Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

CONGESTIVE HEART FAILURE(CHF) DI RUANG


SAKURA RSUD dr. DORISSYLVANUS
PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH:

ERNA SARI
2017.C.09a.0886

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2019
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal, 9 Desember 2019
pukul 14.00 WIB bertempat di ruang Sakura RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka
Raya, dengan teknik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan
data dari buku keperawatan pasien, di dapat data – data sebagai berikut :
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Aries VI no. 58, Palangka Raya
Tgl MRS : 7 Desember 2019
Diagnosa Medis : CHF, DM Tipe II, Post Hipoglikemia
2.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan
2.1.2.1 Keluhan Utama
Pasien mengeluh P: nyeri saat beraktivitas. Q: Seperti ditusuk - tusuk. R :
Di bagian dada sebelah kiri. S : Skala nyeri 3. T : Nyeri hilang timbul.
2.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
7 Desember 2019, pasien dibawa oleh keluarga ke IGD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan keluhan sesak napas, nyari dada sebelah kiri, tidak bisa
tidur ±3 hari. Tindakan yang diberikan yaitu Pemeriksaan TTV dengan hasil TD
167/93 mmHg, RR 32 x/menit, N 123 x/menit, S 36,40C dan SPO2 92 %, oksigen
Nasal Kabul 3 lpm, pemasangan infus NaCl 0,9 % 20 TPM di tangan sebelah kiri,
Injeksi Omeprazole 40 mg (IV), Injeksi Ondansentron 4 mg (IV), dan Injeksi
Furosemide 20 mg (IV).
Kemudian pasien dipindahkan ke ruang ICVCU. Penanganan yang
diberikan yaitu oksigen nasal kabul 2 lpm, pemberian infus D5% 500cc/24 jam,
Infus NaCl 0,9% 500cc/24 jam, Injeksi Fudosemide (IV - 2 x 1 gram - 18.00 &
06.00), Injeksi Novorapid (SC - 3 x 6 unit - 11.30 - 16.30 - 06.30), Injeksi
Lovemir (SC - 1 x 8 unit - 22.00). Obat oral: Atorvostatin tablet 20 mg (22.00),
Brilinta 1 x 1 tablet (07.00), Aspilet 1 x 1 tablet (14.00), Condesartan 1 x 8 mg
(22.00).
9 Desember 2019, pasien dipindahkan ke ruang Sakura untuk pemulihan.
Tindakan yang diberikan adalah Pemeriksaan TTV dengan hasil TD 150/90
mmHg, RR 20 x/menit, N 129 x/menit, S 36,30C, Infus NaCl 0,9% 20 tpm, Injeksi
Levemir 1 x 8 unit, Injeksi Novorapid 3 x 6 unit. Obat oral: Atorvostatin 20 mg
(22.00), Brilinta 1 x 1 tablet (07.00), Aspilet 1 x 1 tablet (14.00), Condesartan 1 x
8 mg (22.00).
2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Keluarga mengatakan memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus.
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ada memiliki penyakit keturunan yaitu
hipertensi dan Diabetes.

