Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

VERUKA VULGARIS

Oleh:
Reval Zakyal Govind, S.Ked.
712018064

Dokter Pembimbing:
dr. Riliani Hastuti, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM RIVAI ABDULLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas yang Berjudul:


“Veruka Vulgaris”

Oleh
Reval Zakyal Govind, S.Ked.
712018064

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan


Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit
Umum Rivai Abdullah Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang periode Desember 2019-Januari 2020.

Palembang, 18 Januari 2020


Pembimbing,

dr. Riliani Hastuti, Sp.KK


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul Veruka
Vulgaris sebagai syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Rivai Abdullah. Shalawat beriring
salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun
spiritual.
3. dr. Riliani Hastuti, Sp.KK selaku pembimbing Laporan Kasus.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga
Laporan Kasus ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan
kedokteran. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 18 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................…........ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ........................................................................................2
2.2 Epidemiologi ...............................................................................2
2.3 Etiopatogenesis ............................................................................2
2.4 Gambaran Klinis ..........................................................................3
2.5 Diagnosis......................................................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang ...............................................................5
2.7 Diagnosis banding .......................................................................5
2.8 Tatalaksana ..................................................................................8

BAB V. KESIMPULAN .................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................22


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Infeksi virus pada kulit memberikan manifestasi yang luas dan virus
biasanya tidak dianggap sebagai komensal pada permukaan kulit. Infeksi
virus pada kulit bermacam-macam antara lain herpes zoster, moluskum
kontagiosum, variola, varisela dan veruka.1,2,3
Veruka Vulgaris atau kutil adalah papul verukosa atau proliferasi jinak
dari kulit atau mukosa akibat infeksi virus human papilloma virus (HPV).
sekarang lebih dari 100 tipe dari HPV yang telah di identifikasi. HPV tipe
tertentu cenderung menginfeksi kulit pada lokasi tertentu namun kutil dari
salah satu HPV dapat terjadi pada berbagai tempat.1,4
Veruka vulgaris dapat timbul pada segala usia tetapi jarang pada bayi
dan anak kecil. Kelainan ini meningkat selama usia sekolah dan menurun
setelah umur 20 tahun. veruka vulgaris biasanya ditandai dengan adanya
papul padat dengan ukuran 1-10mm, jarang sekali besar, hiperkeratosis, dan
terdapat vegetasi.1,2
Kutil tersebar luas di populasi dunia, frekuensinya tidak diketahui
namun diperkirakan mempengaruhi 7-12% populasi. Pada anak usia
sekolah, prevalensinya adalah 10-20%.4
Laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dan bahan pembelajaran pada
stase kulit kelamin di Rumah Sakit Daerah Palembang Bari karena menurut
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2012, veruka vulgaris merupakan
salah satu penyakit kulit dengan tingkat kemampuan 4A, yaitu lulusan
dokter dapat mendiagnosis klinis dan melakukan penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri dan tuntas.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Veruka vulgaris atau kutil adalah papul verukosa atau proliferasi jinak
dari kulit atau mukosa akibat infeksi virus human papilloma virus (HPV).
sekarang lebih dari 100 tipe dari HPV yang telah di identifikasi. Jenis kutil
dari HPV apapun dapat terjadi di berbagai tempat seperti common wart dari
jenis HPV 2 & 4 (yang paling banyak) dan dapat timbul di tangan, kaki dan
lutut.1,4

2.3. Etiopatogenesis
Penyebab dari veruka vulgaris adalah HPV, terutama HPV 2 & 4,
tetapi dapat juga HPV tipe lain yaitu 4, 26, 27, 29, 41, 57, 65, dan 77. pada
HPV tipe 57 berpotensi ganas. Veruka vulgaris dapat menyebar karena
autoinokulasi DNA dalam masa 2 tahun 65% veruka vulgaris dapat
menghilang spontan. 1,2
Penyakit tersebut lebih mudah menular dan menyebar apabila terdapat
trauma lokal, oleh karena itu lebih sering terjadi pada tangan, kaki dan lutut.
Biasanya dapat ditularkan melalui fasilitas umum seperti pemandian umum,
kamar tidur hotel dan lain lain.7
Beberapa faktor yang memiliki hubungan dengan peningkatan insiden
kutil adalah immunocompromise dan pekerjaan yang menangani atau lebih
banyak bersentuhan dengan daging seperti butcher.2

