Anda di halaman 1dari 34

Laporan Penelitian Penyalagunaan internet

Disusun Oleh :

Aziz Hakim Astqolani


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang
benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Laporan Penelitian Penyalagunaan Inernet” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh
dariberbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian ini serta infomasi dari media
massa yangberhubungan dengan agama islam, tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada pengajar Pendidikan Sosiologi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan-rekan siswa - siswi yang telah mendukung sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua,dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Penyalagunaan
internet dalam kehidupan sehari – hari, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh darisempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Jakarta, 15 Juni 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………... 3

1.5 Sistematika pembahasan…………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian................................................................................ 5

2.2 Sejarah internet……………………....... ................................ 6

2.3 Teori teori pendekatan……… ................................................ 8

2.4 Istilah kecanduan internet…………………………………… 9

BAB III Metode Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................ 10

3.2 Subjek penelitian…………………………………………… 11

3.3 Objek penelitian…………………………………………….. 11

3.4 Teknik penelitian……………………………………………. 12

BAB IV Hasil Penelitian

4.1 Deskripsi penelitian………………………………………… 14

4.2 Analisis……………………………………………………... 14

4.3 Analisis data berdasarkan teori……………………………… 23

BAB V Penutup

ii
5.1 Kesimpulan…………………………………………………. . 27

5.2 Saran………………………………………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Internet merupakan suatu jaringan komputer terbesar di dunia, sebagai


perpustakaan multimedia yang sangat lengkap, bahkan Internet dipandang sebagai dunia
dalam bentuk lain (dunia maya), dikatakan demikian karena hampir seluruh informasi
bidang ilmu pengetahuan disuguhkan Internet, seperti bisnis, hiburan, lembaga
pemerintahan maupun swasta dari seluruh Negara yang ada di dunia.

Banyak perubahan yang terjadi dengan kehadiran teknologi Internet, terutama


bagi pola pikir masyarakat generasi saat ini. Berbagai informasi yang terdapat dalam
Internet menawarkan para penggunanya kemudahan-kemudahan akses. Fenomena yang
terjadi saat ini pada masyarakat modern yaitu pemujaan pada teknologi, salah satu
contohnya yaitu ketergantungan para remaja terhadap Internet.

Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers yang dilakukan oleh MarkPlus
Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas
mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah
pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta orang,
meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta. Studi terhadap urban netizen di
Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di 11 kota besar antara
lain Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar,
Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin.Mereka yang diriset adalah pengguna Internet,
usia 15-64 dari SES ABC dan menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari. Hal ini
dperkuat dengan proyeksi APJII menyatakan bahwa pada tahun 2014 dari sekitar 160
juta penduduk Indonesia 107 juta diantaranya menjadi pengguna Internet.

Banyaknya para pengguna Internet ini memicu banyak hal, salah satunya
semakin beragamnya informasi tersedia di Internet. Informasi yang dimuat bisa hal-hal

1
positif bagi para penggunanya, namun juga tidak sedikit informasi itu bermuatan
negatif.

Seorang remaja hakikatnya masih dalam proses pencarian jati diri, masih penuh
dengan rasa penasaran, dan labil. Dengan kenyataan tersebut bagi remaja yang telah
akrab dengan Internet dan mengetahui banyak fungsinya, tidak menutup kemungkinan
untuk menyalahgunakannya, seperti mengakses situs yang tidak sepantasnya,
melakukan kejahatan, tindak kriminal melalui sosial media, dll, yang awalnya
merupakan iseng tapi lama-lama menjadi sebuah ketergantungan.

Melihat fakta tersebut, kiranya perlu ditanggapi dengan serius mengenai


bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi problematika yang dialami oleh remaja
saat ini. Karena remaja merupakan generasi penerus bangsa. Jika calon penerus bangsa
sudah tidak dapat dipercaya dan kehilangan jati dirinya karena terpengaruh oleh segala
hal yang bermuatan negative, jadi apa negara kita ? Maka dalam makalah ini kita
membahas beberapa materi tentang pengyalahgunaannya Internet dan bagaimana
solusinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dalam makalah ini
muncul beberapa rumusan masalah, antara lain :

1. Bagaimanakah perkembangan Internet hingga eksis seperti saat ini?


2. Mengapa terjadi penyalahgunaan Internet pada remaja ? Apa alasannya ?
3. Bagaimana bentuk pengyalahgunaan Internet yang dilakukan para remaja ?
4. Bagaimana solusi dalam pengyalahgunaan Internet ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisam makalah ini memiliki


tujuan yakni sebagai berikut :

2
1. Mengetahui bagaimanakah perkembangan Internet hingga eksis seperti saat ini
2. Mengetahui mengapa terjadi penyalahgunaan Internet pada remaja dan apa
alasannya
3. Mengetahui bagaimana bentuk pengyalahgunaan Internet yang dilakukan para
remaja
4. Mengetahui bagaimana solusi dalam pengyalahgunaan Internet

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin
Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai Pengaruh media massa seperti Internet
terhadap fenomena remaja yang saat ini ketergantungan dan melakukan
penyalahgunaan terhadapnya yang dipandang dari Teori Uses and Gratification
serta Teori Dependensi.
b. Meberikan sumbangan informasi baik bagi pembaca atau khususnya peneliti
yang akan mengambil kajian tentang Penyalahgunaan Internet yang terjadi di
kalangan remaja dan Solusi BerInternet Sehat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang adanya fenomena remaja saat
ini yang banyak melakukan penyalahgunaan terhadap media Internet dan
mencari solusinya.
b. Bagi Peneliti
Membantu menambah wawasan tentang Teori dalam Komunikasi Massa yaitu
teori Uses and Gratification dan Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
yang digunakan dalam kajian makalah ini yaitu Penyalahgunaan Internet dan
Solusinya BerInternet Sehat. Lebih jauh, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan latihan penulisan karya ilmiah.

3
1.5 Sistematika pembahasan

Dalam makalah ini sistematika pembahasannya tersusun sebagai berikut :


a. Bagian I Pendahuluan berisi tentang
 Latar Belakang berisi tentang pengertian Internet, pengaruh Internet terhadap
remaja, riset pengguna Internet di Indonesia, dan fenomena remaja saat ini yang
menyalahgunakan Internet.
 Rumusan Masalah berisi tentang masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
seperti bagaimanakah perkembangan Internet, mengapa terjadi penyalahgunaan
terhadap Internet, bagaimana bentuk penyalahgunaan Internet yang dilakukan
remaja, bagaimana solusinya.
 Tujuan Penelitian berisi tentang alasan penelitian dilakukan, berkaitan dengan
rumusan masalah.
 Manfaat Penelitian berisi tentang manfaat penelitian secara teoritis (penelitian
bagi pengembangan ilmu) dan manfaat praktis ( bagi masyarakat dan peneliti)
 Sistematika Pembahasan berisi tentang struktur penyampaian materi per-bagian
dalam makalah ini.
b. Bagian II Dasar Teori berisi konsep mengenai terminologi (istilah) yang di teliti dan
teori yang digunakan seperti pengertian Internet, sejarah dan perkembangannya,
serta teori yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Bab III Hasil Penelitian berberisi deskripsi data penelitian dan analisis hasil
penelitian berisi klasifikasi data seperti keeksisan Internet bagi remaja, terjadinya
penyalahgunaan Internet pada remaja, bentuk penyalahgunaan Internet dan solusi
berInternet sehat , dianalisis berdasarkan teori yang digunakan, dan kemudian
ditarik kesimpulan.
d. Bab IV Penutup berisi kesimpulan dan rekomendasi atau saran dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Internet

Pengertian menurut strauss, El-Ansary, Frost, Internet adalah seluruh jaringan yang
saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer- komputer dalam jaringan ini
menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan
komputer.

Menurut O`Brien, Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat


dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan
dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara.

Menurut Allan, Internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling


terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan
menguraikanprotokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol (IP)
danTransmission Control Protocol (TCP). Protokol adalah spesifikasi
sederhanamengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi.1

Berdasarkan tiga pengertian Internet diatas dapat disimpulkan Internet


merupakan seluruh jaringan yang saling terhubung secara fisik dan memiliki
kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi dengan jumlah
pengguna lebih dari 200 negara.

1
Pengertian Internet diakses dari http://ragampendidikan.blogspot.com/2013/03/pengertian-internet-
menurut-para-ahli.htm pada tanggal 4 Juni 2014 pukul 13.20 WIB

5
2.2 Sejarah Internet

Sejarah Internet dimulai pada tanggal Agustus 1962 dan penciptaan Internet
pertama kali dikemukakan oleh seseorang bernama J.C.R Licklider dari MIT
Massachutts Institute of Technology. Konsep awal dinamakan “Galactic Network” oleh
dirinya. Ia mengemukakan tentang bagaimana jaringan global yang memungkinkan
orang dapat mengakses data dan program dari mana saja. Pada Oktober 1962 beliau
mengepalai program penelitian komputer di ARPA yang merupakan bagian dari
Departmenet Pertahanan Amerika Serikat.

Proyek dari ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar


informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan
menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Sejarah dari Internet awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer.
Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense)
membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di
daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk
menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah
dihancurkan.

Pada tahun 1966 Larry Roberts mengembangkan konsep jaringan komputer/


Kemudian beliau merencanakan jaringan yang disebut ARPANET yang dipublikasikan
pada tahun 1967. Pada tahun 1969 ARPANET telah melibatkan empat buah komputer
yang terkoneksi. Sejarah Internet juga dimulai dengan komputer pertama berada di
university of California Los Angelos, komputer ke dua berada di Stanford Research
Institute, komputer ketiga berada di University of California Barbara dan koputer ke
emat berada di University Utah. Pada tahun 1971 jumlah komputer yang terhubung ke
ARPANET mencapai 14 buah. Pada tahun ini pulalah protokol Telnet dan FTP berhasil
dibangun. Pada tahun 1972 larry Roberts dan Bob Kahn mengenalkan ARPANET pada
konferensi ICCC yang diselenggarakan di Washignton.

6
Sejarah Pada tahun 1972 sejarah perkembangan Internet menjelaskan Ray
Tomliinson menulis program yang memungkinkan surat elektronik dikirimkan ke
jaringan ARPNET. Beliaulah yang merancang konversi “user@host.” Pada tahun ini
pula ARPANET menggunakan NCP untuk menstransfer data. Pada tahun yang sama
ARPA beruah nama menjadi DARPA. Tambahan huruf D berasal dari kata Defense.
Pada tahun ini ARPANET melakukan koneksi international yang pertama dengan
University College of London dan Royal Establishment di Norwegia.

Sejarah pada tahun 1978 Unix to Copy Protocol ditemukan di Labolatorium Bell.
Program ini berguna untuk melakukan file transfer. Pada tahun 1979 news group yang
diberi nama USENET beroperasi dengan dasar UUCP. Penciptanya adalah Tom
Truscott dan Jim Ellis (kedua mahasiswa di Duke University) dan Steven Bellovin (dari
Universitas North Carolina).

Pemakai dari seluruh dunia bergabung ke grup diskusi ini membicarakan masalah
jaringan, politik, agama dan berbagai topik lainnya. Sejarah Internet, pada tahun 1982
DCA atau Defense Communication Agency dan DARPA membentuk protokol yang
disebut TCP/IP untuk ARPANET. Selanjutnya, Departemen Pertahanan Amerika
Serikat menyatakan TCP/IP sebagai sebuah sntadar. Saat itulah Internet didefinisikan
sebagai sekumpulan jaringan yang terhubung yang menggunakan TCP/IP sebagai
protokol. Sejarah Internet pada tahun 1983 ialah John Postel dan Paul Mockapetris dan
Craig Partidge mengembangkan Domain Name System (DNS) dan mengusulka sistem
pengamatan berbentuk user@host.cdomain. Pada tahun 1984 DNS diperkenalkan di
Internet dengan menyebutkan nama-nama jenis domain seperti . gov, .mil,.org, .net dan
.com.

Pada tahun 1986 TCP/IP mulai tersedia pada workstaiton dan PC. Tahun ini pula
National Science Foundation mendanai NSFNET sebagai tulang punggung Internet
berkapasitas 56 kbps dan mengatur Internet hanya ditujukan untuk kepentingan riset dan
pemerintah yang bersifat tidak komersial.2

2
Sejarah Internet diakses dari http://lestariyunita10.blogspot.com/2013/09/sejarah-dan-perkembangan-
internet-di.html pada tanggal 4 Juni 2014 pukul 13.10 WIB

7
2.3 Teori-Teori Pendekatan

 Teori “Uses and Gratifications”

Pendekatan ini mendasarkan teori pada keyakinan bahwa audiens memiliki seperangkat
keinginan yang kompleks untuk mencari kepuasaan dalam penggunaan media massa.
Diluar itu, tentu saja ada cara lain untuk memuaskan kebutuhan itu-liburan, olahraga,
hobi, bekerja, dll. ini adalah teori yang dibangun untuk menjelaskan komunikasi massa,
meskipun juga dapat untuk komunikasi tatap muka yang mengajukan postulak bahwa
kita menggunakan hubungan sosial untuk memuaskan kebutuhan dan dorongan pribadi.
Model komunikasi ini menasumsikan audiens yang hampir sama aktifnya dengan
pengirim pesan. Hal ini juga menyiaratkan bahwa pesan adalah apa yang audiens
ciptakan, bukan apa yang dimaksudkan pengirim pesan sebenrnya, hal ini mirip dengan
metode semiotika.3

 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang
memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan
terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern,
diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting
dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok,
dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat
dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-


setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan
dukungan moral.

3
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo, Jakarta, 2012, hlm.245.

8
3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu
tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu
aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.4

2.4 Istilah Kecanduan Internet

Kecanduan Internet, atau dikenal dengan istilah Internet addiction disorder (iad)
ini disebabkan majunya perkembangan teknologi sehingga membuat seseorang menjadi
kecanduan Internet. Candu terhadap Internet terlihat dari intensi waktu yang dihabiskan
seseorang untuk duduk manis di depan komputer atau segala macam alat elektronik
yang memiliki koneksi Internet.

Kecanduan ini tak hanya sekedar membuat stres, menutupi diri dari lingkungan
sosial dan membuat anda selalu kurang tidur, tapi sebuah penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa pecandu Internet berisiko memiliki perubahan otak, yang sama
dengan mereka yang kecanduan akan narkoba atau alkohol. 5

4
Macam-Macam Teori Komunikasi diakses dari http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/macam-
macam-teori-komunikasi.html pada tanggal 28 Mei 2014, pukul 13.00 WIB.
5
Kecanduan Internet diakses dari http://www.politeknikgunakarya.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi
=lihat&id=72 pada tanggal 28 Mei 2014, pukul 13.20 WIB.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu “Penyalahgunaan


Internet Dan Solusi BerInternet Sehat”, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang


diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 2005:63). Sedangkan
menurut Moleong, Lexy J.,6 Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.Metode penelitian ini dapat
digunakan dengan lebih banyak segi dan lebih luas dari metode yang lain, dan dapat
juga memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai macam masalah.

Metode penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan: pertama,


menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan langsung dengan
kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.

6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.Bandung.2009.hlm.6

10
Penelitian kualitatif deskriptif memungkinkan pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat, memungkinkan mengkaji masalah-masalah normatif sekaligus
memaparkan temuan di lapangan. Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan studi kasus, karena permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka, akan tetapi menyangkut
pendeskripsian, penguraian dan penggambaran suatu masalah yang sedang terjadi.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu
selama kurun waktu tertentu dengan cukup waktu mendalam dan menyeluruh termasuk
lingkungan dan internal anggota. Keuntungan menggunakan studi kasus ini adalah
peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam sehingga dapat menjawab
mengapa keadaan itu terjadi dan juga dapat menemukan hubungan-hubungan yang
tadinya tidak diharapkan.

3.2 Subjek Penelitian

Untuk melengkapi data dalam penelitian ini yang berjudul “Penyalahgunaan


Internet Dan Solusi BerInternet Sehat” dengan menggunakan metode diskriptif
kualitatif, maka kami mewanwancarai beberapa subjek dengan criteria sebagai berikut :
1. Para remaja yang sering menggunakan Internet (mahasiswa maupun masyarakat
umumnya).
2. Dosen pengajar jurusan komunikasi.
3. Seorang pengusaha yang mengerti perkembangan teknologi.

3.3 Objek Penelitian

Objek yang kami teliti yakni berkenaan dengan para pengguna Internet yang
ketergantungan bahkan yang sudah menyalahgunakannya.

11
3.4 Teknik Penelitian

Penelitian kualitatif umumnya menggunakan tiga teknik pengumpulan data


yakni; (1) wawancara mendalam (indepth interview), (2) observasi, dan (3) studi
kepustakaan. Ketiga teknik ini digunakan dengan harapan dapat memperoleh
seperangkat informasi dan data yang memadai.

a. Teknik Wawancara

Teknik pengumpul data yang sering digunakan oleh para peneliti di lapangan
adalah teknik wawancara, yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara
pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan atau menerima informasi
tertentu (Sukardi, 2006:53), menurut Arikunto, Wawancara adalah suatu dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara atau
responden.7 Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan
seorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Metode wawancara dilakukan
dengan pertimbangan; (a) informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam karena
peneliti mempunyai peluang yang lebih luas untuk mengembangkan informasi lebih
mendalam; (b) melalui wawancara peneliti berpeluang untuk mengetahui lebih
mendalam tentang kehidupan waria terutama tentang pola interaksi sosialnya.
Wawancara yang kami lakukan yaitu ke beberapa remaja yang saat ini telah
ketergantungan pada Internet. Untuk solusinya kita mewawancarai mahasiswa dan
dosen komunikasi yang juga sering mengamati perkembangan media.

b. Teknik Observasi

Teknik yang digunakan ini diharapkan dapat menarik inferensi tentang makna dan
pemahaman yang tidak terucap (tacit understanding) yang tidak didapatkan baik pada

7
Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Asdi Mahesta. Jakarta. 2006.
hlm.126.

12
wawancara. Untuk melengkapi data penelitian ini juga disertai hasil observasi langsung
mengenai perilaku dan sikap remaja yang sedang asyik menggunakan Internet.

c. Teknik Studi Kepustakaan


Teknik ini digunakan untuk mencari data-data, memperluas wawasan dan lebih
mendalami materi, dilakukan di dua perpustakaan perpustakaan yaitu perpustakaan
Fakultas Dakwah dan perpustakaan Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Serta
terdapat referensi lain yang diakses melalui Internet.

13
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini berjudul “Penyalahgunaan Internet Dan Solusi BerInternet Sehat”.


Untuk melengkapi data yang menggunakan metode diskriptif kualitatif. Objek yang kita
teliti yaitu para pengguna Internet yang ketergantungan bahkan yang sudah
menyalahgunakannya. Subjek dalam peneletian ini yakni para remaja pengguna
Internet, mahasiswa dan dosen ilmu komunikasi yang juga sering mengamati
perkembangan media, serta seorang pengusaha yang juga mengerti mengenai media.
Sedangkan Teknik pengumpulan datanya yaitu melalui wawancara dan observasi.