Genogram Keluarga
Keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
:Tinggal
serumah
2.1.3 Pemeriksaan fisik
2.1.3.1 Keadaan Umum
Kesadaran Compos Menthis, posisi supinasir, penampilan cukup rapi,
terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm di tangan kiri.
2.1.3.2 Status Mental
Tingkat kesadaran Compos Menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk
badan sedang, cara berbaring hanya terlentang, cara berbicara jelas, suasana hati
pasien gelisah, penampilan pasien cukup rapi dan mekanisme pertahanan diri
adaptif.
2.1.3.3 Tanda-Tanda Vital
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengkajian pada Ny. S didapat hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu Suhu/T 36,30C Axilla, Nadi/HR 129 x/menit,
Pernapasan/RR 20 x/menit, Tekanan Darah/BP 150/90 mmHg.
2.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada klien simetris, tidak ada kebiasaan merokok, tidak ada batuk,
tidak ada batuk berdarah, tidak ada sputum (dahak). Tidak terdapat sianosis, tidak
ada nyeri dada, tipe pernapasan dada dan perut, irama pernapasan teratur, suara
napas Vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.
Masalah keperawatan : Tidak Ada
2.1.3.5 Cardiovaskular (Bleeding)
Klien ada nyeri dada, tidak ada kram, klien pucat, tidak clubbing finger,
sianosis, tidak ada sakit kepala, tidak ada palpitasi, tidak pingsan. Capillary refill>
2 detik, tidak ada edema di bagian paru, tidak ada asites, ictus cordis tidak terlihat,
tidak ada peningkatan vena jugularis, suara jantung normal S1 S2 tunggal.
Keluhan Lainnya : Pasien mengeluh P: nyeri saat beraktivitas.
Q: Seperti ditusuk - tusuk. R : Di bagian dada sebelah kiri. S : Skala nyeri 3. T :
Nyeri hilang timbul.
Masalah keperawatan : Penurunan Curah Jantung
2.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Berdasarkan pemeriksaaan dan pengkajian nilai GCS klien, mata nilainya
4 karena klien dapat membuka secara spontan, verbal nilainya 5 karena klien
berorientasi baik, motorik nilainya 6 karena klien dapat melakukan gerakan sesuai
perintah, total nilai GCS adalah 15 dengan kesadaran Compos Menthis. Pupil
klien isokor, dengan reflek cahaya kiri dan kanan positif. Pasien tidak ada
merasakan nyeri, pasien tampak tenang, tidak mengalami aphasia, tidak
mengalami kesemutan pada kaki dan tangan, tidak ada tremor, tidak ada kejang,
dan tidak bingung.
Pemeriksaan Saraf Kranial, nervus kranial I (Olfaktorius): Pasien mampu
mencium bau minyak kayu putih, nervus cranial II (Optikus) : Pasien mampu
melihat dengan normal, nervus Kranial III (Okulomotor) : reflek pupil Pasien
baik, nervus kranial IV (Troklearis): Pasien mampu menggerakan bola mata
keatas dan kebawah, nervus kranial V (Trigeminus) : reflek berkedip Pasien
lumayan baik, nervus kranial VI (Abdusen) : Pasien mampu menggerakan mata ke
samping, Nervus kranial VII (Fasialis) : Pasien mampu mengencangkan
wajahnya, Nervus kranial VIII (Vestibulokoklearis): Pasien kurang mampu
mendengar orang berbicara, Nervus kranial IX (Glosofaringeal) : Pasien dapat
berbicara, Nervus kranial X (Vagus) : Pasien dapat menelan, nervus kranial XI
(Aksesorius) : Pasien mampu mengangkat bahu, nervus cranial XII (Hipoglosus):
pasien mampu menjulurkan lidahnya.
Pemeriksaaan Uji koordinasi ektremitas atas dari jari ke jari sebelah kiri
positif, sebelah kanan positif, jari kehidung sebelah kanan positif sebelah kiri
positif, ektremitas bawah, tumit ke jempol kaki positif, dan uji kestabilan positif.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.7 Eliminasi ( Bladder )
Eliminasi pasien dengan produksi urine 1000 ml/24 jam, dengan warna
kuning dengan bau khas amoniak. Tidak ada oliguri, poliuri, dysuri, tidak
menetes, tidak ada nyeri, panas, tidak ada hematuria.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Mulut klien terlihat normal, bibir kering, gigi klien normal tidak ada
caries, gusi normal tidak pendarahan dan peradangan, lidah normal, mukosanya
lembab, tonsil normal tidak ada peradangan, Bising ususnya 12 x/menit, tidak ada
benjolan.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.9 Tulang, Otot dan Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien bebas, tidak ada Parese, tidak ada
hemiparese, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri. Ukuran otot pasien simetris.
Kekuatan otot klien ektermitas atas kiri 5, kanan 5, ektremitas bawah kiri 5, kanan
5. Tidak ada deformasi tulang, tidak ada peradangan, tidak ada perlukaan. Tidak
ada patah tulang, tulang belakang klien normal.
Masalah keperawatan : Tidak Ada
2.1.3.10 Kulit - Kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, dan kosmetik, suhu
kulit hangat, warna kulit cokelat tua, turgor kulit cukup, teksture kasar, tidak
terdapat lesi, teksture rambut kasar, distribusi rambut merata, bentuk kuku
simetris.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.11 Sistem Penginderaan
Penglihatan klien berkurang, fungsi penglihatan berkurang, bola mata
bergerak normal, sclera berwarna normal/putih, konjungtiva normal/ merah muda,
kornea berwarna bening, tidak mengunakan alat bantu kacamata. Fungsi
pendengaran berkurang, bentuk hidung simetris tidak ada lesi.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.12 Leher dan Kelenjar Limfe
Tidak terdapat massa pada leher klien, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba jaringan limfe, tidak ada teraba kelenjar tiroid, dan mobilisasi leher klien
bebas.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.3.13 Sistem Reproduksi
Tidak ada kemerahan dan gatal – gatal.
2.1.4 Pola fungsi kesehatan
2.1.4.1 Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit
Keluarga pasien mengatakan kesehatan itu penting, karena jika sehat dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan bebas sedangkan jika sakit tidak
bisa melakukan aktivitas dengan baik.
2.1.4.2 Nutrisi dan metabolisme
Klien memiliki tinggi badan 150 cm, berat badan 54 kg sebelum sakit,
saat sakit berat badan klien 50 kg, IMT 22.2, kondisi pasien lemah, bentuk badan
kurus, dan diet yang diberikan pihak RS adalah Diet Lunak.
Frekuensi makan sebanyak 3x sehari saat sakit dan sebelum sakit. Nafsu
makan baik, sebelum dan saat sakit pasien dapat menghabiskan 1 porsi makanan.
Jenis makanan yang dimakan pasien sebelum dan saat sakit adalah Nasi lunak,
ikan/ayam dan sayur. Jenis minuman yang diminum pasien adalah air putih dan
susu Tropica khusus Diabetes. Jumlah minuman sebelum dan saat sakit ±1500 ml.
Kebiasaan makan biasanya sebelum dan sesudah sakit masih sama yaitu pagi,
siang, dan sore.
Masalah keperawatan : Tidak Ada
2.1.4.3 Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit tidur siang pasien 3 jam pada pukul 11.00-14.00 WIB, tidur
malam sebelum sakit 7-8 jam pada pukul 22.00 -7.30 WIB, saat sakit tidur siang 2
jam pada pukul 10.00-12.00 WIB, Tidur malam 6-7 jam pada saat sakit.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.4.4 Kognitif
Sebelum dan saat sakit sakit pasien dapat berkomunikasi dengan
keluarganya, dapat mendengarkan mengerti dengan baik apa yang dibicarakan,
dapat berespon dengan baik dengan orang – orang sekitar.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.4.5 Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, hargadiri,
peran)
-
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.4.6 Aktivitas sehari-hari
Sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari (Aktivitas
ringan) secara mandiri, namun saat di Rumah Sakit, aktivitas pasien
dibantu oleh keluarga seperti BAK dan berjalan. Skala Aktivitas 1.
Masalah keperawatan : Intoleransi Aktivitas
2.1.4.7 Koping-Toleransi terhadap stress
Pasien mengatakan sudah menerima penyakit yang dideritanya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.4.8 Nilai Pola Keyakinan
Saat sakit klien tidak dapat melakukan ibadah.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2.1.5 Sosial - Spiritual
2.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi pasien baik, namun saat bebicara tidak terlalu
jelas.
2.1.5.2 Bahasa Sehari – hari
Keluarga mengatakan menggunakan bahasa Dayak dan Indonesia dalam
bahasa sehari-harinya.
2.1.5.3 Hubungan dengan keluarga
Keluarga klien mengatakan hubungan klien dan keluarga baik, tidak ada
masalah.
2.1.5.4 Hubungan dengan teman/ petugas kesehtan/ orang lain
Hubungan klien dengan teman dan petugas seperti perawat, dokter, serta
orang lain baik.
2.1.5.5 Orang Terdekat
Orang terdekat bagi klien adalah keluarganya yaitu anak dan cucunya.
2.1.5.6 Kebiasaan Mengunakan waktu luang
Sebelum sakit kebiasaan klien dalam meluangkan waktu berkumpul
bersama keluarganya, saat sakit klien lebih banyak istirahat.
2.1.5.7 Kegiatan beribadah
Sebelum sakit klien selalu aktif beribadah, selama sakit klien hanya
terbaring di kasur.
2.1.6 Data Penunjang
2.1.6.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium (7 Desember 2019)
No. Parameter Hasil SATUAN Nilai Normal
1 WBC 9.07 103/Ul 4.50 – 11.00
2 RBC 3.68 106/uL 4.00 - 6.00
3 HGB 11.5 g/dL 10.5 - 18.0
4 HCT 35.8 % 37.0 - 48.0
5 PLT 209 103/uL 150 – 400
6 Natrium (Na) 139 mmol/L 135 – 148
7 Kalium (K) 3.8 mmol/L 3.5 – 5.3
8 Calcium (Ca) 1.16 mmol/L 0.98 – 1.2
9 GDS 65 mg/dL < 200
10 Ureum 35 mg/dL 21 – 53
11 Creatinin 0,76 mg/dL 0.7 – 1.5
12 HbsAg (-) Negatif (-) Negatif

