KAK Program TB
KAK Program TB
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANGODUA
Jl. Nyimas Endang Geulis No.88 Kec.Klangenan Kab.Cirebon
Telp (0231) 8825112 Email: PuskesmasJemaras@gmail.com Kode Pos 451156
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyaki menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapa tjuga mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui droplet
pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang
terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukt imemiliki TB dalam sputumnya
memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat dapat menyebarkan
sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang
terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat
bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari
dan lembab .
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis. Pengobatan TB Paru
membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan pasien tidak patuh dalam
menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai
Pengawas Menelan Obat sangatlah penting.
Kegiatan program TB Paru ini sesuai dengan visi dan misi UPTD Puskesmas
Bangodua yang ke tiga yaitu mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup
sehat merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Kegiatan program TB Paru juga merupakan salah satu komponen kesehatan
secara menyeluruh dan tidak dapat diabaikan pada masyarakat khususnya di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bangodua.
B. LATAR BELAKANG
Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam
pendampingan di Masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default
dan meningkatkan kesembuhan. out/default.Peran
PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan,
mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien,
menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol,
serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan
pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak
droup out/default, dan tidak gagal.Kegagalan pengobatan TB Paru
mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten
dengan OAT.Pengobatan TB MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan
biaya yang cukup besar.Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan
Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat yang
dilakukan oleh PMO
Dalam pemberantasan penyakit TB Paru di UPTD Puskesmas Bangodua
melakukan langkah – langkah sebagai acuan pemegang program:
1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 3 minggu dengan koordinasi BP
agar diperiksa dahaknya atau 10 % dari kunjungan diperiksa dahaknya.
2. Pemeriksaan dahak dengan sisten SPS ( Sewaktu,Pagi,Sewaktu)
3. Pengiriman dahak ke Puskesmas PRM.
4. Pengobatan dengan FDC.
5. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat.
6. Penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan ataupun kelompok.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara
memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bangodua
2. Tujuan khusus.
a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru
BTA positif yang ditemukan.
b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga
dapat mencapai 73% dari perkiraan semua penderita baru untuk semua
kasus TB Paru.
c. Mengurangi pasien TB Mangkir.
F. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah pasien dengan tanda dan gejala batuk lama
lebih dari 2 minggu tidak sembuh-sembuh atau pasien suspek TB.
Tanggal Sumber
No Kegiatan Tujuan Indikator
/ Bulan Dana
Pelayanan Cakupan
Kesehatan Orang pelayanan
Januari
Dengan Terduga kesehatan
- Mengetahui sejak
1 orang -
Desem TB dini penderita Tb
terduga TB
ber
mencapai
target
Januari Pengobatan Pasien dengan Cakupan
2 - semua kasus TB pengobatan
Semua Kasus TB -
Desem paru harus segera semua
ber diobati agar tidak kasus TB
menular pada mencapai
orang lain target
suspek yang diperiksa dan mengirimkan pasien batuk lebih dari 3 minggu
2 Penemuan kasus Proporsi suspek yang 1. Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan a. Setiap hari Global Fund
TB paru (CDR) diperiksa 256 suspek semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar
diperiksa dahaknya
b. Sesuai jadwal
posyandu lansia.
3 Proporsi Penderita BTA positif 3. Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan Setiap hari Global Fund
penderita BTA 15 orang dari 256 semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar
4 Rongent positif 18 Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan semua Setiap hari
dahaknya
5 Sembuh 10
6 Pengobatan 6
lengkap
7 Droup 1
out/defaulth
8 TB MDR 1 Pendampingan dalam minum obat dan penyuluhan 3 Bulan sekali BOK
kesehatan.
9 TB Mangkir BOK
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pencapaian CDR di puskesmas Gondang baru mencapai 256 suspek
yang seharusnya 676 suspek baru mencapai 38%.
2. Proporsi BTA Positif diantara suspek 15 yang seharusnya 256 baru
mencapai 5,9%.
3. Masih adanya pasien yang DO dikarenakan pasien bosan dengan
minum obat dalam jangka waktu yang lama.
4. Masin adanya pasien TB Mangkir sehingga diperlukan pengawasan
dan penyuluhan kesehatan.
B. Saran
1. Penjaringan suspek terlalu ketat sehingga BTA Positif baru 5,9%.
2. Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan lebih digalakan lagi di
masyarakat.
3. Pelatihan bagi petugas TB maupun petugas laboratorium.