Y DENGAN
REUMATIK DI PAUAH JORONG BATU BALANTAI NAGARI
CANDUANG KOTO LAWEH KABUPATEN AGAM
Ani Marlina1
Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Ners,
Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock,
Bukittinggi
Animarlina.ken@gmail.com
ABSTRACT
Rheumatism is a joint disease and can affect anyone who is susceptible to rheumatic
disease. Thus, this disease needs to get serious attention, because it can interfere with a person's
activities in everyday life. In this case Mrs.Y, who is 66 years old, has had rheumatic disease and
is currently Ny.Y was familiar with the health problems he was experiencing but did not
understand how to treat the rheumatic diseases that he experienced. The impact of rheumatic
disease experienced itself makes the client no longer able to do many activities including his work
as a tailor due to complaints of pain in the joints that are felt. To reduce pain in patients with
rheumatic diseases can be done both pharmacological and non-pharmacological treatment
measures. One of them is by giving warm red ginger compresses to reduce the pain scale in
rheumatism sufferers. Non-pharmacological treatment for rheumatic patients is a warm
compress of red ginger. Before the red ginger warm compress is done, the pain scale obtained at
the client is 6 (moderate pain) and after the red ginger warm compress is done, the client's pain
scale decreases to 3 (mild pain). So it can be concluded that the administration of warm red
ginger compresses can reduce pain scale in rheumatic patients
ABSTRAK
Reumatik adalah suatu penyakit sendi dan dapat menyerang siapa saja yang rentan
terkena penyakit reumatik. Sehinggs, penyakit ini perlu mendapatkan perhatian yang serius,
dikarenakan dapat mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pada kasus
ini Ny. Y yang berusia 66 tahun telah mengalami penyakit reumatik dan saat ini Ny. Y sudah
mengenal masalah kesehatan yang dialaminya namun belum mengerti mengenai cara dalam
melakukan perawatan pada penyakit rematik yang dialami itu sendiri. Dampak dari penyakit
remati yang dialami itu sendiri membuat klien tidak lagi mampu untuk melakukan banyak
aktivitas termasuk pekerjaannya sebagai penjahit dikarenakan keluhan nyeri pada sendi yang
dirasakan. Untuk mengurangi nyeri pada penderita penyakit rematik dapat dilakukan tindakan
pengobatan baik itu secara farmakologis maupun nonfarmakologi. Salah satunya dengan
pemberian kompres hangat jahe merah untuk menurunkan skala nyeri pada penderita rematik.
pengobatan nonfarmakologi bagi penderita reumatik adalah dengan kompres hangat jahe
merah. Sebelum dilakukan kompres hangat jahe merah, skala nyeri yang didapatkan pada klien
adalah 6 (nyeri sedang) dan sesudah dilakukan kompres hangat jahe merah, skala nyeri klien
menurun menjadi 3 (nyeri ringan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres
hangat jahe merah dapat menurunkan skala nyeri pada penderita reumatik.
Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya
kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy).
Majunya pelayanan kesehatan, penurunan angka kematian bayi dan anak, meperbaiki gizi dan
cenderung menjadi cepat dan pesat (Nugroho, 2009). Keperawatan sebagai bagian integral dari
profesi pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari masyarakat yang akan terus berubah
sejalan dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Tuntunan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan merupakan fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang
muncul antara lain adalah dengan banyak belajar mengenai konsep pengelolaan keperawatan dan
langkah konkrit dalam pelaksanaan secara kondusif. Begitu juga dengan keperawatan gerontik yang
menuntut adanya perkembangan dan penelitian ilmu-ilmu baru dalam mengatasi permasalahan
lansia yang kian hari semakin kompleks (Nursalam, 2011).
Dukungan keluarga upaya pelayanan kesehatan lansia di masyarakat ikut berperan serta
dalam mengenai kesehatan para lansia. Puskesemas dan posyandu merupakan layanan yang
bertanggung jawab dalam mencapai kesehatan lansia. Di dalam pelaksanaan posyandu lansia ini
pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dilaksanakan baik promotif, preventif, kuratif, atau
rehabilitatif. Pelayanan kesehatan kelompok lansia meliputi pemeriksaan fisik, mental dan
emosional (Notoadmodjo, 2007).
Rematik adalah penyakit inflamasi sitemik kronis, inflamasi sistemik yang dapat
mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi.
Menurut World Health Organisation (WHO) (2016) 335 juta penduduk di dunia yang mengalami
Rematik. Sedangkan prevalensi Rematik tahun 2004 di Indonesia mencapai 2 juta jiwa, dengan
angka perbandingan pasien wanita tiga kali lipatnya dari laki-laki. Di Indonesia jumlah penderita
Rematik pada tahun 2012 prevalensinya sebanyak 39,47% dan tahun 2013 prevalensi sebanyak
45,59% dan pada tahun 2014 prevalensi Rematik di Sulawesi Utara sebanyak 24,7%. Sumatera
Barat juga mengalami peningkatan kejadian Rematik, pada tahun 2007 prevalensinya sebesar
33,0% dan tahun 2013 sebesar 34,5%.
Diseluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang
berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Di negara
maju, pertambahan populasi/ penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak
heran bila masyarakat dinegara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan populasi lanjut usia
dengan aneka tantangannya. Negara berkembang pun mulai mengahadapi masalah yang sama.
Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik,
mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan
degeneratif (Nugroho, 2008).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Fort
De Kock Bukittinggi pada tanggal 22 November-22 Desember didapatkan jumlah lansia sebanyak
54% orang. Dari 54% orang lansia tersebut, 33% lansia menderita Rematik. Ditemukan keluarga
Ny. Y yang menderita Rematik tetapi keluarga belum mengetahui tentang Rematik. Dan Ny. Y
hanya tinggal berdua dengan putri bungsunya di rumah sedangkan 3 anak Ny. Y tinggal terpisah
dari Ny. Y. Saat dilakukan pengkajian, keluarga mengatakan tidak menegetahui tentang masalah
kesehatan yang di alami Ny. Y dan cara penanganannya. Hal ini terkait dengan 5 tugas keluarga
yaitu, menegenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga,
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan
keluarga serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Oleh sebab itu mahasiswa perlu
memberikan pembinaan kepada Ny. Y di Pauah Jorong Batu Balantai Kenagarian Canduang.
Ilustrasi Kasus
Kasus ini merupakan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi yang diilustrasikan sebagai berikut :
I. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Pada saat dilakukan pengkajian kesehetan keluarga Ny.Y mengatakan ia menderita
nyeri pada sendinya (Reumathoid Arthritis) sejak 3 tahun yang lalu, sampai saat ini Ny.Y
belum mengerti tentang penyakitnya, awalnya Ny.Y melakukan pemeriksaan kesehatannya
ke puskesmas karena nyeri pada sendinya kemudian mendapatkan obat, namun Ny.Y tidak
mengetahui apa penyakit yang ia alami. Setelah itu Ny.Y jarang untuk memeriksa lagi
kesehatannya, jika Ny.Y mengalami nyeri pada sendinya ia hanya mengoleskan krim yang
dibelinya di toko obat terdekat. Ny.Y mengatakan sampai saat ini masih terasa nyeri pada
sendinya nyeri mulai dari ujung kaki menjalar sampai ke pinggang seperti ditusuk-tusuk
dan nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas seperti sholat dan aktivitas lainnya.
Mengambil keputusan
Ny.Y mengatakan jika beliau merasakan keluhan seperti nyeri sendi, Ny.Y akan istirahat.
Ny.Ymengoleskan obat gosok krim penghilang rasa nyeri yaitu Hot in cream. Ny.Y
mengatakan jarang memeriksakan kesehatannya rutin di posyandu.
III. Intervensi
IV. Implemntasi
Dalam asuhan keperawatan ini penulis melakukan implementasi yang sesuai dengan
rumusan intervensi keperawatan mengacu pada NIC (Nursing Intervention Classification) yang
direncanakan berdasarkan tugas perkembangan keluarga. Pertama, keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, pada masalah ini penulis melakukan pengajaran proses penyakit yaitu
tentang reumatik. Kedua, keluarga mampu memutuskan untuk merawat, meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan pada masalah ini penulis melakukan implementasi yaitu dukungan
membuat keputusan. Ketiga, keluarga mampu merawat anggota keluarga pada masalah ini
penulis melakukan pererapan komplementer yaitu pemberian kompres hangat jahe merah.
Sebelum dilakukannya asuhan keperawatan komplementer ini pada keluarga Ny. Y penulis
melakukan telaah jurnal terkait dengan penurunan nyeri reumatik pada Ny. Y. Keempat,
keluarga mampu memodifikasi lingkungan yaitu dengan menganjurkan keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan terakhir, keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yaitu dengan menginformasikan keluarga mengenai berbagai jenis fasilitas kesehatan
yangt dapat dimanfaatkan.
V. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi pada keluarga Ny.Y yaitu penerapan komplementer
dengan pemberian kompres hangat jahe merah pada Ny. Y selama 3 hari didapatkan adanya
perubahan atau penurunan skala nyeri pada Ny.Y. Ny. Y mengatakan pada saat dilakukan
kompres hangat jahe merah nyeri sendinya sedikit berkurang dari skala nyeri 6 (nyeri sedang)
menjadi skala nyeri 5 (nyeri seedang), pada hari kedua dilakukan kompres hangat jahe merah
Ny.Y mengatakan nyerinya mulai berkurang dari skala nyeri 5 (nyeri sedang) menjadi skala
nyeri 4 (nyeri sedang) dan di hari ketiga Ny. Y mengatakan nyeri sendinya berkurang menjadi
skala nyeri 3 (nyeri ringan). Keluarga Ny.Y tampak paham dengan penjelasan mengenai
perawatan reumatik dengan kompres hangat jahe merah untuk menurunkan skala nyeri pada
Ny.Ydan Ny.Y mengatakan mau untuk melakukannya disaat masih terasa nyeri.
Pembahasan
Pengkajian merupakan suatu tahapan saat seseorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang di binanya. Pengkajian keperawatan bersifat
dinamis, interaktif dan fleksibel. Data dikumpulkan secara sistematis dan terus menerus dengan
menggunakan alat pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode
observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2009). Pada saat dilakukan pengkajian,
keluarga cukup kooperatif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosa. Pengkajian dilakukan selama 2 hari pada tanggal 8-9 november 2019. Pengkajian diawali
dengan pengkajian keluarga secara keseluruhan dan selanjutnya pegkajian dikhususkan pada Ny. Y
dengan rematik. Dari hasil pengkajian terdapat beberapa kesamaan antara tanda dan gejala di teori
dengan tanda dan gejala pasien yang menderita rematik. Hal ini sesuai dengan pengkajian penulis
kepada pasien mengalami nyeri pada kaki dan hambatan gerakan saat aktifitas.
Tidak di temukan perbedaan yang spesifik antara teoritis dengan tinjauan kasus yang
didapatkan. Saat dilakukan pengkajian didapatkan data Ny. Y sedang mengalami nyeri pada kaki
terutama pada lutut dan pergelangan kaki dan susah untuk beraktivitas terutama saat berjalan.Secara
teoritis pasien dengan rematik mengalami hal yang ditandai gejala utama dari rematik adalah
adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.
Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan
gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi (Junaidi, 2006).
Adapun cara perebusannya adalah sebagai berikut : siapkan jahe merah 400 gram, cuci jahe
merah sampai bersih, kemudian jahe merah diparut, nyalakan api kompor, siapkan panci dan isi air
bersih secukupnya (kira-kira 2 liter untuk 400 gram jahe merah), panaskan air sampai mendidih,
kemudian campurkan jahe merah, setelah itu gunakan saringan dan peras air yangt ada pada ampas
jahe merah tersebut, kemudian siapkan termos dan masukan air hangat jahe ke dalam termos agar
tingkat kehangatan jahe merah tetap terjaga. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
bersihkan terlebih dahulu daerah nyeri yang akan dilakukan pengompresan, kemudian tuangkan air
hangat jahe merah yang ada pada termos kedalam baskom, campurkan sedikit air bersih ke dalam
baskom yang telah berisi air rebusan jahe merah agar tidak terlalu panas, kemudian masukan
handuk kecil ke dalam air hangat jahe merah tunggu beberapa menit, kemudian peras handuk dan
tempelkan ke daerah sendi yang terasa nyeri, angkat handuk jika sudah terasa dingin.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarti dan Alhuda pada tahun 2015 di
UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita di Wilayah Binjai dan Medan tentang
Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Artrits Reumatoid pada
Lansia. Dimana setelah dilakukan pemberian kompres hangat jahe merah terlihat bahwa dari 20
orang responden mengalami penurunan skala nyeri seteleh diberikan kompres hangat jahe merah
dari skala nyeri sangat berat ke berat 20% (4 orang), nyeri berat ke nyeri sedang 30% (6 orang),
nyeri sedang ke nyeri ringan 40% (8 orang) dan nyeri ringan 10% (2 orang) ke tidak ada nyeri.
Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga Ny. Y dapat
disimpulkan bahwa dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Ny. Y sesuai dengan teori,
tidak ada perbedaan yang ditemukan pada kasus keluarga Ny. Y dengan reumatik. Diagnosa
keperawatan yang ditegakkan sesuai dengan kasus yang ditemui pada Ny. Y yaitu ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga, asuhan keperawatan yang diberikan disesuaikan dengan rumusan
intervensi keperawatan yang direncanakan berdasarkan tugas perkembangan keluarga dan aplikasi
dari jurnal tentang terapi komplementer kompres hangat jahe merah untuk mengurangi nyeri
reumatik, sebelum dilakukan asuhan keperawatan komplementer yang diberikan pada keluarga Ny.
Y, penulis melakukan telaah jurnal terkait dengan penurunan nyeri reumatik pada keluarga Ny. Y
dengan reumatik dan mengaplikasikannya langsung sesuai dengan jurnal tersebut dan hasil asuhan
keperawatan komplementer yang diberikan tidak jauh berbeda dengan tori dan beberapa jurnal
dimana adanya penurunan skala nyeri sendi setelah dilakukan kompres hangat jahe merah pada
Ny.Y.
Disarankan kepada para penulis selanjutnya yang tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan tentang nyeri sendi pada lansia reumatik dapat menerapkan lebih lanjut tentang
tindakan keperawatan komplementer kompres hangat jahe merah yang dapat mengatasi nyeri sendi
pada lansia dan dapat mengaplikasikannya pada praktek profesi keleperawatan keluarga an
komunitas, serta menerapkan keperawatan komplementer lain yang dapat menurunkan nyeri sendi
pada lansia.
Daftar Pustaka
Amin, M. K. (2017). “Penerapan Terapi Kompres Air Hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien Gastritis
Di Ruang Dahlia Rsud Dr. Soedirman Kebumen. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Profesi Ners:
Stikes Muhammadiyah Samarinda.Diakses 5 Desember 2019.
Anise, 2006. Waspada Penyakit tidak Menular Solusi Pencegahan dari Aspek Perilaku dan Lingkungan.
Jakarta : PT Alex Media Komputindo
Bawarodi, Rottie. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penyakit Rematik di
Wilayah Puskesmas Beo Kabupaten Taland, e-Journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1,
Mei 2017.
Nanda Internasional. 2015. Diagnose Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 (10th ed), Jakarta :
EGC.
Nugroho, W. H. 2008. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC.
Moorhead. S,. Jhonson, M., Maas, M. & Swanson, L. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) (5th
Ed). United States Of Amerika : Mosby Elsevier
Moorhead. S,. Jhonson, M., Maas, M. & Swanson, L. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) (5th
Ed). United States Of Amerika : Mosby Elsevier
Sudoyo, A. W. 2006. Buku Ajar Peyakit Dalam Jilid II. Jakarta : EGC.
Smelzer, S. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol I Edisi 8. Jakarta : EGC.
Sunarti dan Alhuda. 2018. Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lansia di UPT. Pelayanan Social Lanjut Usia
dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan. Diakses 5 desember 2019.
Kusyati, E dan fauzi’ah, N. 2018. Aloe Vera Efektif Sebagai Terapi Pendamping Nyeri Gastriti. STIKes
Karya Husada SemarangVol.5 No.1 Juni 2018. Diadkses 5 Desember 2019.