2.4. Gambaran Klinis


Kutil sering bertahan beberapa tahun apabila tidak ditatalaksana,
gejala yang biasanya terjadi adalah gangguan pada kosmetik atau
kecantikan, nyeri apabila kutil tumbuh di palmar dan plantar, kutil dapat
merusak kuku bila tumbuh pada lipatan atau bawah kuku. Lokasi dapat di
mana saja, tetapi sering di punggung, tangan dan jari tangan, daerah yang
sering terkena trauma ringan.1,2

2
Gambar 2.1. Veruka Vulgaris : Jempol.2

Gambar 2.2. Veruka Vulgaris : Tangan.2


Palmar dan dorsum manus

Gambar 2.3. common viral warts pada tangan.3


Pada veruka vulgaris, gambaran lesi biasanya ditemukan berupa papul
padat verukosa, permukaan tidak teratur, keratotik, dengan ukuran 1-10mm,
bila berkonfluensi dapat menjadi lebih besar, dalam waktu yang lama
terdapat kemungkinan untuk menyebar dan membesar. Biasa muncul pada
ekstremitas atas dan bawah, lesi pada palmar dapat mengganggu garis

3
normal sidik jari. Pada pemeriksaan menggunakan dermoskopi, didapatkan
gambaran “red or brown dots” dan sangat patognomonic mewakili adanya
thrombosed capillary loops. 1,2

Gambar 2.4. Thrombosed capillary loops yang diobservasi dengan dermoskopi.8


2.5. Diagnosis
Diagnosis veruka vulgaris ini dapat ditegakkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Biasanya penderita mengeluhkan timbul benjolan, dapat
terasa nyeri apabila timbul pada telapak kaki. Dari pemeriksaan klinis
terlihat papul verukosa, keratotik dengan ukuran beberapa mm hingga 1 cm.
Biasanya diagnosis kutil sangat jelas. Bila perlu, dapat ditambahkan dengan
pemeriksaan histopatologis.1,2

4
2.6. Pemeriksaan Penunjang
Mengupas kutil dapat memperlihatkan titik hitam kecil, yang
mewakili trombosis kapiler. Biopsi kulit bila perlu untuk pemeriksaan
histopatologis yang akan menunjukkan adanya akantosis, hiperkeratosis,
papilomatosi, dan rete ridges memanjang mengarah ke medial. Terdapat
gambaran karakteristik koilocytosis.1,2,4
Deteksi imunohistokimia protein struktural HPV mengkonfirmasi
keberadaan virus, tetapi ini memiliki sensitivitas yang buruk. Identifikasi
DNA virus menggunakan hibridisasi Southern blot lebih sensitif dan
spesifik untuk tipe HPV. Meskipun HPV dapat dideteksi pada lesi yang
lebih muda, itu tidak selalu hadir pada lesi yang lebih tua.5
2.7. Tatalaksana
Tatalaksana pada kutil setelah ditegakkan diagnosis tergantung pada
gejala, preferensi pasien, dan biaya. Pada kutil, walaupun banyak tatalaksana,
tidak ada yang sangat efektif dan kekambuhan masih bisa terjadi.5
Nonmedikamentosa : menjaga higiene perorangan supaya tidak
tertular, misalnya dengan menghindari kontak langsung. Observasi juga
termasuk tatalaksana karena 2/3 kutil dapat hilang dalam waktu 24 bulan.
Apabila tidak dilakukan observasi, dapat memiliki sedikit risiko untuk
membesar dan menyebar ke daerah yang lain. Kutil dapat hilang dengan
sendirinya, 65% kutil dapat hilang dalam waktu 2 tahun. Namun beberapa
kasus dapat menyebabkan kutil untuk membesar dan menyebar ke berbagai
daerah atau lokasi.5
Medikamentosa : Dapat destruksi dengan bahan keratolitik, kaustik,
atau lainnya secara topikal. Pada lesi yang kecil, 10-20% asam salisilat dan
asam lactic dalam collodion. Pada lesi yang besar, 40% asam salisilat plaster
untuk 1 minggu, lalu aplikasikan asam salisilat-asam lactic dalam collodion.
Lini pertama yang bisa diberikan biasanya asidum salisilikum 25-50%,
Terapi intralesi dapat menggunakan : bleomisin dan interferon. Bleomycin
adalah agen kemoterapi yang menghambat sintesis DNA dalam sel dan virus.
Tingkat penyembuhan berkisar antara 33-92%. dan Interferon-alfa adalah
sitokin yang terbentuk secara alami dengan efek antivirus, antibakteri,

5
antikanker, dan imunomodulator. Tingkat penyembuhan 36-63% telah
dilaporkan.1,2,4
Asam salisilat merupakan zat keratolitik yang tertua. Efeknya ialah
mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang terganggu.
Pada konsentrasi rendah (1-2%) mempunyai efek keratoplastik, yaitu
menunjang pembentukan keratin yang baru. Pada konsentrasi tinggi (3-20%)
bersifat keratolitik dan dipakai untuk dermatosis yang hiperkeratotik. Pada
konsentrasi sangat tinggi (40%) dipakai untuk kelainan-kalinan yang dalam,
misalnya kalus dan veruka plantaris.1
Tindakan Operatif : destruksi dengan bedah listrik, bedah beku, bedah
laser. Bedah beku atau cyrosurgery menggunakan cairan nitrogen (-196 0 )
dengan mengoleskan ke tepi 1-2 mm disekitar kutil, ulangi setiap 1-4 minggu
selama 3 bulan, peringatkan pasien tentang rasa sakit dan kemungkinan lepuh
setelah perawatan. Gunakan hati-hati karena dapat melukai struktur dan saraf
yang mendasarinya. Efek samping lainnya termasuk jaringan parut, ulserasi
atau perubahan pigmen. Tingkat penyembuhan 50-80% telah dilaporkan.
Mengupas kutil, di samping 2 siklus pembekuan mencair, telah menjadi
tambahan yang berharga untuk cryosurgery untuk kutil plantar.1,4
Bedah Laser adalah perawatan yang mahal dan hanya untuk kutil
yang besar atau sulit disembuhkan. Diperlukan perawatan anestesi lokal dan
berisiko terkena infeksi nosokomial. Angka kesembuhan 64%.4
Bedah listrik biasanya lebih efektif dari cryosurgery namun
menyakitkan dan lebih memungkinkan meninggalkan bekas luka. Dan HPV
dapat diisolasi dari bulu-bulu. Dapat diberikan anestesi berupa injeksi
lidocaine pada lesi yang tebal, terutama pada palmar atau plantar.2,4

6
BAB III
KESIMPULAN

1. Manifestasi klinis veruka vulgaris adalah lesi papul padat verukosa,


berwarna putih permukaan tidak teratur, keratotik, dengan ukuran 1-10mm,
bila berkonfluensi dapat menjadi lebih besar. Keluhan yang dirasakan
penderita terkadang nyeri.
2. Tatalaksana veruka vulgaris non farmakologi adalah menjaga Higiene
perorangan supaya tidak tertular, misalnya dengan menghindari kontak
langsung dan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan perjalanan
penyakit pasien. Tatalaksana medikamentosa dapat berupa destruksi dengan
bahan keratolitik, kaustik, atau bahan lainnya secara topikal (misalnya : as.
Salisilat 25-50%) Tatalaksana bedah yang dapat dilakukan adalah bedah
listrik, bedah beku, dan bedah laser.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke-7. Jakarta: Balai
Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017.
2. Wolff dan Johnson. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology. Edisi keenam. US. 2009.
3. Gawkrodker, David J. Dermatology An Illustrated Colour Text. Third
Edition. UK. 2003.
4. Shenefelt, Phillip D. Nongenital Warts. Medscape. 5 Juni 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/1133317-overview diakses pada
tanggal 2 Januari 2020.
5. Abdullah, King. Warts (Plantar, Verucca Vulgaris, Verrucae). StatPearls. 27
September 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28613701 diakses
pada tanggal 2 Januari 2020
6. KKI. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 2012.
7. Du vivier, A. Atlas of Clinical Dermatology. Edisi keempat. UK. 2013.
8. Mun Je-Ho dkk. Prevention of Possible Cross-infection Among Patients by
Dermoscopy: A Brief Review of the Literature and Our Suggestion. Dermatol
Pract Concept. 31 Oktober 2013.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3839829/ diakses pada
tanggal 3 Januari 2020.
9. Balin, Arthur K. Seborrheic Keratosis Clinical Presentation. Medscape. 30
Oktober 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1059477-clinical#b2.
diakses pada tanggal 3 januari 2020.
10. Bhatia, Ashish C. Molluscum Contagiosum. Medscape. 9 Agustus 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/910570-overview. diakses pada
tanggal 3 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai