Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisani budidaya kelinci. Semoga

makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca. Laporan ini telahdisusun dengan maksimal dan bantuan

dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Harapan penulis semoga Laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa

masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karena itu dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik yang

membangun dari rekan-rekan yang sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan

Laporan ini.

Malang, 11 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN HALAMAN JUDUL,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, i

KATA PENGANTAR…………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………..………..

B. Rumusan Masalah……………………………

C. Tujuan Penelitian…………………………….

D. Manfaat Penelitian…………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah dan cara Budidaya Kelinci...………

B. Bina Manusia….……..……..………………..

C. Bina Lingkungan………………….…………

D. Bina Usaha………………...…………………

E. Daftar Gambar……………………………….

F. Daftar Tabel………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………….……….

B. Saran…………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu agenda utama pembangunan nasional adalah sektor

pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam membangun kerangka fisik,

mental, dan spiritual seseorang sehingga membentuk kepribadian dan karakter yang

mandiri. Upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu

dengan upaya masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial,

ekonomi, politik dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan

masyarakat secara nonformal dan informal (1).Pemberdayaan masyarakat

merupakan suatu proses dimana masyarakat yang miskin sumber daya dan

kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan

kesejahteraannya secara mandiri. Adapun aspek-aspek yang penting dalam suatu

program pemberdayaan masyarakat yaitu program yang disusun sendiri oleh

pemerintah, menjawab kebutuhankebutuhan dasar masyarakat, mendukung

keterlibatan kaum miskin dan kelompok terabaikan lainnya (2).

Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mudah

dikembangbiakkan, dapat melahirkan anak 4-8 kali per tahun, biaya

pemeliharaannya murah, tidak membutuhkan areal yang luas untuk memeliharanya

serta hasil sampingan berupa kotoran dan kulit dapat dimanfaatkan untuk beberapa

keperluan. Kelinci juga menghasilkan daging berwarna putih yang rasanya lezat,
kaya nutrisi, kandungan proteinnya tinggi, namun kandungan kalori, lemak, dan

kolesterolnya rendah (3).

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis merumuskan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

pemberdayaan masyarakat melalui program aksara kewirausahan ternak

kelinci di KAPUNG KELINCI ?

1.2 Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program aksara

kewirausahan ternak kelinci di KAMPUNG KELINCI.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Meningkatkan pemahaman tentang budidaya kelinci

2. Pengetahuan ternak kelinci dan kewirausahaan ternak kelinci

3. Penelitian ini juga memiliki dampak yang positif bagi perkembangan

multidisiplin ilmu di Indonesia, yaitu cara produksi ternak kelinci


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dan carA membudidaya Kelinci Di kampung kelinci

Awal berdirinya teman kelinci adalah berawal dari cumin lahan organik kebetulan
yang punya lahan shering kepada warga warga sekitar buat bikin sesuatu yang
beda sebelum tujuan awalnya pengen menyediakan sarana anak-anak bermain
hingga akhirnya timbul ide untuk membuat taman kelinci yang sudah terbentuk
selam 3 tahun dan mulai di buka tanggal 23 desember 2016.
Respek dari warga sekitar sangat baik bahkan mendukung kegiatan tersebut dan
dampak perekonomian bagi penghasilannya,mereka pun membangun usaha
sekitar wisata tesebut dengan begitu perekonomian mereka bertambah termaksud
pegawai disana kebanyakan dari warga di sana.
Wisata kampong kelinci ini di bangun dari milik masing-masing tiap orang jadi
tidak ada campur tangan dari pemerintah dan mereka bangun dari nol yang
berawal dari keinginan untuk memebuat taman bermain untuk anak-anak.
Jumblah kelinci yang ada di kampung kelinci tersebut adalah 30-50 karna
sistemnya roling karna sebagian kelinci ada di pertenak ketika lagi ramai pagi
sampai siang kelincinya dikeluarin kalau siang kelincinya dipertenak agar
kelincinya tidak capek dan stress.Tingkat pengujung nya pada hari biasa 70-100
orang sedangkan saat libur 300-500 orang
Proses rehab kandang biasanya ada tiap tahun entah itu spot foto atau
kandang,dan kemari baru selsai di rehab rumah hubiknya yang dulu hanya satu
dan tahun ini di tambah 2 menjadi 3 rumah hubik.dan kalau untuk kelincinya pun
ditambah tiap tahunnya,seperti yang kita ketahui jangka hidup kelinci paling lama
satu tahun lebih,jadi tiap tahunnya pasti ada penambahannya apalagi di saat
musim hujan pasti sakit dan itu pasti di tambah dan biasanya kelinci melakukan
perawatan misalnya disuntik ,difaksin dan di cek untuk kesehatannya.
Kalau kelinci produksinya sekali setahun dan sekali lahir paling banyak 8 ekor
dan paling dikit 3-5 ekor.dan kelinci-kelinci yang ada di kandang tidak diperjual
belikan maupun dari fases nya dan urinnya masih belum ada yang diperjual
belikan .
Ternak kelinci merupakan jenis ternak yang mempunyai banyak