2.1.9 PENATALAKSANAAN MEDIS


No. Nama obat Dosis Rute Indikasi
1. Menambah cairan dan elektrolit
Inf. NaCl 0,9 % 10 tpm IV
tubuh
2. Mengatasi gangguan lambung
Inj. Omeprazole 1 x 40 mg IV
(kadar asam lambung)
3. Insulin kerja cepat, dapat bertahan
Inj. Novorapid 3 x 6 unit SC
3-5 jam
4. Insulin kerja cepat, bertahan selama
Inj. Levemir 1x 8 unit SC
24 jam
Menurunkan LDL (Kolesterol jahat)
5. Atorvastatin 1 x 20 mg Oral dan meningkatkan HDL (Kolesterol
baik)
6. 1 x 90 mg Mencegah kejadian Trombosis dan
Brilinta Oral
tablet pembuluh darah kembali tersumbat
Mencegah pengumpalan darah,
7. menghilankan rasa sakit, meredakan
Aspilet 1 x 1 tablet Oral
pembengkakkan dan menurunkan
demam
8. Candesartan 1 x 8 mg Oral Menurunkan tekanan darah

Palangka Raya, 9 Desember 2019


Mahasiswa,

(Erna Sari)
LAMPIRAN
a. Hasil EKG tanggal 9 Desember 2019
b. Hasil pemeriksaan Radiologi 7 Desember 2019
ANALISIS DATA
No.
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1 DS: Perubahan irama jantung Penurunan Curah
P : Pasien mengatakan nyeri Jantung
Q : Seperti ditusuk - tusuk
Peningkatan beban kerja
R : Di dada sebelah kiri
jantung
S : Skala Nyeri 3
T : Nyeri hilang timbul
DO: Hipertropi serabut jantung

a. Nyeri dada bagian


sinistra Penurunan oksigen ke organ
b. Pasien tampak lemah dan dan jaringan
pucat
c. Kadang – kadang pusing
Penurunan perfusi
d. Capillary Refilll >2 detik
e. TTV :
TD : 150/90 mmHg Kelelahan, lemah dan pucat
N : 129 x/menit
S : 36,20C Axilla
RR : 20 x/menit
2 DS : Cardiac Output menurun Intoleransi Aktivitas
Pasien mengatakan badan
terasa lemah saat beraktivitas
Suplai oksigen ke jaringan
DO :
menurun
a. Pasien tampak lemas
b. Capillary Refill > 2 detik
c. Aktivitas dibantu Metabolisme anaerob

keluarga
d. HGB 11.5 mg/dL Kelemahan
(7-12-2019)
PRIORITAS MASALAH

1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Irama Jantung dibuktikan


dengan P : Pasien mengatakan nyeri, Q : Seperti ditusuk – tusuk, R : Di dada sebelah
kiri, S : Skala Nyeri 3, T : Nyeri hilang timbul, Pasien tampak lemah dan pucat,
Kadang – kadang pusing, Capillary Refilll >2 detik, TTV : TD 150/90 mmHg, N 129
x/menit, S 36,30C Axilla dan RR 20 x/menit.

2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Cardiac Output Menurun dibuktikan


dengan Pasien mengatakan badan terasa lemah saat beraktivitas, Pasien tampak
lemas, Capillary Refill > 2 detik, Aktivitas dibantu keluarga, HGB 11.5 mg/dL (30-
12-2019).
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Ruang Rawat : Sakura


Diagnosa
Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 1. Pemeriksaan TTV merupakan metode
Jantung keperawatan selama 3 x 7 2. Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, pemeriksaan fungsi tubuh yang paling
berhubungan jam diharapkan curah radiasi, durasi, presipitasi dan faktor dasar dilakukan untuk megetahui tanda -
dengan Perubahan jantung meningkat dengan yang memberatkan) tanda klinis dalam menentukan
Irama Jantung Kriteria Hasil: 3. Dokumentasi adanya disritmia jantung perencanaan keperawatan.
1. TTV dalam rentang 4. Catat tanda dan gejala yang mengarah 2. Melihat karakteristik nyeri yang dialami
normal pada penurunan kardiac output sehingga akan mempengaruhi tindakan
2. Dapat menoleransi 5. Monitor status respirasi keperawatan dan diagnosa yang akan
akrivitas 6. Auskultasi bunyi napas tambahan dan ditegakkan.
3. Tiak ada kelelahan bunyi jantung 3. Dokumentas ditujukan untuk bukti
4. Tidak terjadi 7. Kolaborasi pemberian terapi medis tertulis dalam tindakan keperawatan
penurunan kesadaan tentang kodisi dan tindakan yang telah
diberikan kepada pasien
4. Penurunan kardiac output akan
berpengaruh pada sistemik tuuh, dan
mencatat berguna dalam memberikan
pengarahan dalam melakukan tindakan
keperawatan
5. Status respirasi yang buruk dapat
disebabkan oleh adanya edema paru dan
terjadinya gagal jantung.
6. S4 umumnya terdengar pada pasien
hipertensi berat karena adanya hipertrofi
atrium. Krekel, mengi dapat
mengindikasikan kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya gagal jantung.
7. Terapi medis yang tepat sesuai dengan
prosedur bertujuan untuk mendapatkan
efek obat yang diinginkan dan bisa
memberikan efek penyembuhan
terhadap suatu penyakit ataupun keluhan
yang dirasakan oleh pasien.
2. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan untuk beraktivitas ringan 1. Beraktivitas ringan berfungsi untuk
berhubungan keperawatan selama 3 x 7 2. Monitor sumber nutrisi dan energi menghindari dari penyakit
dengan Cardiac jam diharapkan aktivitas yang adekuat kardiovaskular dan meningkatkan fungsi
Output Menurun dapat ditoleransi dengan 3. Bantu pasien dalam dari organ – organ tubuh.
Kriteria Hasil: mengidentifikasi aktivitas yang mampu 2. sumber nutrisi dan energi yang adekuat
1. Badan tidak lemah diakukan merupakan faktor utama dalam
2. Dapat menoleransi menghasilkan energi dalam menjalankan
akrivitas aktivitas.
3. Tiak ada kelelahan 3. Perencanaan aktivitas yang mampu
4. Dapat melakukan diakukan bertujuan untuk
aktivitas secara memaksimalkan kerja tubuh dan
mandiri meminimalkan risiko cidera.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Ruang Rawat : Sakura


Tandatangan
Diagnosa Hari / dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Keperawatan Tanggal Jam Nama
Perawat
1. Penurunan Senin, S : Pasien mengatakan masih nyeri
Curah 9 Desember di bagian dada sebelah kiri
Jantung 2019 O : Kesadaran compos menthis,
berhubunga 14.00 1. Memonitor TTV pasien kadang memegangi dada
n dengan - TD 137/98 mmHg, N 115 x/menit, S 35.90C Axilla dan RR kirinya, posisi semi fowler, TD Erna Sari
Perubahan : 30 x/menit 137/98 mmHg, N 115 x/menit, S
Irama 14.15 2. Mengevaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, 35.90c axilla dan RR : 30
Jantung presipitasi dan faktor yang memberatkan) x/menit
- Pasien mengatakan yeri dada bagian kiri, seperti ditusuk – A : Masalah belum teratasi
tusuk, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul P : Lanjutkan intervensi
06.00 3. Mendokumentasi adanya disritmia jantung 1. Monitor TTV
2. Evaluasi nyeri dada
(intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presipitasi dan
faktor yang memberatkan)
3. Dokumentasi adanya
disritmia jantung
4. Catat tanda dan gejala
15.00 4. Catat tanda dan gejala yang mengarah pada penurunan kardiac yang mengarah pada
output penurunan kardiac output
- Pasien masih merasakan pusing 5. Auskultasi bunyi napas
- Capillary Refill >2 detik tambahan dan bunyi
15.10 5. Mengauskultasi bunyi napas tambahan dan bunyi jantung jantung
- Suara napas bronchovesikuler
- Bunyi jantung normal : S1 S2 tunggal
2. Intoleransi Senin, S : Pasien mengatakan
Aktivitas 9 Desember aktivitasnya masih dibantu oleh
berhubunga 2019 keluarga
n dengan 17.35 1. Menganjurkan untuk beraktivitas ringan O : Pasien nampak lemah, posisi
Cardiac - Pasien masih terlihat lemah pasien semi fowler
Output 18.05 2. Memonitor sumber nutrisi dan energi yang adekuat A : Masalah belum teratasi Erna Sari
Menurun - Pasien masih belum nafsu makan P : Lanjutkan Intervensi
- Makanan yang dihabiskan < ½ porsi 1. Anjurkan untuk
beraktivitas ringan
2. Monitor sumber nutrisi dan
energi yang adekuat
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).


Jakarta : Rineka Cipta
Karson. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Edisi Pertama. Jakarta:
Nuba Medika.
Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. 2010. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2, Alih
Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC, Jakarta.
Sudoyo. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid II. Jakarta : Pusat
Penerbitan Penyakit Dalam.
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai