Anda di halaman 1dari 6

Kasus kelompok 2

Seorang ibu usia 35 tahun diantar bidan ke IGD dengan perdarahan post partum 4 jam yang lalu.
Kesadaran somnolen, TD 70/40mmHg, nadi 140x/menit kecil dan lemah, RR 26x/menit cepat
dan dangkal, suhu 36°C/axila, congjungtiva pucat, akral dingin, CRT 6 detik, Hb 5 gr/dL.

Pertanyaan :

1. Jenis syok
2. Penyebab syokPerdarahan
(sesuai kasus)
Post Partum (Perdarahan Pasca
3. Tanda-tanda syok yang ada diPersalinan)
kasus
4. Patofisiologi syok sesuai kasus dan vidio
5. Penanganan syok sesuai kasus berdasarkan teori

Jawaban
Penurunan Persalian
1. Jenis syok cairan
jumlah dengan
intravaskuler
Syok hemoragik. tindakan
2. Penyebab syok (episiotomy)
Berlangsung robekna
Penyebab terjadinya syok adalah post partum (HPP) serviks
Jumlah
3. Tanda-tanda syok secara terus- Terbentuknya porte de
 TD
hemoglobin menerus
: 70/40 mmHg (normal 100-mmHg) entre (pintu masuknya
 dalam
Nadi darah : 140x/menit (normal 60-100x/menit) virus dan bakteri
menurun Prosedur invasif
 RR : 26x/menit (normal 16-20x/menit) patogen
 Suhu Penurunan
: 36°C jumlah (normal 36,5-37,5°C)
 Congjungtiva cairan intravaskuler (normal merah muda)
: pucat
Suplai
Akral dalam jumlah yang (normal Terputusnya
: dingin hangat)
oksigen ke Virus / bakteri
 CRTmenurun banyak kontinuitas
: 6 detik (normal < 2 detik)
jaringan dapat masuk
 Hemoglobin jaringan
: Hb 5 gr/Dl (normal : Laki-laki : 14-18 g/dl,dengan
wanitamudah
: 12-16
g/dl) kedalam tubuh
Renjatan dan
Hipoksia
Kesadaran
jaringan :hipovolemik
somnolen (normal komposmentis)
Nyeri menyebabkan
infeksi

5L (lesu,lemah, Resiko syok


4. Pathway Nyeri b.d
letih,lelah,lalai) hipovolemik b.d
kerusakam Resiko infeksi b.d
mukosa pucat, perdarahan aktif
jaringan kerusakan
akral dingin, pasca persalinan,
konjungtiva berkurangnya jaringan dan
anemis, nadi lebih jumlah cairan peningkatan
cepat tapi lemah intravaskuler paparan
lingkungan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer b.d
penurunan jumlah
haemoglobin
dalam darah,
perdarahan pasca
persalinan
5. Penanganan
1. Petugas memakai alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoon dan scort)
2. Airway: pastikan aman
3. Breathing; beri oksigen10-12 lpm (NRM)
4. Sirkulasi :
a. Infus 2 line dengan jarum no 14-16 RL ±1.000-2.000 ml sesuai yang dibutuhkan
atau kelasnya syok
b. Resusitasi cairan :
20cc/kgBB/jam
Ex: 20cc/50kg/jam =
a) Jenis cairan :
 Kristaloid merupakan larutan yang terdiri dari elektrolit. Pemberian
cairan kristaloid untuk meningkatkan volume ekstra sel.
- Macam-macam cairan:
 Cairan Isotonik: Normal Saline (NaCl 0,9%), ringer Laktat(RL),
ringer asetat,
b) Tranfusi darah jenis whole blood.
 Whole blood hanya digunakan untuk penggantian volume.
 Meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan.
 Diberikan dalam waktu 2-4 jam.
 Terapi transfusi darah
Darah whole blood = (Hb yang diinginkan – hb sekarang) x BB
(kg) x 6
c) Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan post
partum
 Asam tranesamat
 Vit K
 Oxytocin
 Methergine
 Misoprostol
 Carboprost
 Suplemen zat besi. Mengonsumsi suplemen zat besi dapat
mengurangi kemungkinan perlunya transfusi darah jika anda
memiliki hemoragik post partum. Beberapa wanita juga dapat
diberikan suplemen zat besi jika berisikoterhadap anemia.

5. Pasang monitor EKG


6. Pasang kateter dan nilai produksi urine
0,5cc/kgBB/jam
Ex: 0,5cc/50kg/jam =25cc/jam
7. Stop sumber perdarahan (tergantung penyebab perdarahan)
8. Periksa laboratorium darah : golongan darah, Hb atau Hct.
9. Evaluasi tanda-tanda syok dan urine output
Moderator : Eny Rahmawati (kelompok 3)
Notulen : Ihda Fihris Husnatul Ayyin (kelompok 3)
Pertanyaan :
1. Penanya : Rohmatul Maula (kelompok 3)
1) Untuk penanganan dan obat-obat apakah sudah efektif untuk meningkatkan
tekanan darah dan menurunkan nadi?
Jawaban (Charisma Tiara Sendi)
Pertama kita stop perdarahan terlebih dahulu. Kemudian kita evaluasi intake,
output dan tanda-tanda vital. Jika masih belum bisa lakikan injeksi lainya.
Sanggahan (Rohmatul Maula)
Untuk evaluasi saat perdarahan sudah berhenti atau bagaimana?
Jawaban (hilda lil inshiroh)
Evaluasi tekanan darah setelah perdarahan berhenti. Tetap kita evaluasi
walaupun perdarahan sudah berhenti sampai tanda-tanda vital pasien kembali
normal
Penambahan (Muhamad Fendy Dwi S)
Untuk measalah perdrah terlebih dahuli focus ke CAB. Apabila CAB sudah
normal baru kita hentikan perdarahan.
2. Penanya : Tri Arny Mutmaidah (kelompok 5)
1) Untuk airway memposisikan pasien lebih baik berapa derajat dari posisi tidur?
2) Untuk memberikan cairan lebih baik diberikan cairan apa?
Jawaban (nida khusniyah)
Untuk cairan yang diberikan menurut kelompok adalah RL
3. Penambahan dari Bu Nurul Hidayah
- Jika syok hipovolemik posisi tredelenburg (kaki diataskan) kepala didatatarkan
(ambil bantal)
- Jika tekanan darah stabil tidak harus posisi tredelenburg
- Cairan yang paling aman adalah Nacl tapi tidak ada kandungan kalium
- Cari beberapa cairan yang kurang dengan pemeriksaan laboratorium. Jika Hbnya
rendah lakukan transfuse

- 2 IV line di vena medium kubiti


- Jika sudah diberikan 2 botol selama 10 menit , evaluasi tanda-tanda vital. Target
tekanan darah sistolik >80 mmHg. Jika sudah 80 maintenance 40 cc/kgBB/jam
- Transfuse dihentikan jika Hb maksimal 8/9/10
- Urine output = 0,5 cc/kgBB/jam

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. (2009), Ilmu Kebidanan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawihardjo.

William, L., & Wilkins. (2008). Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg. Jakarta:
Erlangga .

Anda mungkin juga menyukai