4.2 Analisis Data

a. Keeksisan Internet bagi remaja

Banyak media massa yang kita kenal sekarang mengalami konvergensi ke


format digital. Media utama tradisional seperti Koran, majalah dan lainnya sekarang
barada dalam beragam tahap transisi ke format digital. Konvergensi teknologi ini dipicu
oleh percepatan miniaturisasi peralatan canggih dan kemampuan untuk memproses data
menjadi bit digital yang lebih kecil sehingga mudah disimpan dan ditransmisikan. Dan
semua media cetak, elektronik atau fisiografis terlibat dalam konvergensi ini.8

Internet merupakan salah satu contoh bentuk media konvergensi digital, seperti
adanya situs-situs dalam Internet dan search-engine Google. Di masa depan koran cetak
akan lenyap dalam semalam, atau film bioskop akan punah dalam seminggu, rental
video dan siaran TV akan bangkrut sekaligus. Semua perusahaan media besar itu sudah
masuk ke Internet, dan pada saatnya nanti, pesan digital melalui Internet akan
mendominasi.

8
Vivian, john. Teori komunikasi massa. Kencana prenada media group.Jakarta. 2008. hlm. 278-281.

14
Tidak heran jika Internet telah menjalar penggunaannya ke berbagai usia, namun
yang lebih condong kami bahas dalam penelitian ini yakni para remaja. Jarang sekali
remaja yang tidak mengenal dan menggunakan internet, karena internet memang suatu
media yang sudah eksis dan mudah menyebabkan ketergantungan apalagi bagi remaja.

Grafik diatas adalah hasil riset yang dirilis oleh Majalah Marketeers yang
dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia
memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut
MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah
mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta. Studi
terhadap urban netizen di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2011
di 11 kota besar antara lain Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan,
Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin.Mereka yang diriset
adalah pengguna Internet, usia 15-64 dari SES ABC dan menggunakan Internet lebih
dari 3 jam sehari. Hal ini dperkuat dengan proyeksi APJII menyatakan bahwa pada

15
tahun 2014 dari sekitar 160 juta penduduk Indonesia 107 juta diantaranya menjadi
pengguna Internet.9

Mr. L Pangkali (nama samaran) dan Mr. R. Permana (nama samaran), mereka
merupakan mahasiswa yang kami wawancarai. Keduanya menyatakan bahwa telah
mengenal Internet sejak SMP dan menggunakan Internet setiap hari”.10

Menurut Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Rahmad Harianto, S.IP,M.Med.Kom


menyatakan bahwa “Keeksisan Internet disebabkan karena sekarang adalah era digital,
semua media diarahkan kesana, maka Internet menjadi sangat penting bagi setiap orang.
Orang akan menyesuaikan, kalau tidak mereka akan dianggap ketinggalan zaman.
Karena itulah Internet menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang”.11

Pendapat diatas diperkuat oleh keterangan Miftahul Huda yang menyatakan


bahwa “Saat ini orang menggunakan internet karena saat ini internet menjadi trend,
banyak orang yang menggunakan internet, maka memicu seseorang untuk turut
menggunakannya pula.” 12

Pendapat serupa diungkapkan oleh Dosen sejurusan, Moch. Choirul Arif, S.Ag.,
M.Fil.I. yang menyatakan bahwa “Internet menyangkut beberapa hal yaitu anak muda,
tawaran program, merupakan trend, dan dalam konteks kelahirannya beriringan dengan
perkembangan teknologi digital. Maka anak muda merasa bahwa kebutuhan-
kebutuhannya dapat diperoleh dari internet”.13 Terjadinya Penyalahgunaan Internet
pada Remaja

9
Riset Pengguna Internet diakses dari https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=e1ihULFBpOGuA
TL0YDAAw#q=riset+pengguna+internet+di+indonesia pada tanggal 3 Juni 2014 14.00 WIB.
10
Wawancara dengan 2 mahasiswa pengguna internet, pada tanggal 5 juni 2014
11
Wawancara dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tanggal 6 juni 2014.
12
wawancara dengan seorang lulusan sarjana dari Untag yang sekaligus menjadi Pengusaha Minyak
Buah Pala, pada tanggal 5 juni 2014.
13
Wawancara dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tanggal 6 juni 2014.

16
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini merupakan suatu kemajuan
yang sangat baik dalam hal teknologi informasi. Kita dapat memperoleh berbagai
informasi dengan mudah, tanpa harus bersusah payah dalam memperoleh informasi
tersebut. Dengan kemudahan-kemudahan yang didapatkan dalam dunia teknologi
informasi kita dapat memperoleh hal positif maupun negatif dari perkembangan
tersebut. Internet tak jauh beda dengan narkoba yang dapat menyebabkan kecanduan
bagi penggunanya, atau dikenal dengan istilah Internet addiction disorder (Iad). Hal ini
disebabkan majunya perkembangan teknologi sehingga membuat seseorang menjadi
kecanduan Internet. Candu terhadap Internet terlihat dari intensi waktu yang dihabiskan
seseorang untuk duduk manis di depan komputer atau segala macam alat elektronik
yang memiliki koneksi Internet.

Kecanduan ini tak hanya sekedar membuat stres, menutupi diri dari lingkungan
sosial dan membuat anda selalu kurang tidur, tapi sebuah penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa pecandu Internet berisiko memiliki perubahan otak, yang sama
dengan mereka yang kecanduan akan narkoba atau alkohol.

Berdasarkan observasi yang kami lakukan, bahwa perilaku remaja lebih


spesifiknya yakni pada mahasiswa di UINSA dan sekitarnya yang sedang berinternet
sikapnya yakni dia akan lebih banyak diam daripada berinteraksi dengan orang
disekitarnya, kadang tersenyum dan tertawa sendiri karena asyik dengan internet. Baik
itu yang melalui laptop maupun melalui gadget. dia seakan memiliki dunia sendiri, lebih
cuek terhadap lingkungan sekitarnya, baik pada teman maupun situasi yang ada di
sekitarnya.

Perkembangan teknologi semakin membuat manusia diperbudak olehnya.


Interaksi sosial secara langsung semakin diminimalisir, karena adanya teknologi yang
membuat komuniakasi dengan siapapun lewat media yang canggih. Dampaknya pun
tidak hanya keacuhan terhadap lingkungan sekitar, tetapi sikapnya juga lebih sensitif
dari pada biasanya.

Apabila sudah ketergantungan, memang susah untuk dihentikan. Bahkan teman


terdekat juga kadang terkalahkan, nasehatnya tidak digubris, karena sudah asyiknya dia

17
dengan media online, entah itu dalam bentuk jejaring sosial maupun searching
engineering.14

Saat ini seringkali kita mendengar dan melihat terjadinya fenomena


penyalahgunaan Internet yang menimbulkan tindakan kriminal, kejahatan, dan lain
sebagainya. Setelah seseorang mengenal internet, dian bisa mengalami ketergantungan
dan juga dapat menyalhgunakannya. Fenomena ini juga tidak jarang dilakukan oleh
para remaja. Masih ingat bukan kasus penyalahgunaan Internet dalam dunia pendidikan
yang menggemparkan masyarakat.Empat siswa SMA di Riau dikeluarkan dari sekolah
karena menghina gurunya di facebook. Keempat siswa tersebut merasa kesal dengan
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru mereka. Kekesalan tersebut dilontarkan
melalui facebook dan tersebar luas. Pihak sekolah menganggap perilaku keempat siswa
itu sangat tidak terpuji dan akhirnya memutuskan mengeluarkan mereka dari sekolah.

Masalah tersebut hanya satu dari sekian perilaku penyalahgunaan Internet yang
tentu saja membuat para orang tua mengelus dada. Meskipun pengguna Internet
kebanyakakan dari kalangan remaja yang sudah mengetahu baik buruk nya tindakkan
mereka, tak menutup kemungkinan beberapa dari mereka masih tergolong ank-anak
yang belum tau mana yang bagus mana yang jelek. Sehingga dalam hal ini orang tua tak
bisa lepas tangan jika melihat anak-anak mereka duduk didepan monitor dalam keadaan
tersambung dengan Internet.

Fenomena ini dibuktikan dengan keterangan Mr. L Pangkali (nama samaran)


yang menyatakan bahwa “Penggunaan internet yang paling sering dilakukan yaitu
sebagai media berkomunikasi dengan teman seperti melalui jejaring sosial, namun
kadang untuk menyegarkan otak dengan membuka situs porno, hal itu dianggap sebagai
media pembelajaran bekal masa depan dan media pemuas rasa keingintahuan yang
besar pada remaja”.15

14
Hasil Observasi yang dilakukan di sekitar kampus UINSA dengan mahasiswa pengguna internet, pada
tanggal 5 Juni 2014.
15
Wawancara dengan mahasiswa pengguna internet, pada tanggal 5 juni 2014.

18
Pendapat yang sedikit berbeda diungkapkan oleh Rahmad Harianto,
S.IP,M.Med.Kom, menurut beliau “ Aksi melihat situs porno di internet bukan
merupakan penyalahgunaan internet, tidak ada yang menyalahkan seseorang saat
menggunakan internet baik pemerintah, polisi dan lain sebagainya, karena itu
merupakan hak setiap orang. Karena situs pornografi juga tidak dapat dihapus dari
internet. Misalnya seseorang sedang mengakses video porno, hal itu dianggap sebagai
kebutuhannya, yakni untuk sarana hiburan. Seseorang yang asyik di dunia Internet
merasa seakan memiliki dunia baru sesuai yang diinginkan. Apa yang tidak diperoleh di
dunia nyata dapat diperolehnya saat menggunakan Internet, seperti saat menggunakan
jejaring sosial facebook, twitter dan lain sebagainya. Seseorang juga bisa merasa lebih
hidup di Internet daripada dunia realita. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk
mengakses Internet karena itu hak setiap orang, tergantung bagaimana kita sendiri
dalam memanfaatkannya.”16
Sedangkan menurut Moch. Choirul Arif, S.Ag., M.Fil.I. bahwa
“Penyalahgunaan Internet para remaja berangkat dari pandangan awal mereka tentang
teknologi. Teknologi bebas nilai, baik dan buruk tergantung penggunanya. Alasannya
karena mereka tidak perhatian dan melek media, dalam arti mereka tidak tahu
kebermanfaatan media untuk mengembangkan diri. Yang dimengerti hanya media sosial
seperti jejaring sosial yang banyak manfaatnya. Kesimpulannya penyalahgunaan
internet terjadi karena remaja tidak melek media, tidak sadar dan kurang pemahaman
terhadap media tersebut.”

b. Bentuk Penyalahgunaan Internet


Penyalahgunaan internet ada berbagai macam, Moch. Choirul Arif, S.Ag.,
M.Fil.I menyatakan bahwa “Macam-macam penyalahgunaan internet misalnya
harusnya internet sebagai salah satu referensi untuk mengakses berbagai informasi,
tetapi nyatanya media digital hanya digunakan sebagai satu-satunya referensi yang
kemudian memaksa anak muda untuk melakukan tindakan- tindakan tidak terpuji,
seperti plagiat. Rasa keingintahuan remaja yang sangat besar didukung dengan berbagai
kemudahan yang diberikan oleh teknologi memicu remaja untuk mengetahui hal-hal
yang dianggap sensitive atau tabu di masyarakat. Situs porno. Ketika di sosmed

16
wawancara dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tanggal 6 juni 2014.

19
harusnya menjadi media penjembatan anak muda untuk saling berinteraksi namun
malah menjadi media untuk merepretasikan dirinya secara kompleks dan sifatnya
menipu. Remaja memiliki identitas ganda yang kongkrit dan abstrak. Menjadi pelaku
cyberclimb, download tanpa izin, menjadi hecker, dll. Dampaknya yaitu pertama
menjadikan seseorang tidak memiliki karakter, karena adanya identitas ganda. Kedua
memicu melakukan kegiatan yang berbau kejahatan. Ketiga, terjadi perilaku dimana
orang membolehkan sesuatu yang salah karena banyak orang yang melakukannya.
Memicu ketidakjujuran seperti mengganti nama di jejaring sosial. Hal-hal sepele yang
seharusnya tidak dilakukan di media online. Remaja pada dasarnya akan kehilangan
identitasnya, karena tidak tahu kebutuhan jadi hidupnya hanya menghabiskan waktunya
di teknologi dan tidak menghasilkan apapun.17
Berikut beberapa contoh bentuk penyalahgunaan internet :
1. Data Forgery yaitu membuat situs asli tapi palsu
2. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion
Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem
jaringankomputer pihak sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan
yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap
suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet.
3. Cyberstalking yaitu kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau
melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-
mail dan dilakukan berulang-ulang.
4. Kasus pelanggaran etika dalam dunia maya dan teknologi informasi
5. Pelanggaran Hak Cipta di Internet yaitu membuat situs-situs tertentu tanpa
mendapatkan izin dari narasumber sebenarnya.
6. Pelanggaran Piracy yaitu pelanggaran berupa pembajakan perangkat lunak
(software).18

17
Wawancara dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tanggal 6 juni 2014.
18
Kasus Penyalahgunaan Internet diakses dari http://www.Kasus-Penyalahgunaan-Internet.htm pada
tanggal 4 Juni 2014 pukul 15.21

20
c. Solusi BerInternet Sehat
Fenomena penyalahgunaan internet yang dilakukan oleh remaja tidak luput dari
kesalahan dari orang di sekitar yang tidak peduli pada fenomena tersebut. Perlu adanya
solusi untuk menyadarkan mereka agar mereka dapat berinternet secara sehat. Rahmad
Harianto, S.IP,M.Med.Kom, menyatakan bahwa “ Solusi fenomena tersebut yakni
dengan memberikan pemahaman bagi masing-masing individu agar tahu dampak apa
yang diperoleh, bukan merupakan kesalahan tapi hal itu tidak baik. Kalau salah pasti
ada hukumannya, tapi berbeda kalau tidak baik.”

Pendapat yang tak jauh beda diungkapkan oleh Moch. Choirul Arif, S.Ag.,
M.Fil.I bahwa “Solusinya yaitu dengan disadarkan, yang menyadarkan adalah
mahasiswa komunikasi atau orang-orang yang lebih tahu bagaimana seharusnya
berkomunikasi, hal ini dilakukan dalam bentuk literasi media. Baik melaui pelatihan,
pengarahan, maupun sosialisasi untuk memberikan pencerahan bagi para pengguna
media dari anak-anak sampai dewasa. Penggunaan media harusnya secara proposional
sesuai kebutuhannya yang memiliki kebermanfaatan untuk dirinya. Misalnya
pengembangan karir, akademis, bisnis, bukan malah menghabiskan waktu berjam-jam
dan tidak menghasilkan apapun. Dan ini merupakan bentuk pengabdian anak
komunikasi yakni untuk literasi media masyarakat.19

Berbagai bahaya di internet dan masalah kecanduan internet bukan tidak dapat
diatasi. Dengan mengetahui dampak negatif dari internet, sebagai orang tua, kita dapat
melindungi buah hati kita dengan melakukan hal-hal berikut:

Pertama, orang tua perlu memilki pengetahuan tentang internet, karena seorang
anak dapat saja dengan sengaja membiarkan atau membuat orang tua tidak memahami
teknologi sehingga orang tua berpikir tidak ada dampak negatif dari internet.kata
pengan. Kedua, letakkan komputer di tempat yang mudah dilihat karena kadang orang
tua merasa bangga dengan meletakkan dalam kamar anak mereka sebuah komputer
yang terhubung internet. Hal ini sebenarnya akan membahayakan anak karena mereka

19
Wawancara dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tanggal 6 juni 2014.

21
dapat leluasa mengakses situs-situs yang tidak baik tanpa diketahui orang tua.
Sebaliknya, dengan meletakkan di tempat terbuka, misalnya di ruang keluarga, kita
dapat memantau situs apa saja yang dibuka anak. Bantu anak untuk dapat membuat
keputusan sendiri karena sebagai orangtua, kita tidak dapat mengawasi anak 24 jam.
Biasakan anak untuk mengambil keputusan mulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya,
memutuskan untuk menggunakan pakaian yang mana atau tanyakan pendapat dan sudut
pandang anak. Sehingga saat orangtua tidak ada atau saat muncul situs porno, mereka
dapat mengambil tindakan yang tepat.

Ketiga, tanamkan pula rasa takut akan Tuhan, sehingga walau orang tua tidak
ada, tetapi dia tahu bahwa Tuhan memerhatikan dan melihat apa yang dilakukannya.
Keempat, orangtua juga harus membatasi penggunaan internet bagi anak. Tetapkan
berapa lama internet boleh digunakan dan situs apa saja yang boleh diakses. Memasang
software filter pornografi seperti web protection untuk mencegah anak-anak mengakses
situs porno. Hal terakhir yang paling penting adalah orang tua harus menjaga
komunikasi yang baik dengan anak. Karena komunikasi yang baik dan terbuka serta
keakraban dengan anak akan memudahkan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai
moral dan dapat menjelaskan kepada anak apa saja bahaya dari penggunaan internet.

Disamping peran orangtua dibutuhkan pula peran pemerintah. Menteri Kominfo


mengatakan, bahwa pola penyelesaiannya harus menggunakan cara yang sangat
strategis pula, yaitu:

Pertama, berupa perkuatan kelembagaan. Kondisi ini menuntut adanya suatu


lembaga yang secara terus menerus melakukan monitoring traffik internet yaitu minimal
untuk mengetahui apakah penggunaannya secara etis bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku atau tidak. Lembaga ini tidak harus setingkat kementerian atau suatu
badan pemerintahan tertentu, karena lembaga ini berada di bawah Departemen Kominfo
yang dapat melakukan koordinasi lintas interdep atau berbagai kelembagaan yang ada,
yang diharapkan mulai dapat berfungsi efektif di tahun depan.

Kedua, adalah penguasaan tehnologi. Efektif atau tidaknya upaya untuk


meminimalisasi kehadiran penyalahgunaan internet sangat tergantung pada seberapa

22
jauh kemampuan penguasaan tehnologinya, sehingga hal ini menuntut adanya
kemampuan untuk meningkatkan kualitas penguasaan tehnologinya agar tidak left
behind.

Ketiga, adalah keberadaan regulasi untuk menanggulanginya. Dan keempat,


adalah adanya socio readiness di kalangan masyarakat yang memungkinkan masyarakat
untuk memiliki ketahanan dan kesadaran yang komprehensif dalam membendung
datangnya informasi yang tidak produktif tanpa harus di- guide oleh pemerintah.
Kondisi socio readiness ini mendorong masyarakat untuk memiliki kemudahan
psikologis dalam membedakan antara yang baik dan sebaliknya. 20

4.3 Analisis Data Berdasarkan Teori


Internet termasuk dalam media massa, yakni suatu media yang dapat dinikmati
oleh setiap orang secara umum. Maka dalam hal ini teori yang digunakan perbandingan
yakni teori yang berhubungan dengan komunikasi massa, ada 2 teori sebagai berikut :

1. Teori “Uses and Gratifications”

Teori ini di kemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch.
Ada beberapa asumsi dasar teori ini antara lain :

a. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa
diasumsikan mempunyai tujuan.
Hal ini sesuai dengan realita, memang kebanyakan pengguna internet memiliki
tujuan dalam pemakaiannya, bahkan bisa menjadi suatu kebutuhan. Menurut Mr.
Pangkali bahwa dia menggunakan internet secara aktif, hampir setiap hari,
tujuannya menggunakan internet utamanya jejaring sosial adalah untuk
berkomunikasi dengan teman-temannya, namun kadang membuka hal yang tidak
wajar seperti situs porno juga memiliki tujuan yakni sebagi hiburan melepas
kepenatan. Namun adapula yang menggunakan internet dengan baik, seperti

20
Solusi Penyalahgunaan Internet diakses dari http:/www.coba-coba-karya-tulis-dampak-penyalahgunaan
-\internet.htm pada tanggal 30 Mei 2014 pukul 15.19 WIB.

23
membuka online shop atau kegiatan pengembangan diri lainnya yang mendapat
manfaat bagi dirinya. Tujuan penggunaan internet baik atau tidak itu tergantung
pada penggunanya masing-masing.
b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif, untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Maka media
yang digunakan tergantung pada kebutuhan setiap individu.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan
manusia yang lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi
media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
Perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi pola pikir masyarakat. Kebutuhan
yang diinginkan semakin mudah didapatkan melalui berbagai media yang
ditawarkan. Seperti yang dikatakan Rahmad Harianto, S.IP., M.Med.Kom bahwa
“Saat ini merupakan era digital, semua media diarahkan kesana. Orang akan
mengikutinya kalau tidak ingin ketinggalan zaman. maka dari itu saat ini internet
menjadi sangat penting bagi setiap orang.” Maka dari itu saat ini media massa
tradisional seperti majalah dan koran mulai bertransmisi menjadi bentuk digital,
hasilnya ada Koran online di Internet. Tentu itu dinilai lebih praktis dan
memudahkan para penggunanya.
d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi-situasi tertentu. Munculnya situs porno, situs-situs informasi
dan lainnya merupakan hasil dari persepsi para individu yang memperhatikan
kebutuhan orang saat ini, sehingga memunculkan ide tersebut. Pengguannya
berdampak baik atau tidak tergantung pada masing-masing individu.
e. Penilaian tentang artikultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
terlebih dahulu orientasi khalayaknya.21

Pendekatan ini juga mendasarkan teori pada keyakinan bahwa audiens memiliki
seperangkat keinginan yang kompleks untuk mencari kepuasaan dalam penggunaan

21
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi.Remaja Rosdakarya.Bandung.2012.hlm.203.

24
media massa. Dalam hal ini, memang masing-masing individu yang menggunakan
internet karena kebutuhannya, namun tidak jarang hal tersebut digunakan sebagai
pelampias kepuasannya. Seperti yang dikatakan seorang mahasiswa yang kita
wawancarai dia mengakses internet lebih khususnya mengakses video porno sebagi
kepuasan tersendiri, karena digunakannya sebagai hiburan untuk melepas kepenatan
serta mengatasi rasa keingintahuan yang besar.

Dosen Ilmu Komunikasi Moch. Choirul Arif S.Ag., M.Fil.I menambahkan saat
ini remaja mengalihfungsikan media sosmed di yang harusnya menjadi media
penjembatan anak muda untuk saling berinteraksi namun malah menjadi media untuk
merepretasikan dirinya secara kompleks dan sifatnya menipu. Ini juga berarti bahwa
media massa digunakan untuk menciptakan kepuasan bagi remaja, dalam hal ini bahwa
remaja memenuhi kebutuhan sosialnya, salah satunya yakni kebutuhan mendapatkan
eksistensi atau dikenal di dunia maya melalui media massa seperti internet.

Model komunikasi ini menasumsikan audiens yang hampir sama aktifnya dengan
pengirim pesan. Hal ini juga menyiaratkan bahwa pesan adalah apa yang audiens
ciptakan, bukan apa yang dimaksudkan pengirim pesan sebenrnya, hal ini mirip dengan
metode semiotika.22

2. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer


(1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat
masyarakat modern, dimana media massa diangap sebagai sistem informasi yang
memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran
masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial.

Seperti yang dikatakan Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Rahmad Harianto,


S.IP,M.Med.Kom bahwa saat ini Internet menjadi eksis karena sekarang adalah era
digital, semua media diarahkan kesana, maka Internet menjadi sangat penting bagi setiap

22
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo, Jakarta, 2012, hlm.245.

25
orang. Orang akan menyesuaikan, kalau tidak mereka akan dianggap ketinggalan zaman.
Karena itulah Internet menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang”. Maka dalam hal ini
mindset masyarakat bahwa internet dianggap sebagai suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya.

Secara ringkas kajian terhadap efek media massa tersebut dapat dirumuskan
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-


setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
Dengan adanya berbagai kemudahan yang ditawarkan di internet seperti mengakses
berbagai informasi. Hal itu akan menambah pengetahuan masyarakat. Salah satunya
dapat membentuk sikap yang tadinya kolot karena memiliki banyak pengetahuan,
maka pemikirannya dapat berubah menjadi lebih rasional dan modern.
2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan
dukungan moral. Ketergantungan dan penyalahgunaan internet merupakan contoh
efek ini. Seperti dikatakan oleh Moch. Choirul Arif S.Ag., M.Fil.I. bahwa dampak
yang diperoleh dengan menyalahgunakan internet yaitu pertama menjadikan
seseorang tidak memiliki karakter, karena adanya identitas ganda. Kedua memicu
melakukan kegiatan yang berbau kejahatan. Ketiga, terjadi perilaku dimana orang
membolehkan sesuatu yang salah karena banyak orang yang melakukannya. Memicu
ketidakjujuran seperti mengganti nama di jejaring sosial.
3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu
tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu
aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.23
Hal ini seperti yang dilakukan oleh para pekerja entertain (artis, penyanyi, dll)
maupun perusahaan untuk medapatkan brand atau citra yang baik di masyarakat.
Membentuk isu untuk mendapatkan eksistensi, atau menggunakan isu tersebut untuk
menyelesaikan sebuah konflik. Jadi fakta yang sebenarnya dapat ditutup dengan isu
yang sedang beredar.

23
Macam-Macam Teori Komunikasi diakses dari http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/macam-
macam-teori-komunikasi.html pada tanggal 28 Mei 2014, pukul 13.00 WIB.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset yang telah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Seiring berjalannya waktu, Internet menjadi eksis karena sekarang adalah era
digital, semua media tradisional seperti koran, majalah, radio semua diarahkan
kesana. Orang akan menyesuaikan, kalau tidak mereka akan dianggap ketinggalan
zaman. Internet adalah salah satu contoh dari media digital, maka Internet menjadi
sangat penting bagi setiap orang. Internet menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap
orang, bahkan bisa dianggap sebagai kebutuhan pokok yang harus terpenuhi,
seperti layaknya manusia yang membutuhkan makanan, utamanya bagi para
remaja. Ini sesuai dengan teori uses and gratification bahwa orang akan aktif
menggunakan media massa karena memiliki tujuan, yakni internet aktif digunakan
karena untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi bagi remaja, internet
merupakan sebuah trend dan menawarkan banyak program yang menarik, sehingga
memudahkan memperoleh segala kebutuhan.
2. Fenomena remaja yang menyalahgunakan internet berangkat dari pandangan awal
mereka tentang teknologi. Teknologi itu bebas nilai, baik dan buruk tergantung
penggunanya. Mereka tidak tahu kebermanfaatan media untuk mengembangkan
diri. Yang dimengerti hanya media sosial seperti jejaring sosial yang banyak
manfaatnya. Maka, penyalahgunaan internet terjadi karena remaja tidak melek
media, tidak sadar dan kurang pemahaman terhadap media tersebut.
3. Bentuk penyalahgunaan internet bermacam-macam misalnya harusnya internet
sebagai salah satu referensi untuk mengakses berbagai informasi, tetapi nyatanya
media digital hanya digunakan sebagai satu-satunya referensi yang kemudian
memaksa anak muda untuk melakukan tindakan- tindakan tidak terpuji, seperti
plagiat, rasa ingin tahu yang besar memicu untuk mengetahui hal-hal yang
dianggap sensitive atau tabu di masyarakat seperti situs porno, menjadikan sosmed
sebagai ajang merepretasikan dirinya secara kompleks dan sifatnya menipu,
menjadi pelaku cyberclimb, download tanpa izin, menjadi hecker, dll. Dampaknya

27
yaitu pertama menjadikan seseorang tidak memiliki karakter, karena adanya
identitas ganda. Kedua memicu melakukan kegiatan yang berbau kejahatan. Ketiga,
terjadi perilaku dimana orang membolehkan sesuatu yang salah karena banyak
orang yang melakukannya. Memicu ketidakjujuran seperti mengganti nama di
jejaring sosial. Remaja pada dasarnya akan kehilangan identitasnya, karena tidak
tahu kebutuhan jadi hidupnya hanya menghabiskan waktunya di teknologi dan
tidak menghasilkan apapun. Hal ini sesuai teori dependensi efek komunikasi massa,
dimana masyarakat mendapatkan efek atau dampak dari penggunaan media massa
tersebut.
Berikut beberapa contoh bentuk penyalahgunaan internet yaitu :
Data Forgery, Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion, Cyberstalking, Kasus
pelanggaran etika dalam dunia maya dan teknologi informasi, Pelanggaran Hak
Cipta di Internet, dan Pelanggaran Piracy.
4. Solusi bagi remaja yang menyalahgunakan internet yakni memberikan pemahaman
bagi masing-masing individu agar tahu dampak apa yang diperoleh, dengan
disadarkan, yang menyadarkan adalah orang-orang yang lebih tahu bagaimana
seharusnya berkomunikasi seperti mahasiswa atau ahli komunikasi juga
pemerintah, hal ini dilakukan dalam bentuk literasi media. Baik melaui pelatihan,
pengarahan, maupun sosialisasi untuk memberikan pencerahan bagi para pengguna
media dari anak-anak sampai dewasa. Penggunaan media harusnya secara
proposional sesuai kebutuhannya yang memiliki kebermanfaatan untuk dirinya.
Misalnya pengembangan karir, akademis, bisnis, bukan malah menghabiskan
waktu berjam-jam dan tidak menghasilkan apapun. Selain itu tidak lupa lingkungan
terdekatnya seperti keluarga, orang tua juga turut memberi pemahaman bagi
anaknya tentang media tersebut, penanaman nilai moral dan agama yang baik sejak
dini.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran antara lain :
1. Perkembangan teknologi harus diseimbangi dengan bekal iman yang kuat dan nilai
moral yang baik bagi setiap orang, agar nantinya tidak menyalahgunakan teknologi
dan berbuat menyimpang dari nilai dan norma yang telah ada.

28
2. Kepedulian masyarakat atau orang di sekitar terhadap remaja yang
menyalahgunakan internet sangat penting, masyarakat harus melek dan tidak acuh
akan fenomena tersebut. Serta mau bertindak untuk mengatasinya, utamanya yang
paling penting yaitu peran dari orangtua, pemerintah dan para ahli komunikasi.
3. Bagi orangtua, perannya yaitu menanamkan nilai agama dan moral sejak dini serta
selalu mengawasi perkembangan anak utamanya saat masa-masa remaja, bagi
pemerintah dan para ahli komunikasi harus tergerak untuk melakukan penyadaran
tentang penggunaan internet dan bagaimana dampaknya melalui literasi media,
baik itu melalui pelatihan, pengarahan, maupun sosialisasi untuk memberikan
pencerahan bagi para pengguna media dari anak-anak sampai dewasa. Kalau tiap
orang sadar akan hal tersebut, maka pemerintah tidak perlu dibuat UU yang
menghukum para pelaku penyimpangan atau penyalahgunaan tersebut.

29
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Asdi Mahesta. 2006.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,1997.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya,2009.

Rahmat, Jalaluhddin. Psikologi komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana Prenada, 2008.

Sumber Internet :

http://ragampendidikan.blogspot.com/2013/03/pengertian-internet-menurut-para-
ahli.htm

http://lestariyunita10.blogspot.com/2013/09/sejarah-dan-perkembangan-internet-di.html

http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/macam-macam-teori-komunikasi.html

http://www.politeknikgunakarya.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=72

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=e1ihULFBpOGuATL0YDAAw#q=riset+
pengguna+internet+di+indonesia

http://www.Kasus-Penyalahgunaan-Internet.htm

http:/www.coba-coba-karya-tulis-dampak-penyalahgunaan-internet.htm

30

Anda mungkin juga menyukai