LK Peritonitis - Topaz - Rena Sapitri - 220112190040
LK Peritonitis - Topaz - Rena Sapitri - 220112190040
Oleh:
Rena Sapitri
220112190040
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di area operasi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Januari 2020, klien mengeluhkan
nyeri pada area operasi. Nyeri dirasakan seperti diremas-remas, skala nyeri yang
dirasakan 4 (menggunakan Wong Beker Face scale). Nyeri dirasakan hanya pada area
operasi saja tidak menjalar ke area lain di sekitarnya. Klien mengatakan nyeri semakin
terasa berat apabila ia batuk dan berkurang apabila sedang beristirahat. Klien
mengatakan nyeri yang dirasakan terasa hilang-timbul tidak beraturan dan tidak tentu
waktunya. Selain merasakan nyeri di area operasi, klien juga mengeluhkan nyeri
menelan karena merasa terganggu oleh selang NGT yang terpasang. Serta klien
mengatakan terkadang terasa sesak dan terasa tidak enak tenggorokan karena ada
dahak yang dirasa sudah menumpuk.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada awalnya klien sudah merasakan nyeri pada area abdomen selama 3-4 minggu ke
belakang, klien memeriksakan dirinya ke klinik dan didiagnosa menderita penyakit
lambung serta diberi obat untuk mengatasi penyakit lambungnya. Namun, setelah
beberapa hari tetap tidak ada kemajuan, kemudian klien dibawa ke rumah sakit
Pameungpeuk dan dirawat selama 1 hari, setelah itu klien dirujuk ke rumah sakit
dr.Slamet untuk dilakukan operasi. Selain itu, klien juga sudah menderita batuk
berdahak selama ± 4 minggu, sudah diobati dengan obat dari warung dan dari dokter
namun batuknya masih belum teratasi. Klien mempunyai riwayat penyakit Bronkhitis
ketika klien masih duduk di bangku SMP.
d. Riwayat Operasi
Klien tidak pernah dioperasi sebelumnya. Klien masuk ke ruang operasi pada tanggal
5 Januari 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, dan dibawa kembali ke ruang rawat pada
pukul 17.00 WIB. Jenis operasi yang dilakukan adalah laparatomi eksplorasi dan
adhesiolisis (tindakan pembedahan pembebasan perlengketan). Jenis anestesi adalah
general anestesi, terdapat pendarahan sebanyak 50 cc. Klien bisa dilakukan test
feeding pada 6 jam post operasi dengan 50 cc air gula.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit turunan
seperti hipertensi, diabetes, maupun penyakit jantung. Di dalam keluarga juga tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TB, hepatitis, maupun HIV/AIDS.
f. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Pengkajian Psikologis
Klien mengatakan menerima keadaannya yang diharuskan untuk dirawat dan
dioperasi, karena ini semua juga untuk kesembuhannya sendiri. Dalam
menghadapi penyakitnya, klien mendapat dukungan dari kedua orang tuanya serta
saudara-saudaranya yang juga menyempatkan untuk menjenguk klien di rumah
sakit.
2) Pengkajian Sosial
Keluarga klien mengatakan, ketika di rumah klien sering pergi dengan teman-
temannya dan berada di rumah hanya untuk tidur dan mandi. Ketika dirawat, klien
tidak banyak berinteraksi dengan pasien lain maupun dengan tenaga kesehatan,
apabila ada yang dikeluhkan pun klien lebih sering menyampaikannya kepada
orang tuanya, dibanding menyampaikan langsung ke petugas tenaga kesehatan.
3) Pengkajian Spiritual
Sebelum sakit, klien mengatakan selalu menunaikan ibadah shalat 5 waktu, namun
ketika sakit, klien terkadang melewatkan ibadah shalat.
g. Riwayat Activity Daily Livings (ADLs)
No. Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 1-2x sehari Klien belum makan apapun
sejak operasi (POD-1).
- Jenis Nasi, lauk-pauk,
sayuran
- Jumlah 1 porsi
- Hambatan Makan tidak teratur Klien takut terjadi kembung
dan luka operasinya memburuk
b. Minum/Cairan
- Jumlah < 2 L/ hari 2-3 sendok
- Jenis Kopi, minum bersoda, Air mineral
air mineral
- Keluhan Tidak ada keluhan Klien takut terjadi kembung
dan luka operasinya memburuk
2. Eliminasi
a. BAK BAK ± 4-6x dalam Urine output sebanyak 700 ml
sehari, normal, warna dalam waktu 32 jam, warna
kuning jernih dan tidak kuning pekat kecoklatan.
ada keluaran darah.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
- Orientasi : Baik
- Ekspresi : Tampak meringis menahan rasa sakit
- Pergerakan tubuh : Lemah
b. Tanda-tanda Vital
- TD : 120/80 mmHg - RR : 20x/m
- HR : 78x/m - S : 37,4⁰C
c. Antropometri
- BB : 45 kg
- TB : 152 cm
45
- IMT : 2,31 = 19,4 (Normal: 18,5 – 25,0)
d. Sistem Penginderaan
- Mata: kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, kedua mata
dapat membuka, respon mengedip (+), pupil isokhor, midriasis (-), klien tidak ada
hambatan penglihatan.
- Hidung: kedua lubang hidung simetris, nampak bersih, tidak ada pembesaran
polip, PCH (-), pada lubang hidung sebelah kiri terpasang selang NGT.
- Telinga: kedua telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serumen dari
dalam telinga, klien dapat mendengar dengan baik.
- Mulut : mukosa bibir kering, tampak pucat, karies (-), gigi tanggal (-).
e. Sistem Pernafasan
Hidung simetris, lubang hidung nampak bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,
frekuensi nafas 20x/menit, suara nafas ronchi, penggunaan alat bantu pernafasan (-),
retraksi dada (-), deviasi trakea (-).
f. Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah 120/ 80 mmHg, Nadi 78x/menit, tidak ada peningkatan JVP, irama
jantung regular S1-S2, tidak ada suara jantung tambahan, tidak terdapat mur-mur,
CRT <2 detik, konjungtiva anemis, klien tampak pucat, edema (-).
g. Sistem Pencernaan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa bibir kering, lidah tampak kotor, pendarahan gusi
(-), abdomen berbentuk datar, belum BAB dari tanggal 4 Januari 2020, bising usus
7x/menit, klien belum makan hanya minum 1-3 sendok karena takut perutnya
kembung, saat dipalpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian tengah dan kiri
(bagian yang terpasang drain). Klien terpasang NGT untuk dilakukan dekompresi
lambung dengan keluaran 500 cc berwarna keruh kehijauan yang terpasang sejak
tanggal 3 Janurai 2020 ketika dirawat di rumah sakit Pameungpeuk.
h. Sistem Urinaria
Klien terpasang down catheter dengan keluaran urin sebanyak 700 ml dalam waktu
32 jam, warna kuning pekat kecoklatan, tidak terdapat distensi kadung kemih.
i. Sistem Muskuloskeletal
- Ekstremitas atas:
Kedua ekstremitas tampak simetris, pada bagian dekstra terpasang infus RL 500
ml dengan jumlah tetesan 20 tetes/menit. Kedua ekstremitas dapat digerakkan,
kekuatan otot 5-5, lesi (-), edema (-), fraktur (-), deformasi ekstremitas (-), akral
teraba hangat, kuku nampak panjang namun bersih.
- Ekstremitas bawah:
Kedua ekstremitas tampak simetris, lesi (-), fraktur (-), deformasi ekstremitas (-),
nyeri sendi (-), edema (-), akral teraba hangat, kekuatan otot 5-5, kuku nampak
bersih.
j. Sistem Integumen
Rambut klien berwarna hitam dengan penyebaran merata, kulit kepala tampak bersih.
Kulit klien berwarna sawo matang gelap, lesi (-), ulkus dekubitus (-), turgor kulit
kembali < 2 detik, terdapat luka operasi di bagain abdomen area tengah dengan
panjang ± 20 cm, dengan jumlah jahitan sebanyak 10 jahitan, terdapat pula drain yang
terpasang pada abdomen kiri bawah.
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 5 Januari 2020
Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,0 13,0 – 16,0 g/dl Rendah
Hematokrit 34 40,0 – 52,0 % Rendah
Eritrosit 4,49 3,5 – 6,5 Juta/mm3 Normal
Leukosit 7.750 3.800 – 10.600 /mm3 Normal
Trombosit 468.000 130.000 – 440.000 /mm3 Tinggi
KIMIA KLINIK
SGOT 22 s.d 37 U/L Normal
SGPT 21 s.d 40 U/L Normal
Ureum 33 15 – 50 mg/dl Normal
Kreatinin 1,4 0,7 – 1,3 mg/dl Tinggi
GDS 57 < 140 mg/dl Normal
ELEKTROLIT
Natrium 127 135 – 165 mEq/L Rendah
Kalium 5,0 3,6 – 5,5 mEq/L Normal
Klorida 99 98 – 106 mEq/L Normal
Kalsium (Ca. Bebas) 4,59 4,7 – 5,2 mg/dL Rendah
Tanggal 7 Januari 2020
MIKROBIOLOGI
BTA I Negatif Negatif Normal
BTA II Negatif Negatif Normal
BTA III Negatif Negatif Normal
5. PENGKAJIAN RESIKO
a. Skrinning Resiko Jatuh (Morse Fallas Scale)
No. Resiko Nilai Skor
1. Riwayat jatuh, yang baru atau dalam bulan terakhir Tidak 0
0
Ya 25
2. Diagnosis medis sekunder >1 Tidak 0
0
Ya 15
3. Alat bantu jalan:
- Bed rest/dibantu perawat 0
0
- Penopang, tongkat/wolker 15
- Furnitur 30
4. Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0
20
Ya 20
5. Cara berjalan/berpindah: 10
No. Resiko Nilai Skor
- Normal/bed rest/imobilisasi 0
- Lemah 10
- Terganggu 20
6. Status mental:
- Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
- Lupa keterbatasan diri 15
Total skor 30
Keterangan :
Tidak beresiko (0-24)
Risiko rendah-sedang (25-45)
Risiko tinggi (>45)
6. TERAPI FARMAKOLOGI
Nama obat Dosis Fungsi Efek samping
Levofloxacin 1 x 750 mg Golongan antibiotik Gangguan tidur, pusing,
quinolone yang berfungsi sakit kepala, diare, mual,
untuk mengobati infeksi mempengaruhi hasil uji lab
akibat bakteri, seperti infeksi organ hati.
saluran kemih, infeksi sistem
pernafasan, sinusitis, infeksi
kulit, infeksi prostat, infeksi
antrhax, serta plak pneumonic
dan septicemic.
Ranitidine IV 2 x 50 mg Ranitidine berfungsi untuk Gelisah, reaksi alergi
mengurangi jumlah asam seperti kulit ruam,
lambung dalam perut dan gangguan pernafasan, dan
mengatasi serta mencegah muntah
rasa panas perut.
Ketorolac IV 2 x 30 mg Berfungsi untuk mengatasi Rasa pedih atau panas di
nyeri sedang hingga nyeri mata yang bersifat
berat untuk sementara. sementara, mata kering,
mual, muntah, diare.
Metoclopramide 3 x 5 mg Digunakan untuk meredakan Sakit kepala, pusing,
mual dan muntah yang dapat gelisah, mual, diare,
disebabkan oleh migrain, efek impoten, kelainan darah,
samping dari prosedur bedah, gangguan menstruasi,
kemoterapi, atau radioterapi. ginekomastia, galaktorea
atau keluar ASI.
Metronidazole 3 x 500 mg Untuk menangani infeksi Pusing, sakit kepala, mual,
akibat bakteri atau parasit di muntah, hilang nafsu
sistem reproduksi, saluran makan, diare, sembelit,
pencernaan, kulit, jantung, rasa pahit di mulut,
tulang, sendi, paru-paru, perubahan warna urin
darah, sistem saraf dan daerah menjadi lebih gelap.
tubuh lainnya.
Ventolin 2 x 2,5 mg Golongan bronkodilator yang Jantung berdebar-debar,
berfungsi untuk melemaskan detak jantung cepat dan
otot-otot di sekitar saluran tidak teratur, sakit perut,
pernafasan yang menyempit nyeri dada, batuk berdahak,
sehingga udara dapat mengalir diare, sulit menelan, sakit
lebih lancar ke dalam paru- kepala, menggigil, demam,
paru. mual.
7. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Invasi kuman ke lapisan Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri di peritoneum
area operasi, tetapi tidak ↓
menjalar ke area lain Respons peradangan pada
- Nyeri dikatakan terasa seperti peritoneum dan organ di
diremas-remas dalamnya
↓
Peritonitis
- Klien mengatakan ketika ↓
tidur sering terbangun karena Penurunan aktivitas fibrinolitik
nyeri intraabdomen
DO: ↓
- Skala nyeri 4 (Wong Baker Pembentukan eksudat fibrinosa
Face Scale) atau abses pada peritoneum
- Nyeri bertambah berat ketika ↓
batuk Invasi bedah laparatomi
- Ekspresi tampak meringis ↓
menahan rasa sakit Pascaoperatif
- Terdapat luka operasi di ↓
bagain abdomen area tengah Kerusakan jaringan pasca bedah
dengan panjang ± 20 cm, ↓
dengan jumlah jahitan Nyeri
sebanyak 10 jahitan
- Terdapat drain yang
terpasang pada abdomen kiri
bawah
2. DS: Peritonitis Ketidakefektifan bersihan
- Klien mengatakan terkadang ↓ jalan nafas
terasa sesak nafas Penurunan aktivitas fibrinolitik
- Klien juga mengatakan terasa intraabdomen
tidak enak tenggorokan ↓
karena ada dahak yang dirasa Pembentukan eksudat fibrinosa
sudah menumpuk atau abses pada peritoneum
- Batuk berdahak sudah ↓
berlangsung selama ± 4 Invasi bedah laparatomi
minggu ↓
DO: Penurunan kemampuan batuk
- Frekuensi nafas 20x/menit efektif
- Suara nafas ronchi ↓
- Pemeriksaan BTA negatif Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
3. DS: Peritonitis Ketidakseimbangan nutrisi
- Klien mengatakan nyeri ↓ kurang dari kebutuhan
menelan karena merasa Penurunan aktivitas fibrinolitik tubuh
terganggu oleh selang NGT intraabdomen
- Klien mengatakan takut ↓
terjadi kembung dan luka Pembentukan eksudat fibrinosa
operasinya memburuk atau abses pada peritoneum
DO: ↓
- Klien POD-1 Invasi bedah laparatomi
↓
- Klien belum makan apapun Gangguan gastrointestinal
sejak operasi ↓
- Klien baru minum 2-3 sendok Mual, muntah, kembung
- Mukosa bibir kering anoreksia
- Lidah tampak kotor ↓
- Bising usus 7x/menit Intake nutrisi tidak adekuat
- Klien terpasang NGT untuk kehilangan cairan dan elektrolit
dilakukan dekompresi ↓
lambung dengan keluaran Ketidakseimbangan nutrisi
500 cc berwarna keruh kurang dari kebutuhan tubuh
kehijauan yang terpasang
sejak tanggal 3 Janurai 2020
4. DS: Peritonitis Ketakutan
- Klien mengatakan tidak ↓
pernah operasi sebelumnya Penurunan aktivitas fibrinolitik
- Klien mengatakan takut intraabdomen
terjadi kembung apabila ↓
banyak minum dan makan Pembentukan eksudat fibrinosa
sehingga luka operasinya atau abses pada peritoneum
memburuk ↓
- Klien juga mengatakan takut Invasi bedah laparatomi
luka operasinya memburuk ↓
apabila banyak bergerak Perioperatif
DO: ↓
- Klien POD-1 Resiko psikologis misintepretasi
- Klien belum makan apapun perawatan dan penatalaksanaan
sejak operasi pengobatan
- Klien baru minum 2-3 sendok ↓
- Klien belum bisa mobilisasi Kecemasan pemenuhan
miring kiri miring kanan dan informasi
duduk ↓
- Pergerakan tubuh lemah Ketakutan
- Ekspresi tampak meringis
menahan rasa sakit
5. DS: Peritonitis Resiko infeksi
- Klien mengatakan nyeri di ↓
area operasi, tetapi tidak Penurunan aktivitas fibrinolitik
menjalar ke area lain intraabdomen
DO: ↓
- Terdapat luka operasi di Pembentukan eksudat fibrinosa
bagain abdomen area tengah atau abses pada peritoneum
dengan panjang ± 20 cm, ↓
dengan jumlah jahitan Invasi bedah laparatomi
sebanyak 10 jahitan ↓
- Terdapat drain yang Pascaoperatif
terpasang pada abdomen kiri ↓
bawah Port de entre pasca bedah
- Suhu 37,4⁰C ↓
- Resiko dekubitus tinggi (skor Resiko infeksi
15)