Anda di halaman 1dari 42

TEKNOLOGI GASIFIKASI

WHAT IS GASIFICATION

 Merupakan proses untuk mengkonversi


atau mengubah batubara yang berwujud
padat menjadi campuran gas yang memiliki
nilai bakar.
Gasifikasi Parsial ( Tanpa
Pereaksi):
gas kota
coking coal
KARBONISASI PEMURNIAN

kokas

cairan
Gasifikasi Total (dengan
menggunakan pereaksi):
udara/O2/uap/CO2

coal REAKTOR
PEMURNIAN producer gas,
syngas,/SNG

abu

cairan
TAHAPAN GASIFIKASI

Slide 13

Slide 14

Slide 17

Slide 18

Video Gasifikasi\Gasifiers Plant Animation - Video Gasifikasi\Gasification


http---www.suntrackenergy.in.mp4 Animation.mp4
1. Pengeringan

Pada zona pengeringan, kandungan


air dalam bahan bakar padat
dikurangi dengan memanfaatkan
bahang dan udara yang masuk ke
gasifier. Pengeringan terjadi pada
suhu 100 - 200°C.
2. Pirolisis

- Pirolisis batubara merupakan proses dekomposisi thermal batubara


(Gavalas, 1982). PEMANFAATAN dan Konversi BATUBARA.pptx

- Bila batubara dipanaskan dalam lingkungan gas inert, ikatan – ikatan dalam batubara
akan terlepas dan terurai membentuk radikal yang bermacam – macam. Radikal –
radikal tersebut akan segera bereaksi membentuk material stabil berupa gas, zat cair
(tar), zat padat (char).

- Pada tahap ini terjadi perengkahan termal bahan bakar padat menjadi
senyawa-senyawa CO, CO2,CH4, H2, H2O, tar dan arang.

- Gas-gas yang terbentuk pada tahap pirolisis akan menjadi reaktan pada
tahap oksidasi dan tahap reduksi.
 Perubahan Struktur Molekul Penyusun Batubara
Selama Proses Pirolisis (Solomon, dkk., 1987)
3. Tahap pembakaran

- Pada tahap ini berlangsung reaksi antara oksigen dari


media penggasifikasi dengan gas-gas yang mudah terbakar
(combustible) dan karbon dari tahap pirolisis.

- Reaksi oksidasi ini sangat eksoterm sehingga bahang


reaksi oksidasi dapat memenuhi kebutuhan bahang pada
tahap pengeringan, pirolisis, dan reduksi.

- Reaksi oksidasi yang berlangsung adalah (Cristopher


Higman, 2008)
 C + ½ O2  CO -111 MJ/Kmol
 CO + ½ O2  CO2 -283 MJ/Kmol
 H2 + ½ O2  2H2O -242 MJ/Kmol
4. Tahap Reduksi

- Reduksi melibatkan suatu rangkaian reaksi


endotermik yang disokong oleh panas yang
diproduksi dari reaksi pembakaran.
- Produk yang dihasilkan pada proses ini adalah
gas bakar, seperti H2, CO, dan CH4.
Reaksi yang umum terjadi pada reaksi reduksi
(Cristopher Higman, 2008) :

 Reaksi Boudouard (Boudouard reaction)


Boudouard reaction merupakan reaksi antara karbondioksida yang
terdapat di dalam gasifier dengan karbon untuk menghasilkan CO.
Reaksi yang terjadi adalah sbb:

C + CO2  2 CO + 172 MJ/Kmol

 Water gas Reaction


Reaksi ini menghasilkan produk gas yang mampu bakar (syngas).
Secara stoikiometrik karbon yang berreaksi dengan uap air akan
menjadi gas karbon monoksida dan gas hidrogen. Kedua gas ini
merupakan komponen utama dari hasil gasifikasi.
Reaksi yang terjadi pada water-gas reaction adalah sbb :

C + H2O  CO + H2 + 131 MJ/Kmol


 Reaksi Methanisasi (Methanation Reaction)
Methanation reaction merupakan reaksi pembentukan gas metan.
Reaksi yang terjadi pada methanisasi adalah sbb:

C + 2H2  CH4 - 75 MJ/Kmol

 Reaksi Shift CO (CO Shift Reaction)


CO shift reaction merupakan reaksi reduksi karbon monoksida oleh steam
untuk memproduksi hidrogen. Reaksi ini dikenal sebagai water-gas shift yang
menghasilkan peningkatan perbandingan hidrogen terhadap karbon
monoksida pada gas produser.
Reaksi yang terjadi adalah sbb :

CO + H2O  CO2 + H2 - 41 MJ/Kmol


ADA BERAPA MACAM JENIS
REAKTOR?
Reaktor Gasifikasi Batubara

bbara 6-50 mm Fluidized Bed


Gas
bbara
Gas 10-100

Carry Over
Fixed Bed

Oksigen
uap
udara/uap Abu Char

Molten Bath Bed


Gas
bbara
0-5 mm
gas
Ash
Oksigen
uap Oksigen
uap

Slag
bbara Lelehan abu
<-1mm
Entrained Bed
Batubara terletak di atas kisi (grate) yang statis
1. FixedBed

atau berputar (rotating grate).

 Batubara diumpankan dari atas unggun dan abu


batubara dikeluarkan dari bawah kisi.

 Pengumpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga


bbara 6-50 mm terdapat kesetimbangan antara (batubara) yang
diumpankan dan yang telah bereaksi. Dengan
demikian ketinggian batubara dapat dijaga tetap
(fixed).

• Salah satu contoh teknologi gasifikasi yang


menggunakan sistem ini adalah proses Lurgi.

Fixed Bed
• Proses Lurgi dapat digunakan untuk semua jenis
pringkat batubara dengan kandungan air tak
terbatas dan kandungan abu sampai 30%.

• batubara berukuran bongkah yakni minimum 6


mm dan maksimum 50 mm.
udara/uap
Abu
• Sistem unggun-tetap lebih mudah
pengoperasiannya dan tidak memerlukan banyak
proses preparasi dan pengeringan
Jenis –jenis Fixed bed gasifier
1) Updraft gasifier

 Pembakaran berlangsung di
bagian bawah dari
tumpukan bahan bakar
dalam silinder, gas hasil
pembakaran akan mengalir
ke atas melewati tumpukan
bahan bakar sekaligus
mengeringkannya. Bahan
bakar dimasukkan ke dalam
ruang bakar dari lubang
pemasukan atas.
2) Crossdraft gasifier

 Udara disemprotkan ke
dalam ruang bakar dari
lubang arah samping yang
saling berhadapan dengan
lubang pengambilan gas
sehingga pembakaran dapat
terkonsentrasi pada satu
bagian saja dan berlangsung
secara lebih banyak dalam
suatu satuan waktu
tertentu.
3) Downdraft gasifier

 Gas hasil pembakaran


dilewatkan pada bagian
oksidasi dari pembakaran
dengan cara ditarik
mengalir ke bawah sehingga
gas yang dihasilkan akan
lebih bersih karena tar dan
minyak akan terbakar
sewaktu melewati bagian
tadi.
2. Fuidized bed gasifier
Gas
 Menggunakan batubara berukuran lebih halus
antara 10 sampai 100 mesh.
bbara
 Sebagai pengganti kisi digunakan pelat
pendistribusi (distrinutor plate).
 Gas pereaksi masuk melalui pelat pendistribusi
Carry Over dengan tekanan tertentu untuk mengangkat
material unggun (biasanya pasir kuarsa)
sehingga terjadi fluidisasi.
 Batubara dimasukkan melalui pengumpan ulir
(screw feeder) di atas pelat pendistribusi dan
bercampur dengan material unggun
membentuk unggun- terfluidakan.
Oksigen
uap
• Dalam keadaan terfluidisasi luas permukaan
batubara membesar sehingga terjadi
Char pencampuran yang sempurna dengan pereaksi.
• Salah satu teknologi gasifikasi yang
menggunakan sistem unggun-terfluidakan
adalah proses Synthane.
3. Entrained Bed Gasifier
- Bahan baku yang digunakan berukuran
kecil < 0.1 mm dan homogen
- Batubara serbuk ini disemburkan ke
gasifier bersamaan dengan aliran oksigen,
udara atau uap air.
- Gasifikasi pada suhu tinggi ini
menghasilkan gas sintetik kualitas tinggi
- Kelebihan gasifier ini adalah tidak
memperhatikankarakteristik batubara,
mengandung sedikit tar.
- Kekurangan gasifier ini adalah memerlukan
oksigen yang lebih banyak dan untuk
batubara yang berukuran besar
memerukan pengolahan awal
4. Molten Bath Bed
 Batubara dan pereaksi dimasukkan ke
Molten Bath Bed
dalam sebuah bak cairan panas yang
biasanya berupa garam lebur, besi cair atau
bbara
0-5 mm abu (batubara) cair.
gas  Karbon padat batubara larut kedalam bak
Oksigen cairan tersebut dan kemudian bereaksi
uap
dengan gas pereaksi.

Lelehan
abu
Aplikasi Gasifikasi Batubara

Batubara

• Industri Agro
Penggunaan
• Industri Keramik
Langsung
• Industri Mineral
Udara + Uap Gas Kalori
Rendah
(<200 Gas • PLTD
btu/scf) Pemurnian Bersih
(CO, • EOR
H2, N2)

O2 + Uap Reaktor • Bahan bakar


Gas Kalori • Bahan baku kimia
Menengah syngas (CO, • Pupuk
Pemurnian
(200-400 H2 ) • Listrik (IGCC)
btu/scf) • Bahan bakar cair
• SNG
Proses Gasifikasi Teknologi
Maju (Advanced Systems)
IGCC (Intregated Gasification Combined Cycles)
 IGCC adalah proses gasifikasi batubara yang
memanfaatkan produk gas secara terpadu terutama
untuk pembangkit tenaga listrik.
 Produk gas yang telah dimurnikan kemudian dibakar
dan energinya digunakan untuk memutar turbin gas
untuk menghasilkan listrik.
 Kombinasi rangkaian pembangkit listrik.
 Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk
memperoleh peningkatan efisiensi.
Gas Batubara untuk PLTD (Hybrid Diesel)

bbara

udara solar

Listrik
Gas kotor Gas bersih
Reaktor Pemurnian PLTD

Ter dan partikel

udara/uap
Status:
Sedang ujicoba
Mengurangi penggunaan solar sampai 80-90%

Sumber : Datin, FA (2014)


Teknologi Gasifikasi TIGAR
Terdiri dari dua Reaktor yang terintegrasi:
1. Gasifier
Gas Buang
• Tempat reaksi gasifikasi.
• Menggunakan reaktan steam.
• VM dan sebagian Char bereaksi menjadi
syngas.
• Syngas tidak terkontaminasi oleh udara
Char dan Syngas dari reaktor “Combustor”.
Bed • Konversi Karbon: 62 – 52 %
materials
Batubara 2. Combustor
Char • Tempat reaksi pembakaran.
• Menggunakan reaktan udara.
• Char terbakar sempurna.
• Energi yang terbentuk digunakan sebagai
pemanas “Gasifier” melalui sirkulasi bed
Udara Uap Air material.
Combustor Gasifier • Konversi Karbon: 38 – 48 %
Faktor Gasifikasi
Variabel yang mempengaruhi proses gasifikasi diklasifikasikan menjadi
empat kelompok (Kristiansen, 1996), yaitu:

 Kondisi operasi, yang meliputi temperatur, tekanan, laju oksidan, laju


batubara, dan lain-lain.
 Kondisi fluida penggasifikasi, konsentrasi oksigen, perbandingan
oksigen/batubara, perbandingan oksigen/uap air, perbandingan uap
air/batubara, dan lain-lain.
 Metoda gasifikasi (teknologi gasifikasi), mencakup jenis pergerakan
partikel, tipe gasifier, metoda pasokan oksidan, dan lain-lain.
 Karakteristik batubara, antara lain reaktifitas, kandungan air, oksigen,
zat-zat volatil dan sulfur, ukuran partikel, kekerasan batubara, sifat
caking, karakteristik abu, dan lain-lain.
Gasifikasi Bawah Tanah

 Gasifikasi bawah tanah merupakan proses


pengkonversian batubara yang berada di bawah
tanah (tidak ditambang) menjadi gas bakar dengan
memproses batubara secara in-situ.

 Gasifikasi bawah tanah ini merupakan metode


yang mengkombinasikan ekstraksi dan konversi
batubara menjadi satu tahap
 Proses gasifikasi bawah tanah hampir serupa dengan proses
gasifikasi pada reaktor di permukaan hanya saja reaktor gasifikasinya
berada di bawah tanah.

 Prinsip gasifikasi bawah tanah adalah dua lubang bor diansumsikan


cukup baik berhubungan sehingga gas dari sumur injeksi mengalir
dengan baik tanpa halangan ke sumur produksi.
C:\Users\Yunita Bayuningsih\Downloads\Underground Coal
Gasification.mp4

 Sekitar 350 m3 gas dapat dihasilkan dari 1 ton batubara dengan biaya
produksi dari sumber daya energi UCG adalah kurang dari US$ 1,0
– 1,5 tiap MMBTU (unit standar pengukuran untuk gas alam dan
merupakan standar untuk membandingkan kandungan energi dari
berbagai kelas gas alam dan bahan bakar lainnya, MMBTU =
293,08kWh).
 Proses awal melibatkan pengeboran pada dua
atau lebih boreholes hingga mencapai lapisan coal
seam.
 Selanjutnya, batubara dalam tanah dinyalakan dan
dibakar dengan injeksi udara / oksigen murni dan
atau dengan steam melalui satu borehole.
 Gas bertekanan hasil proses gasifikasi bawah
tanah terkandung dalam coal seam dengan
menempati cekungan batuan-batuan yang kedap
air dan air bertekanan di sekitar batubara dan
lapisan overburden (Hattingh, 2008).
 Kemudian gas bertekanan akan mengalir keluar
melalui borehole menuju ke permukaan.
REAKSI YANG TERJADI

Jika pembakaran dimulai pada dasar sumur injeksi dan didukung oleh injeksi
udara dari atas secara kontinyu, maka rekasi-reaksi yang terjadi pada sistem
tersebut secara cepat menghasilkan zona sebagai berikut :
 Dalam zona pembakaran, terbentuk karbondioksida

 Karbondioksida ini terdesak oleh udara yang baru masuk menuju sumur
produksi dan berekasi secara parsial dengan batubara dalam zona reduksi
untuk membentuk karbonmonoksida. Jika suhu cukup tinggi, tergantung
pada laju udara yang diinjeksikan sejumlah air dalam batubara akan
dipasok oleh uap yang diinjeksikan, bersama-sama udara akan berekasi
dengan batubara

 Pada saat yang bersamaan, batubara yang dipanasi di zona reduksi akan
terdekomposisi dan melepaskan volatile matter menjadi tar atau thermaly
crack sehingga membentuk kontribusi tambahan CO, H2 dan
hidrokarbon ringan pada campuran gas produk. Semua proses ini akan
berlangsung terus menerus sampai semua batubara terkonsumsi secara
fisik dan akhirnya melalui sumur produksi diperoleh gas bahan bakar yang
sebagian besar terdiri dari nitrogen, CO, CO2 dan H2
Syngas, produk UCG yang bisa diubah menjadi beberapa produk
Kriteria UCG

 kedalaman antara 330 hingga 2000 feet


 ketebalan lebih dari 16 feet
 komposisi ash kurang dari 60%
 minimal discontinuities
 terisolasi dari valued akuifer
Manfaat UCG
Lingkungan
 Tidak perlu ada kegiatan penambangan
 Polusi kecil (tidak ada SOx, NOx; less mercury, partikulat)
 Biaya produksi H2 rendah

Ekonomi
 Tidak ada pembelian perlatan dan operasional proses
gasifikasi
 Tidak ada transportasi
 Pembangkit listrik dengan biaya rendah
 Sekitar 350 m3 gas dapat dihasilkan dari 1 ton
batubara dengan biaya produksi dari sumber daya
energi UCG adalah kurang dari US$ 1,0 – 1,5 tiap
MMBTU (unit standar pengukuran untuk gas alam dan
merupakan standar untuk membandingkan kandungan
energi dari berbagai kelas gas alam dan bahan bakar
lainnya, MMBTU = 293,08kWh).

 Hasil dari teknologi UCG memiliki beberapa manfaat


tidak hanya untuk pembangkit listrik, namun bahan
baku industri, bahan bakar pesawat terbang (nafta),
bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar diesel,
CO2 untuk EOR (Enhanced Oil Recovery) dan
sebagaimya.
Keunggulan Gasifikasi bawah tanah menurut Creedy (2001) dan Hattingh
(2008) )
1. Potensial bagi teknologi gasifikasi yang lebih bersih
2. Mengurangi dampak debu, polusi suara, dan dampak visual pada permukaan tanah
3. Konsumsi air yang lebih sedikit
4. Resiko dari polusi air permukaan lebih kecil
5. Mengurangi emisi metana
6. Tidak ada penanganan yang kotor dan tidak ada pembuangan pada daerah
tambang.
7. Tidak ada pencucian batubara
8. Tidak ada penanganan abu (ash)
9. Tidak perlu terdapat stok batubara dan transportasi batubara
10. Daerah pekerjaan yang lebih kecil pada stasiun pembangkit listrik
11. Faktor kesehatan dan keselamatan lebih baik
12. Berpotensi mengurangi biaya kapital dan biaya operasi secara keseluruhan (lebih
ekonomis khususnya untuk skala yang lebih kecil)
13. Tingkat fleksibilitas untuk mengakses mineral tinggi
14. Sumber daya batubara yang dapat dimanfaatkan lebih besar

kelemahan teknologi gasifikasi bawah tanah menurut Hattingh (2008) yaitu:


1. Berpotensi untuk terjadinya kontaminasi
2. Memiliki banyak variasi tekanan operasi dalam rongga reaktor bawah tanah

Anda mungkin juga menyukai