1. SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di
Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan
maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis),
ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika),
plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam
bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah
ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat
noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim
penghujan.
2. SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina
dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam)
produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.
3. JENIS
4. MANFAAT
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat
berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya
maksimal 700 m dpl.
3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber
air dan tidak dekat dengan jalan raya.
5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di
bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan
untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-
30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun
kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau
mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan
ikan.
9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan
alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup,
seperti enceng gondok.
11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal
50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa
sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
1. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
2. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
3. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
4. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
5. Kedalaman air 30-60 cm.
8. PANEN
1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat
dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan
dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah
5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan.
4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser
halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan
pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2
hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur
sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar
matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang
ada di kolam.
9. PASCAPANEN
1. Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan
sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau
kayu.
2. Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat
menyebabkan daging terasa pahit.
3. Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam
masakan.
32 Votes
Kebutuhan masyarakat akan protein hewani semakin meningkat, hal ini sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu sumber
protein hewani yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat.
Karena ikan ini sangat mudah dibudidayakan dan dapat hidup dan berkembang pada perairan yang
buruk. Semakin berkembangya usaha budidaya lele, kebutuhan benih dirasa masih kurang.
Berikut diuraikan secara singkat teknik pemijahan lele dumbo, yang dapat dilakukan pada lahan yang
sempit dan menggunakan sarana prasarana yang sederhana.
TEKNIK PEMIJAHAN
Sumber:
Warta Jaladri No. 03/01/05
BPPP Tegal
Jl. Martoloyo PO BOX 22 Tegal
Telp. 0283-356393, Fax. 0283-322064
E-mail : bp3tegal@dkp.go.id, bppp_tegal@plasa.com
Panduan Ternak Lele
July 23, 2010 by mastegar
Panduan Ternak Lele – Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air
yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh
masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif
rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara
lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk
yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya
perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang
berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang
gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai
FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan
rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele
Sangkuriang.
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di
alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-
udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan
komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi
dan produktivitas.
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik
pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan
produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi
ikan bagi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di
BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk
yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada
instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama
Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara
silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam
(F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi
yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar
Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara
induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpi.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap
dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila
budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan
lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan
kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam
tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat
memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam),
ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk
pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta
kelarutan oksigen dalam air.
pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam
tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam,
pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan
ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam
dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit
(kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat
selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu
pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang
terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang
papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis
saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan
pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon
yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat
ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.
Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada
yang lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah
tentang kesiapan kolam meliputi:
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka
dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan
memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada
keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga
sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk
memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15
gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan
alami.
b. Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok
tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit
dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
c. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya
didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama
24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak
panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu)
dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.
Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut
benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut
dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas
air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan
tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat
total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari.
Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan
rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan
bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
e. Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari,
dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan
dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan
kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain
penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu
diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam
ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil
tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang
airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk
dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau
jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.
Tabel 1
Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik.
Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi
pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan
menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi
(bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan
yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan
dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai
tanah kolam retak-retak.
Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum
dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram
dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik
Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik
1. Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-
Rp 3.250.000,-
2. Biaya Tetap
a. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-
b. Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,-
c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-
Rp 1.900.000,-
3. Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-
b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-
Rp 24.281.052,63
4. Total Biaya
Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63
= Rp 26.181.052,63
5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,
6. Pendapatan
Produksi – (Biaya tetap + Biaya Variabel)
= Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63)
= Rp 2.418.947,37
7. Break Event Point (BEP)
Volume produksi = 4.396,84 kg
Harga produksi = Rp 5.496,05
Raharjo Putera
1. Ikan ini cukup banyak penggemarnya di masyarakat (coba saja lihat warung-warung
pecel lele, ramai terus kan). Sekarang ini, ekspor lele sudah dilakukan oleh perusahaan
dari Belanda. Mereka sudah bisa mengekspor 20 ton lele per hari. vietnam mengekspor
70.000 ton lele pd tahun 2005 untuk pasar amerika dan eropa dengan kisaran harga $ 2,8/kg.
ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut
(Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis),
ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika),
plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Hewan
yang di Amerika Serikat disebut Cat Fish ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi
memelihara binatang dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda.
Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. hemat biaya pasir dan semen, serta
ongkos tukang bukan?
Isi kolam dengan air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM
yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan
didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam
harus dlm kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus
menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman
kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm. Air kondisikan alami seperti
di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Beri tanam-tanaman air juga bagus,
semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
sampai satu minggu jgn dulu kasih pakan (biarkan lele makan pakan alami tadi)
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang
dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. (terkadang
kalo beli bibit ada minimal order)
Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele.
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya
didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/M2
selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak
panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam
wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya
keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu
kolam.
PAKAN
——
berikan pakan dua kali dalam sehari. Pakannya adalah pelet dan menu tambahan
cacahan jeroan ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu tambahan ini
juga meningkatkan pertumbuhan lele. “Kalau biasanya sekilo ada tujuh ekor,
setelah diberi pakan tambahan sekilo cuma enam ekor,�
Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar
nambah-nambah zat makanan.
atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein
>32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai
ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus. atau dengan
jeroan ikan,atau ikan-ikan buangan(dipasar bnyk koq).
Andrew (warning) : piara lele bau (bagi yang sensitif bau) lho… harus tahan
juga wk wk wk
Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja,
buang.
1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor.
3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu
sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga
sekitar 1000 rupiah per ekor. (asumsi sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor lele)
Bibit lele biasanya dibeli dari pasar atau peternak lele (yang memproduksi
benih).
hati-hati dengan bibit yang kuntet (kaga bisa gede)
atau kalau kita sendiri punya lahan sangat luas, bisa membeli 3-4 pasang induk
yang siap bertelur (harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur
jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu tuh, kalau cara merawatnya berhasil banyak
yang berhasil hidup dan tumbuh besar, mungkin butuh kolam ukuran 3×4 m sebanyak
3-4 buah kolam untuk menampung telur.
Harga jual lele mencapai puncak paling mahal pada Januari. Pada bulan Januari
pasokan lele berkurang karena pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur
gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Berdasarkan pengalaman Vian, air
hujan bisa menurunkan derajat keasaman (pH) air kolam.
Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya
tahan lele sangat tinggi. “Asalkan air selalu penuh dan cukup pakan,�
kata semua pakar lele,
Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang
besar-besar sebesar batu baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu
baterai itu dipindahkan ke kolam lain. Tujuannya supaya dalam satu kolam ukuran
ikan lele seragam. Kalau tidak seragam lele yang kecil dimakan lele yang lebih
besar. sortir secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) untuk memisahkan ukuran
yang besar dan yang kecil untuk mencegah kanibalisme dan kerugian panen.
tehniknya: mungkin perlu punya lebih dari satu kolam, atau ada yang disekat
dengan jaring.
Seandainya pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen
memerlukan 30 karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam satu
periode pemeliharaan, pelet bisa dikurangi separuhnya.
Selain itu, masa panen (ukuran konsumsi) lele relatif lebih cepat daripada ikan
konsumsi lainnya. “Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar delapan bulan. Lele
sekitar 50 hari,� kata seorang peternak lele.
Andrew :
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. jadi pikirkan
trick-tricknya biar tidak di PATIL wk wk wk
Selamat mencoba!
kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke
atas kolam, lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan
Jangan lupa, perdalam ilmu memelihara ikan dengan menggali ilmu dari buku-buku
di toko buku.
COBA AJA
DULU….
Buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30 cm, tanah galian lalu urug-kan
saja ke sekitar pinggir calon kolam. Terus beli terpal plastik yang banyak dijual di toko,
seharga 50 ribuan (yang lebih mahal juga ada), tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus.
Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi
permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari
tanah sekitarnya. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena
cahaya langsung matahari.
info: Kalau air terlalu dangkal ukuran lele menjadi terlalu pendek karena ikan kurang
bergerak.
Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang
bukan?
Isi kolam dengan air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah
diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1
minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm kondisi air tdk jalan
krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah
sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm. Air
kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Beri tanam-tanaman air juga
bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
sampai satu minggu jgn dulu kasih pakan (biarkan lele makan pakan alami tadi)
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa,
harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. (terkadang kalo beli bibit ada minimal order)
Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele.
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya
didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/M2 selama
24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke
kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air
kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah
teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju
lingkungan yang baru yaitu kolam.
PAKAN
——
berikan pakan dua kali dalam sehari. Pakannya adalah pelet dan menu tambahan cacahan
jeroan ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu tambahan ini juga
meningkatkan pertumbuhan lele. “Kalau biasanya sekilo ada tujuh ekor, setelah diberi
pakan tambahan sekilo cuma enam ekor,�
Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat
makanan.
atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt
diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal
tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus. atau dengan jeroan ikan,atau ikan-ikan
buangan(dipasar bnyk koq).
Andrew (warning) : piara lele bau (bagi yang sensitif bau) lho… harus tahan juga wk wk wk
Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang.
1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor.
3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu sekitar 3
bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah
per ekor. (asumsi sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor lele)
Bibit lele biasanya dibeli dari pasar atau peternak lele (yang memproduksi benih).
hati-hati dengan bibit yang kuntet (kaga bisa gede)
atau kalau kita sendiri punya lahan sangat luas, bisa membeli 3-4 pasang induk yang siap
bertelur (harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur jumlahnya bisa
mencapai ratusan ribu tuh, kalau cara merawatnya berhasil banyak yang berhasil hidup dan
tumbuh besar, mungkin butuh kolam ukuran 3×4 m sebanyak 3-4 buah kolam untuk
menampung telur.
soal pemasaran, bisa di lingkungan kita sendiri, tawarkan ke pengumpul benih, atau yang
sudah besar tawarkan ke warung-warung makan lele atau jual ke pasar, ke tukang sayur
keliling, pemancingan2 ikan lele, dll harganya mungkin +/- Rp. 7000/kg
Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf ‘r’-nya (mei, juni,
juli,agustus ?) Mengapa? Pada bulan-bulan itu banyak petani lele mengobral lelenya dengan
harga murah karena mereka butuh biaya sekolah anak-anaknya
Bikin saja tulisan di depan rumah “JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH”
Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa.
Harga jual lele mencapai puncak paling mahal pada Januari. Pada bulan Januari pasokan lele
berkurang karena pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur gagal menetas lantaran
pengaruh musim hujan. Berdasarkan pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan derajat
keasaman (pH) air kolam.
Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya tahan lele sangat
tinggi. “Asalkan air selalu penuh dan cukup pakan,� kata semua pakar lele,
Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang besar-besar sebesar
batu baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu baterai itu dipindahkan ke kolam lain.
Tujuannya supaya dalam satu kolam ukuran ikan lele seragam. Kalau tidak seragam lele yang
kecil dimakan lele yang lebih besar. sortir secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) untuk
memisahkan ukuran yang besar dan yang kecil untuk mencegah kanibalisme dan kerugian
panen.
tehniknya: mungkin perlu punya lebih dari satu kolam, atau ada yang disekat dengan jaring.
Seandainya pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen memerlukan 30
karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam satu periode pemeliharaan,
pelet bisa dikurangi separuhnya.
Selain itu, masa panen (ukuran konsumsi) lele relatif lebih cepat daripada ikan konsumsi
lainnya. “Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar delapan bulan. Lele sekitar 50 hari,�
kata seorang peternak lele.
Andrew :
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. jadi pikirkan trick-tricknya biar
tidak di PATIL wk wk wk
Selamat mencoba!
kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke atas
kolam, lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan
Jangan lupa, perdalam ilmu memelihara ikan dengan menggali ilmu dari buku-buku di toko
buku.
PERSIAPAN KOLAM DI KAMPUNG LELE
Persiapan kolam dilakukan sebelum penebaran benih dikolam. Persiapan
perlu dilakukan untuk meningkatkan daya dukung kolam sehingga ikan
yang dibudidayakan tingkat mortalitas rendah dan pertumbuhan ikan
dapat cepat sehingga panen lebih cepat. Persiapan kolam yang dilakukan
antara lain :
1. Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk meningkatkan produksi,
memperbaiki pematang, salah satu bentuk kontrol alami terhadap
pengganggu ataupun predator, menyebabkan terjadinya mineralisasi dari
kandungan organik dan mengoksidasi asam organik, dan dapat
menguapkan racun-racun yang ada di kolam budidaya sebelumnya,
dimungkinkan berasal dari sisa pakan, feses. Pengeringan meningkatkan
pH tanah, pengeringan dasar kolam yang dilakukan para pembudidaya
kampung lele dilakukan selama 2 – 3 hari, tetapi saat cuaca tidak
mendukung seperti pada musim hujan maka pengeringan tidak dilakukan
tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur yang salah satu
fungsinya adalah mematikan hama, stabilisator pH tanah dan air
sehingga dapat meningkatkan produksi sama seperti fungsi pengeringan.
2. Membersihkan lumpur dan sampah
3. Pengapuran
4. Pemupukan
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air,
dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga
kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar.
Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah.
Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain :
SUMBER :
farida ulfa kumala. 2010. laporan Kerja Lapangan. Pembesaran Lele
dumbo di kampung Lele, Boyolali. jurusan perikanan. fakultas pertanian.
universitas gadjah mada.
Panduan lengkap budidaya
ikan lele
BAGIKAN:
Budidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya yang terus berkembang.
Pemerintah juga gencar memberikan dukungan melalui riset benih lele unggul dan kampanye
gerakan makan ikan. Sehingga bermunculan sentra-sentra budidaya ikan lele di sejumlah
daerah.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, budidaya ikan lele sebaiknya tidak dilakukan
secara sampingan atau sekadar kegiatan subsisten. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan
tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan daging yang
baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila
dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen
pembesaran. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas budidaya ikan lele segmen
pembesaran. Berikut kami uraikan tahap-tahap persiapannya.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele.
Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan dan
ketersediaan tenaga kerja terampil. Lalu, cocokkan dengan sumber dana yang kita miliki.
Perlu diperhatikan bahwa setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita hanya
membahas kolam tanah saja, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para
peternak ikan.
a. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama
pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan,
apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang
menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari sisa-sisa priode
budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar
mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan
tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang
tertimbun di dalam tanah. Selain penggemburan, lakukan pengangkatan lapisan lumpur hitam
berbau busuk yang biasanya terdapat di dasar kolam. Karena lumpur hitam tersebut
menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari
tumpukan sisa pakan yang tidak habis pada periode budidaya ikan lele sebelumnya.
b. Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan dasar kolam.
Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar kapur meresap ke bagian dalam.
Dosis yang diperlukan untuk pengapuran dasar kolam adalah 250-750 gram per meter
persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak
kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Pupuknya menggunakan paduan pupuk
organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organiknya bisa pupuk kandang ataupupuk
kompos, dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan dosis pupuk
kimianya adalah urea 15 gram per meter persegi dan TSP 10 gram per meter persegi.
Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton
dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
c. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam
harus dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40
cm. Pada ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan
memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang
sudah ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, baru
benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan
pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Budidaya lele seperti kebiasaan peternak ikan ini berkembang terutama di daerah
dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa (pantura) dari Bekasi, Indramayu,
hingga sekitar Cirebon. Meskipun sebetulnya peternak lele di dataran menengah pun
tidak sedikit juga yang melakukan usaha budidaya lele ini.
Cara atau kebiasaan budidaya peternak ikan lele seperti tersebut di atas tentu saja
memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kelebihannya adalah budidaya dapat
dilakukan secara sederhana di belakang rumah dengan biaya terjangkau, serta
memanfaatkan lahan sempit. Sementara itu, kelemahannya adalah hasil produksi
lele belum sesuai harapan, karena penerapan teknologi budidaya belum intensif.
Kadang-kadang keuntungannya pun sangat kecil, bahkan tidak jarang mereka
mengalami kerugian. Namun, jika dibekali pengetahuan tentangbudidaya lele secara
benar niscaya hal ini dapat diminimalisir.
Induk lele yang akan dipijahkan pada budidaya pembenihan ini harus memenuhi
persyaratan pemijahan. Kriteria pemenuhannya adalah sudah berumur minimal 1
tahun. Tidak hanya itu, syarat terpenting dan harus terpenuhi adalah baik induk
ikan betina maupun induk ikan jantan, kondisinya telah matang kelamin.
Setelah tempat pemijahan dipersiapkan, induk lele jantan dan lele betina ditangkap
dari kolam induk menggunakan waring (jaring bermata kecil). Penangkapan induk
ikan tersebut harus dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak stress. Induk lele hasil
tangkapan kemudian dimasukkan ke dalam kolam ikan pemijahan. Untuk satu
kolam pemijahan lele berukuran 2 m², jumlah induk ikan yang dipijahkan cukup 1
pasang. Jika lebih dari 1 pasang, dikhawatirkan selama proses pemijahan
berlangsung akan terjadi perkelahian antara induk-induk lele tersebut, sehingga
proses pemijahan tidak dapat berlangsung sempurna. Di samping itu, kerugian
lainnya adalah induk ikan yang terlibat perkelahian akan mengalami luka-luka serta
kondisinya lemah.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi tubuh induk-induk ikan yang
akan dipijahkan harus telah memenuhi persyaratan standar. Persyaratan tersebut di
antaranya adalah harus matang kelamin dan berumur tidak kurang dari 1 tahun.
Ciri-ciri induk lele betina siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian perut ikan tampak membesar ke arah anus, jika diraba terasa lembek.
2. Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.
3. Jika bagian perut lele secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir
telur berwarna kekuning-kuningan berukuran relatif besar.
4. Pergerakannya lamban dan jinak.
Kedua ekor induk lele jantan dan betina yang telah matang kelamin atau matang
gonad tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kolam pemijahan ikan. Untuk
memberikan waktu penyesuaian dengan keadaan di kolam ikan pemijahan,
pelepasan induk lele sebaiknya dilakukan sebelum pukul 10.00 pagi. Demikian juga
untuk menghindari agar induk ikan yang sedang dipijahkan tidak meloncat keluar,
maka bagian atas kolam pemijahan lele harus diberi penghalang, misalnya
menggunakan papan, triplek, atau bilah bambu. Pemasangan penghalang tersebut
jangan terlalu dekat dengan permukaan air kolam ikan, karena dapat mengganggu
proses pemijahan. Pemijahan biasanya akan terjadi pada malam hari menjelang
pagi, yaitu sekitar pukul 24.00-04.00.
Pada budidaya lele secara tradisional ini, proses pemijahan ikan terjadi secara alami.
Induk ikan betina akan melepaskan telurnya pada kakaban yang sudah disiapkan.
Pada saat yang sama induk lele jantan akan melepaskan sperma untuk membuahi
telur ikan betina tersebut. Pembuahan tersebut terjadi di luar tubuh ikan. Pemijahan
lele secara tradisional memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah ketidakpastian
induk lele tersebut akan memijah. Pemijahan dengan cara ini bisa berlangsung
dalam satu malam, tetapi juga bisa berlangsung pada malam kedua, bahkan
kadang-kadang induk ikan tidak memijah sama sekali selama beberapa malam.
Ketidakpastian tersebut biasanya dipengaruhi oleh tingkat kematangan kelamin
induk ikan yang tidak sempurna atau manipulasi kondisi lingkungannya kurang tepat
sehingga penyesuaian induk lele terhadap tempat pemijahan menjadi terhambat.
1. Buatlah denah atau gambar kolam penetasan dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah
induk ikan betina yang dipijahkan dan berbentuk persegi empat.
2. Tancapkan tiang atau patok bambu atau kayu sedikit lebih tinggi daripada tinggi kolam
ikan, kurang lebih sekitar 30 cm dari permukaan tanah.
3. Buat kerangka kolam, kerangka ini dihubungkan ke setiap tiang yang telah ditancapkan.
Agar lebih kuat, kerangka tersebut sebaiknya dipaku ke setiap tiang.
4. Setelah kerangka kolam ikan siap, maka langkah selanjutnya adalah memasang plastik
terpal sebagai tempat penampung air. Ukuran plastik terpal disesuaikan dengan ukuran
kolam ikan. Jika menggunakan plastik terpal terlalu lebar maka akan menghabiskan
banyak biaya. Plastik terpal tersebut dipasang di bagian dalam kerangka lalu diikatkan ke
kerangka yang sudah dipasang. Agar lebih kuat, ikatan dibuat berjarak tidak lebih dari 20
cm, sehingga plastik terpal yang sudah terpasang dapat menahan beban air yang
mendesak keluar kolam.
5. Ketinggian air dalam kolam penetasan ikan antara 15-20 cm. Ketinggian tersebut dengan
pertimbangan bahwa benih atau larva ikan masih berukuran sangat kecil. Sehingga
diperkirakan cukup untuk menopang pertumbuhan benih atau larva lele hingga tahan
budidaya pendederan. Selain itu, jika ketinggian air kolam penetasan lele terlalu tinggi,
dikhawatirkan akan terjadi perbedaan atau perubahan suhu secara signifikan, sehingga
benih atau larva lele banyak yang mati.
Peluang pengembangan usaha perikanan bidang penangkapan ikan sejak tahun 2004 mulai mengalami stagnasi
karena over fishing. Untuk menutupi kekurangan produksi ikan dan terus meningkatkan konsumsi ikan, maka
Kementerian Kelautan Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mengambil kebijakan untuk melakukan
revitalisasi bidang budidaya perikanan.
Visi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yaitu Perikanan Budidaya sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi andalan melalui sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk
dapat mencapai visi tersebut, maka salah satu kebijakan yang mendukung adalah pengembangan kawasan
pembudidayaan di air tawar, payau dan laut yang berbasis IPTEK sesuai daya dukung lahan dengan tetap
menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan hidup guna mewujudkan sistem usaha budidaya yang
berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan.
Dalam pencapaian visi tersebut, terdapat banyak kendala yang dihadapi baik kendala internal maupun eksternal.
Dan salah satu kendala yang menjadi awal dari kurangnya produksi ikan budidaya adalah belum banyak
dikuasainya teknik pembenihan ikan. Dengan dikuasainya teknik pembenihan, maka stok benih melimpah dan
akan dapat mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi yang kurang maksimal perkembangannya karena
kurangnya stok benih.
Perikanan budidaya air tawar memiliki peluang pengembangan produksi yang sangat besar jika didukung dengan
peningkatan produksi benih. Untuk itu perlu adanya intensifikasi usaha pembenihan secara terintegrasi untuk
merealisasi peningkatan produksi tersebut. Namun demikian, peningkatan produksi benih tersebut harus tetap
mengacu pada Good Management Practice (GMP), dan untuk dapat mencapai GMP, pembesaran harus
menerapkan standar Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
Mengingat vitalnya peran dari pengetahuan dan ketrampilan pembenihan ikan yang sesusai dengan CBIB, maka
disusunlah bahan ajar ini agar dapat mengarahkan pada para pelaku usaha budidaya ikan lele pada CBIB.
Sehingga target pengembangan dan pencapaian visi dari direktorat jenderal perikanan budidaya dapat tercapai.
Pertama kita bersihkan dahulu pekarangan/ lokasi untuk pembuatan kolam dengan desain kemiringan
diletakkan pada bagian paling tengah (pusat), dengan kemirigan + 10 cm, ini bertujuan agar endapan dapat
mengumpul pada satu titik, sehingga pada titik tersebut akan ada semburan aerasi, sehingga tidak akan terjadi
pegendapan kotoran.
Setelah itu pasagan paralon dengan dari sumbu ke pinggir/ batas luar kolam dan keduanya dipasang knee dan di
lem dengan lem paralon, posisikan paralon agar tidak sejajar atau menjorok keluar area kolam agar air dapat
terbuang semua. Kemudian ratakan dengan tanah kembali.
Saluran pembuangan
Setelah pembuatan saluran pembuangan selesai selajutnya kita memasang besi wiremes yang berfungsi untuk
menyangga terpal, mula-mula besi kita potong sesuai ukuran, kemudian kita satukan sehingga menjadi bentuk
bulat, pada pertemuan besi wiremesh tersebut kita satukan dengan cara kita ikatkan salah satu besi dengan
sehigga akan menyatu dengan kuat.
Selanjutya kita pasang penutup bagian dalam wiremesh dengan karpet talang kita ukur sesuai kebutuhan dan
kita pasang di dalam besi wiremesh kemudian kita ikat dengan kawat bendrat agar tidak lepas, ini bertujuan
untuk menghindari benjolan-benjolan yang diakibatkan oleh air ketika kolam sudah diisi oleh air.
Besi Wiremesh
B. PEMASANGAN AERASI
Aerator berfungsi selain sebagai penyuplai oksigen di media (air) aerator ini juga berfungsi sebagai alat
pegadukan yang sangat dibutuhkan dalam sistem budidaya Biofloc 2 ini, didalam sistem ini pegadukan dan
penambahan oksigen ke media sangat berpegaruh pada pembetukan floc.
Pada dasarnya instalasi aerator sangatlah mudah, pertama kita siapkan aerator kemudian dipasang saluran
outlet kemudian kita pasang selang sesuai kebutuhan pada kolam kita, selajutnya lubang output aerator yang
tidak terpakai kita tutup menggunakan selang yang kita potong dan kita satukan dengan lubang yang tidak
terpakai sebelahnya atau dengan cara kita bakar salah satu ujung selang sehingga akan tertutup salah satu
lubangnya.
Aerator
Airstone ini berfungsi sebagai pemecah oksigen agar dapat terurai menjadi kecil/ lembut keluarannya, sehingga
oksigen yang akan terlarut semakin sempurna, pemasangan airstone kita hanya tinggal memasangkan airstone
dengan selang yang sudah terhubung dengan aerator.
Penempatan airstone hendaknya diletakan pada area tengah kolam bundar, sehingga pengadukan dapat lebih
sempurna dan menyebar ke segala penjuru.
Penempatan batu aerasi
Membuat sendiri pakan lele
alternatif
BAGIKAN:
Pakan merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele.
Sekitar dua per tiga biaya produksi ikan lele dibelanjakan untuk pakan. Sialnya harga pakan
lele tidaklah murah karena sebagian besar bahan bakunya diimpor. Hal ini banyak dikeluhkan
para peternak ikan.
Untuk menjawab kendala di atas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara membuat
pakan lele alternatif dan sebagai subtitusi pelet buatan pabrik. Terdapat dua tipe pakan
alternatif yang akan dipaparkan di sini, yakni pakan dari bahan-bahan utama dan pakan yang
dengan memanfaatkan sisa-sisa. Pakan dari bahan-bahan utama dibuat dari bahan-bahan yang
memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Sedangan pakan tambahan
didapatkan dari bahan-bahan organik sisa atau yang harganya murah dan ketersediaanya
melimpah.
Kandungan nutrisi pakan
Pakan lele yang baik harus memenuhi rasio pemberian pakan dengan penambahan bobot
tubuh kurang dari satu (Feed Conversion Ratio/FCR>1). Artinya, setiap pemberian pakan
sebanyak 1 kg akan menambah bobot tubuh sebanyak 1 kg. Jadi semakin kecil rasio FCR-
nya, semakin baik pakannya.
Penyediaan pakan lele untuk pakan utama harus memiliki kandungan nutrisi yang lengkap.
Pakan tersebut harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein
berfungsi sebagai sumber energi utama. Jenis ikan karnivora semacam lele membutuhkan
protein yang tinggi yaitu lebih dari 35% dari berat pakan.
Lemak dibutuhkan sebagai sumber energi tambahan penting. Selain sebagai sumber energi,
lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup ikan, melarutkan beberapa jenis vitamin dan
menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air. Penambahan lemak pada pakan juga
mempengaruhi rasa dan mutu pakan. Lele membutuhkan lemak dengan kadar 4-5 persen dari
berat pakan. Kadar lemak tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan penimbunan
lemak pada usus dan hati ikan, sehingga ikan jadi kurang nafsu makannya.
Karbohidrat terdiri dari senyawa serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen. Fungsi utama
karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga
bisa menjadi bahan perekat dalam pembuatan pakan lele. Kandungan karbohidrat pada pakan
lele sebaiknya ada pada kisaran 4-6 persen.
Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah kecil, namun peranannya
sangat vital. Perannya untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh. Vitamin
umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, jadi harus dipenuhi dari luar atau pakan.
Kebutuhan vitamin akan menurun seiring dengan pertumbuhan besar ikan.
Satu lagi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil namun penting, yakni mineral. Mineral ini
memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang ikan dan dalam fungsi
metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan mikromineral. Makromineral ada dalam
konsentrasi tinggi dalam tubuh ikan diantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium
(Na), kalium (K), fosfor (K), klorida (Cl) dan sulfur (S). Sedangkan mikromineral antara lain
besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni) fluor
(F), krom (Cr), silikon (Si) dan selenium (Se).
Membuat pakan lele alternatif
Pakan alternatif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan utama pelet
yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan
proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu
kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi
kandungan protein yang ada.
Pakan lele alternatif yang kita buat harus disesuaikan dengan kebutuhan standar ikan lele
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (lihat kembali tabel di atas). Untuk itu,
ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah
kandungan protein. Berikut tabel berbagai bahan beserta kandungannya dalam satuan persen
(%):
Bahan Protein Lemak
Misalnya, kita ingin membuat pakan lele dari campuran 50 kg tepung ikan (kandungan
protein 62,9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%), apakah campuran tersebut memenuhi
kebutuhan protein ikan lele?
Jumlah protein dalam tepung ikan = 62,9% x 50 kg = 31,45 kg
Jumlah protein dalam dedak halus = 15,58 x 50 kg = 7,79 kg
Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg
Artinya dari total berat bahan baku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau 39,24% dari adonan tersebut
adalah protein. Hal ini mencukupi untuk pakan lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar
sebanyak 30%.
Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita bisa menambahkannya dengan berbagai vitamin ikan
yang tersedia di pasaran.
Membuat pakan lele tambahan
Disebut pakan tambahan karena tujuannya untuk melengkapi pemberian pakan utama.
Kandungan nutrisi pada pakan lele tambahan tidak bisa ditakar dengan tepat. Namun
kandungannya masih bisa kita kira-kira. Pemberian pakan lele tambahan dalam budidaya lele
intensif bisa menekan biaya pengeluaran pakan, sehingga peternak bisa menikmati
keuntungan yang lebih besar. Bahan-bahan berikut disarikan dari pengalaman-pengalaman
para peternak lele.
a. Limbah peternakan unggas
Beruntung bagi peternak yang lokasinya dekat dengan peternakan unggas (ayam atau puyuh).
Peternakan unggas biasanya menghasilkan limbah berupa ayam mati dalam jumlah yang
kontinyu. Limbah tersebut bisa kita gunakan untuk pakan lele. Karena ikan lele pada
hakikatnya adalan hewan karnivora.
Bangkai ayam atau puyuh sebaiknya tidak diberikan begitu saja untuk menghindari
terjangkitnya penyakit pada ikan. Bangkai harus dibersihkan terlebih dahulu bulu dengan cara
direbus. Selain menghilangkan bulu, proses perebusan berfungsi untuk membunuh bibit
penyakit yang mungkin terkandung dalam bangkai. Perebusan bisa dilakukan dalam drum-
drum besar.
Setelah direbus diamkan bangkai tersebut sampai dingin, lalu berikan pada ikan lele pada hari
yang sama. Pakan diberikan dengan cara digantung dan celupkan pakan dalam air kolam.
Setelah habis angkat kerangka yang tersisa jangan sampai menjadi residu dalam kolam.
b. Keong mas atau bekicot
Disebagian tempat, keong mas merupakan hama bagi petani padi. Kita bisa memanfaatkan
daging keong yang kaya protein untuk pakan lele tambahan. Keong mas mudah ditemukan di
daerah pesawahan. Cara mengumpulkannya pun mudah, apalagi kalau tempat kita ada di
pedesaan. Tinggal pasang plang, terima keong mas lalu nego, beres urusan.
Sama seperti bangkai unggas, keog mas hendaknya tidak diberikan secara langsung. Rebus
terlebih dahulu keong mas atau bekicot dalam air mendidih selama beberapa menit.
Perebusan ini fungsinya untuk mengempukan daging, memudahkan pelepasan cangkang, dan
membunuh bibit penyakit yang tidak dikehendaki. Setelah direbus, lepaskan cangkangnya
dengan cara dicukil menggunakan garpu. Kemudian, daging keong didinginkan dan
dicincang kecil-kecil.
c. Belatung
Belatung (maggot) merupakan sumber protein yang baik buat ikan lele. Belatung dihasilkan
dari lalat. Ada beberapa jenis belatung yang cocok untuk dijadikan, salah satunya dari
lalat black soldier fly (Hermetia illucens). Mengapa black soldier fly? Karena belatung ini
memiliki kandungan protein kasar hingga 40% dan menurut penelitan BBPBAT cocok untuk
pakan lele tambahan.
Untuk membiakkan belatung ini cukup sediakan ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan
asin dan bisa ditambahkan kotoran ayam. Caranya masukkan ampas tahu sebagai bahan
utama kedalam ember, lalu tambahkan air bersih dan aduk hingga rata. Kemudian tambahkan
ikan asin dan kotoran ayam, lalu tutup permukaannya dengan daun pisang kering agar
lalat black soldier fly mau bertelur. Tempatkan ember ditempat teduh dan terlindung dari air
hujan.
Setelah kira-kira 3 minggu atau bisa saja kurang dari itu, belatung sudah siap dipanen.
Caranya campurkan air pada media kultur, lalu saring untuk memisahkan media kultur dari
belatung. Belatung siap diberikan sebagai pakan lele. Untuk bahan baku media kultur
sebanyak 100 kg kira-kira akan dihasilkan belatung 60 kg. Perhatikan, jangan menyimpan
belatung segar terlalu lama karena bisa berubah menjadi lalat.
d. Ikan rucah
Bagi para peternak yang lokasinya berdekatan dengan tempat pelelangan ikan, opsi ini bisa
menjadi pilihan yang efektif. Ikan rucah atau ikan sisa tangkaapan yang kecil-kecil yang tidak
dikonsumsi manusia biasanya dijual dengan harga murah. Ikan ini bisa kita manfaatkan untuk
pakan lele tambahan.
Ikan rucah biasanya tidak banyak mengandung tulang atau duri. Bagi ikan rucah seperti ini
tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Bisa langsung dicincang dan diberikan pada
lele. Namun bagi ikan yang banyak mengandung tulang atau duri, sebaiknya direbus dahulu.