Anda di halaman 1dari 16

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

Keperawatan Anak dengan berbagai Tingkat Usia


dalam Konteks Keluarga

PROPOSAL TERAPI BERMAIN


MEWARNAI

DISUSUN OLEH :

ABDURRAHMAN, S.Kep
NOVIE NOVERA, S.Kep
TIRTA WIRANDA, S.Kep
TITIN ASMAWATI, S.Kep
WIDYA PERMATA SARI, S.Kep

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKes MITRA BUNDA PERSADA
BATAM 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak
juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit di harapkan dapat membantu
meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak mulai dari balita, toddler dan usia pra
sekolah
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
e. Mengetahui klasifikasi tahapan usia dalam dan jenis permainan dalam terapi
bermain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan
apa yang dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000)
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginannya sendiri dan
memperoleh kesenangan (Foster, 1989),Bermain adalah cara ilmiah bagi anak
untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya (Miller dan
Keong, 1983).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
utuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan
emosional anak (Champbell dan Glaser, 1995)
B. TUJUAN TERAPI BERMAIN
Adapun tujuan bermain di rumah sakit adalah agar dapat melanjutkanfase
tumbuh kembang secara optimal, mengembangkan kreativitas anak sehingga
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.Terapi bermain dapat
membantu anak menguasai kecemasan dan konflik. Karena ketegangan
mengendor dalam permaianan, anak dapat menghadapi masalah kehidupan,
memungkinkan anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi
yang tertahan (Santrock, 2007).
C. FUNGSI BERMAIN
Dunia anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Diharapkan dengan
bermain, anak akan mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat
berkembang secara optimal.
Adapun fungsi bermain pada anak yaitu:
1) Perkembangan sensoris-motorik: aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembanga fungsi otot.
2) Perkembangan intelektual: anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya,terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek.
Misalnya, anak bermainmobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan
anak dapat memperbaikinya maka anak telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai
kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya
semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi, akan
melatih kemampuan intelektualnya.
3) Perkembangan sosial: perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan
berinteraksi denganlingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan
belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan
membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan dari hubungan tersebut. Saat melakukan aktivitas bermain,
anak belajarberinteraksi dengan teman, memahami lawan bicara, dan
belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi
terutama pada anak usia sekolah dan remaja
4) Perkembangan kreativitas: berkreasi adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau
kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya
5) Perkembangan kesadaran diri: melalui bermain, anak akan
mengembangkan kemampuannya dalam mengaturtingkah laku. Anak juga
akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan
orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru
dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Dalam
hal ini, peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai moral
dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk
memahami dampak positif dan negatif dariperilakunya terhadap orang lain.
Nilai-nilai moral: anak mempelajari nilai benar dan salah dari
lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan
aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan
nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya.
6) Bermain Sebagai TerapiPada saat anak dirawat di rumah sakit, anak
akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan
seperti: marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak
karenamenghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi).
D. PRINSIP PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
Agar anak dapat lebih efektif dalam bermain di rumah sakit, perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Permainan tidak banyak menggunakan energi, waktu bermain lebih
singkat untuk menghindari kelelahan dan alat-alat permainannya lebih
sederhana.Menurut Vanfeet, 2010, waktu yang diperlukan untuk terapi bermain
pada anak yang dirawat di rumah sakit adalah 15-20 menit. Waktu 15-20 menit
dapat membuat kedekatan antara orangtua dan anak serta tidak
menyebabkan anak kelelahan akibat bermain. Hal ini berbeda dengan
Adriana, 2011, yang menyatakan bahwa waktu untuk terapi bermain 30-35
menit yang terdiri dari tahap persiapan 5 menit, tahap pembukaan 5 menit, tahap
kegiatan 20 menit dan tahap penutup 5 menit.
b. Mainan harus relatif aman dan terhindar dari infeksi silang.
Permainan harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan. Anak kecil
perlu rasa nyaman dan yakin terhadap benda-benda yang dikenalnya, seperti
boneka yang dipeluk anak untuk memberi rasa nyaman dan dibawake
tempat tidur di malam hari, mainan tidak membuat anak tersedak,
tidak mengandung bahan berbahaya, tidak tajam, tidak membuat anak
terjatuh, kuat dan tahan lama serta ukurannya menyesuaikan usia dan
kekuatan anak
c. Sesuai dengan kelompok usia.
Pada rumah sakit yang mempunyai tempatbermain, hendaknya perlu
dibuatkan jadwal dan dikelompokkan sesuai usia karena kebutuhan
bermain berlainan antara usia yang lebih rendah dan yang lebih tinggi
d. Tidak bertentangan dengan terapi
Terapi bermain harus memperhatikan kondisi anak. Bila program terapi
mengharuskan anak harus istirahat, maka aktivitas bermain hendaknya
dilakukan ditempat tidur. Permainan tidak boleh bertentangan dengan
pengobatan yang sedang dijalankan anak. Apabila anak harus tirah baring,
harus dipilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak
tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya di tempat bermain
khusus yang ada di ruang rawat
e. Perlu keterlibatan orangtua dan keluarga
Banyak teori yang mengemukakan tentang terapi bermain, namun menurut
Wong (2009), keterlibatan orangtua dalam terapi adalah sangat penting,
hal ini disebabkan karena orangtua mempunyai kewajiban untuk tetap
melangsungkan upaya stimulasi tumbuh kembang pada anak walaupun
sedang dirawat si rumah sakit. Anak yang dirawat di rumah sakit
seharusnya tidak dibiarkan sendiri. Keterlibatan orangtua dalam perawatan
anak di rumah sakit diharapkan dapat mengurangi dampak hospitalisasi.
Keterlibatan orangtua dan anggota keluarga tidak hanya mendorong
perkembangan kemampuan dan ketrampilan sosial anak, namun juga akan
memberikan dukungan bagi perkembangan emosi positif, kepribadian yang
adekuat serta kepedulian terhadap orang lain. Kondisi ini juga dapat
membangun kesadaranbuat anggota keluarga lain untuk dapat menerima
kondisi anak sebagaimana adanya.
E. TIPE PERMAINAN
a) Permainan pengamat
Tipe dari permainan pengamat adalah anak memperhatikan apa yang
dilakukan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk terlibat dalam aktivitas
dalam bermain tersebut. Anak memiliki keinginan dalam memperhatikan
interaksi anak lain, tetapi tidak bergerak untuk berpartisipasi. Anak
bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang
sedang dilakukan temannya.
b) Permainan tunggal
Tipe permainan tunggal adalah anak bermain sendiri dengan mainan yang
berbeda dengan mainan yang digunakan oleh anak lain di tempat yang
sama. Anak menikmati adanya anak lain tetapi tidak berusaha untuk
mendekati mereka. Keinginan anak dipusatkan pada aktivitas mereka
sendiri, yang mereka lakukan tanpa terkait dengan aktivitas anak lain.
c) Permainan paralel
Tipe permainan paralel adalah anak bermain secara mandiri tetapi diantara
anak-anak lain. Mereka bermain dengan mainan yang sama seperti mainan yang
digunakan anak lain disekitarnya, tetapi ketika anak tampak berinterkasi,
mereka tidak saling mempengaruhi. Masing-masing anak bermain
berdampingan, tetapi tidak bermain bersama-samad.
d) Permainanasosiatif
Tipe permainan asosiatif adalah bermain bersama dan mengerjakan
aktivitas serupa atau bahkan sama, tetapi tidak ada organisasi, pembagian kerja,
penetapan kepemimpinan atau tujuan bersama. Anak saling pinjam
meminjam mainannya, saling mengikuti, bertindak sesuai dengan
harapannya sendiri dan tidak ada tujuan kelompok. Terdapat pengaruh
perilaku yang sangat besar ketika satu anak memulai aktivitas, seluruh
kelompok mengikuti
e) Permainan kooperatif
Tipe permainan kooperatif (kerjasama) adalah permainan bersifat teratur,
dan anak bermain dalam kelompok dengan anak lain. Anak akan
berdiskusi dan merencanakan aktivitas untuk tujuan pencapaian akhir.
Kelompok terbentuk secara renggang, tetapi terdapat rasa memiliki atau
tidak memiliki yang nyata. Aktivitas permainan dikontrol oleh satu atau
dua anggota yang memerankan peran dan mengarahkan aktivitas orang
lain. Aktivitas diatur untuk memungkinkan satu anak menambah fungsi
anak lain dalam mencapai tujuan. Pada permainan ini terdapat aturan
permainan dalam kelompok, tujuan dan pemimpin permainan
F. KATEGORI BERMAIN
a. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak,
apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai
gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain
aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain
dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata.
b. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain.Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati
temannya bermain atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain
tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama
dengan bermain aktif.
G. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
1. 1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat
Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong

2. 2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air
3. 4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

4. 6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian
tubuh, Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan
beri perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air
mengalir dan berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.

