Anda di halaman 1dari 10

FIBROMA TRAUMATIK

(LAPORAN KASUS)

DISUSUN OLEH:
Shovy Suha Naulia
1506669015

SUPERVISOR:
drg. Indriasti Indah Wardhany, Sp.PM (K)

DEPARTEMEN PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS INDONESIA
NOVEMBER 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....... 2
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………....... 3
1.1 Data Pasien……………………………………………………………………………. 3
1.2 Anamnesis…………………………………………………………………………....... 3
1.3 Pemeriksaan Eksktra Oral…………………………………………………………....... 3
1.4 Pemeriksaan Intra Oral…………………………………………………………........... 4
1.5 Diagnosis…………………………………………………………………………..….. 4
1.6 Tatalaksana…………………………………………………………………………..... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………. 6
2.1 Pengertian dan Etiologi Fibroma Traumatik………………………………………….. 6
2.2 Gambaran Klinis Fibroma Traumatik…………………………………………………. 6
2.3 Diagnosis Banding dan Perawatan Fibroma Traumatik………………………………. 6
BAB 3 PEMBAHASAN 8
3.1 Daftar pertanyaan yang sesuai dengan anamnesis yang tercantum…………………… 8
3.2 Diagnosis dan Rencana Perawatan……………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Pasien

Nama pasien : E.W.S

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 72 tahun

Tanggal lahir : 12 Maret 1947

NRM : 442-35-91

1.2 Anamnesis

Keluhan utama yaitu pasien rujukan dari Klinik Pratama St. Carolus dengan working
diagnosis suspek ulser traumatik.

Riwayat penyakit sekarang (termasuk keluhan tambahan, data pemeriksaan, dan


pengobatan sebelumnya) yaitu pasien mengeluh ada lapisan keras di dekat gigi atas kanan
paling ujung sejak 3 minggu lalu. Pasien sudah pernah ke dokter gigi dan diberikan antibiotik
Klaneksi 20 tablet (4x1 tablet) dan Cataflam 3x1 tablet. Sebelum mengeras, pasien merasa
ada seperti daging tumbuh, pasien sering tarik. Pasien menggunakan gigi tiruan dan daerah
tersebut sering tergesek. Gigi tiruan sering terselip makanan. Pasien sempat kumur-kumur
Aloclair. Pasien belum pernah sariawan seperti ini sebelumnya. Gigi palsu sudah dipakai
kurang lebih selama 5 tahun, dibuat di dokter gigi, tidak dilepas saat malam hari. Riwayat
sariawan berulang lebih dari 3x per tahun. Pasien terakhir ke dokter gigi 5 tahun lalu.
Sariawan saat ini tidak terasa nyeri, kecuali bila terkena makanan atau gigi palsu

Alergi, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat pengobatan disangkal oleh pasien. Ada
riwayat penyakit dalam keluarga yaitu diabetes dari bapak dan adik dan hipertensi dari bapak.
Status pasien menikah.

1.3 Pemeriksaan Ekstraoral

 Kelenjar Getah Bening (KGB) : tidak ada kelainan

3
1.4 Pemeriksaan Intraoral

 Terdapat debris, kalkulus subgingiva, dan kalkulus supragingiva; serta gingiva radang

 Mukosa labial atas : tidak ada kelainan

 Mukosa labial bawah : tidak ada kelainan

 Mukosa bukal kanan dan kiri : adanya eritma dan pembesaran jaringan berupa nodul
berbatas jelas ukuran kurang lebih 8x7x3 mm, warna putih, konsistensi kenyal.

 Palatum durum : tidak ada kelainan

 Lidah : tidak ada kelainan

 Odontogram :

Rahang atas

M M GR M M M M M M M M M M M M M
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Rahang bawah

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
M M M G°2 G°2 G°2 G°2 G°2 G°2 KD M M TA
G°2 G°2

Keterangan: Missing (M), Gangren Radiks (GR), G (Goyang), Karies Dentin (KD), Tumpatan Amalgam (TA)

1.5 Diagnosis

 Lesi traumatik suspek fibroma traumatik

 Gangren radiks 16

 Gingivitis

 Hiperemi pulpa 35

4
1.6 Tatalaksana

 Tatalaksana lesi traumatik dan gangren radiks 16

o Pro ekstraksi 16

o Pro kontrol 1 bulan pasca ekstraksi

 Eliminasi fokus infeksi

o Pro scaling

 Perbaikan fungsi kunyah

o Pro tumpatan 35

o Pro pembuatan gigi tiruan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fibroma Traumatik

Fibroma oral merupakan reaksi terhadap iritasi atau trauma yang berlangsung lama di
mulut, yang juga dikenal sebagai fibroma traumatik, hiperplasia fibrosa fokal, nodul fibrosa
atau polip oral. Lesi fibroma traumatik merupakan lesi oral eksofitik jinak yang berkembang
akibat cedera jaringan.1,2

2.2 Gambaran Klinis Fibroma Traumatik

Secara klinis, fibroma ini dapat terjadi dengan lesi bertangkai (pedunculated) atau
sessile (broad-based). Fibroma traumatik paling sering terjadi di lidah, mukosa bukal, dan
mukosa labial bawah. Gambaran klinis fibroma traumatik yaitu lesi tampak luas, berwarna
lebih terang dari jaringan normal disektarnya, dengan permukaan yang sering tampak putih
karena hiperkeratosis atau dengan permukaan ulserasi yang disebabkan oleh trauma
sekunder. Biasanya lesi dengan diameter lebih dari 1 cm jarang terjadi. Fibroma sel yang
besar menunjukan permukaan nodular dan secara histologis ditandai dengan adanya sel
berbentuk bintang (stellate-shaped) dan berinti banyak dalam jaringan ikat. Etiologi fibroma
sel yang besar tidak diketahui.1,3

Gambar 1. Fibroma Traumatik3

2.3 Diagnosis Banding dan Perawatan Fibroma Traumatik

Diagnosis banding fibroma traumatik yaitu tumor jinak (neurofibroma,


neurilemmoma, tumor sel granular dan lipoma) dan mukokel. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan yaitu biopsi.1 Perawatan yang dapat dilakukan yaitu eksisi bedah. Setelah

6
dilakukan tindakan bedah, faktor penyebab trauma harus dihilangkan agar tidak terjadi
rekurensi.1,2

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Daftar pertanyaan yang sesuai dengan anamnesis yang tercantum

1. Apa keluhan utama pasien?


2. Dimana lesi muncul?
3. Sejak kapan lesi muncul?
4. Apakah sudah ada perawatan atau pengobatan untuk mengobati lesi tersebut? Jika
sudah, pengobatan apa yang dilakukan?
5. Apakah terjadi perubahan bentuk, lokasi, dan ukuran lesi?
6. Apakah daerah lesi tersebut pernah terkena trauma seperti tergigit?
7. Apakah sebelumnya pernah mengalami hal serupa?
8. Sejak kapan menggunakan gigi tiruan?
9. Dimana pasien membuat gigi tiruan?
10. Apakah gigi tiruan dilepas pada malam hari?
11. Apakah pasien sering mengalami sariawan? Berapa kali dalam setahun pasieng
mengalami sariawan?
12. Kapan terakhir kali pasien ke dokter gigi?
13. Apakah pasien merasakan nyeri pada lesi?
14. Apakah pasien memiliki riwayat alergi?
15. Apakah pasien memiliki riwayat penyakit sistemik dan penyakit lainnya?
16. Apakah pasien memiliki riwayat pengobatan kesehatan?
17. Apakah keluarga pasien memiliki riwayat penyakit sistemik atau penyakit lainnya?

3.2 Diagnosis dan rencana perawatan

Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo
sebagai pasien baru rujukan dari Klinik Pratama St. Carolus dengan working diagnosis
suspek ulser traumatic. Pasien mengeluh ada lapisan keras di dekat gigi atas kanan paling
ujung sejak 3 minggu lalu. Pasien sudah pernah ke dokter gigi dan diberikan antibiotik
Klaneksi 20 tablet (4x1 tablet) dan Cataflam 3x1 tablet. Sebelum mengeras, pasien merasa
ada seperti daging tumbuh, pasien sering tarik. Pasien menggunakan gigi tiruan dan daerah
tersebut sering tergesek. Gigi tiruan sering terselip makanan. Pasien sempat kumur-kumur

8
Aloclair. Pasien belum pernah sariawan seperti ini sebelumnya. Gigi palsu sudah dipakai
kurang lebih selama 5 tahun, dibuat di dokter gigi, tidak dilepas saat malam hari.

Pada pemeriksaan ekstraoral, tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan


intraoral, ditemukan adanya eritma dan pembesaran jaringan berupa nodul berbatas jelas
ukuran kurang lebih 8x7x3 mm, warna putih, dan konsistensi kenyal di mukosa bukal kanan.
Adanya gangrene radiks pada gigi 16, goyang derajat 2 pada gigi 38; 35; 34; 32; 31; 41; 42,
karies dentin pada gigi 35, serta beberapa gigi hilang.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan intraoral, pasien didiagnosis


mengalami lesi traumatik suspek fibroma traumatik akibat adanya trauma mekanis dari gigi
16 (gangren radiks). Perawatan yang diberikan pada kunjungan pertama tersebut berupa
komunikasi, informasi, dan edukasi pasien mengenai temuan dan kondisi rongga mulut serta
perencanaan perawatan gigi dan mulut kepada pasien.

Dokter gigi menjelaskan kepada pasien tindakan pertama yang dapat dilakukan yaitu
dengan menghilangkan faktor etologi lesi tersebut muncul berupa pencabutan gigi 16. Setelah
itu pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 bulan pasca penyabutan gigi. Menurut Vandana
dalam penelitiannya mengenai fibroma traumatik, faktor penyebab trauma harus dihilangkan
agar tidak terjadi rekurensi. Perawatan fibroma traumatik yang dapat dilakukan yaitu eksisi
bedah.1

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Rathva VJ. Traumatic fibroma of tongue. 2013;2012–3.

2. Desai J, Dave K, Bakutra G, Vasavada D. Traumatic Fibroma – A Review And Report


Of Two Cases. 2017;(figure 5):5–7.

3. Greenberg M, Glick M, Jonathan. Burket’s Oral Medicine. 8th ed. BC Decker; 2008.

10

Anda mungkin juga menyukai