Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan


Para ahli mendefinisikan pengertian laporan keuangan dengan berbagai
pendapat berbeda antara lain:
Menurut (Indonesia, 2015) Laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2016). Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Heri, 2016).
Menurut Wahyudiono (2014) Laporan keuangan adalah laporan tentang
aktivitas dan hasil dari suatu perusahaan. Sedangkan menurut Fahmi (2014) Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Penyajian laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan perkembangan
perusahaan menurut Munawir (2011) adalah para pemilik perusahaan, manager
perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah
di mana perusahaan berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya.
Pengertian laporan keuangan menurut (Indonesia, 2015): Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Menurut Kieso (2011) menjelaskan bahwa “Financial statements are the


principal means through which a company communicates its financial information to
those outside it. These statements provide a company’s history quantified in money
terms. The financial statements most frequently provided are (1) the statement of
financial position, (2) the income statement or statement of comprehensive income,
(3) the statement of cash flows, and (4) the statement of change in equity. Note
disclosures are an integral part of each financial statement” (Laporan keuangan
adalah sarana utama melalui sebuah perusahaan yang mengkomunikasikan informasi
keuangan kepada pihak luar. Laporan memberikan sejarah perusahaan diukur dalam

8
9

hal uang. Laporan keuangan yang sering diberikan adalah (1) pernyataan laporan
posisi keuangan, (2) laporan laba rugi atau laporan laba rugi komprehensif, (3)
laporan arus kas, dan (4) laporan perubahan ekuitas. Catatan pengungkapan
merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan).

Berdasarkan pendapat di atas, analisis laporan keuangan merupakan suatu


proses untuk mengetahui seberapa baik kinerja perusahaan dilihat dari unsur-unsur
yang ada dalam laporan keuangan, sehingga hasil analisis itu dapat digunakan untuk
menentukan keputusan yang akan diambil oleh perusahaan di masa yang akan
datang.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: “asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban
termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi
lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna
laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu
dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
2.2. Laporan Arus Kas
Kas sangat diperlukan oleh setiap perusahaan baik itu perusahaan milik
pemerintah maupun peruasahaan swasta. Pada umumnya kas diperlukan perusahaan
karena alasan yaitu transaksi, untuk berjaga-jaga dan untuk spekulasi guna
mengambil keuntungan kalau ada kesempatan. Karena alasan itulah perusahaan
dituntut untuk mempunyai ketersediaan kas yang cukup dan juga perusahaan harus
bisa mengelola arus kas tersebut.
Laporan Arus Kas merupakan salah satu komponen dalam Laporan Keuangan
perusahaan yang menyajikan informasi terkait perubahan historis kas dan setara kas
selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan ke dalam arus kas kegiatan
operasi, investasi serta pendanaan (PSAK No. 2 paragraf 9). Adapun arus kas yang
digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini yaitu Arus Kas Kegiatan Operasi
dengan tujuan ingin meneliti terkait kemampuan perusahaan dalam menyediakan
dana untuk pembagian dividen tunai berdasarkan kemampuan operasional
perusahaan tanpa mengandalkan sumber dana eksternal. Maka, penelitian ini
mengabaikan sumber dana yang berasal dari kegiatan investasi maupun pendanaan.
2.2.1. Tujuan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai ikhtisar
perubahan kas baik berupa arus kas masuk atau arus kas keluar dalam suatu periode
tertentu. Menurut (Indonesia, 2015) informasi tentang arus kas suatu perusahaan
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
10

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka laporan arus kas harus
memberikan informasi historis mengenai ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas
selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi
pendanaannya sehingga dapat membantu investor, kreditur dan pihak lainnya untuk:
1. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang
positif di masa depan.
2. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti
membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern.
3. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran
kas.
4. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas
maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendaaan selama periode
tertentu.
5. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (external financing)
6. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen.
2.2.2. Komponen Dan Aktivitas Arus Kas
Terdapat berbagai komponen dalam laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan, salah satunya adalah laporan arus kas. Menurut (Martani, 2012) “laporan
arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan
arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu.”
Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui
bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Arus kas
memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Mengingat
pentingnya peranan dari kas ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan yang
dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik untuk arus kas masuk ataupun
arus kas keluar dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut (Indonesia, 2015) arus kas adalah arus kas masuk dan
arus kas keluar atau setara kas. Kas terdiri atas saldo kas dan rekening koran. Setara
kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai
yang signifikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa laporan arus kas yaitu laporan yang menyajikan informasi mengenai arus kas
masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam suatu periode tertentu.
Laporan arus kas dibagi dalam tiga jenis yaitu laporan arus kas operasi,
laporan arus kas investasi, dan laporan arus kas pendanaan. Menurut (Indonesia,
2015) perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut
dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktivitas
tersebut.
11

2.2.2.1. Arus Kas Operasi


Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional
perusahaan. Arus kas ini melaporkan ikhtisar peneriman dan pembayaran tentang
kegiatan operasi perusahaan. Kegiatan operasi tersebut berkaitan dengan transaksi-
transaksi yang akan berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Transaksi
arus kas masuk yang paling besar biasanya berasal dari penjualan produk atau jasa
dari perusahaan. Sedangkan transaksi arus kas keluar berasal dari gaji, pajak, sewa,
dan lainnya. Berikut merupakan beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi
menurut Indonesia, 2015) adalah:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4. Pembayaran kas kepada karyawan.
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya. Pembayaran kas atau
penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi.
6. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Adapaun alat ukur arus kas operasi adalah sebagai berikut:

AKo t − (AKo t − 1)
× 100%
AKo t − 1
Keterangan:
AKot = Arus Kas Operasi Tahun Ini
AKot-1 = Arus Kas Operasi Tahun Tahun Lalu

Dalam penelitian ini, peneliti memilih arus kas operasi sebagai variabel
penelitian. Alasan mengambil variabel arus kas operasi, karena menurut Hery
(2009:204) arus kas operasi merupakan informasi penting yang dibutukan investor
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bagi investor,
memenuhi kewajiban keuangan, membayar dividen maupun mempertahankan dan
memperluas kapasitas operasional perusahaan sehari-hari. Aktivitas operasi meliputi
transaksi-transaksi yang tergolong sebagai penentu besarnya laba atau rugi bersih.
Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan sumber arus
kas masuk yang utama. Penerimaan kas lainnya berasal dari pendapatan bunga,
dividen, dan sebagainya. Sedangkan arus kas keluar meliputi pembayaran untuk
membeli barang dagangan, membayar gaji atau upah, beban pajak, bunga, beban
utilitas, sewa, dan sebagainya.

2.2.2.2. Arus Kas Investasi


Arus kas investasi merupakan arus kas yang berkaitan dengan transaksi
penjualan dan pembelian saham, tanah, bangunan, dan lain-lain. Arus kas ini
melaporkan ikhtisar pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang terjadi
12

secara rutin sehingga akan memengaruhi kegiatan operasi perusahaaan. Arus kas
investasi masuk dapat berupa penjualan aktiva tetap dan penjualan surat berharga.
Arus kas keluar dapat berupa pembelian investasi jangka panjang dan pemberian
pinjaman pada pihak lain. Berikut adalah beberapa contoh arus kas dari aktivitas
investasi menurut (Pramuka, 2012) adalah:
1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan
aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak
berwujud, dan aktiva jangka panjang lain:
a) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
b) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
c) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts,
option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Adapun indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur variabel ini adalah
total arus kas dari aktivitas investasi yang terdapat dalam laporan arus kas
perusahaan yang merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan neraca dan
laba rugi. Rumus yang digunakan untuk mencari arus kas investasi adalah:

2.2.2.3. Arus Kas Pendanaan


Arus kas pendanaan merupakan seluruh transaksi yang berasal dari
pembayaran kembali para pemilik dan kreditur. Contoh dari arus kas pendanaan ini
yaitu penerimaan dari penjualan saham dan obligasi, serta pembayaran kembali
kepada para pemilik dan kreditur yang memberikan dana. Berikut adalah beberapa
contoh kas dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015)
adalah:
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya.
4. Pelunasan pinjaman.
5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
(finance lease).

Adapun indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur variabel ini adalah
total arus kas dari aktivitas pendanaan yang terdapat dalam laporan arus kas
13

perusahaan yang merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan neraca dan
laba rugi. Rumus yang digunakan untuk mencari arus kas pendanaan adalah:

2.3. Pertumbuhan Laba


2.3.1. Pengertian Pertumbuhan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut. Greuning (2013) menyatakan bahwa “laba adalah jumlah yang
dapat diberikan kepada semua pemegang saham biasa dari induk (yang memiliki
kendali maupun tidak)”.
Menurut Kasmir (2016) menyatakan bahwa pengertian “laba bersih (Net
Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban
perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak”. Sedangkan menurut
Simamora (2013) pengertian laba bersih adalah: “Laba bersih yang berasal dari
transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba dihasilkan dari selisih
antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan sumber daya keluar
(beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu.”
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan
laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja
perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian
proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter
penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba
dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode
sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Pramuka,
2012). Adapaun rumus pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:

Yit - Yit-1
Yit
Yit-1

Keterangan :
Yit = Pertumbuhan laba pada periode tertentu
Yit = Laba bersih perusahaan pada periode t (tahun ini)
Yit-1 = Laba bersih perusahaan pada periode t (tahun lalu)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa pertumbuhan laba


adalah tingkat perubahan kenaikan laba suatu perusahaan yang berdampak positif
terhadap perusahaan yang mengalami pertumbuham laba yang baik. Dimana
perusahaan yang pertumbuhan labanya baik, akan mampu membayar deviden kepada
investor yang cukup tinggi sesuai dengan harapan investor.
14

2.3.2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba


Menurut (Halim, 2012) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Besarnya perusahaan, semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan
pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan, perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman
dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat leverage, bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka
manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan
pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan, tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi
tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin
tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu, semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin
tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.4. Return Saham


2.4.1. Pengertian Return Saham
Investor yang telah menanamkan modalnya pada suatu perusahaan akan
mendapatkan pengembalian atau return atas modal yang ditanamkan. return saham
merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Samsul (2016) menyatakan
bahwa return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari
modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan
yang diperoleh dari jual beli saham, dimana apabila untung disebut dengan capital
gain dan apabila rugi disebut dengan capital loss.
Menurut Christiawan (2012) Return Saham adalah pendapatan yang berhak
diperoleh investor karena telah menginvestasikan dananya. Return saham merupakan
tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat berharga
saham. Return saham bagi investor digunakan sebagai pembanding keuntungan
sebenarnya dengan keuntungan yang diharapkan pada tingkat pengembalian yang
diinginkan di berbagai investasi.
Jogiyanto (2014) menyatakan bahwa return adalah hasil yang diperoleh dari
kegiatan investasi. Pendapatan dalam investasi saham meliputi keuntungan jual beli
saham yang apabila untung dinamakan capital gain dan jika rugi dinamakan capital
loss. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return
saham merupakan kelebihan harga jual saham diatas harga belinya. Semakin tinggi
harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang akan
diperoleh investor (Astohar, 2012).
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang (Hartono, 2014). Investor akan
mempertimbangkan tingkat imbalan yang diharapkannya (expected return) di masa
15

yang akan datang untuk suatu investasi yang diakukannya saat ini. Imbal hasil yang
direalisasikannya belum tentu sesuai dengan yang diharapkannya, ketidakpastian ini
disebut risiko. Risiko dan return mempunyai hubungan positif, semakin tinggi risiko
semakin tinggi return yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya (Hartono, 2014).
Dengan demikian, berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa return saham merupakan tingkat pengembalian berupa imbalan yang
diperoleh dari kepemilikan saham.
2.4.2. Pengukuran Return Saham
Return ini penting karena disamping merupakan salah satu alat untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan, juga digunakan sebagai dasar dalam
penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang. Komponen suatu return
terdiri dari dua jenis yaitu pendapatan lancar (current income) dan keuntungan selisih
harga (capital gain). Pendapatan lancar (current income) adalah keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga
deposito, obligasi, dividen dan sebagainya. Capital gain adalah keuntungan yang
diterima karena selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu
investasi. Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrumen investasi yang
bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut harus diperdagangkan
di pasar, karena dengan adanya perdagangan akan timbul perubahan nilai suatu
instrumen investasi. Instrumen yang dapat memberikan capital gain seperti obligasi
dan saham (Ang, 1997).
Penjumlahan dari dividen yield dan capital gain merupakan total return.
Capital gain (loss) adalah aktual return atau return realisasi, merupakan selisih
antara harga saham periode sekarang (Pt) dengan harga saham sebelumnya (Pt-1).
Return menggambarkan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang
telah dilakukan selama periode waktu tertentu, yang terdiri dari Capital Gain (loss)
dan Yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase
penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu
investasi.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan return yang
telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang
diharapkan oleh investor dimasa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah capital gain atau loss yang juga sering disebut actual return.
Perhitungan return saham individual dengan menggunakan harga bulanan yaitu
perubahan harga selam periode pengamatan atau secara matematis.
Perhitungan return saham menurut Hartono (2014) adalah sebagai berikut:
16

Pit - Pit-1
Rit =
Pit-1
Keterangan :
Rit = Return Saham
Pit = Harga penutupan saham i pada periode t
Pit-1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya

2.4.3. Macam – Macam Return Saham


Menurut Hartono (2014) return dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Return realisasian (realized return)
Return realisasian merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian
dihitung dengan menggunakan data historis. Pengukuran return realisasian berguna
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, sebagai dasar penentuan return
ekspektasian dan risiko di masa datang.
2. Return ekspektasian (expected return)
Return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa yang akan datang.
Menurut Jogiyanto (2014:19) return dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Return Realisasian (Realized Return)
Return Realisasian merupakan return yang sudah terjadi. Return realisasian
dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasian ini penting karena
banyak digunakan sebagai data untuk analisis investasi, termasuk digunakan sebagai
data analisis portofolio.
2. Return Ekspektasian (Expected Return)
Return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang. Return ekspektasian dapat dihitung dengan beberapa
cara. Return ekspektasian digunakan sebagai input dari analisis portofolio.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teorinya Jogiyanto (2014:19).

2.5 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran


2.5.1. Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini penggunaan beberapa pustaka adalah untuk mendukung
objektivitas penulisan dan juga sebagai pembanding untuk terjadinya kesamaan
objek penelitian, dalam penelitian ini ada beberapa karya ilmiah yang dapat dijadikan
sebagai relevansi diantaranya:
Pertama, Pradhono Yulius (2014) dengan judul Pengaruh EVA, Residual
Income, Earning, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2010-2012. Penelitian ini memiliki tujuan: (1)
menganalisis pengaruh economic value added, residual income, earnings dan arus
kas operasi, terhadap return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (2) mengetahui tolok ukur mana yang
mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham. Penelitian ini menggunakan regresi linier untuk melihat besar
17

kontribusi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi return pemegang


saham. Adapun hipotesis penelitian ini adalah economic value added, residual
income, earnings dan arus kas operasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan
bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh paling signifikan terhadap return yang
diterima oleh pemegang saham. Selanjutnya variabel berikutnya yang juga
berpengaruh signifikan adalah earnings.
Kedua, Gunawan Arisdiyanto (2014) dengan judul Pengaruh Perubahan Arus
Kas Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Tahun 2009 Sampai
2013. Perusahaan yang sudah go publik sebaiknya menunjukkan kondisi keuangan
yang baik, karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan pengelolaan usaha yang
baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
perubahan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda pada data keuangan
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dari tahun 2009 sampai 2013, serta pengujian hipotesis
menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas karena semua variabel mempunyai nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05. Pengaruh dominan terhadap profitabilitas ditunjukkan
oleh arus kas operasi, hal ini dapat dilihat dari nilai standardized beta coefficients
yang paling besar tetapi besarnya pengaruh ini tidak signifikan, hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. . Kata kunci : arus kas operasi, arus
kas investasi, arus kas pendanaan, profitabilitas.
Ketiga, Fitria (2014) dengan judul Pengaruh Arus Kas dan Pertumbuhan Laba
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus kas dan
pertumbuhan laba terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2013. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa
secara parsial hanya arus kas dari aktivitas investasi yang berpengaruh terhadap
return saham. Sedangkan secara simultan arus kas dan pertumbuhan laba
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2008-2013.
Keempat, Suriani Ginting (2012) dengan judul Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Arus Kas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2010. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan arus kas (arus kas operasi, arus kas
investasi, arus kas pendanaan) dan Profitabilitas (Return on Asset, Return on Equity,
Net Profit Margin) terhadap return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
baik secara simultan maupun secara parsialPopulasi dalam penelitian ini sebanyak 45
perusahaan. merupakan perusahaaan yang termasuk dalam LQ 45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode Agustus 2010. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 20 perusahaan yang konsisten masuk pemeringkatan LQ 45 sejak Agustus
2005 – Agustus 2010. Tehnik sampel dilakukan dengan purposive sampling. Analisis
data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
behwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial variabel arus kas operasi dan Return on Asset
berpengaruh signifikan terhadap return saham Sedangkan variabel arus kas investasi,
18

arus kas pendanaan, Return on Equity, Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hal ini menunjukkan bahwa, variabel arus kas investasi, arus kas
pendanaan kurang menjadi perhatian para investor. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada periode pengamatan, variabel Return on Asset yang
merupakan informasi yang menghubungkan antara laporan laba - rugi dan neraca
berpengaruh tergadap return saham.
Kelima, Nelvianti (2013) dengan judul Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas,
Laba, dan Ukuran Perusahaan terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan terhadap
abnormal return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2008-2011.Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive
sampling sehingga diperoleh 75 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi
berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka hasil penelitian ini menyimpulkan,
arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham,
sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham.
Berikut adalah ringkasan penelitian terdahulu yang ditunjukkan dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Nama dan Variabel
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Peneliti Penelitian
1 Pradhono Pengaruh EVA, Variabel Penelitian ini
Yulius (2014) Residual Independen: menyimpulkan bahwa arus
Income, EVA, Residual kas operasi dan earning
Earning, dan Income, berpengaruh positif
Arus Kas Earning, terhadap return saham.
Operasi Arus Kas Sedangkan economic valeu
Terhadap Operasi added (EVA) dan residual
Return Variabel income tidak berpengaruh
Saham Pada Dependen : signifikan terhadap return
Perusahaan Return Saham saham dikarenakan
yang Terdaftar kerumitan dalam
di BEI Pada menghitung EVA dan hasil
Tahun yang kontradiktif antara
2010-2012 residual income yang
negatif dengan kondisi
perusahaan yang dapat
membagikan deviden
2 Arisdiyanto Pengaruh Variabel Hasil penelitian
(2014) Perubahan Arus Independen: menunjukkan bahwa arus
Kas Terhadap Arus Kas kas operasi, arus kas
Tingkat investasi, dan arus kas
Profitabilitas Variabel pendanaan tidak
PT. Fajar Surya Dependen : mempunyai pengaruh yang
19

Wisesa Tbk Tingkat signifikan terhadap.


Tahun 2009 Profitabilitas Pengaruh dominan terhadap
Sampai 2013 profitabilitas ditunjukkan
oleh arus kas operasi, tetapi
besarnya pengaruh ini tidak
signifikan.
3 Fitria (2014) Pengaruh Arus Variabel Hasil penelitian
Kas dan Independen: menunjukkan bahwa dari
Pertumbuhan Arus Kas hasi uji regresi diperoleh
Laba Terhadap Pertumbuhan secara parsial hanya arus
Return Saham Laba kas dari aktivitas investasi
Pada yang berpengaruh terhadap
Perusahaan Variabel return saham. Sedangkan
Manufaktur Dependen : secara simultan arus kas dan
Di Bursa Efek Return Saham pertumbuhan laba
Indonesia berpengaruh signifikan
Tahun 2008- terhadap return saham
2013
4 Ginting (2012) Analisis Variabel Hasil penelitian
Pengaruh Independen: menunjukkan bahwa bahwa
Pertumbuhan Pertumbuhan secara simultan seluruh
Arus Kas dan Arus Kas variabel independen
Profitabilitas Dan berpengaruh signifikan
Terhadap Profitabilitas terhadap return saham.
Return Saham Secara parsial variabel arus
Pada Variabel kas operasi dan Return on
Perusahaan LQ Dependen : Asset berpengaruh
45 di Bursa Return Saham signifikan terhadap return
Efek saham. Sedangkan variabel
Indonesia arus kas investasi, arus kas
Tahun 2005 – pendanaan kurang, Return
2010 on Equity, Net Profit
Margin, tidak berpengaruh
terhadap return saham
5 Nelvianti (2013 Pengaruh Variabel Menunjukkan bahwa arus
Informasi Independen : kas operasi dan arus kas
Laporan Arus adalah pendanaan berpengaruh
Kas, Laba, dan Informasi positif dan signifikan
Ukuran Laporan Arus terhadap abnormal return
Perusahaan Kas, Laba, dan saham, sedangkan arus kas
terhadap Ukuran investasi dan laba kotor
Abnormal Perusahaan berpengaruh positif tetapi
Return Saham tidak signifikan, serta
pada Variabel ukuran perusahaan
Perusahaan Dependen : berpengaruh negatif tetapi
Manufaktur Abnormal tidak signifikan terhadap
yang Terdaftar Return Saham abnormal return saham
di Bursa Efek
Indonesia
20

2.6.2. Kerangka Pemikiran


Penelitian mengenai Pengaruh Arus Kas Dan Pertumbuhan Laba Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014 - 2018 Memiliki dua variabel bebas (X) atau
independent variabel dan satu variabel terikat (Y) atau variabel dependent.
Paradigma penelitian ini digambarkan sebagai berikut pada gambar 3.

Perusahaan Pertambangan di BEI

Laporan Keuangan

Arus Kas Pertumbuhan


Operasi Laba
(X1) (X2)
Harga Saham

Return Saham (Y)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
2.6.2.1. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activitien) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penerapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba perusahaan. Beberapa transaksi
seperti penjualan barang dan jasa, penerimaan royalti, dan pembayaran kas kepada
karyawan, dapat menimbulkan keuntungan yang dimasukkan dalam perhitungan laba
bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi semacam itu merupakan arus kas dari
aktivitas operasi. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi akan
memberikan sinyal positif kepada investor, akibatnya investor akan membeli saham
perusahaan tersebut yang pada akhirnya meningkatkan return saham.
21

2.6.2.2. Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Return Saham


Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung
harga sahamnya juga akan meningkat. Jika perusahaan memperoleh laba yang
semakin besar, maka secara perusahaan akan mampu membagikan return yang
semakin besar dan akan berpengaruh secara positif terhadap return saham. Arus kas
operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan pertumbuhan laba dapat
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Arus kas dan
pertumbuhan laba dapat juga dipakai sebagai sinyal peringatan awal terhadap
kemunduran kondisi keuangan yaitu dengan membandingkan dengan tahun
sebelumnya. Berdasarkan laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi yang
penting bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila perusahaan
memiliki laba yang cukup tinggi dan arus kas yang memadai maka kondisi
perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan baik sehingga akan direspon
baik juga oleh investor. Sehingga para investor akan berinvestasi diperusahaan yang
memiliki laba yang cukup tinggi dan arus kas yang memadai oleh sebab itu para
investor akan mendapatkan return saham yang sesuai harapan.
2.6.2.3. Pengaruh Arus Kas Operasi dan Pertumbuan Laba terhadap Return
Saham
Arus kas operasi dan pertumbuhan laba dapat digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Arus kas operasi dan pertumbuhan laba dapat
juga dipakai sebagai sinyal peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan
yaitu dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan yang
berisi kandungan-kandungan informasi yang penting bagi keputusan investasi
seorang investor dimana apabila perusahaan memiliki laba yang cukup tinggi dan
arus kas yang memadai maka kondisi perusahaan tersebut secara finansial dapat
dikatakan baik sehingga akan direspon baik juga oleh investor. Sehingga para
investor akan berinvestasi diperusahaan yang memiliki laba yang cukup tinggi dan
arus kas yang memadai oleh sebab itu para investor akan mendapatkan return saham
yang sesuai harapan.
2.7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang khendak diuji kebenarannya
dengan melihat hasil analisis penelitian. Dari paparan diatas, dikembangkan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Ha1 : Arus Kas operasi berpengaruh Positif terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014 – 2018
Ha2 : Pertumbuhan Laba berpengaruh positif Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014 – 2018
Ha3 : Arus Kas operasi dan Pertumbuhan Laba secara bersama-sama berpengaruh
positif Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 - 2018

Anda mungkin juga menyukai