh karena kedua penyakit ini berbeda, faktor yang memicu kedua penyakit ini muncul dan
memburuk biasanya juga lain. Kondisi asma biasanya akan memburuk ketika penderitanya
terpapar faktor alerginya. Artinya, umumnya asma diperparah karena kondisi alergi pasien,
misalnya debu atau udara dingin. Asma juga bisa diperparah karena olahraga berlebihan.

Sedangkan untuk PPOK, kondisinya akan semakin memburuk sehingga memunculkan gejala
karena terjadinya infeksi saluran pernapasan. Pneumonia dan flu bisa menjadi salah satu
infeksi saluran napas yang memperburuk kondisi PPOK seseorang. Penyakit ini juga dapat
dipicu oleh paparan polutan lingkungan.

Komorbiditas

Komorbiditas adalah penyakit dan kondisi yang Anda derita selain penyakit utama.
Komorbiditas untuk asma dan PPOK sering kali juga serupa, meliputi:

 tekanan darah tinggi


 gangguan mobilitas
 insomnia
 sinusitis
 migrain
 depresi
 ulkus lambung
 kanker

Satu penelitian menemukan bahwa 20 persen pasien PPOK menderita tiga atau lebih
komorbiditas ini.

Respons terhadap pengobatan


Baik PPOK dan asma dapat merespons obat-obatan pelega saluran napas, seperti
bronkodilator dengan baik, terlebih jika mereka yang memiliki kebiasaan merokok
menghenatikan kebiasaanya itu. Namun, fungsi paru hanya bisa sepenuhnya dikembalikan
pada penderita asma. Umumnya, fungsi paru penderita PPOK tidak dapat dikembalikan
menjadi 100 persen normal.

Orang asma yang juga mengalami PPOK akan mengalami penurunan fungsi paru dengan
cepat sejalan dengan berkembangnya PPOK yang makin buruk karena perjalanan waktu.
Fungsi paru itu tak akan dapat dikembalikan dan tetap terjadi bahkan pada orang dengan
PPOK stadium ringan.
Sayangnya, hingga kini tidak ada penyembuh untuk kedua penyakit ini. Namun, Anda tetap bisa
hidup dengan normal dan nyaman lewat pengobatan yang tepat serta menghindari faktor
pemicunya. Mengatasi asma dapat dilakukan dengan bantuan obat-obatan dan menghindari
alergen dapat mencegah serangannya bahkan membuat Anda beraktivitas dengan normal.
Sementara itu, rutin dan disiplin menjalani pengobatan untuk PPOK dapat membantu Anda
menjadi lebih aktif dan memperlambat perkembangan penyakit ini.

Definisi
Apa itu PPOK?

Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK adalah penyakit pernapasan yang menyebabkan
seseorang sulit karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOK merupakan penyakit
progresif, artinya penyakit ini akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Pada tahun 2012, lebih dari tiga juta orang yang meninggal akibat PPOK. Angka itu setara
dengan 6 persen jumlah kematian di seluruh dunia pada tahun itu. PPOK sendiri terdiri atas dua
jenis utama. Beberapa bisa hanya memiliki salah satunya, sedangkan yang lainnya memiliki
keduanya. Dua jenis Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang terjadi, yaitu:

 Bronkitis kronis. Bronkitis adalah peradangan dinding saluran bronkus (cabang tenggorok).
Penyakit ini menyebabkan dinding pada saluran bronkus di paru-paru menjadi merah, bengkak,
dan dipenuhi lendir. Lendir inilah yang kemudian menyumbat saluran napad dan membuat
bernapas menjadi lebih sulit.
 Emfisema. Emfisema secara bertahap merusak kantung udara (alveolus) di paru-paru
sehingga membuat Anda semakin sesak napas. Rusaknya kantung udara, akan membuat
jumlah alveolus dalam paru-paru Anda semakin sedikit. Akibatnya, oksigen akan kesulitan
untuk masuk dan karbon dioksida juga sulit keluar. Kondisi ini juga menjadi penyebab
membuang napas menjadi lebih sulit.

Selama proses pernapasan, terdapat bagian-bagian utama paru yang ikut bekerja, yaitu saluran
bronkus (cabang tenggorok atau disebut juga saluran udara), alveolus (kantung-kantung udara),
dan trakea (batang tenggorok).

Saat menarik napas, udara bergerak dari batang tenggorok melewati bronkus untuk kemudian
menuju ke alveolus. Dari alveolus, oksigen bergerak masuk ke darah sementara karbon
dioksida keluar dari darah. Begitulah pernapasan norma seharusnya. Namun, pada orang
PPOK prosesnya tak berjalan lancar. Gangguan yang muncul akibat penyakit ini dapat
menyebabkan sesak napas. Hal ini menyebabkan paru-paru kekurangan oksigen, begitu juga
organ tubuh lainnya. Bila ini yang terjadi, Anda harus segera mencari bantuan medis sedini
mungkin.

Penyebab
Apa penyebab dari PPOK?

PPOK disebabkan oleh penyumbatan atau kerusakan jaringan paru-paru. Jenis kerusakan ini
biasanya terjadi saat Anda secara rutin menghirup iritan untuk jangka waktu lama. Iritan yang
umum dapat meliputi:

 Asap rokok (baik mereka yang merokok aktif ataupun perokok pasif)—merokok jangka panjang
merupakan penyebab dari 80 sampai 90 persen kasus PPOK
 Asap, gas, uap, atau bahan kimia
 Debu
 Polusi dalam ruangan (seperti bahan bakar padat yang digunakan untuk memasak dan
pemanasan)
 Polusi luar ruangan
 Debu dan zat kimia okupasi (uap, iritan, dan asap)
 Infeksi pernapasan bawah yang sering terjadi selama masa kanak-kanak

Faktor risiko
Siapa yang berisiko terkena PPOK?

Risiko utama PPOK adalah merokok. Selain merokok, ada iritan lain dan polutan yang dapat
merusak paru-paru. Anda bisa menemukan lebih banyak polutan di negara-negara
berkembang. Berikut faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan resiko PPOK:

 orang berusia 65-74 tahun


 ras kulit putih non-Hispanik
 orang yang menganggur, pensiun, atau tidak mampu bekerja
 orang dengan pendidikan di bawah SMA
 orang dengan pendapatan rendah
 orang yang bercerai, ditinggal mati, atau berpisah
 perokok yang masih aktif ataupun mantan perokok
 orang dengan riwayat asma

Tanda-tanda dan gejala


Apa gejala dari PPOK?

PPOK memengaruhi sistem pernapasan sehingga dapat menimbulkan banyak tanda-tanda dan
gejala yang menyebabkan masalah pernapasan. PPOK dapat menyebabkan tanda-tanda dan
gejala berikut:

 batuk kronis (berkepanjangan)


 batuk dengan produksi lendir yang bisa berwarna bening, putih, abu kekuningan atau hijau—
meskipun jarang, lendir bisa terdapat bercak darah
 peningkatan infeksi pernapasan (seperti flu dan pilek)
 sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik
 perasaan sesak di dada
 mengi
 kelelahan
 demam ringan dan panas-dingin

Pada awalnya, Anda mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Atau, kalaupun gejalanya
muncul Anda hanya mengalami gejala yang ringan sehingga tidak menyadari bahwa Anda
memiliki PPOK. Penyakit ini merupakan penyakit progresif, artinya gejalanya baru benar-benar
mengganggu apabila penyakit ini sudah cukup lama bersarang dalam tubuh Anda.

Saat gejala PPOK Anda telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun lamanya,
pada akhirnya gejala itu mulai memengaruhi tingkat aktivitas dan kualitas hidup Anda. Pada
saat inilah mungkin Anda baru benar-benar sadar bahwa ada masalah dalam paru-paru Anda.

Beberapa gejala berat mungkin memerlukan pengobatan di rumah sakit. Anda harus mencari
pengobatan darurat jika Anda mengalami masalah berikut:

 Kesulitan mengatur napas atau berbicara.


 Bibir atau kuku Anda berubah biru atau abu-abu (ini adalah tanda rendahnya kadar oksigen
dalam darah).
 Anda tidak waspada secara mental.
 Jantung Anda berdetak sangat cepat.
 Anjuran pengobatan untuk gejala yang memburuk tidak bekerja.

Mungkin saja ada gejala yang belum disebutkan. Akan tetapi, jika Anda memiliki kekhawatiran
akan gejala-gejala lain, berkonsultasi ke dokter adalah pilihan tepat untuk menjawab keraguan
Anda.

Komplikasi
Apa saja komplikasi yang dapat terjadi?

PPOK adalah salah satu penyakit yang berisiko menimbulkan komplikasi. Terdapat beberapa
komplikasi yang mungkin saja berisiko Anda dapatkan jika memiliki PPOK, antara lain:

 Masalah jantung: PPOK dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan mengalami
perubahan. Kondisi ini disebut dengan aritmia. Masalah jantung lain yang juga mungkin berisiko
pada orang dengan PPOK adalah gagal jantung.
 Tekanan darah tinggi: PPOK dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada pembuluh darah
yang memasok darah ke paru-paru. Kondisi ini disebut dengan hipertensi paru.
 Infeksi pernapasan: Ketika memiliki PPOK, Anda mungkin akan lebih sering untuk
terkena pilek, flu, atau bahkan pneumonia (infeksi paru serius yang disebabkan oleh virus atau
jamur). Infeksi ini dapat membuat gejala Anda memburuk atau menyebabkan kerusakan paru
lebih lanjut. Itu sebabnya, penting bagi penderita PPOK untuk menerima vaksin flu setiap
tahunnya. Konsultasikan pula kepada dokter mengenai kebutuhan untuk mendapatkan vaksin
pneumonia. Kemungkinan Anda untuk terkena flu atau pneumonia akan berkurang jika Anda
mendapatkan vaksinasi ini.
Diagnosis dan tes
Bagaimana PPOK didiagnosis?

PPOK adalah penyakit yang terjadi secara perlahan. Penyakit ini biasanya sering terdiagnosis
pada orang dengan usia di atas 40 tahun. Dokter akan mendiagnosis PPOK berdasarkan
tanda-tanda dan gejala, riwayat medis dan keluarga, serta hasil tes Anda.

Dokter mungkin akan menanyakan apakah Anda merokok atau pernah mengalami kontak
dengan iritan paru, seperti asap rokok, polusi udara, asap zat kimia, atau debu. Dokter juga
akan memeriksa Anda dan stetoskopuntuk mendengarkan mengi atau suara abnormal lainnya
pada dada.

Berikut adalah beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis PPOK:

Tes fungsi paru

Tes fungsi paru akan mengukur berapa sebanyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan.
Tes ini juga dapat mengetahui seberapa cepat Anda dapat membuang napas, dan seberapa
baik paru-paru Anda mengantarkan oksigen ke darah.

Spirometri

Tes yang satu ini digunakan untuk mengukur kemampuan Anda untuk bernapas. Diagnosis
PPOK melalui tes ini dilakukan dengan cara menarik napas dalam dan mengembuskannya
sekencang mungkin pada alat yang disebut dengan spirometer. Alat ini mengukur seberapa
banyak udara yang Anda embuskan dan seberapa cepat Anda dapat membuang napas.

Rontgen dada atau CT scan

Tes ini memberikan gambaran struktur dalam dada, seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh
darah. Gambaran ini bisa memberikan informasi mengenai adanya tanda-tanda PPOK atau
tidak.

Tes darah

Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Darah yang diperksa
menggunakan sampel darah yang diambil dari arteri. Hasil tes ini dapat menunjukkan seberapa
parah PPOK Anda dan apakah Anda membutuhkan pengobatan.

Pengobatan dan Pengendalian


PPOK adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan, benarkah?
Ya, sayangnya, tidak ada penyembuh untuk PPOK. Metode terbaik untuk mengatasi PPOK
adalah dengan pencegahan dan pengendalian. Artinya, yang dapat kita lakukan terhadap
penyakit PPOK adalah mencegah kerusakan dan gejalanya tidak memburuk. Tujuan
pengobatan PPOK meliputi:

 Meredakan gejala
 Memperlambat perkembangan penyakit
 Meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif
 Mencegah dan mengobati komplikasi

Apa saja yang dapat Anda gunakan untuk meringankan gejala PPOK?

Obat-obatan

 Bronkodilator: obat ini membuat Anda dapat bernapas lebih mudah dengan mengendurkan otot
di paru-paru dan memperlebar saluran udara
 Kombinasi bronkodilator dengan kortikosteroid inhalasi: obat jenis steroid diberikan dengan
tujuan mengurangi peradangan paru

Vaksin

Mendapatkan vaksin secara rutin setiap tahunnya juga menjadi salah satu langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah memburuknya kondisi dan gejala PPOK. Beberapa vaksin yang
mungkin perlu Anda dapatkan, antara lain:

 Vaksin flu
 Vaksin pneumococcal, yang berfungsi mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang
disebut Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus). Vaksin ini berguna mencegah
penyakit pneumonia

Terapi oksigen

Salah satu terapi yang perlu dilakukan adalah terapi oksigen, terutama jika kondisinya sudah
cukup parah. Penyakit PPOK adalah penyakit yang menyebabkan seseorang kesulitan
mengambil oksigen. Dalam kondisi parah, seseorang terkadang membutuhkan tambahan
oksigen melalui terapi oksigen secara rutin.

Operasi

Operasi biasanya merupakan pilihan terakhir bagi orang yang menderita gejala parah yang
tidak membaik dengan minum obat. Operasi paling sering berkaitan dengan emfisema,
termasuk bullectomy dan operasi pengurangan volume paru (LVRS). Transplantasi paru bisa
menjadi pilihan bagi orang yang menderita PPOK sangat parah.

 bullectomy, yaitu pengangkatan gelembung pada kantung udara (bullae) di paru-paru


 operasi pengurangan volume paru
 transplantasi paru
Bagaimana cara mengendalikan PPOK?

Perubahan gaya hidup dan pengobatan dapat membuat Anda merasa lebih baik, tetap aktif,
dan memperlambat perkembangan PPOK. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk
mengendalikan PPOK adalah sebagai berikut:

Berhenti merokok dan hindari iritan paru

Jika Anda merokok, berhentilah. Merokok adalah penyebab utama PPOK. Konsultasikan pada
dokter mengenai program dan produk yang dapat membantu Anda berhenti merokok.

Cobalah untuk menghindari iritan paru yang dapat berkontribusi pada PPOK. Iritan yang
berkontribusi pada PPOK adalah asap rokok, polusi udara, asap kimia, dan debu. Jauhkan
iritan ini dari rumah Anda. Jika Anda sedang melakukan renovasi rumah, menyingkirlah untuk
sementara waktu sampai kegiatan itu selesai.

Tutup jendela dan jika memungkinkan tinggallah di rumah saat ada banyak polusi udara atau
debu di luar.

Dapatkan bantuan medis yang konstan

Sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tak terputus, terutama jika dokter
mengharuskan Anda meminum obat tertentu di sepanjang hidup Anda. Minum semua obat
sesuai resep dokter. Pastikan untuk membeli ulang sebelum kehabisan. Bawa daftar semua
obat yang Anda gunakan saat menjalani pemeriksaan medis.

Konsultasikan pada dokter mengenai apakah Anda harus mendapatkan vaksin flu (influenza)
dan vaksin pneumonia. Selain itu, tanyakan padanya mengenai penyakit lain yang risiko
terjadinya bisa meningkat karena PPOK, seperti penyakit jantung, kanker paru, dan pneumonia.

Atasi penyakit dan gejalanya

Jalani program makan untuk mendapatkan cukup kalori dan gizi yang diperlukan tubuh, karena
saat menderita PPOK, Anda bisa mengalami kesulitan makan.

Tetaplah aktif dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik dapat memperkuat
otot-otot yang membantu Anda bernapas dan meningkatkan kesehatan Anda secara
menyeluruh. Namun, Anda harus berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu mengenai jenis
aktivitas apa yang aman bagi Anda.

Letakkan benda-benda yang sering Anda butuhkan di satu tempat agar mudah meraihnya. Cari
cara yang sangat sederhana untuk memasak, bersih-bersih, dan melakukan pekerjaan rumah
lainnya. Misalnya, Anda mungkin perlu menggunakan meja kecil atau nampan beroda untuk
memindahkan barang dan tonggak atau jepitan bergagang panjang untuk meraih benda-benda.

Mintalah bantuan untuk memindahkan barang di rumah ke tempat yang mudah dijangkau
sehingga Anda tidak perlu sering menaiki tangga.
Pilih pakaian yang longgar dan kenakan pakaian dan sepatu yang mudah untuk dipakai dan
dilepas. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit, Anda mungkin perlu meminta bantuan
dari keluarga dan teman dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

Bersiaplah untuk keadaan darurat

Catat dan simpan nomor telepon dokter, rumah sakit, dan seseorang yang bisa membawa Anda
ke rumah sakit di tempat yang mudah diraih. Hubungi dokter jika Anda merasa bahwa gejala
Anda memburuk atau jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi, seperti demam.

Anda mungkin juga menyukai