Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

PANDUAN MENGIDENTIFIKASI PASIEN


DENGAN BENAR
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
ANGKATAN UDARA

TAHUN 2018

PENGESAHAN: BERLAKU EFEKTIF:

KEPUTUSAN KEPALA RSGMAU TANGGAL MEI 2018


NOMOR KEP/ /V/2018
TANGGAL MEI 2018
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


Nomor : Kep / / V /2018

tentang

PANDUAN MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

KEPALA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


ANGKATAN UDARA

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Gigi


Dan Mulut, diperlukan penyelenggaraan pelayanan identifikasi pasien
yang bermutu tinggi.

2. Bahwa agar pelaksanaan identifikasi pasien dapat terlaksana


dengan baik perlu adanya kebijakan sebagai pedoman bagi
penyelenggaraan identifikasi pasien di RSGMAU.

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam butir 1 dan 2 tersebut maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala
RSGMAU tentang kebijakan Panduan Identifikasi Pasien.

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran.

2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

4. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan


Kedokteran.

5. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan.

6. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1173 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut.
7. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit.

8. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 270/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya.

9. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang SPM Rumah Sakit.

10. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

12. Kemenkes RI, KARS, SNARS edisi th 2018, efektif berlaku


Januari 2018.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Keputusan Kepala RSGMAU tentang Panduan Identifikasi


Pasien di RSGMAU.

2. Panduan Identifikasi Pasien sebagaimana tercantum dalam


Lampiran Keputusan ini.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Mei 2018
Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Angkatan Udara

drg. Puji Widodo, Sp.KG


Kolonel Kes NRP 522691
4

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA Lampiran Keputusan Ka RSGMAU


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Nomor Kep / / V /2018
Tanggal Mei 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum
a. Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara adalah badan pelaksana pusat pada
tingkat Mabesau yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
kesehatan dan pembinaan jasmani personel TNI Angkatan Udara. Pembinaan
dan penyelenggaraan fungsi kesehatan yang baik diharapkan dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal bagi anggota militer dan pegawai negeri sipil TNI
Angkatan Udara beserta keluarga. Dalam pelaksanaan tugasnya Diskesau
didukung oleh beberapa unit pelaksana teknis, salah satu diantaranya adalah
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Angkatan Udara. Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Angkatan Udara (RSGM AU) sebagai salah satu pelaksana teknis Diskesau
bertugas melaksanakan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
kesehatan gigi dan mulut bagi personel TNI Angkatan Udara beserta keluarganya
dan masyarakat umum dan juga selaku scientific workshop melaksanakan
perawatan spesialistis kesehatan gigi dan mulut, serta mengembangkan teknis
ilmiah di bidang aviation dentistry. Berdasarkan hal tersebut RSGM AU berfungsi
untuk melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
pembinaan profesi kesehatan gigi, penelitian dan pengembangan, serta
pembinaan materiil dan fasilitas kesehatan. Selain menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan bagi
anggota baik militer maupun PNS yang masih aktif beserta keluarga, juga
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat umum.

b. RSGM AU memiliki visi yaitu menjadikan rumah sakit gigi dan mulut
sebagai pusat rujukan tertinggi bidang kedokteran gigi di TNI Angkatan Udara
(center of Excellence Dentistry) dan sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang profesional dan terbaik di lingkungannya. Sedangkan misi dari RSGM
AU adalah pertama melaksanakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif kesehatan gigi dan mulut dengan pelayanan secara spesialistik bagi
segenap personel TNI AU/TNI beserta keluarganya dan masyarakat umum,
kedua adalah meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dengan berperan aktif dalam mengikuti dan mengkaji perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi atau kedokteran gigi penerbangan.
Motto “ Kami ada untuk melayani anda.” Falsafah pelayanan RSGM AU ini dapat
di jabarkan bahwa keberadaan RSGM AU akan memberikan pelayanan
kesehatan yang profesional, bermutu, aman dan nyaman sehingga dapat ikut
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut personel TNI AU beserta keluarga
dan masyarakat umum Keberadaan RSGM AU dalam pelayanan kesehatan telah
diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
YM.02.04.3.1.1070 tanggal 26 Februari 2007 tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan Unit Pelayanan Kesehatan. Ijin operasional tetap diberikan oleh
5

Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berdasarkan keputusan


Kadinkes Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2013 dan telah diperpanjang
sebanyak 2 kali. RSGM AU telah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus kelas B
sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.03/I/1713/2013.
Perpanjangan ijin operasional tetap yang terakhir diberikan pada tanggal 17 April
2018 berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta nomor 4/B.3.1/-1.779.3/2018 tentang
izin operasional Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas B untuk 5 tahun ke
depan.

c. Kesalahan identifikasi di RSGMAU dapat terjadi di semua aspek diagnosis


dan tindakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak benar adalah jika
pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar,
dalam keadaan kehilangan kesadaran, saat pasien berpindah tempat tidur,
berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa
identitas diri, atau mengalami situasi lainnya.Berdasarkan hal tersebut di atas,
maka RSGMAU perlu membuat suatu panduan yang dapat digunakan sebagai
pedoman bagi semua pihak dalam tata cara identifikasi pasien, termasuk di
dalamnya identifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik dan
terapeutik, sebelum pemberian obat, serta prosedur radiologi diagnostik. Hal ini
bertujuan agar pelayanan di semua unit RSGMAU dapat bermutu dan
meningkatkan keamanan bagi pasien di RSGMAU, mengurangi terjadinya
kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, acuan sebelum pemeriksaan dan
melakukan tindakan di rawat jalan, terpeliharanya mutu pelayanan serta terjaganya
keselamatan pasien.

2. Pengertian

a. Identifikasi merupakan proses pengumpulan data dan pencatatan segala


keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan
dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang.

b. Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang identifikasi pasien


pada pergelangan tangan kiri/kanan yang tercantum nama lengkap, tanggal
lahir dan nomor rekam medis dengan identitas orang yang akan diberikan,
dilakukan tindakan/prosedurdilakukan pengobatan. Gelang identifikasi pasien
adalah suatu alat berupa gelang identifikasi yang dipasangkan kepada pasien
secara individual yang digunakan sebagai identitas pasien selama dirawat di
RS.

c. Suatu alat berupa labelling berisi nama, tanggal lahir, dan nomor rekam
medis pasien secara individual yang digunakan sebagai identitas pasien, untuk
memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama
perawatan dan pemberian tindakan invasif di rumah sakit dan identifikasi risiko
jatuh pada assesmen awal pasien.
6

BAB II

RUANG LINGKUP

3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Panduan Identifikasi Pasien Dengan Benar
meliputi pembahasan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan pasien, dengan tata
urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Ruang Lingkup. Ruang Lingkup identifikasi pasien ini diterapkan
kepada semua pasien rawat jalan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan diagnostik
yang akan menjalani suatu prosedur/ tindakan , pelaksana panduan ini adalah
semua tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan
lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif dan staf pendukung yang bekerja di
rumah sakit.
c. Bab III Kebijakan
d. Bab IV Tata Laksana
e. Bab V Dokumen

BAB III

KEBIJAKAN

4. Kebijakan Umum.

a. RSGMAU menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien dengan


benar.Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien
dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam
keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur dan
berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa
identitas diri, atau mengalami situasi lain-lainnya.

b. RSGMAU memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan


atau tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien.

5. Kebijakan Khusus.

a. RSGMAU melaksanakan Identifikasi pasien dengan menggunakan labeling


yang terdapat di rekam medis, gelang identitas, gelang / pita risiko pasien untuk
mengetahui nama pasien, tanggal lahir (sesuai e-KTP) dan nomer rekam medis.

b. Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal dua identitas


dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat
sesuai dengan prosedur RSGMAU.
7

c. Bentuk identifikasi harus dilakukan sebelum tindakan, prosedur diagnostik


dan terapeutik,sebelum pemberian obat, darah, pemberian diet , dan sebelum
tindakan pemeriksaan radiologi.

d. Petugas pelaku identifikasi pasien :

1) Dokter

2) Perawat

3) Petugas Administrasi

4) Petugas Rekam Medis

5) Petugas Farmasi

6) Petugas Radiologi

7) Petugas Laboratorium.

e. Untuk identifikasi pasien dengan nama yang sama, diberikan tambahan


abjad (A)-(Z) di belakang nama pasien (misalnya: Arya Dwiguna (A), Arya
Dwiguna (B), dst.).

f. Pasien dan keluarga akan dijelaskan tujuan pemakaian gelang identifikasi


atau gelang/pita risiko dan mengapa mereka harus menggunakan. Hal ini
memudahkan bagi pelayan medis untuk mengidentifikasi kesalahan juga
mendorong pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam upaya mencegah
kesalahan.

g. Ketentuan gelang:

1) Gelang warna biru untuk pasien laki-laki.


2) Gelang warna merah muda / pink untuk pasien perempuan
3) Gelang / Pita berwarna kuning untuk pasien risiko jatuh.
4) Gelang berwarna merah untuk pasien risiko alergi.
5) Gelang warna ungu diberikan kepada pasien yang memiliki harapan
hidup rendah atau dikenal dengan istilah Do Not Resuscitation (DNR).
6) Untuk Gelang merah risiko alergi dipakai selama pasien menjalani
proses rawat inap dan tidak boleh dilepas.
7) Untuk Gelang / Pita kuning risiko jatuh dipakai apabila pasien
mempunyai indikasi risiko jatuh (berdasarkan penilaian petugas), dan
apabila pasien sudah tidak mempunyai risiko jatuh, maka Gelang / Pita
harus dilepas.

h. Pasien risiko jatuh rawat jalan yang dipasangkan Gelang / Pita kuning
dipakaikan dan dilepaskan oleh petugas, setelah dilepas, maka petugas harus
menggunting kecil-kecil dan dibuang ke tempat sampah.
8

BAB IV
TATA LAKSANA

6. Identifikasi Pasien

a. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat,


untuk pemeriksaan klinis atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.

b. Untuk memudahkan administrasi RM, Farmasi, dan tercecernya hasil


radiologi, labeling mencakup 3 detail wajib yaitu:

1) Nama Lengkap Pasien


2) Tanggal Lahir (Tanggal/Bulan/Tahun)
3) Nomor Rekam Medis

c. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di
Rekam Medis.

d. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien, periksa ulang


detail data di identitas pada kartu status pasien.

e. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka :


misalnya :"Siapa nama Anda?" (Jangan menggunakan pertanyaan tertutup
seperti "Apakah nama anda ibu Yayu?”) dan “ berapa tanggal lahir anda?”

f. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain lakukan identifikasi dengan benar


dan pastikan identitas pasien benar.

g. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas


pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di
status pasien

7. Pemasangan Gelang Dan Pelepasan Gelang Identifikasi Pasien

a. Pemasangan gelang Identifikasi Pasien

1) Pakaikan gelang identifikasi dipergelangan tangan pasien yang


dominan.

2) Jelaskan dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman


untuk pasien. Jika tidak dapat dipakaikan dipergelangan tangan, pakaikan
dipergelangan kaki.Pada situasi dimana tidak dapat dipasang
dipergelangan kaki, gelang identifikasi dapat dipakaikan di baju pasien di
area yang jelas terlihat. Hal ini harus dicatat direkam medis pasien.
9

3) Untuk pemasangan gelang identifikasi dan Gelang / Pita risiko


pasien hanya dilakukan pada pasien dengan ketentuan warna gelang
sebagai berikut :

a) Gelang berwarna merah muda untuk pasien perempuan


b) Gelang berwarna biru untuk pasien laki laki
c) Gelang berwarna merah untuk pasien yang memiliki riwayat alergi
obat.
d) Gelang berwarna ungu diberikan kepada pasien yang memiliki
harapan hidup rendah atau dikenal dengan istilah Do Not Resuscitation
(DNR).

4) Gelang berwarna kuning digunakan untuk pasien rawat inap


sedangkan Pita berwarna kuning digunakan untuk pasien rawat jalan
untuk pasien risiko jatuh.

5) Gelang pengenal dan gelang alergi hanya boleh dilepas saat pasien
keluar / pulang dari rumah sakit.Gelang risiko jatuh hanya boleh dilepas
apabila pasien sudah tidak berisiko jatuh. Gelang Do Not Resuscitation
hanya boleh dilepas saat pasien keluar /pulang dari rumah sakit.

6). Gelang identifikasi harus dipakai oleh semua pasien selama


perawatan di rumah sakit kecuali pada pasien jiwa, pasien alergi bahan
dasar gelang dan pasien luka bakar yang luas.

7). Nama tidak boleh disingkat dan tidak diperkenankan menggunakan


nama panggilan atau nama kecil. Nama harus sesuai dengan yang tertulis
di Rekam Medis

8). Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien, periksa


ulang detail data di identitas pada Rekam Medis Pasien

9). Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan


terbuka, misalnya : "Sebutkan nama dan tanggal lahir anda.” ( jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti “apakah nama ibu sari?”)

10). Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan


benar dan pastikan identitas pasien benar.

11). Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang


identitas pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang
tercantum di Rekam Medis Pasien.

b. Pelepasan Gelang Identifikasi

1). Gelang pengenal ( gelang pink / gelang biru ) , hanya boleh dilepas
pada saat pasien pulang dari rumah sakit.
10

2). Gelang untuk alergi ( gelang merah ), hanya dilepas saat pasien
pulang atau keluar dari rumah sakit.

3). Gelang / pita risiko jatuh ( gelang kuning ) , hanya dilepas saat
pasien sudah tidak berisiko jatuh.

4). Gelang untuk pasien Do not Resuscitation ( DNR ) ( gelang ungu ),


hanya dilepas saat pasien sudah pulang atau keluar dari rumah sakit

5). Petugas yang bertugas melepas gelang identifikasi adalah perawat


yang bertanggung jawab terhadap pasien selama masa perawatan di
rumah sakit.