keunggulan seperti mampu berproduksi dengan cepat dan menghasilkan banyak

anak, mudah dan sederhana dalam pemeliharaannya serta tidak memerlukan lahan

yang luas. Menurut Wibowo., et al (2016) budidaya kelinci adalah salah satu usaha

yang berpeluang besar, karena potensinya yang luar biasa untuk dikembangkan dan

prospek untuk kedepannya sangat baik, karena daging kelinci memiliki protein

yang tinggi melebihi daging ayam maupun sapi.Menurut Kusnadi dan Bintoro

bahwa kadar protein daging kelinci sebesar 20,8%, protein daging ayam sebesar

20%, protein daging sapi sebesar 16,3%. Selain itu daging kelinci juga rendah akan

kalori, kolesterol dan lemak yaitu kadar kalori daging kelinci sebesar 7,3%, lemak

daging kelinci sebesar 10,2% dan daging kelinci rendah kolesterol mengandung 164

mg per 1000 gram. Dalam kegiatan P4S salah satu materi pelatihan yang diberikan

yaitu budidaya kelinci, anggota kelompok ternak diajarkan bagaimana manajemen

kelinci yang baik serta menguntungkan, mulai dari pemilihan bibit yang baik,

pemberian pakan berkualitas serta sistem perkandangan yang baik (1).

Menurut Widodo (2009) pemilihan bibit kelinci yang baik nantinya akan

menghasilkan kelinci yang baik pula. Pemilihan bibit kelinci sangat diperlukan dan

juga sangat diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah dalam memilih bibit

sehingga diwaktu merawat terjadi permasalahan. Bibit yang baik harus ditentukan

sejak awal sebelum pemeliharaan.Penerapan budidaya kelinci yang baik dan benar

mulai diterapkan oleh seluruh anggota kelompok setelah melihat keuntungan dari

budidaya kelinci tersebut yang telah diajarkan pada saat pelatihan. Keuntungan dari

berbudidaya kelinci, selain kelinci adalah salah satu ternak yang dapat menambah

gizi keluarga, juga rendah akan kalori dan lemak serta mampu meningkatkan
pendapatan keluarga seharihari dengan menjualnya ke pasaran karena memiliki

prospek yang baik untuk kedepannya. Para anggota kelompok perlahan sudah

menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik serta menguntungkan (2).

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha dan wirausaha terdiri dari

dua kata yaitu, “wira” yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah

berani, dan “usaha” yang berarti bekerja, melakukan sesuatu. Pengertian dari

wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh yang melakukan

sesuatu. Mengacu dari keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusaha kecil

nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa wirausaha adalah orang yang

mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan

serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh

keuntungan yang lebih besar. Kelinci adalah hewan mamalia yang dapat

ditemukan di berbagai wilayah nusantara dan kelinci mudah diternakkan di Negara

tropis seperti Indonesia, kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijnfje yang

berarti anak kelinci. Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 Tentang:

Ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan, yang dimaksud

dengan Ternak yaitu hewan piaraan yang kehidupannya yakni mengenai tempat,

perkembangbiakannya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan

dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi

kepentingan hidup manusia (3).

Bina Manusia
Dalam pelatihan materi pembinaan peternak dimaksudkan agar anggota

kelompok dapat mengembangkan ide-ide yang ada didalam pikirannya, bertukar

pikiran atau informasi terhadap sesama anggota kelompok ternak serta peranan

besar seorang peternak khusunya sebagai peternak kelinci untuk mencukupi

kebutuhan hidup. Menurut Adi (2016), bahwa bina manusia merupakan suatu usaha

yang dilakukan pemerintah melalui partisipasi masyarakat untuk lebih ditingkatkan

kembali sehingga mereka mampu memanfaatkan lingkungan yang terbina untuk

meningkatkan kualitas kehidupan. Strategi bina manusia dalam kegiatan P4S yaitu:

meningkatkan suatu kreatifitas kelompok; peningkatan kapasitas organisasi;

memperluas dan mengeintegrasikan mandat organisasi dan kelompok;

memperbaiki budaya kerja yang kerja keras dan tanggung jawab. Kemampuan

anggota kelompok harus senantiasa mengikuti suatu perkembangan ilmu, teknologi

dan seni yang memiliki manfaat tinggi untuk meningkatkan produktifitas, mutu

produk yang lebih tinggi, tingginya efisiensi daya saing produk produk. Masyarakat

harus terus menerus mengembangkan keahlian sesuai kompetensinya, bangga dan

mencintai profesinya, serta memegang teguh etika profesinya (1,2).