5. 9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai
Tempat Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan
suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan
Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan
• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik
6. TODLER ( 2-3 TAHUN )
• Mulai berjalan,memanjat,lari
• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
• Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
• Perhatiannya singkat
• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
• Karakteristik bermain “Paralel Play”
• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
• Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler


 Mainan yang dapat ditarik dan didorong
 Alat masak
 Malam,lilin
 Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat
dipukul, krayon,kertas.
7. PRE-SCHOOL
 Cross motor and fine motors
 Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
 Sangat energik dan imaginative
 Mulai terbentuk perkembangan moral
 Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
 Karakteristik bermain
 Assosiative play
 Dramatic play
 Skill play
 Laki-laki aktif bermain di luar
 Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-school
 Peralatan rumah tangga
 Sepeda roda Tiga
 Papan tulis/kapur
 Lilin,boneka,kertas
 Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
8. USIA SEKOLAH
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan aturan kelompok
 Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.

 Karakteristik “Cooperative Play”

 Laki-laki : Mechanical
 Perrempuan : Mother Role
Mainan untuk Usia Sekolah
 6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk
melukis,mencatat,sepeda.
 8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan, kartu, olah
raga bersama, sepeda, sepatu roda
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN MEWARNAI

a. Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


b. Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 3-5 tahun

c. Tujuan :
o Anak dapat lebih mengenali warna
o Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
o Mengembangkan imajinasi pada anak mulai dari
balita, toddler dan usia pra sekolah
o Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
bermain
o Mengetahui klasifikasi tahapan usia dalam dan jenis
permainan dalam terapi bermain
c. Tanggal / Jam : Hari / Tanggal : Rabu / 15 januari 2020
d. Jam / Durasi : Pkl. 18.00 sd selesai
e. Tempat Bermain : Ruang poliklinik anak RSHB
f. Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien
yang datang berobat ke poliklinik RSHB batam yang
memenuhi kriteria :
o Anak usia 3 – 5 tahun
o Tidak mempunyai keterbatasan fisik
o Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
o Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari :
Anak usia pra sekolah dan sekolah sebanyak 4 orang didampingi keluarga
Target : 4 orang
g. Sarana dan Media
Sarana:
· Ruangan tempat bermain
· Tikar untuk duduk
Media:

· Gambar yang belum diwarni


· crayon
h. tim pelaksana
a) pembimbing pendidikan : Ns. Trisya Yona Febrina, M.Kep
b) pembimbing lahan : Ns. Arradil, S.Kep
c) leader : Novie Novera
Tugas :
 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain sebelum
kegiatan dimulai.
 Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam
proses kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain dengan
baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok
d) Co. Leader : Titin asmawati
Tugas :
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
anak dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
e) Fasilitator : widya permata sari, Tirta wiranda
Tugas :
 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi anak
yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta untuk
berperan aktif dan memfasilitasi peserta.
f) Observer : Abdurrahman
Tugas :
 Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan
non verbal anak selama kegiatan berlangsung
i. Media (Alat dan Bahan)
Alat bermain :
 Kertas bergambar
 Pensil warna/crayon
 Plaster Bening
 Karpet
 Daftar hadir
 Tema gambar yang tersedia : Mobil, Helo kitty, Bunga, Ikan,
j. Proses pelaksanaan :
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 15 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima peralatan
crayon
4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan
mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak
5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah
pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
 Menceritakan dan
apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam

k. Evaluasi
1. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
4. Kebutuhan anak terpenuhi
5. Anak bersosialisasi dengan temannya
6. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7. Anak berperan aktif dalam permainan
8. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang datang kepoiklinik
11. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Saputro, heri, fajrin .2017 Anak Sakit wajib Bermain di Rumah sakit : Forum Ilmiah
Kesehatan (FORIKES)

Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami


Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.

Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Widyasari. 2009 Http:// www. Terapibermain.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai