TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyalahgunaan zat adalah suatu perilaku mengkonsumsi atau
menggunakan zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri
sendiri maupun orang lain. Menurut DSM penyalahgunaan zat melibatkan
pola penggunaan berulang yang menghasilkan konsekuensi yang
merusak. Konsekuensi yang merusak bisa termasuk kegagalan untuk
memenuhi tanggung jawab utama seseorang, menempatkan diri dalam
situasi dimana penggunaan zat secara fisik berbahaya, berhadapan dengan
masalah hukum berulang kali yang meningkat karena penggunaan obat.
Memiliki masalah social atau interpersonal yang kerap muncul karena
penggunaan zat.1
DSM V memasukkan suatu kategori diagnostic untuk zat yang tidak
dituliskan dalam bab spesifik. DSM V juga memungkinkan bagi rentang
lengkap sindrom akibat zat yang disebabkan oleh zat lain atau yang tidak
diketahui. Dan DSM V memungkinkan untuk diagnosis ganguan
penggunaan zat lain (atau tidak diketahui) yang tidak ditentukan (not
otherwise specified) untuk mencakup tiap sindrom yang dianggap
disebabkan oleh suatu zat. Contoh dari zat tersebut yang dijelaskan lebih
terperinci berikut ini adalah anabolic steroid, inhalan nitrit (“popper”),
nitrogen oksida medikasi yang dijual bebas dan diresepkan yang tidak
termasuk dalam 11 kategori (misallnya cortisol, antihistamin,
benzotropin) dan zat lain yang memiliki efek psikoaktif.3
Kortikosteroid adalah mediator hormon yang diproduksi oleh
korteks kelenjar adrenal yang selanjutnya dikategorikan menjadi
glukokortikoid (glukokortikoid utama yang diproduksi oleh tubuh adalah
4
5
2.2 Epidemiologi
Kortikosteroid (CS) digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi
pada anak-anak dan remaja termasuk asma, penyakit rematik, dan tumor
sistem saraf pusat. kortikosteroid biasanya dikaitkan dengan efek
6
2.3 Etiologi
Orang yang menggunakan steroid anabolik biasanya terlibat dalam
aktivitas yang memerlukan kekuatan dan ketahanan. Kerentanan
psikodinamik terhadap penyalahgunaan anabolik steroid mencakup
rendahnya harga diri dan gangguan citra serta penampilan tubuh. Steroid
anabolic telah menjadi perhatian dokter psikiatrik karena efek psikiatrik
dari steroid. Awalnya steroid dapat menginduksi euphoria dan hiperaktivitas
tapi segera setelahnya dapat menjadi disertai meningkatnya kemarahan ,
kesiagaan, iitabilitas, permusuhan, kecemasan, soamtisasi, dan depresi
(khsusnya selama periode berhentinya steroid). Steroid tampaknya
merupakan zat adiktif. Jika penyalahguna berhenti menggunakan steroid
mereka dapat mengalami depresi, kecemasan, dan memperburuk keadaan
fisik tubuhnya. Pengobatan untuk penyalahgunaan steroid anabolic
8
2.4 Patomekanisme
1. Aktivitas Glukokortikoid
Glukokortikoid endogen mempengaruhi proses biologis termasuk
pertumbuhan, metabolisme, perkembangan, fungsi kekebalan, dan respon stres.
Produksi hormon kortikosteroid berada di bawah kendali aksis hipotalamus-
pituitary adrenal, diaktifkan oleh rangsangan mental dan fisik. Mereka adalah
hormon lipofilik yang melintasi membran sitoplasma dan mengikat reseptor
sitosol spesifik, reseptor mineralokortikoid (MR), dan reseptor glukokortikoid
(GR) yang mengatur ekspresi gen. Kompleks obat-reseptor dapat memicu
transkripsi gen anti-inflamasi seperti NF-kB, AP-1, STAT, NFTA, c-Jun, Fos,
dan menghambat produksi sitokin dan protein pro-inflamasi seperti protein
chemotactic dan molekul adhesi.2
Baru-baru ini, dalam satu set gejala psikiatrik yang dikaitkan dengan
pengobatan yang memburuk atau kortikosteroid dosis tinggi, katatonia dinilai
dengan kekakuan otot, insomnia, dan perilaku abnormal seperti keheningan.8
5. Psikofarmaka Steroid
6. Diagnosis
DSM V memasukkan suatu kategori diagnostic untuk zat yang tidak
dituliskann dalam bab spesifik. DSM V juga memungkinkan bagi rentang
lengkap sindrom akibat zat yang disebabkan oleh zat lain atau yang tidak
diketahui. Dan DSM V memungkinkan untuk diagnosis ganguan penggunaan
zat lain (atau tidak diketahui) yang tidak ditentukan (not otherwise specified)
untuk mencakup tiap sindrom yang dianggap disebabkan oleh suatu zat. Contoh
dari zat tersebut yang dijelaskan lebih terperinci berikut ini adalah anabolic
steroid, inhalan nitrit (“popper”), nitrogen oksida medikasi yang dijual bebas
dan diresepkan yang tidak termasuk dalam 11 kategori (misallnya cortisol,
antihistamin, benzotropin) dan zat lain yang memiliki efek psikoaktif.3,10
Untuk zat-zat yang tidak cocok dengan salah satu kelas pada DSM
(misalnya, steroid anabolik), kode yang sesuai ialah "gangguan penggunaan zat
lain" atau "other substance use disorder" harus digunakan dan zat spesifik yang
13
7. Tatalaksana
Obat yang paling banyak diteliti untuk gejala psikiatrik yang diinduksi
oleh kortikosteroid dalam uji coba yang tidak terkontrol adalah olanzapine,
dengan laporan kasus, serangkaian kasus, dan uji longitudinal kecil yang
menunjukkan kemanjurannya. Berdasarkan laporan kasus, risperidone,
quetiapine, dan "neuroleptik" antipsikotik yang lebih tua mungkin berguna
untuk mengobati gejala kejiwaan karena kortikosteroid. Laporan kasus juga
menunjukkan bahwa valproate, carbamazepine, gabapentin, clonazepam, dan
lithium dapat dikaitkan dengan perbaikan gejala psikiatri pada pasien ini.2,11