6). Gelang identifikasi dilepas setelah semua proses dilakukan. Proses


ini meliputi : pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian
penjelasan mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan
keluarga dan selesai administrasi.

7). Gelang identifikasi yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi
potongan kecil sebelum dibuang ditempat sampah.

7. Identifikasi Pasien Sebelum Memberikan Obat


Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien :

a. Petugas farmasi harus memastikan identitas psien dengan benar sebelum


melakukan prosedur dengan cara :

1) Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal


lahirnya.

2) Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam


medis.Jika data yang diperoleh sama lakukan prosedur / pemberian obat.

3) Jika terdapat 2 pasien dengan rawat inap dengan nama yang sama,
periksa ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
11

b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum memberikan obat.

c. Pada plastik/ kantong obat diberi etiket obat terdiri dari nama, tanggal lahir,
nomor rekam medik, nama obat, dosis, fungsi obat, ED obat, waktu minum obat
dan cara minum nya.

8. Identifikasi Pasien Yang Menjalani Pemeriksaan Radiologi.

a. Petugas radiologi harus memastikan identitas pasien dengan benar


sebelum melakukan prosedur , dengan cara :

1) Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya.

2) Periksa dan bandingkan data pada form radiologi.

b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum pajanan operasi dilakukan ( exposure ) dilakukan.

9. Identifikasi Pasien Yang Menjalani Tindakan Operasi

a. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien.

b. Jika diperlukan untuk melepas gelang identifikasi selama dilakukan


operasi, tugaskanlah seorang perawat dikamar operasi untuk bertanggung
jawab melepas dan memasang kembali gelang identifikasi pasien.

c. Gelang identifikasi yang dilepas harus ditempatkan di depan rekam


medis pasien.

10. Identifikasi Pasien Rawat Jalan

a. Sebelum melakukan suatu prosedur / terapi , tenaga medis / perawat


harus menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. Data ini
harus di konfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis.

b. Jika Pasien adalah rujukan dari dokter gigi umum/ puskesmas / layanan
kesehatan lainnya surat rujukan harus berisi identitas, berupa nama lengkap,
tanggal lahir dan alamat.

c. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri,


verifikasi data dengan menanyakan keluarga / pengantar pasien.

11. Identifikasi Nama Pasien Yang Sama di Ruang Rawat inap

a. Jika terdapat nama pasien yang sama harus dikonfirmasi kepada


petugas yang jaga diruangan.
12

b. Petugas memberikan tambahan abjad (A)-(Z) di belakang nama pasien


yang sama (misalnya: Arya Dwiguna (A), Arya Dwiguna (B), dst.).

c. Petugas wajib menginformasikan kepada petugas berikutnya setiap


pergantian jaga.

12. Identifikasi Pasien Yang Identitasnya Tidak Diketahui

a. Pasien akan diberi label menurut prosedur RSGMAU sampai pasien


dapat diidentifikasi dengan benar berupa : Tn X dan Ny Y.

b. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi berikan gelang pengenal dengan


identitas yang sesungguhnya.

13. Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Diet

a. Petugas harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum


melakukan prosedur dengan cara :

1) Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal


lahirnya.
2) Memeriksa dan cocokkan data pada gelang pengenal dengan
etiket makanan dengan mencocokan nama, tanggal lahir, nomor
rekam medik serta pemberian diet.

b. Jika data yang diperoleh tidak sama , hubungin perawat atau ahli gizi
yang bertanggung jawab.

c. Jika data sudah cocok , makanan harus segera diberikan.

14. Identifiaksi Pasien Yang Akan Dilakukan Pengambilan dan Spesimen lain

a. Petugas harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum


melakukan prosedur dengan cara :

1) Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal


lahirnya.
2) Memeriksa dan cocokkan data pada gelang pengenal dengan
mencocokan nama, tanggal lahir, nomor rekam medik

b. Petugas harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap,


tanggal lahir , nomor rekam medis dan golongan darah.

c. Jika petugas tidak yakin / ragu akan kebeneran identitas pasien, jangan
lakukan pengambilan darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien
dengan benar.
13

10

BAB V
DOKUMENTASI

Panduan Identifikasi pasien ini diharapkan bisa dijalankan dalam proses


pelayanan pasien di RSGMAU. Seluruh petugas terkait di RSGMAU agar mampu
melaksanakan proses identifikasi pasien mulai dari pendaftaran sampai pemulangan
pasien melalui SPO tentang identifikasi pasien yang berlaku dan di dokumentasikan
dalam rekam medis pasien, sehingga dapat terhindar dari salah individu dalam proses
pelayanan pasien.

Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut


Angkatan Udara

drg. Puji Widodo, Sp.KG


Kolonel Kes NRP 522691

Anda mungkin juga menyukai