TAHUN 2018
tentang
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Mei 2018
Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Angkatan Udara
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara adalah badan pelaksana pusat pada
tingkat Mabesau yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
kesehatan dan pembinaan jasmani personel TNI Angkatan Udara. Pembinaan
dan penyelenggaraan fungsi kesehatan yang baik diharapkan dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal bagi anggota militer dan pegawai negeri sipil TNI
Angkatan Udara beserta keluarga. Dalam pelaksanaan tugasnya Diskesau
didukung oleh beberapa unit pelaksana teknis, salah satu diantaranya adalah
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Angkatan Udara. Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Angkatan Udara (RSGM AU) sebagai salah satu pelaksana teknis Diskesau
bertugas melaksanakan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
kesehatan gigi dan mulut bagi personel TNI Angkatan Udara beserta keluarganya
dan masyarakat umum dan juga selaku scientific workshop melaksanakan
perawatan spesialistis kesehatan gigi dan mulut, serta mengembangkan teknis
ilmiah di bidang aviation dentistry. Berdasarkan hal tersebut RSGM AU berfungsi
untuk melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
pembinaan profesi kesehatan gigi, penelitian dan pengembangan, serta
pembinaan materiil dan fasilitas kesehatan. Selain menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan bagi
anggota baik militer maupun PNS yang masih aktif beserta keluarga, juga
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat umum.
b. RSGM AU memiliki visi yaitu menjadikan rumah sakit gigi dan mulut
sebagai pusat rujukan tertinggi bidang kedokteran gigi di TNI Angkatan Udara
(center of Excellence Dentistry) dan sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang profesional dan terbaik di lingkungannya. Sedangkan misi dari RSGM
AU adalah pertama melaksanakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif kesehatan gigi dan mulut dengan pelayanan secara spesialistik bagi
segenap personel TNI AU/TNI beserta keluarganya dan masyarakat umum,
kedua adalah meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dengan berperan aktif dalam mengikuti dan mengkaji perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi atau kedokteran gigi penerbangan.
Motto “ Kami ada untuk melayani anda.” Falsafah pelayanan RSGM AU ini dapat
di jabarkan bahwa keberadaan RSGM AU akan memberikan pelayanan
kesehatan yang profesional, bermutu, aman dan nyaman sehingga dapat ikut
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut personel TNI AU beserta keluarga
dan masyarakat umum Keberadaan RSGM AU dalam pelayanan kesehatan telah
diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
YM.02.04.3.1.1070 tanggal 26 Februari 2007 tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan Unit Pelayanan Kesehatan. Ijin operasional tetap diberikan oleh
5
2. Pengertian
c. Suatu alat berupa labelling berisi nama, tanggal lahir, dan nomor rekam
medis pasien secara individual yang digunakan sebagai identitas pasien, untuk
memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama
perawatan dan pemberian tindakan invasif di rumah sakit dan identifikasi risiko
jatuh pada assesmen awal pasien.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Panduan Identifikasi Pasien Dengan Benar
meliputi pembahasan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan pasien, dengan tata
urut sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Ruang Lingkup. Ruang Lingkup identifikasi pasien ini diterapkan
kepada semua pasien rawat jalan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan diagnostik
yang akan menjalani suatu prosedur/ tindakan , pelaksana panduan ini adalah
semua tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan
lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif dan staf pendukung yang bekerja di
rumah sakit.
c. Bab III Kebijakan
d. Bab IV Tata Laksana
e. Bab V Dokumen
BAB III
KEBIJAKAN
4. Kebijakan Umum.
5. Kebijakan Khusus.
1) Dokter
2) Perawat
3) Petugas Administrasi
5) Petugas Farmasi
6) Petugas Radiologi
7) Petugas Laboratorium.
g. Ketentuan gelang:
h. Pasien risiko jatuh rawat jalan yang dipasangkan Gelang / Pita kuning
dipakaikan dan dilepaskan oleh petugas, setelah dilepas, maka petugas harus
menggunting kecil-kecil dan dibuang ke tempat sampah.
8
BAB IV
TATA LAKSANA
6. Identifikasi Pasien
c. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di
Rekam Medis.
5) Gelang pengenal dan gelang alergi hanya boleh dilepas saat pasien
keluar / pulang dari rumah sakit.Gelang risiko jatuh hanya boleh dilepas
apabila pasien sudah tidak berisiko jatuh. Gelang Do Not Resuscitation
hanya boleh dilepas saat pasien keluar /pulang dari rumah sakit.
1). Gelang pengenal ( gelang pink / gelang biru ) , hanya boleh dilepas
pada saat pasien pulang dari rumah sakit.
10
2). Gelang untuk alergi ( gelang merah ), hanya dilepas saat pasien
pulang atau keluar dari rumah sakit.
3). Gelang / pita risiko jatuh ( gelang kuning ) , hanya dilepas saat
pasien sudah tidak berisiko jatuh.
7). Gelang identifikasi yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi
potongan kecil sebelum dibuang ditempat sampah.
3) Jika terdapat 2 pasien dengan rawat inap dengan nama yang sama,
periksa ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
11
b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum memberikan obat.
c. Pada plastik/ kantong obat diberi etiket obat terdiri dari nama, tanggal lahir,
nomor rekam medik, nama obat, dosis, fungsi obat, ED obat, waktu minum obat
dan cara minum nya.
b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum pajanan operasi dilakukan ( exposure ) dilakukan.
b. Jika Pasien adalah rujukan dari dokter gigi umum/ puskesmas / layanan
kesehatan lainnya surat rujukan harus berisi identitas, berupa nama lengkap,
tanggal lahir dan alamat.
b. Jika data yang diperoleh tidak sama , hubungin perawat atau ahli gizi
yang bertanggung jawab.
14. Identifiaksi Pasien Yang Akan Dilakukan Pengambilan dan Spesimen lain
c. Jika petugas tidak yakin / ragu akan kebeneran identitas pasien, jangan
lakukan pengambilan darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien
dengan benar.
13
10
BAB V
DOKUMENTASI