Bina lingkungan

Setiap pemberian materi tentang pembinaan lingkungan berbeda-beda topik

yang diberikan, diantaranya peminimalisiran bau limbah kotoran ternak kelinci

(urine, feses), sanitasi kandang dengan penerapan biosecurity yaitu pembersihan

kandang kelinci serta penyemprotan dengan menggunakan desinfektan, kondisi

rumah yang bersih dan sehat. Menurut Ali (2005), menyatakan bahwa strategi bina

lingkungan yaitu: peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan hidup
lebih ditingkatkan; membangun infrastruktur yang menyangkut kebutuhan

masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi; perencanaan dan pembangunan

secara spasial dan daya dukung lingkungannya lebih ditingkatkan; serta kualitas

lingkungan hidup melalui konservasi, rehabilitasi, reboisasi dan lain sebagainya

lebih ditingkatkan kembali. Menurut Lidyasanty (2016), bahwa peran masyarakat

untuk menciptakan rumah sehat dan bersih dekat dengan kandang yaitu: 1) anggota

kelompok menerapkan kontrol sosial; 2) Pemilik ternak harus melindungi diri

menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan, sepatu boot dan

menjauhkan kandang dari jangkauan anak-anak; 3) Peningkatan hygine dan sanitasi

individu; 4) Pemeriksaan ternak secara rutin; dan 5) Pemberian pengetahuan kepada

anggota kelompok mengenai pemanfaatan kotoran ternak. Pemanfaatan tersebut

akan menghasilkan nilai ekonomis yang lebih seperti pemanfaatan media

pertumbuhan cacing, pupuk organik, gas bio dan lain sebagainya (2).

Bina usaha

Bina usaha diupayakan melalui pemberdayaan anggota kelompok ternak

yaitu diantaranya peningkatan pengetahuan secara teknis, perbaikan mutu dan nilai

sebuah produk yang akan dipasarkan serta perbaikan manajemen untuk

meningkatkan efisiensi usaha. Dalam kegiatan pelatihan P4S juga diajarkan

bagaimana cara berwirausaha dengan baik agar lebih maju, salah satunya lewat

hasil olahan ternak kelinci. Kelinci-kelinci peliharaan anggota kelompok

mempunyai nilai kualitas yang baik, maka dari itu hasil olahan yang mereka

produksi pun juga mempunyai nilai kualitas yang baik juga. Kelinci-kelinci
peliharaan mereka dijual dan ada khusus untuk diproduksi diambil hasilnya serta

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Anggota kelompok mampu mengaplikasikan atau menerapkan materimateri yang

disampaikan dari pelatihan untuk mendapatkan tambahan hasil pendapatan guna

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mardikanto (2013), bahwa bina usaha yang

diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat akan mencakup banyak hal, seperti:

peningkatan pengetahuan teknis, utamanya untuk meningkatkan produktivitas,

perbaikan mutu dan nilai tambah produk; perbaikan manajemen untuk

meningkatkan efisiensi usaha dan pengembangan jejaring kemitraan;

pengembangan jiwa kewirausahaan terkait dengan optimasi peluang bisnis yang

berbasis dan didukung oleh keunggulan lokal; peningkatan aksesbilitas terhadap

modal, pasar dan informasi; advokasi kebijakan yang berpihak kepada ekonomi

perkembangan rakyat (3).


DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Temperatur, Kelembaban Kandang dan Respon Fisiologi Ternak

Kelinci yang Dipelihara pada Kandang Berbeda.

Treatment
Variable SEM3)
K01) K1

Temperatur Kandang 27,03b 2) 28,88a 0,05

(oC)

Kelembaban Kandang 75,11b 76,94a 0,04

(%)

Denyut Jantung 96,5 b 125,17 a 1,72

(kali/menit)

Temperatur Rektal 39,06a 39,44a 0,05

(oC)

Temperatur Kulit (oC) 37,08b 39,55a 0,29


Keterangan:

1. K0: Kandang UnderGround Shelter

2. K1: Kandang Battery

3. Superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan tidak nyata (P>0,05) dan superskrip berbeda pada

baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)

4. SEM: Standard Error of the Treatment Means

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa dalam pelatihan materi budidayakelinci anggota

kelompok diajarkan bagaimana manajemen pemeliharaan kelinci yang baik dan

benar. Bina manusia, dalam materi ini diajarkan bagaimana anggota kelompok

dapat mengembangkan ide-ide yang dimilikinya serta pengembangan karakter diri

seorang peternak kelinci. Bina lingkungan, dalam materi ini diajarkan bagaimana

anggota kelompok dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang

berdekatan dengan kandang. Bina usaha, dalam materi ini anggota kelompok

diajarkan bagaimana menghasilkan usaha-usaha berbasis ternak kelinci yang

menguntungkan, baik menjual kelinci sebagai kelinci pedaging/hias dan produk-

produk berbahan kelinci.

B. SARAN

Untuk lebih memahami semua tentang ternak kelinci, disarankan para

pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini. Selain

itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan

lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Qisthon Arif. Pengaruh imbangan hijauan-konsentrat dan waktu pemberian
ransum terhadap produktivitas kelinci lokal jantan. Jurnal penelitian
pertanian terapan 2012. 12(2): 69-74

2. Charisma Dedy. Pemberdayaan masyarakat melalui program aksara


kewirausahaan ternak kelinci (penelitian deskriptif di Balai belajar Kendal).
Journal of Non Formal Education and Community Empowerment
2012.1(1): 1-4.

3. Azizah Siti. Model pemberdayaan kelompok ternak kelinci melalui program


pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya (studi kasus kelompok ternak
kelinci “Mandiri Jaya” di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 2017. 27(3): 1-6

4. Kampung kelinci

Anda mungkin juga menyukai