Anda di halaman 1dari 7

Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek Evaluasi: Pasien 1 hari  Pasien dan keluarga


personal  Keluhan, dan dapat mengetahui
kekhawatiran, dan keluarga perihal kondisi
harapan pasien
kesehatan pasien saat
Intervensi:
ini.
 Edukasi mengenai
komplikasi Diabetes
mellitus tipe II

2. Aspek Evaluasi: Pasien 2 minggu  Perbaikan gejala


klinik  Perbaikan kondisi dan klinis
klinis pasien keluarga  Dilakukan kontrol
 Keteraturan pasien kesehatan teratur
mengkonsumsi obat
 Evaluasi efek  Keluarga teratur dan
samping obat selalu disiplin dalam
 Evaluasi status gizi mengawasi pasien
pasien mengonsumsi obat
Intervensi:  Komplikasi dapat
 Non Farmakologis: dicegah
 Farmakologis :  Pasien dan keluarga
-
benar-benar berupaya
 KIE : untuk mencegah
penularan penyakit ke
anggota keluarga lain

3. Aspek Edukasi: Pasien 1 minggu  Keluarga mengerti


Resiko  Mengenai keadaan dan kondisi kesehatan
Internal kesehatan pasien keluarga pasien, dan berusaha
 Aspek perilaku serta memperbaiki dari
aspek lingkungan
segi perilaku
memiliki peranan
penting
4. Aspek Edukasi: Pasien 4 minggu  Pasien dan keluarga
eksternal  Mengenai faktor dan pasien mengerti dan
dan resiko, penyebab, keluarga mampu memahami
psikososi dan komplikasi dari mengenai kondisi
diabetes mellitus pasien
al  Edukasi mengenai  Pasien dan keluarga
keluarga pentingnya PHBS pasien dapat
dan rumah sehat menerapkan PHBS
di rumah

7.3 Pengaruh Keluarga Dalam Kesehatan


Nilai Fungsi Dalam Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga Tn.H hubungan individu dengan semua anggota keluarga
terjalin dengan harmonis. Ny.N dibantu oleh pembantunya sesekali oleh anaknya
dalam menyiapkan makanan dan segala keperluannya. Fungsi afektif keluarga ini
sudah baik.
b. Fungsi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Tn.H bersosialiasi dengan baik dengan
tetangga disekitar rumah. Hal ini terbukti dengan tetangga yang saling mengenal
dengan pasien dan keluarganya. Terkadang jika keluarga Tn.H sakit atau butuh
bantuan, tidak sedikit tetangga yang datang untuk membantu. Fungsi sosial
keluarga ini sudah baik.
c. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah selama ±30 tahun yang lalu, Tn.H dan istri dikaruniai 2 orang
anak. Fungsi reproduksi keluarga ini sudah baik.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. H bekerja sebagai wiraswasta. Penghasilan dalam sehari >Rp.5.000.000
sehingga kebutuhan terpenuhi dengan baik. Fungsi ekonomi keluarga ini baik.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Dalam mencegah penyakit, setiap individu dalam keluarga Tn. H belum
berjalan secara maksimal. Hal ini tercermin dengan kurang patuhnya keluarga
dalam mengonsumsi obat-obatan. Apabila tidak ada keluhan keluarga langsung
mencari pelayanan kesehatan ke puskesmas.
APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR
skore disini akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian
dirata-rata untuk menetukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai
rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
1. Adaptation X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi
dengan anggota keluarga lain, dukungan dan
saran dari anggota keluarga lain,
2. Partnership X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi
yang baik, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami
keluarga
3. Growth X Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal
baru sehingga jarang memberi dukungan
mengenai hal-hal baru
4. Affection X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar
anggota terjalin dengan baik
5. Resolve X Anggota keluarga kadang-kadang puas
mengenai kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan antar anggota keluarga.
Skor fungsi fisiologis keluarga Tn.H adalah 9. Dalam ketentuan APGAR
score dikatakan keluarga ini dalam kategori baik.
BAGIAN VIII
LAMPIRAN KUNJUNGAN (FOLLOW UP)
Rencana Penatalaksanaan Pasien
Tanggal Kegiatan dan Hasil

Kunjungan Kegiatan:
pertama
 Pada kedatangan pertama ini, dilakukan evaluasi apakah terdapat
(23/12/2019) perbaikan gejala klinis dari pasien setelah pengobatan di Puskesmas.
 Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan pada
anggota keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
 Menelaah lingkungan rumah, PHBS keluarga, keteraturan minum
obat, dan faktor risiko dan pencengahan komplikasi pada pasien

Hasil:

 Terdapat Luka pada kaki kiri pada pasien


 Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :
- Pasien dan keluarga jarang untuk
 Penyebab masalah kesehatan pada pasien:

 Pencegahan Komplikasi :

 Faktor risiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan


pada anggota keluarga lain: genetik, usia, pola makan yang tidak
sehat dan tidak seimbang ( tinggi gula, tinggi lemak, tinggi kalori)

Intervensi :

 Pada kedatangan pertama ini, intervensi yang dilakukan adalah


edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai masalah kesehatan
pada keluarga
 Edukasi keluarga pasien mengenai diabetes mellitus, hipertensi dan
pentingnya mengonsumsi obat diabetes mellitus dan anti hipertensi
secara teratur
 Menyarankan untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke
Puskesmas.
Kunjungan Kegiatan :
kedua
- Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien dan anggota
(30/12/2019) keluarga lain
Hasil :

- Pasien akan di rujuk ke RS HK untuk dilakukan debridemen pada


luka ( harus konsul dokter jantung )

Intervensi :

Kunjungan Kegiatan :
ketiga
Hasil :
(13/01/2020)
Intervensi :

Kunjungan Kegiatan :
keempat
-
(16/01/2020) Hasil :

Intervensi :

-
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraini MT, et al. Buku Ajar Kedokteran Keluarga. Semarang: Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang; 2015
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI; 2011
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pedoman GERMAS.
Jakarta: Kemenkes RI
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Hidup Besih dan
Sehat; 2011. Available at: <http://promkes.kemkes.go.id/pedoman-phbs>
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Balita Pendek
(Stunting) di Indonesiea. 2018. Kemenkes RI; 2018
6. UPT BLUD Puskesmas Kediri. Available at: <http://puskesmaskediri-
dikes.lombokbaratkab.go.id>

Anda mungkin juga menyukai