Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan

oleh suatu perusahaan, yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pahak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Proses akuntansi adalah suatu

proses pengumpulan data perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan

berbagai transaksi / peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi di dalam

perusahaan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran

sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang relevan dan saling

berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan mampu memberikan gambaran

secara layak tentang keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan yang akan

digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.

2.1.1 Pengertian laporan keuangan

Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, serta laporan

perubahan modal, dimana neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang, dan modal

dari perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laba rugi

memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang

dikeluarkan selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan

sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntasi Keuangan

(2002;02)

12
Bab II Tinjauan Pustaka 13

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan,

Laporan keuangan yang lengkap biasannya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan kegiatan integral dari laporan

keuangan. Di samping termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan

geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”

Agar dalam melakukan analisis dan interprestasi terhadap laporan

keuangan itu hasilnya memuaskan perlu adanya konsistensi penyajian yaitu

keseragaman bentuk laporan keuangan untuk beberapa periode. Biasanya penulis

memerlukan beberapa periode laporan keuangan untuk dianalisis.

Tujuan dari konsistensi penyajian adalah untuk meyankinkan bahwa

perbandingan dua laporan keuangan yang berurutan bebas dari pengaruh yang

materil yang disebabkan oleh penggantian–penggantian prinsip akuntansi yang

digunakan atau perubahan dalam penerapannya. Bila ada kemungkinan

membandingkan dua laporan dipengaruhi secara materil oleh penggantian atau

perubahan–perubahan maka diperlukan penjelasan–penjelasan mengenai sifat

penggantian perubahan tadi dan penggantinya terhadap laporan keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi.
Bab II Tinjauan Pustaka 14

Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002;4) laporan keuangan bertujuan

untuk:

“1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin

dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan

tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen

( stewarship ), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.”

Jadi tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang

berguna untuk mengambil keputusan. Selain itu, laporan keuangan juga bertujuan

untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang

dapat ditentukan, jelaskan, dan diukur dan penting bagi peran perusahaan dalam

lingkungan masyarakat.

2.1.3 Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat bermanfaat dan

dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan gambaran tentang keadaan

suatu perusahaan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat maka

seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan

dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.


Bab II Tinjauan Pustaka 15

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2002;2), para pemakai laporan

keuangan adalah

“1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka

lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus

membeli, menawar atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga

tertarik informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan

perusahaan untuk membayar deviden.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga

tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta harganya dapat

dibayarkan pada saat jatuh tempo.

4.. Pemasok dan Kreditur

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang berhutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada

perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi


Bab II Tinjauan Pustaka 16

pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada

kelangsungan hidup.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai

dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi bukti pada

perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan

perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat

membantu masyarakat dengan menyediakan informasi, kecenderungan

(trend ) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian

aktivitasnya.”

2.1.4 Fungsi laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang

berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan

alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
Bab II Tinjauan Pustaka 17

untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan

kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan

tersebut

Pengelolaan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar

sangat kompleks. Menurut Harnanto (1991;11) Dari laporan keuangan

managemen memperoleh banyak informasi yang bermanfaat untuk :

“1. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.

2. Mengorganisasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas

dalam perusahaan.

3. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan.

4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.

5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dari hasil atau usaha perusahaan.”

Selain itu laporan keuangan sekaligus berfungsi sebagai

pertanggungjawaban bagi managemen kepada semua pihak yang menanamkan

dan mempercayakan pengelolaan dananya di dalam perusahaan tersebut, terutama

kepada pemilik.

2.1.5 Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.

Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002;7) terdapat empat

karakteristik pokok, yaitu:

”1. Dapat dipahami


Bab II Tinjauan Pustaka 18

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud

ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi

kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu

sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa

datang, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi harus andal ( reliable ). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus

atau jujur ( faithful representation ) dari yang seharusnya disajikan atau

yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat diperbandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja

keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan


Bab II Tinjauan Pustaka 19

antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh

karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk

perusahaan yang berbeda.

2.1.6 Isi Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan modal, lapoaran arus kas, serta materi penjelasan

yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri

dari :

A. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang menyajikan posisi keuangan suatu

kesatuan usaha pada tanggal tertentu yang memperlihatkan keandalan yang

sistematis mengenai aktiva, hutang, dan aktivitas. Mengenai hal ini Catharina

Dartini (1991;89) mengemukakan neraca adalah

“Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan usaha

pelayanan kesehatan pada tanggal tertentu (saat tertentu)’.

Adapun ketiga unsur neraca dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Aktiva

Aktiva merupakan sumber ekonomis perusahaan yang juga meliputi biaya-

biaya yang telah terjadi yang diakui berdasarkan periode akuntansi, aktiva

yang diperoleh dicatat berdasarkan harga perolehan yang meliputi seluruh

pengorbanan ekonomis yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh


Bab II Tinjauan Pustaka 20

aktiva tersebut. aktiva dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi lima

subklasifikasi aktiva, yaitu:

a. Aktiva lancar

Istilah aktiva lancar digunakan untuk menyatakan kas/bank dan

sumber-sumber lain yang dapat diharapkan dicairkan menjadi

kas/bank, dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam satu

siklus kegiatan normal perusahaan. Termasuk dalam aktiva ini antara

lain kas dan rekening bank, surat berharga yang segera dapat dijual ,

deposito berjangka, piutang penderita, piutang lain-lain, persediaan,

panjar uang muka.

b. Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang merupakan bentuk penyertaan jangka

panjang atau untuk menguasai perusahaan lain dengan jangka waktu

yang lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi

obligasi.

c. Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka

kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu

tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini antara lain tanah,

gedung, mesin, serta peralatan.


Bab II Tinjauan Pustaka 21

d. Aktiva yang tak berwujud

Aktiva yang tak berwujud yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi

fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan

manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu

tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini antara lain patent,

goodwill, copy righ, trade name, franchise, license.

e. Aktiva Lain-lain

Aktiva lain-lain yaitu aktiva yang tidak dimasukan ke dalam salah satu

dari empat subklasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan,

piutang kepada pemegang saham.

Aktiva merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi

perusahaan. Pada umumnya urutan aktiva dalam neraca dari urutan yang paling

lancar adalah kas, piutang, persediaan, uang muka pembelian, biaya dibayar

dimuka, pajak dibayar dimuka, aktiva tetap, dan pembelian aktiva lain-lain.

2. Kewajiban

Kewajiban (hutang) merupakan kewajiban ekonomis yang wajib dilakukan

dimasa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian

jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transakasi pada masa sebelumnya.

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini dapat di

subklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

a. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar yaitu kewajiban yang diharapkan akan dilunasi

dalam jangka waktu satu tahun dengan menggunakan sumber-sumber

yang merupakan aktiva lancar atau dengan menimbulkan hutang


Bab II Tinjauan Pustaka 22

lancar lainnya. Termasuk dalam katagori kewajiban ini antara lain

hutang usaha, hutang pajak, uang muka perawatan pasien.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang yaitu kewajiban yang tidak akan jatuh

tempo dalam satu tahun atau yang penyelesaiannya tidak perlu

menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar.

Termasuk dalam katagori kawajiban ini antara lain hutang obligasi,

hutang hipotik, hutang bank atau kredit investasi.

c. Kewajiban Lain-lain

Kewajiban lain-lain yaitu kewajiban yang tidak dapat dikatagorikan ke

dalam salah satu subklasifikasi tersebut, misalnya hutang kepada para

pemegang saham.

Kewajiban dinilai sesuai dengan transaksi. Pada umumnya urutan pos-pos

kewajiban dalam suatu neraca yaitu hutang usaha, hutang lain-lain, hutang

pajak, biaya yang masih dibayar, hutang deviden, kewajiban pajak tanggungan,

dan kewajiban lain-lain.

B. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (modal)

Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan

selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Penyajian modal usaha pelayanan

kesehatan disesuaikan dengan bentuk hukumnya. Modal disebut modal dan dana

yang terdiri dari:

a. Modal awal

Modal awal pada waktu pendirian rumah sakit.


Bab II Tinjauan Pustaka 23

b. Dana pembangunan

Dana yang berasal dari suplus atas kegiatan usaha pelayanan kesehatan

dan telah dipakai untuk pembangunan.

c. Surplus (minus) tahun lalu

Surplus (minus) atas kegiatan pelayanan kesehatan dari tahun-tahun

yang lalu dan belum dipindahkan ke rekening dana pembangunan.

d. Surplus (minus) tahun berjalan

Suplus (minus) atas kegiatan tahun berjalan. Dikredit (bila surplus) dan di

debet bila terjadi minus akhir tahun mendatang, lalu dipindahkan ke rekening

tahun lalu.

C.. Laporan Pendapatan dan Biaya atau Hasil Usaha

Laporan Pendapatan dan biaya merupakan gambaran mengenai

pendapatan dan biaya usaha pelayanan kesehatan (rumah sakit) dalam periode

tertentu.

Untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi perusahaan

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), Pendapatan dan

biaya menurut Catharina Dartini (1991;93) yaitu:

“1. Pendapatan (Revenues)

Pendaptan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban

suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau

aktivitas lainnya di dalam suatu periode.

a. Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan dari penjualan barang

dagang atau jasa pelayanan kesehatan yang merupakan kegiatan utama


Bab II Tinjauan Pustaka 24

pelayanan kesehatan, yang terdiri dari pendapatan rawat inap,

pendapatan rawat jalan spesifik dan umum, pendapatan sarana

penunjang medik, pendapatan balai kesehatan masyarakat.

b. Pendapatan Non Operasional (lain-lain)

Pendapatan non operasional adalah merupakan pendapatan yang timbul

dari aktivitas di luar kegiatan utama pelayan kesehatan, yang terdiri dari

jasa giro, bunga deposito, laba dari penjualan aktiva tetap, laba dari kurs.

2. Beban (expense)

Baban yaitu biaya yang secara langsung telah dimanfaatkan dalam usaha

menghasilkan pendapatan dalam suatu periode. Biaya adalah pengorbanan

ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa.secara umum

beban pelayanan kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Beban yang dapat dihubungkan langsung dengan periode berjalan

Beban yang termasuk dalam kelompok ini harus dilaporkan dalam dalam

periode diakuinya pendapatan, misalnya Biaya rawat inap, biaya rawat

jalan spesifik, biaya sarana penunjang medik, biaya balai kesehatan

masyarakat.

a. Beban yang behubungan dengan periode terjadinya

Beban ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan produk barang

atau jasa usaha pelayanan kesehatan. Pembebanan ini pada periode

terjadinya dilakukan mengingat beban tersebut memberi manfaat pada

periode berjalan atau karena beban tersebut sudah tidak memberi manfaat

untuk masa yang akan datang.


Bab II Tinjauan Pustaka 25

b. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan dalam usaha pelayanan kesehatan adalah beban

biaya yang dihubungkan langsung dengan pendapatan, yang termasuk

dalam biaya opersional langsung antara lain biaya rawat inap, biaya rawat

jalan spesifik, biaya sarana penunjang medik, biaya balai kesehatan

masyarakat.

c. Beban Usaha

Beban usaha adalah beban yang tidak mempunyai hubungan langsung

dengan produk jasa atau usaha pelayanan kesehatan, contohnya biaya

direksi dan administrasi, biaya departemen personalia, biaya departemen

logistik”.

D. Catatan Atas Laporan Keuangan

Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting dianut usaha pelayanan

kesehatan harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan.

Ikhtisar tersebut memuat penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi

yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha suatu pelayanan kesehatan.

2.1.7 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan dan dibuat dengan maksud untuk

memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik

yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Munawir (2000;6)

menjelaskan bahwa:

“Laporan keuangan adalah bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai

suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan
Bab II Tinjauan Pustaka 26

hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip

kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapatan periodik.”

Jika dipisahkan, maka terdapat tiga komponen sifat dari laporan keuangan,

yaitu:

1. Fakta yang dicatat

Penyusunan laporan keuangan didasarkan atas fakta dari catatan akuntansi

historis sehingga laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi

keuangan perusahaan sesuai kondisi perekonomian paling akhir.

2. Prinsip dan kebiasaan

Data yang dicatat didasarkan prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu

yang merupakan prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan pencatatan dalam bentuk keseragaman perlakuan akuntansi.

3. Pendapatan pribadi

Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konversi atau dalil yang

telah ditetapkan, namun penggunaan konversi tersebut tergantung

kemampuan dan integritas terhadap prinsip konversi akuntansi tersebut.

Dengan mengingat dan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai

keterbatasan, menurut Munawir (2000;9) keterbatasan laporan keuangan adalah

“1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan

bukan merupakan laporan yang final karena itu semua jumlah-jumlah atau

hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai


Bab II Tinjauan Pustaka 27

realisasi dimana di dalamnya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah

dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

1. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunan dengan standar

nilai yang mungkin atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat

berdasarkan konsep going concern sehingga aktiva tetap berdasarkan nilai-

nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangan dilakukan terhadap

aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang

tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum

tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

2. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi nilai

rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang

tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum

tentu menunjukan unit yang yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan

tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga

diikuti kenaikan tingkat harga-harga.

3. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan setoran uang.”

Dengan memahami sifat dan keterbatasan laporan keuangan, maka

pengguna laporan keuangan dapat kemungkinan salah tafsir terhadap informasi

yang diberikan, sehingga kesimpulan yang diambil lebih akurat.


Bab II Tinjauan Pustaka 28

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan karena sangat bermanfaat bagi

penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari

perusahaan. Manajemen perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan

keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya, dengan mengadakan analisis laporan

keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan

perkembangan keuangan perusahaannya. dan akan dapat diketahui hasil-hasil

kauangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan yang sedang berjalan.

Dengan mengadakan analisis data keuangan dari tahun-tahun yang lalu, dapat

diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang telah

dianggap cukup baik. dengan mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan,

diusahakan agar dalam penyusunan untuk tahun-tahun yang akan datang,

kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaki. Hasil-hasil yang sudah dianggap

sudah cukup di waktu lampau harus dipertahankan untuk waktu mendatang.

Selain manajemen perusahaan, para kreditorpun berkepentingan terhadap

laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau

nasabahnya. kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak

permintaan kredit dari suatu perusahaan perlu melakukan analisis terhadap

laporan keuangan perusahaan tersebut untuk mengukur kemampuan perusahaan

tersebut dalam pembayaran kembali hutangnya ditambah dengan beban bunga.

Para kreditur jangka panjang berkepentingan untuk dapat mengetahui apakah

kredit yang diberikan cukup mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap

dari perusahaan yang bersangkutan. Para kreditur jangka pendek berkepentingan


Bab II Tinjauan Pustaka 29

terhadap kemampuan nasabahnya untuk dapat memenuhi kewajiban yang segera

harus dipenuhi.

Bagi investor perlunya analisis laporan keuangan dari perusahaan adalah

untuk mengetahui rate of return atau tingkat pengembalian dari dana yang akan

diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan.

Dengan demikian maka jelaslah dengan mengadakan analisis laporan

keuangan suatu perusahaan adalah sangatlah penting artinya bagi pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan, meskipun mereka

masing-masing berbeda.

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Salah satu tugas pentu manajemen atas investor setelah akhir tahun adalah

menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan

keuangan yang sudah disusun dan sebaiknya laporan keuangan tersebut adalah

laporan keuangan yang diyakini kewajarannya.

Dengan membaca laporan keuangan maka informasi yang dibaca dari

laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos

dengan pos lain akan menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan

perusahaan serta menunjukan bukti kebenaran penyusutan laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan tediri dari dua kata analisis dan laporan

keuangan.menurut Sofyan Syafri Harahap (2002;189), pengertian analisis laporan

keuangan adalah

“Analisis adalah memecahkan atau menggabungkan unit menjadi berbagai

unit kecil”
Bab II Tinjauan Pustaka 30

Laporan keuangan adalah naraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.”

Jika kedua pengertian diatas digabungkan maka pengertian analisis

laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002;190) adalah :

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikasi atau mempunyai

makna antara yang satu dengan yang lainnya baik antara dan kuantitatif untuk

mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan.

Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah visi dari

sisi lain, memperdalam informasi dari data yang terdapat dalam suatu laporan

keuangan konvensional, sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil

keputusan. Analisis laporan keuangan itu memaksimalkan informasi yang masih

relatif menjadi informasi yang lebih luas.

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah alat yang penting untuk memperoleh informasi

sehubungan tentang posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

sangat penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat kesenjangan

antara infomasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi yang

dibutuhkan oleh para pemakai. Laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai apa yang telah tejadi , sementara para pemakai laporan keuangan

membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi dimasa datang.

Untuk memecahkan hal kesenjangan informasi diperlukan suatu analisis terhadap


Bab II Tinjauan Pustaka 31

laporan keuangan, terutama dalam memprediksi apa yang mungkin terjadi dimasa

datang.

Analisis Laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan

teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh

ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan berguna proses

pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi yang pertama dan yang

terutama dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengkonversi data

mengenai informasi.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan Rumah Sakit menurut Hermanson

(1987;764) antara lain :

“1. Menggambarkan hasil kerja rumah sakit di waktu yang lalu.

2. Menggambarkan kondisi keuangan rumah sakit saat ini.

3. Sebagai bahan bagi pihak luar rumah sakit sebagai investor dalam menilai

kemampulabaan.

4. Sebagai gambaran kemampuan liquiditas rumah sakit saat ini.

5. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memperoleh kredit”.

2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan

Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan

keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Dwi Prastowo

dan Rifka Julianty (2002;53) adalah:

‘1. Memahami latar belakang perusahaan

Pemahaman latar belakang perusahaan yang dianalisis termasuk pemahaman

tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan

ditetapkan oleh perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan


Bab II Tinjauan Pustaka 32

perusahaan yang akan dianalisis merupakan hal yang perlu sebelum

menganalisis laporan keuangan.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh beda perusahaan

Selain latar belakang perusahaan, kondisi-kondisi yang mempunyai

pengaruh terhadap perusahaan perlu juga dipahami. Kondisi-kondisi yang

perlu dipahami mencakup Informasi trend (kecenderungan industri dimana

perusahaan berorasi; perubahan teknologi; perubahan selera konsumen;

perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita,

tingkat bunga, tingkat inflasi, dan pajak, dan perubahan yang terjadi dalam

perusahaan itu sendiri.

3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan

Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik

(profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan perlu

dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Apabila

dipandang perlu dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan

yang dinamis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan

keuangan cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

4. Menganalisis laporan keuangan

Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka

dengan menggunakan berbagai metode dan teknik menganalisis yang ada

dapat menganalisis laporan keuangan dan mengiterprestasikan hasil tersebut

(bila perlu disertai dengan rekomendasi).”


Bab II Tinjauan Pustaka 33

Prosedur analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk mempermudah

dalam pelaksanaan analisis laporan keuangan, karena prosedur ini memberikan

urutan langkah-langkah dan pelaksanaan analisis laporan keuangan.

2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Banyak metode dan teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan.

Metode dan teknik ini merupakan cara bagaimana melakukan analisis. Dibawah

ini akan dijelaskan Teknik Analisis Laporan Keuangan Rumah Sakit menurut

Sismadi Partadimulya (1991;99) antara lain :

“1. Analisis Horizontal

Analisis horizontal adalah metode yang dilakukan dengan cara

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat

diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis

dinamis kerena metode ini bergerak dari tahun ke tahun.

2. Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah metode yang dilakukan dengan cara menganalisis

laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu membandingkan

antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang

sama. Oleh karena itu membandingkan antara pos yang satu dengan pos

yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode

vertikal. Disebut statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos

laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama.


Bab II Tinjauan Pustaka 34

3. Metode Analisis Rasio

Analisis rasio adalah cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-

perhitungan rasio atas kuantitatif yang ditunjukan dalam neraca maupun

laporan laba rugi”.

2.2.5 Tahap-Tahap Analisis Laporan Keuangan

Agar lebih dalam melakukan analisis laporan keuangan, maka

diperlukan tahap-tahap prosedural yang dapat dipakai dalam menganalisis laporan

keuangan. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengenal perusahaan

2. Menilai situasi ekonomi

3. Menilai relialibility terhadap laporan keuangan

4. Menilai akurasi laporan keuangan

5. Membaca informasi keuangan secara eksplisit

6. Menganalisis hubungan antar pos laporan keuangan mengungkapkan

informasi implisit

7. Melihat trend atau growth

8. Melakukan evaluasi fakta dan kualitas perusahaan hasil analisis

9. Melakukan prediksi atau proyeksi

10. Simpulan dan bagan

2.2.6 Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi suatu perusahaan, analisis

memerlukan beberapa tolak ukur, tolak ukur yang biasanya sering digunakan

adalah rasio yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang

lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan


Bab II Tinjauan Pustaka 35

pandangan yang lebih baik antara tentang kondisi keuangan dan prestasi

perusahaan akan lebih bermanfaat jika angka rasio tersebut dibandingkan dengan

angka pembanding yang digunakan sebagai standar.

Menurut Sismadi Partadimulyo (1991;99) analisis yang dipergunakan

dalam menganalisa laporan keuangan adalah :

“1. Liqudity Ratio

Analisis ini digunakan untuk menganalisis dan menginterprestasikan

posisi keuangan jangka pendek dan untuk mengetahui efisiensi modal kerja

yang digunakan perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitasnya. Rasio

yang digunakan dalam menganalisis liquiditas ratio adalah :

a. Current Ratio

Current asset
Current Ratio =
Current liability

Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk

mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang jatuh temponya kurang dari satu periode akuntansi.

b. Acid Test Ratio

Cash  Acc receivable


Acid Test Ratio =
Current liabilities

Acid Test Ratio merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dijamin dengan uang

kas dan piutang yang ada.


Bab II Tinjauan Pustaka 36

c. Cash Ratio

Cash
Cash Ratio=
Current liabilities

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang

jangka pendeknya dengan uang kas yang ada.

2. Leverage Ratio

Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar semua kewajiban-kewajiban pada saat yang telah ditentukan.

Rasio yang biasa digunakan dalam menganalisis solvabilitas ratio adalah

a. Solvabilitas Ratio

Total aktiva
Solvabilitas Ratio =
Total acc payable

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

semua hutang pada saat yang telah ditentukan.

b. Modal Sendiri dengan Asset Total

Total equity
MSDAT =
Total asset

Rasio ini untuk mengetahui berapa dana yang dikeluarkan dengan modal

sendiri dalam rangka untuk memperoleh aktiva dengan modal sendiri.

c. Modal Sendiri dengan Fixed Asset

Total equity
MSDFA =
Total fixed asset

Rasio ini untuk mengetahui berapa dana yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap dengan modal sendiri.


Bab II Tinjauan Pustaka 37

3. Activity ratio

Rasio aktivitas mengukur efektifitas penggunaan dana pada perusahaan.

Rasio yang umum digunakan dalam menganalisis activity ratio adalah

a. Inventory Turnover

COGS IF
Inventory Turnover Ratio =
Average inventory

Rasio ini untuk mengetahui perputaran dana yang tersedia dalam

instalasi farmasi selama satu periode akuntansi.

b. Acc Receivable Turn Over

Net sales credit


Acc Receivable Turn Over =
Average acc receivable

Rasio ini untuk mengetahui perputaran dana yang tertanam, dalam

piutang selama satu tahun.mengukur efisiensi piutang perusahaan.

c. Working Capital Turnover

Net revenue
Working Capital Turnover =
Net working capital

Rasio ini untuk mengetahui perputaran dana yang tertanam dalam modal

kerja bersih selama satu periode akuntansi.

d. Operating Assets Turn Over

Net revenue
Operating Assets Turn Over =
Operating assets

Rasio ini untuk mengetahui untuk mengetahui tingkat perputaran harta

operasi dalam kurun waktu satu periode akuntansi.


Bab II Tinjauan Pustaka 38

4. Profitability Ratio

Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dalam kurun waktu satu periode akuntansi. Rasio

profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas

manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas yang umum digunakan adalah ;

a. Gross Profit Ratio

Gross profit
Gross Profit Ratio =
Net revenue

Rasio ini mengetahui kemampuan perusahaan dalam rangka memperoleh

laba kotor.

b. Profit Margin

Net profit operational


Profit Margin =
Net revenue

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam rangka

memperoleh laba bersih atas penjualan bersih.

c. Return On Invesment

Opereting income
Return On Invesment=
Operating assets average

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk operasinya dalam rangka

memperoleh suatu keuntungan.

d. Return On Equity

Net profit operational


Return On Equity=
Modal sendiri
Bab II Tinjauan Pustaka 39

Rasio ini untuk mengetahui perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan modalnya sendiri.

2.3 Kinerja

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan

memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan

manajer perusahaan di dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

2.3.1 Pengertian dan Penilaian Kinerja

Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai

laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Kinerja keuangan

dapat diartikan sebagai prestasi organisasi atau perusahaan dinilai secara kualitatif

dalam bentuk uang yang dilihat dari segi pengelolaanya, pergerakannya, maupun

tujuannya. Adapun pengertian kinerja atau orientasi menurut Mulyadi (1997;419)

adalah :

“Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional

suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya”.

Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995;503) mengartikan

kinerja sebagai berikut :

“Sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperhatikan atau kemampuan

kerja”.

Dengan demikian penilaian kinerja adalah suatu usaha formal yang

dilaksanakan manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil dari aktivitas-–aktivitas

yang telah dilaksanakan, dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.
Bab II Tinjauan Pustaka 40

2.3.2 Pengukuran dan Ukuran Kinerja

Menurut Helfert (1994;69) yang diterjemahkan oleh Herman Wibowo

bahwa ukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan

sudut pandangnya, yang terdiri dari tiga sudut pandang yaitu:

“1. Sudut Pandang Manajemen

Manajemen memiliki kepentingan ganda dalam analisis kinerja perusahaan,

yaitu menilai efisiensi dan profitabilitas operasi, serta menimbang seberapa

efektif penggunaan sumber dana perusahaan. Penilaian atas operasi ,

sebagian besar dilakukan berdasar analisis atas laporan laba rugi, sedangkan

efektivitas penggunaan sumber daya diukur dan dikaji ulang baik neraca

maupun laporan laba rugi. Adapun yang menjadi tolak ukur dalam

menganalisis kinerja perusahaan dari sudut pandang manajemen antara lain :

b. Analisis Operasional

Untuk perusahaan secara keseluruhan atau per devisi, penilaian operasi

biasanya dilakukan melalui analisis persentase laporan laba rugi. Masing-

masing pos biaya dan beban biasanya berkaitan dengan penjualan bersih.

Dasar menggunakan penjualan bersih sebagai penyebut memberikan suatu

standar.

Pengakuan yang masuk akal, khususnya untuk menelusuri kemajuan kepada

serangkaian periode lampau. Macam-macam analisis tersebut antara lain

analisis marjin laba, analisis beban, dan analisis kontribusi.

c. Manajemen Sumber Daya

Merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dipercayakan kepadanya oleh pemilik perusahaan secara efektif. Contoh


Bab II Tinjauan Pustaka 41

analisis yang dipakai adalah perputaran persediaan dan perputaran total

aktiva.

d. Profitabilitas

Menyangkut efektivitas manajemen dalam menggunakan total aktiva.

Efektivitas dihitung dengan menggunakan menghubungkan laba bersih

dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Contoh

analisisnya adalah return on Total Assets dan Return on Investment.

2. Sudut Pandang Pemilik

Daya tarik utama dari pemilik perusahaan adalah profitabilitas. Dalam

konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen

atas dana yang diinvestasikan pemilik. Pemilik juga tertarik dengan pembagian

laba yang menjadi haknya. yaitu beberapa banyak yang diinvestasikan kembali

dan beberapa besar yang dibayarkan sebagai deviden. Salah satu contoh analisis

yang digunakan adalah rasio pembayaran.

3. Sudut Pandang Pemberi Pinjaman

Bila orientasi pokok manajemen dan pemilik perusahaan mengarah pada

kesinambungan perusahaan, pemberi pinjaman paling sedikit mempunyai dua

kepentingan atas dua perusahaan tersebut, yaitu (1) pemberi pinjaman tertarik

untuk memberi pinjaman dana kepada perusahaan yang sehat dan akan berjalan

seperti yang diharapkan, (2) pada saat yang sama mereka harus

mempertimbangkan konsekuensi negative, seperti kegagalan dan likuiditas.

Adapun analisis yang digunakan antara lain analisis likuiditas da analisis

leverage.
Bab II Tinjauan Pustaka 42

2.4 Hubungan Analisis Laporan Keungan dengan Kinerja Rumah Sakit

Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai

laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Performa suatu

perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari

laporan keuangan tersebut dapat diketahui financial dan hasil yang telah dicapai

perusahaan selama periode tertentu. Harrington (1991;1) menyebutkan sebagai

berikut :

“The primary resources of information these analysist use to evaluate a

firm performance are its financial statement the historical record of it’s past

performance“.

Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis

atau interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat

diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sehingga pihak-pihak

yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interpretasi atau analisis laporan

keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing

berbeda. Selanjutnya dinyatakan pula oleh Harrington (1991;1) bahwa :

“The financial performance of corporation is of vital interest to many

groups and individual”.

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan

perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan menjadi perhatian utama

bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, manajemen
Bab II Tinjauan Pustaka 43

perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dari periode ke

periode.

a. Hubungan antara kesehatan perusahaan dengan analisis laporan

keuangan adalah seperti yang dikemukakan oleh Martin (1991;421) yaitu :

“Financial analysis involves the essessment of a firm past, present,

anticipated future condition. The objective is to identify any weaknes in the

firm’s financial health that could lead to future problemsand to determine any

strength the firm’s might capitalize upon”.

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa :

a. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya

dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan yaitu

dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan

keuangan.

b. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu mereka

dalam proses pengambilan keputusan.

c. Dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu

manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi

keuangan dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai