Anda di halaman 1dari 2

PEMICU DISKUSI KELOMPOK

WORKSHOP SDKI, SLKI DAN SIKI


TIM POKJA DPP. PPNI

Kasus 1

Seorang laki-laki berusia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit paru dengan keluhan sesak
napas yang semakin memberat. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai produksi
sputum berwarna putih dan kental, penggunaan otot bantu pernapasan (+), retraksi dinding
dada (+), bagian apeks kanan dan kiri paru fremitus menurun, ronkhi (+), RR 30x/menit.

Dua tahun SMRS, hasil pemeriksaan BTA (+), pada tiga kali pemeriksaan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok 12 batang/hari. Berat badan satu tahun yang lalu 70 Kg, turun menjadi 44
Kg dengan tinggi badan 165 cm. Pasien mengeluhkan mual dan nafsu makan menurun. Diet
yang diberikan makanan biasa 2.500 KKal.

Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 8,9gr/dl, Leukosit 5,63x10^3/µL, Eritrosit 2,83x106/µL,


Trombosit 250.000/µL, Hematokrit 27 %, pH 7,30, PO2 90 mmHg, PCO2 39 mmHg, HCO3-
17,8 mEq/L, BE -6, Natrium 135 mEq/L, Kalium 4,20 mEq/L, Clorida 102,0 mEq/L, ureum 23
mg/dL, kreatinin 0,9 mg/dL, GDS 76 mg/dL. Hasil foto thoraks kesan infiltrat di kedua lapang
paru.

Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki satu orang istri dan 4 orang anak. Istri pasien
bekerja sebagai buruh cuci. 3 orang anak pasien masih duduk di bangku sekolah. Sejak
mengalami sakit, pasien tidak mampu lagi bekerja dengan maksimal. Pasien juga mengurangi
berkumpul dengan tetangga karena batuk-batuk.

1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan data
berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
2. Lakukan penegakan diagnosis keperawatan pada kasus tersebut dan urutkan sesuai
prioritas
3. Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi keperawatan
PEMICU DISKUSI KELOMPOK
WORKSHOP SDKI, SLKI DAN SIKI
TIM POKJA DPP. PPNI

Kasus 2

Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dirawat di Ruang Penyakit Dalam dengan keluhan
Luka pada kaki kanan yang semakin parah sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Hasil pengkajian: setahun yang lalu kaki sering kesemutan dan terasa panas pada
malam hari seperti terbakar. Pasien mengeluh mudah lapar, haus dan sering BAK.
Pasien tidak rutin memeriksa kadar gula darah, jarang berolahraga dan sering makan
gorengan.

Empat bulan SMRS lecet pada bagian jempol kanan karena sepatu baru, dan pasien
mengeluh pandangan kabur. Kondisi luka pasien: Terdapat ulkus pada plantar pedis
dekstra dengan ukuran luka panjang 10 cm, lebar 5 cm, dalam 1 cm, keadaan luka
terdapat sloughy. Diet yang diberikan diet DM 1700 kkal dan ekstra putih telur 4
butir/hari. TB 160 cm, BB 45 kg.

Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 10,7g/dl, Leukosit 19.600/uL, LED 102 mm/jam,


Hematokrit 35%, Trombosit 195.000/uL, GDS 413 mg/dL, HbA1c 10,5%, Ureum 40
mg/dL, Creatinin 1,0 mg/dL, albumin 2,3 mg/dL, Na 128 mEq/dL, Kalium 3,9 mEq/dL,
Klorida 92 mEq/dL, Kalsium 7,9 mEq/dL. Saat ini pasien mendapatkan terapi Humulin
N 1x16 U dan RI 3x10 U dan albumin 20% 100cc. Sebelum ke rumah sakit pasien
meminum obat metformin 3 x 500 mg dan glibenclamide 2 x 5 mg.

Pasien bekerja sebagai supir angkutan umum, memiliki 3 orang anak yang masih
sekolah dan istri sebagai ibu rumah tangga. Sejak mengalami luka, pasien jarang
berinteraksi dengan tetangga dan tidak lagi terlibat kegiatan di lingkungan rumahnya,
tidak pernah lagi ke masjid karena malu dengan kondisi lukanya yang berbau.

1. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan


pengelompokan data berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan
2. Lakukan penegakan diagnosis keperawatan pada kasus tersebut dan urutkan
sesuai prioritas
3. Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai