Diajukan oleh:
Ghaisani Insan Kamila
NPM: 2301160214
PENDAHULUAN
yang lazim dilakukan oleh pengusaha di dalam negeri. Impor seringkali dilakukan
untuk memperoleh barang yang sulit atau tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Tidak
semua wajib pajak dapat menjadi importir dan tidak semua jenis barang dapat diimpor.
Jenis barang yang dapat diimpor telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Menteri
diselundupkan atau yang memiliki risiko tinggi diantaranya adalah produk tekstil,
Secara sederhana, boleh dikatakan bahwa impor berisiko tinggi adalah importasi
Pada umumnya, modus yang digunakan adalah dengan under invoicing (pemberitahuan
harga lebih rendah dari yang seharusnya) maupun penghindaran pemenuhan perizinan
membuat persaingan tidak sehat dan mengancam industri dalam negeri. Dari sisi
penerimaan, perdagangan ilegal ini membuat penerimaan negara tidak optimal baik
Bea Masuk (BM) maupun Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). Secara kuantitas jumlah
importir yang tergolong dalam kategori berisiko tinggi ini relatif kecil yakni sekitar 5%
(sumber: DJBC), akan tetapi dampak yang ditimbulkan cukup besar dan berpengaruh
sangat kompleks, maka penanganannya tentunya tidak cukup hanya dari internal Bea
Cukai, namun memerlukan sinergi dan dukungan dari berbagai instansi. Atas
melibatkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Polri, TNI, Menko
Perekonomian, PPATK, Kejaksaan, KPK, KSP, dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Inisisasi pelibatan ini dilaksanakan melalui deklarasi bersama pada tanggal 12 Juli 2017
Tinggi (PIBT).
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Barat menjadi salah satu unit
vertikal DJP yang melakukan kerja sama dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Tanjung Emas dalam rangka PIBT untuk
tujuan optimalisasi penerimaan pajak. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik
mengambil Karya Tulis Tugas Akhir dengan judul “Analisis Penerimaan PPh Pasal 22
Rumusan Masalah
penerimaan PPh Pasal 22 dan PPN Impor di KPP Pratama Semarang Barat sebelum dan
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dengan penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah:
data yang mendukung penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini ada dua, antara lain:
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan
topik yang diambil penulis dari buku, peraturan, jurnal, artikel, dan lainnya untuk
memperoleh dasar teoritis mengenai pembahasan dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini.
Metode ini diterapkan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang
a. Teknik Wawancara
pemungutan terkait permasalahan yang akan dibahas penulis dalam penulisan Karya
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan
pembahasan.
BAB II PERMASALAHAN
Bab ini berisi tentang uraian data dan fakta yang mendukung penulis untuk
membuat Karya Tulis Tugas Akhir ini. Bab ini juga berisi hal-hal penting yang harus
Bab ini berisi uraian landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian
seta hasil pembahasan yang dilakukan oleh penulis terkait dengan permasalahan yang
diangkat oleh penulis dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini. Bab ini merupakan bagian
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan
KPP Pratama Semarang Barat merupakan kantor pajak yang berada di Jalan
Kantor ini memiliki visi yaitu mewujudkan Kantor yang unggul melalui kerja dinamis
Jenderal Pajak Nomor KEP-141/PJ/ 2007 tanggal 3 Oktober 2007 meliputi 63 (enam
puluh tiga) kelurahan yang tersebar dalam 5 (lima) kecamatan di Kota Semarang, yaitu:
2. Kecamatan Ngaliyan;
3. Kecamatan Mijen;
5. Kecamatan Tugu.
Gambar II.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Semarang Barat
Tabel II.1 Data Penerimaan PPh Pasal 22 dan PPN Impor Tahun 2017 dan
2018 di KPP Pratama Semarang Barat (dalam jutaan rupiah)
2017 2018
Masa Pajak
PPh Pasal 22 PPN Impor PPh Pasal 22 PPN Impor
BAB III
Landasan Teori
Pengertian Pajak
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 (UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Menurut Waluyo, Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
Pelaksanaan e-Filling
seperti kehandalan sistem TIK, tingkat respon atas permasalahan TIK yang dialami oleh
wajib pajak yang menggunakan e-filling, dan layanan informasi perpajakan (customer
service)