Li Blok 3 Skenario B (Kimia)
Li Blok 3 Skenario B (Kimia)
NIM : 04011181823051
LEARNING ISSUES
2. Kafeina (kafein)
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa
pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh
seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein"
untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada
guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah
tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.
Kafeina memiliki struktur kimia:
3. Gula
Kandungan gula dalam minuman bersoda 2-3 kali lipat dari jumlah kebutuhan tubuh terhadap gula.
Dengan kenyataan ini tidak heran bila dikatakan bahwa minuman bersoda ikut bertanggung jawab
terhadap kenaikan berat badan para penikmat minuman bersoda.
Menurut para dokter, ancaman terbesar dari minuman soda adalah kadar gulanya yang sangat tinggi.
Besarnya kandungan itu tentu saja menyebabkan seseorang rentan mengidap obesitas. Jika sudah begitu,
mereka juga akan semakin mudah terkena penyakit diabetes tipe 2, sakit jantung dan terserang stroke.
Penelitian lain juga menemukan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan depresi, gangguan
ingatan dan gigi yang mudah rapuh. Hal ini tentu saja akibat kandungan zat gula yang ada di dalam
minuman tersebut.
Terdapat pemanis buatan didalam minuman bersoda yaitu Aspartam. Aspartam merupakan pemanis
sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari
dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.
Struktur Aspartam:
Bentuk tiga dimensi Aspartam
aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan 200 kali kemanisan gula (sukrosa),
sehingga untuk mencapai titik kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen sukrosa.
Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per
gram untuk menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga
menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula. Aspartam ini dinyatakan aman
apabila dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
4. Asam Fosfat
Asam fosfat, juga disebut asam ortofosfat (H3PO4). Asam fosfat murni adalah kristal padat (titik leleh
42,35 °C atau 108,2 °F).
5. Bisphenol A
Berdasarkan struktur kimianya, BPA mempunyai dua gugus fenil, dua gugus metil, dan dua gugus
hidroksil (alkohol). Dalam bentuk bebas, BPA bersifat sedikit lipofilik (dapat larut dalam lemak). Namun
melalui proses metabolisme di dalam hati, BPA diubah menjadi senyawa yang agak lebih hidrofilik
(dapat larut dalam air).
Dalam bentuk aktifnya, senyawa BPA memiliki aktivitas hormon estrogen sehingga jika masuk ke dalam
tubuh dapat memimik (meniru) hormon estrogen. Oleh karena itu para peneliti memberikan perhatian
yang cukup besar terhadap BPA dan kemungkinan efeknya terhadap manusia. Selain itu, BPA juga
merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors yang dapat mengganggu biosintesis, sekresi, kerja,
atau metabolisme alami suatu hormon.
Metabolisme BPA di Dalam Tubuh dan Efeknya terhadap Kesehatan
BPA yang masuk ke tubuh melalui pangan dapat diserap dalam saluran cerna lalu dimetabolisme di
dalam hati membentuk senyawa yang inaktif, yaitu konjugat BPA- glucuronic acid yang tidak
memiliki aktivitas hormonal dan tidak berbahaya. Senyawa ini bersifat larut dalam air sehingga dapat
dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Selain itu ada pula senyawa inaktif lain yang dihasilkan dalam
jumlah yang lebih sedikit, yaitu BPA sulfat. Baik BPA-glucuronic acid maupun BPA sulfat, keduanya
dapat diukur kadarnya di dalam tubuh, namun demikian hanya BPA bentuk bebas (BPA bentuk
aktif) saja yang berpotensi menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa BPA, baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu
menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap
berada dalam bentuk aktifnya, sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk
inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif. Pada fetus,
perubahan BPA inaktif menjadi aktif ini dimungkinkan karena organ hati dan jantungnya
dapat menghasilkan enzim yang mampu mengubah senyawa konjugat BPA-glucuronic acid menjadi
BPA estrogenik yang toksik.
Kandungan bisphenol A diketahui memiliki kaitan terhadap penyakit jantung, kanker dan cacat pada
anak. Zat ini banyak ditemukan di botol susu, garpu plastik, serta kaleng alumunium yang biasa
digunakan untuk minuman soda seperti Coca-cola dan Pepsi.
6. Asam Sitrat
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 .Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-
hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Asam sitrat merupakan salah satu zat utama yang membuat rasa menendang pada soda. Alaminya, zat ini
ada pada buah-buahan seperti jeruk dan lemon. Kendati demikian, konsumsi asam sitrat berlebih dapat
membuat korosi pada gigi. Dalam kasus yang ekstrim, korosi ini dapat menyebabkan gigi mudah patah.
Hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal General Density. Dalam tulisannya,
para peneliti mengatakan bahwa dalam tiga menit pertama saat diminum, soda sepuluh kali lebih korosif
dibandingkan dengan minuman jus.
Chandra, Esthier Maria, dkk. 2009. Kajian Ekstensifikasi Barang Kena Cukai pada
Minuman Ringan Berkarbonasi. http:/journal/ui.ac.id/index.php/jbb/article/view/
619/ 604 (diakses tanggal 5 Desember 2015)
Harahap, Hayun Yahdiana. 2004. Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat, Kofeina,
Dan Aspartam Di Dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda Secara Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. http:// journal.ui.ac.id/index.php/mik/article/view-File/1138/1045 (diakses tanggal 5
Desember 2015)
Kuntarti, S. (n.d.). KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA. staff.ui.ac.id, 11.