1. Kenapa pada [asien yang mempunyai kavitas tidak boleh diaplikasikan larutan flour?
Jawaban : Apabila larutan flour berkontak dengan gigi maka akan terjadi proses
deminerilasi karena bahan phosporit acid pada APF bersifat asam. Larutan flour yang
berkontak dengan karies melalui tubuli dentin akan menyebabkan rasa sakit karena
adanya tekanan hidrodinamik. Kavitas yang besar juga dapat menyebabkan bahan
flouride berpenetrasi kedalam pembuluh darah didalam jaringan pulpa, sehingga bahan
flouride yang masuk kedalam tubuh bersifat toksik. Flourida yang masuk kedalam
tubuh pada konsentrasi tinggi memberikan beberapa efek seperti mual, muntah, nyeri
perut, diare, lemah, letih, koma, dan kematian.
2. Kenapa penggunaan flour pada gigi permanen kurang efektif?
Jawaban: Karena struktur dari enamel berupa lamella, struktur tipis seperti daun yang
membentang dari permukaan enamel menuju dentoenamel junction. Ukuran diameter
lamella pada gigi permanen muda lebih besar dibandingkan permanen dewasa,
sehingga larutan flour akan lebih mudah penetrasi kedalam DEJ. Sedangkan pada gigi
permanen diameter dari lamella sangat kecil sehingga bahan dari larutan flour akan sulit
masuk kedalam enamel
3. Kenapa apabila tertelan pasta gigi tidak apa apa sedangkan tertelan bahan aplikasi flour
bersifat toksik?
Jawaban: Karena kadar flour pada pasta gigi sangat rendah sebanyak 500-1500 ppm
sedangkan rata rata dosis optimum antara 0,05-0,07 mg per kg berat badan sehingga
tubuh tidak akan menjadi toksik. Sedangkan pada larutan flour mengandung sebanyak
9.000-22.000 ppm. Hal ini menjelaskan bahwa kadar flour pada pasta gigi hanya
sebagai protektif pada permukan gigi sedangkan larutan flour pada aplikasi flour
menghasilkan pertukaran ion.
4. Konversi mg ke ppm?
Jawaban :
1 mg = 106 ppm